Anda di halaman 1dari 5

Berita Biologi Volume 6, Nomor 5, Agustus 2003

Edisi Khusus Kebun Biologi Wamena dan Biodiversitas Papua

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Pseudomonas DARITANAH


KEBUN BIOLOGI WAMENA DAN UJIAWAL SEBAGAI
AGENBIOKONTROL Fusarium
[The Isolation and Identification of Pseudomonas from
The Wamena Biological Gardens Soil and Its Preliminary Test as
Biocontrol Agent on Fusarium]

HJD Latupapua danNNurhidayat

Bidang Mikrobiologi, Puslit. Biologi- LIPI

ABSTRACT
Pseudomonas bacteria plays essential role in soil ecology such as decomposer and biological control. The bacteria were isolated on
selective media and identified from five soil samples taken within area of Wamena Biological Gardens. There are six species
Pseudomonas were indentified based on morphological characters and biochemical reaction. P. striata was found to be common in
soil of the area. No pathogen Pseudomonas was indentified in all soil samples. Preliminary study on biological control for fungal
pathogen Fusarium indicated that P. fluorescens, P. striata and P. cepacia have ability to inhibit Fusarium growth in vitro.

Kata kunci/ Keywords: Isolasi/isolation, identifikasi/identification, Kebun Biologi Wamena/The Wamena Biological Gardens,
Pseudomonas, Fusarium, Biokontrol/Biocontrol.

PENDAHULUAN sebagai penyebab busuk batang dan bercak daun pada


Sebagai unsur biotik, temyata aneka jenis tanamanjagung(StyerdanCantlifre, 1984).
tumbuhan, binatang dan mikroba berperan dalam Hingga saat ini, pengembangan pertanian di
pengembangan ciri suatu ekosistem. Mikroba tanah Kabupaten Jayawijaya belum mengenal cara
merupakan salah satu bagian penting yang berperan pengendalian hama penyakit secara kimiawi. Juga kasus
dalam dinamika interaksi unsur biotik. Banyak jenis gangguan penyakit pada tanaman secara mencolok belum
mikroba tanah telah dicacah dan diidentifikasi ditemukan. Walaupun demikian perkembangan laju
potensinya. Salah satu jenis ini adalah Pseudomonas. pembangunan di kawasan ini makin cepat sehingga dapat
Perannya dapat berakibat negatif maupun positif. Jenis berpengaruh pada ekosistem asli kawasan ini. Perubahan
bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae diketahui ekosistem ini akan terjadi juga pada perkembangan aneka
sebagai penyebab penyakit pada tanaman tomat jenis mikroba non-patogen maupun patogen. Proses
(Lycopersiconesculentum)(Gitaitisetal, 1985). Penyakit perubahan ekosistem ini memungkinkan dapat terjadi
pada tanaman tersebut dapat pula disebabkan oleh P. ledakan pertumbuhan mikroba patogen tanaman
syringae pv. tomato (Bonn et al., 1985, Fackrell dan Sinha, sehingga diperlukan upaya pengendaliannya.
1985, Getz et al, 1983). Infeksi bakteri ini dapat Berkaitan dengan ini, biokontrol akan menjadi
mengakibatkan produksi berkurang, kematangan buah bagian penting dalam sistem pertanian di daerah ini.
tertunda dan kualitas buah berkurang karena terjadi Pertimbangan lainnya adalah karena adanya
bercakpadakulitbuah(Getze/a/, 1983).Namunbeberapa kecenderungan konsumen pada akhir-akhir ini lebih
jenis Pseudomonas memiliki kemampuan antagonis memilih produk pertanian yang alamiah, bebas residu
terhadap pertumbuhan mikroba lainnya. Selain bakteri, bahan kimia dan ramah lingkungan. Dalam hal ini,
juga dikenaljamur sebagai agen patogen tanaman. Jamur penggunaan pestisida berbasis bahan kimia sintesis tidak
Fusarium spp. diketahui sebagai penyebab penyakit lagi menjadi primadona, makin kurang popular karena
busuk akar pada tanaman pisang (Wardlaw, 1961) dan selain berbahaya bagi kesehatan manusia juga dapat
tomat (Sivan dan Chet, 1993). Fusarium moniliforme berdampak negatif bagi kualitas lingkungan.

