Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUH FAIZUL AL ISNAINI

NIM : A1C020151

KELAS :D

PRODI : S1 AKUNTANSI

PASAR VALUTA ASING

Tempat Terjadi Kasus :

Amerika Serikat (AS) dengan China

Tentang Kasus :

Perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China mulai membebani pasar valuta asing
(valas),memanfaatkan mata uang sebagai senjata untuk melawan perang dagang, sebagian negara
terpaksa mengeluarkan strategi defensif untuk bertahan terhadap dolar AS. Sejumlah bank
sentral di Asia lebih memprioritaskan ketahanan mata uang agar tetap stabil dan menjaga volume
dana keluar daripada melakukan devaluasi untuk meningkatkan daya saing dalam perdagangan.

Pejabat bank sentral di China, Korea Selatan, dan Indonesia merupakan sebagian dari otoritas
yang mengambil langkah untuk menguatkan mata uang mereka karena prospek depresiasi yang
lebih cepat meningkatkan keresahan atas potensi modal keluar.

Kekuatan mata uang yang bergolak menggeser fokus pasar terhadap China terkait bagaimana
negeri bambu tersebut akan menangani yuan yang diprediksi menjadi lebih murah. Para trader
opsi memperkirakan peluang renminbi melemah mencapai 35 persen pada akhir tahun mencapai
7 RMB per dolar AS, proyeksi tertinggi yang belum pernah terlihat sejak krisis keuangan. Pada
akhir Maret, probabilitasnya hanya 15 persen.
Penyebab Kasus :

"Dampak valuta asing (valas).yang sudah diperkirakan akan terjadi antara lain pengaruhnya
terhadap dolar AS, menguras cadangan devisa ekonomi berkembang dan mendorong investor
lebih intens di pasar tresuri. Pada akhirnya, hanya ada satu pemenang, dolar AS”

Penyelesaian Kasus

Hampir seluruh mata uang negara berkembang melemah sepanjang bulan ini terhadap
greenback,Onshore yuan adalah salah satu yang mencetak performa terburuk dengan pelemahan
2,5 persen pada Mei menjadi sekitar 6,9063 per dollar AS sampai dengan Rabu (22/5/2019), ini
merupakan level terendah yuan sejak 2018. Adapun, won Korea Selatan tergelincir pekan ini ke
titik terlemah selama lebih dari dua tahun. Pada saat yang sama rupiah Indonesia juga
mencatatkan level terendah sepanjang 2019.

Sementara nilai tukar yang melemah dapat meningkatkan ekspor, bank sentral memberi sinyal
tujuan mereka sekarang adalah untuk membendung keluarnya investor dari investasi dalam
negeri. Lisa Synning, seorang manajer uang di Stockholm mengatakan bahwa Korea Selatan
terekspos dampak perang dagang dari sektor teknologi sementara Indonesia merupakan salah
satu dari sekian negara yang rentan terhadap penguatan dolar.

Sementara itu Bank Indonesia, yang baru-baru ini melakukan intervensi pasar, mengatakan
akan berkoordinasi dengan bank dan institusi lainnya untuk menjaga stabilitas rupiah. Di China,
PBOC pada Rabu (22/5/2019), menetapkan bahwa yuan akan menguat pada level tertinggi dari
yang diperkirakan selama tiga hari berturut-turut. Kenaikan tingkat suku bunga, yang membatasi
pergerakan onshore yuan sebesar 2 persen di kedua sisi, membantu menghentikan penurunan
nilai mata uang terhadap valuta asing lainnya yang setara.

Daftar Referensi :https://ekonomi.bisnis.com/read/20190523/9/926560/perang-dagang-


jatuhkan-valuta-asing

Anda mungkin juga menyukai