649
Latupapua dan Nurhidayat - Isolasi dan Identifikasi Pseudomonas

Belum banyak informasi mikrobiologis tanah dari 30 menit. Satu ml suspensi yang terbentuk kemudian
Kebun Biologi Wamena, Papua. Sampai saat ini belum diencerkan hingga 10"4 dan disebarkan merata pada
ada data yang mengungkapkan keberadaan medium selektif Difco Pseudomonas Isolation Agar
Pseudomonas dan peran ekologisnya dalam tanah di yang dibuat sesuai petunjuk pabrik pembuatnya.
kebun ini. Sementara ini, sejumlah jenis bakteri telah Bakteri kemudian ditumbuhkan pada kondisi suhu
diketahui memiliki peran ekologis penting yang kamar selama 48 jam. Koloni yang terbentuk
berpotensi ekonomis yaitu sebagai agen biokontrol jamur kemudian diseleksi dan diidentifikasi.
patogen pada tanaman. Konfirmasi dan identifikasi jenis Pseudomonas
Dari penampakan jenis tanah, Kebun Biologi dilakukan melalui serangkaian pengamatan morfologis
Wamena memiliki keunikan ragam jenis tanah. dan reaksi biokimia konvensional yang mengacu pada
Beberapa bagian lahan memiliki tanah berwarna antara metoda standar Bergey.
lain hitam, coklat, merah, merah-kuning dan kuning. Uji pendahuluan untuk mengetahui potensi
Keunikan dan keragaman jenis tanah termaksud isolat Pseudomonas dilakukan dengan
dapatkah mencerminkan keunikan dan keragaman jenis menumbuhkannya pada media agar nutrisi yang
mikroba yang hidup di dalamnya. diperkaya dengan 10 % ekstrak tanah asal Wamena
Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk yang telah disebari suspensi jamur Fusarium. Potensi
mengungkapkan keanekaragaman spesies Pseudomonas kualitatif ditentukan dengan menentukan skor positif
dari ragam sejumlah jenis tanah di Kebun Biologi untuk isolat yang menunjukkan penghambatan
Wamena dan potensinya sebagai agen biokontrol jamur pertumbuhan jamur uji dan negatif untuk keadaan
patogen. sebaliknya.
Analisis C, N, P dan K yang terkandung di
BAHAN DAN CARA KERJA tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Institut
Tanah conto (soil sample) diambil secara acak di Pertanian Bogor. (Tabel 1)
beberapa bagian Kebun Biologi Wamena berdasarkan
warna tanah dan kondisi vegetasi pada kedalaman 0 HASIL
sampai 15 cm tanggal 25 Oktober 2000. Tanah Hasil isolasi Pseudomonas dari lima macam
dimasukkan ke dalam kantung-kantung plastik hitam tanah Kebun Biologi Wamena serta kepadatan
kemudian segera dibawa ke Bogor dan disimpan di lemari populasinya dapat dilihat pada Tabel 2.
pendingin hingga penelitian dilakukan. Hasil uji in vitro daya penghambat pertumbuhan
Sepuluh gram tanah contoh dihomogenasikan jamur Fusarium oleh bakteri Pseudomonas tampaknya
dalam 500 ml larutan 0,25% sodium pirofosfat selama bervariasi seperti tertera pada Tabel 3.

Tabel 2. Jumlah populasi Pseudomonas dan spesies teridentifikasi dari tanah Kebun
Biologi Wamena.
Jumlah Pseudomonas
Tanah (CFXJ/gram) Spesies
3
Merah 5,00 x 10 P. arvilla, P. oleovorans
4
Kuning 3,60 x 10 P. fluorescens, P striata, P. putida
4
Coklat Kuning 8,50 x 10 P. putida, P. arvilla, P.striata
s
Coklat 1,32 x 10 P. slriata, P. cepacia
5
Wiep 1,46 x 10 P. striata

650
Berita Biologi Volume 6, Nomor 5, Agustus 2003
Edisi Khusus Kebun Biologi Wamena dan Biodiversitas Papua

Tabel 3. Hasil uji kualitatif penghambatan pertumbuhan in vitro Fusarium spp. oleh isolat Pseudomonas

Tanah Conto dan Isolat Pseudomonas Penghambatan Pertumbuhan Fusarium spp


Merah: P. arvilla -
P. oleovorans -
Kuning: P. fluorescens +
P. striata +
P. putida -
Coklat Kuning: P. putida -
P. arvilla -
P. striata +
Coklat: P. striata +
P. cepacia +
Wiep: P. striata +

Tabel 1. Kandungan hara utama tanah Kebun Biologi Wamena.


Kandungan Hara Utama
C% N% P ppm K me/lOOg
Merah 0,62 0,06 0,3 0,07

Kuning 0,51 0,05 0,4 0,005

Coklat Kuning 0,69 0,06 0,2 0,07

Coklat 2,47 0,23 2,7 0,10

Wiep 3,05 0,30 3,9 0,36

PEMBAHASAN banyak dari pada tanah yang cerah. Hasil analisis


Jenis-jenis Pseudomonas yang diisolasi dari kandungan kimia di Laboratorium Ilmu Tanah Institut
sejumlah tanah berasal dari Kebun Biologi Wamena Pertanian Bogor (IPB) memperlihatkan bahwa tanah
mempertegaskan bahwa tanah di kawasan ini belum berwarna gelap, kehitaman yang ditumbuhi wiep
mengalami kontaminasi dari bakteri patogen tanaman (Grevillea papuana) serta tanah coklat yang
marga ini. Dari enam jenis Pseudomonas yang berhasil ditumbuhi alang-alang (Imperata cylindrica)
diisolasi ternyata tergolong bakteri non-patogen mengandung C lebih banyak dari tanah berwarna
seperti tertera pada Tabel 2. Telah diketahui kuning yang ditumbuhi alang-alang. Seperti tertera
kemampuan P. putida menghambat pertumbuhan pada Tabel 1, tanah di bawah tegakan wiep dan yang
mikroba patogen Erwinia spp. (Colyer dan Mount, berwarna coklat mengandung C masing-masing
1984). sebanyak 3,05% dan 2,47% sedangkan tanah kuning
Data pada Tabel 2, juga memperlihatkan bahwa mengandung C sebanyak 0,51%. Juga hasil analisis N
jumlah Pseudomonas terisolasi dari tanah cerah P dan K memperlihatkan keadaan serupa. Kandungan
(merah, kuning dan coklat-kuning) lebih rendah dari N di tanah wiep, coklat dan tanah kuning masing-
pada tanah gelap (wiep dan coklat). Tanah berwarna masing 0,30%, 0,23% dan 0,05%, kandungan P masing-
gelap dapat mengandung jumlah bahan organik lebih masing 3,9 ppm, 2,7 ppm dan 0,4 ppm serta kandungan

651
Latupapua dan Nurhidayat - lsolasi dan Identifikasi Pseudomonas

K masing-masing 0,36 me/100 g, 0,10 me/100 g dan (Suslow dan Schroth dalam Aspiras dan de la Cruz,
0,05 me/100 g. Berdasarkan hasil analisis tanah ini, 1986).
tampak bahwa kandungan C, N, P dan K yang tinggi Penghambatan pertumbuhan ini dapat
menciptakan populasi Pseudomonas yang tinggi merupakan mekanisme persaingan dimana bakteri lebih
pula. cepat tumbuh kemudian mengeluarkan metabolit yang
Hasil isolasi seperti tertera pada Tabel 2 dan menghambat pertumbuhan jamur. Pernyataan ini
3, ternyata tanah berwarna cerah (kuning dan coklat seperti dikemukakan oleh Mazzola et al (1995) bahwa
kuning) menunjukkan keragaman jenis Pseudomonas beberapa jenis antiobiotik seperti agrocin, herbicolin,
lebih tinggi dari pada tanah berwarna gelap (tanah oomycin A, phenazines, pyoluteorin telah diketahui
wiep). Kenyataan ini diduga ada kaitannya dengan dapat diproduksi Pseudomonas untuk menekan
kandungan unsur mikro. pertumbuhan jamur patogen. Bahan anti jamur
Pseudomonas striata dijumpai di hampir semua phenazine-1-carboxylic acid (PCA) dan 2,4-
tanah sehingga dapat dikatakan sebagai spesies diacetylphloroglucinol (Phi) yang diproduksi oleh
yang umum terdapat di Kebun Biologi Wamena. Spesies Pseudomonas fluorescens telah dikarakterisasi dan
ini bersama P. fluorescens dan P. cepacia merupakan digunakan sebagai agen biokontrol. Dengan demikian
spesies umum terdapat pada tanah-tanah daerah tropis selain menghasilkan bahan anti jamur, dan dapat
yang kaya nutrisi (Lim, 1998). tumbuh cepat serta agresif maka bakteri P. fluorescens
Pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa beberapa memiliki kemampuan bersaing dengan mikroba
isolat Pseudomonas teridentifikasi menunjukkan patogen seperti jamur Fusarium maupun bakteri
aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan patogen P. solanacearum.
secara in vitro pada jamur patogen Fusarium spp. Mekanisme lainnya yang ditunjukkan P.
Isolat P. fluorescens, P. striata dan P. cepacia fluorescens adalah dengan mensekresikan suatu
menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan siderofore pseudobactin yang diproduksi dalam
jamur uji yang menunjukan potensinya sebagai agen keadaan ion ferric (Felll) yang terbatas (Glick dan
biokontrol jamur patogen tersebut. Tiga jenis Pasternak, 1994). Keterbatasan ion besi ini pada
Pseudomonas lain termasuk P. putida yang diuji tidak gilirannya akan membatasi pertumbuhan jamur
memperlihatkan kemampuan menghambat jamur patogen. Ion besi ini kemudian oleh beberapa tanaman
Fusarium ini. Walaupun demikian pada hasil dapat diambil untuk kepentingan pertumbuhannya.
penelitian Dupler dan Baker (1984), ternyata P. putida Namun jamur itu sendiri telah dikenal memproduksi
mampu menekan pertumbuhan jamur Fusarium. bahan antibakteri sebagai respon terhadap persaingan
Akurasi perbedaan respon ini umumnya hanya dapat tersebut. Dalam hal ini, isolat bakteri mampu
terlihat jelas pada tingkat strain. Pseudomonas menghambat pertumbuhan jamur patogen sehingga
fluorescens dan P. putida tergolong bakteri yang menekan jumlah bahan antibakteri yang dihasilkan.
agresif, efipit, tumbuh cepat membentuk koloni di Cook dan Baker dalam Chen et al, (1995)
perakaran tanaman, juga merupakan bakteri mengemukakan bahwa beberapa mekanisme mikroba
perangsang pertumbuhan tanaman (Aspiras dan de endoflt yang mampu mengendalikan pertumbuhan
la Cruz, 1986). Hasil uji pemanfaatannya dalam jamur patogen Fusarium antara lain adanya bahan
pertanaman kentang ternyata pemberian dua jenis senyawa anti jamur dan siderofore yang dihasilkan,
bakteri ini mampu meningkatkan hasil kentang pada kemampuan persaingan nutrisi, relung yang sesuai
plot percobaan di California dan Idaho berkisar antara dan adanya sistem resistensi.
5 hingga 33 % (Kloepper et al, dalam Aspiras dan de Data ini menunjukkan bahwa keanekaragaman
la Cruz, 1986). Juga terjadi peningkatan hasil umbi jenis Pseudomonas non patogen di tanah Kebun
bit antara 4 hingga 8 ton per ha dengan peningkatan Biologi Wamena merupakan suatu aset yang perlu
gula berkisar antara 955 hingga 1227 kg. per ha dikembangkan secara berkelanjutan. Keadaan

652
Berita Biologi Volume 6, Nomor S, Agustus 2003
Edisi Khusus Kebun Biologi Wamena dan Biodiversitas Papua

ekosistem tanah yang alamiah dan masih stabil Influence on Postharvest Soft Rot Diseases.
merupakan sumber mikroba yang dapat dimanfaatkan Plant Disease 68 (81), 703-706
Dupler M and R Baker. 1984. Survival of
untuk industri yang tidak merusak lingkungan antara Pseudomonas putida, a Biological Control
lain sebagai agen biokontrol penyakit tanaman. Agent in Soil. Phytopathology.
Fackrell HB and RC Sinha. 1983. Serological
Analysis of Pseudomonas syringae pv.
KESIMPULAN
tomato. Phytopathology 73 (2), 178-181.
Isolasi Pseudomonas dari tanah asal Kebun Getz S, CT Stephens and DW Fulbright. 1983.
Biologi Wamena diperoleh enam jenis yang non Influence of Development Stage on
patogen, Pseudomonas striata dijumpai hampir di Susceptibility of Tomato Fruit to
Pseudomonas syringae pv. tomato.
seluruh tanah dan tiga jenis lainnya yaitu P. cepacia, Phytopathology 71 (1), 36-38.
P. fluorescens dan P. striata berpotensi sebagai agen Gitaitis RD, JB Jones, CA Jaworski and SC Phatak.
biokontrol jamur patogen Fusarium. 1985. Incidence and Development of
Pseudomonas syringae pv. syringae on
Penelitian lanjutan yang mengkarakterisasi
Tomato Transplants in Georgia. Plant
bakteri Pseudomonas perlu dilakukan untuk lebih Disease 69 (1), 32-35.
mengungkapkan ciri spesifik kelompok mikroba ini Glick, R Bernard and JJ Pasternak. 1994.
sebagai agen biokontrol dan perangsang Molecular Biotechnology: Principles and
Application of Recommbinat DNA. ASM
pertumbuhan tanaman serta perannya secara khusus Press, Washington, DC.
dalam ekosistem di tanah Kebun Biologi Wamena. Lim D. 1998. Microbiology. Second Edition. WBC.
McGraw-Hill, Boston.
DAFTAR PUSTAKA Mazzola M, DK Fujimoto, LS Thomashow and RJ
Aspiras RB and AR de la Cruz. 1986. Potential Cook. 1995. Variation in Sensitivity of
Biological Control of Bacterial Wilt in Tomato Gaeumannomyces graminis to Antibiotics
and Potato With Bacillus polymyxa FU6 and Produced by Flourescent Pseudomonas
Pseudomonas fluorescens in G.J. Blair DA, spp. and Effect on Biological Control of
Ivory and TR Evans (Eds.). Forages in Take All of Wheat. Applied and
Southeast Asian and South Pasific Environmental Microbiology 61 (7), 2554-
Agriculture. Proceedings of International 2559.
Workshop, 89-92. Sivan A and I Chet. 1993. Integrated Control of
Bonn WG, RD Gitaitis and BH MacNeil. 1985. Fusarium Crown and Root Rot of Tomato
Epiphytic Survival of Pseudomonas with Trichoderma harzianum in
syringae pv. tomato on Tomato Transplants Combination with Methyl Bromide or Soil
Shipped from Georgia. Plant Disease 6 (1), Solarization. Crop Protection, 12 (5), 380-
58-60. 386.
Chen C, EM Bauske, G Musson, RR Kabana and W. J. Styer RC and DJ Cantliffe. 1984. Infection of Two
Kloepper. 1995. Biological Control of Endosperm of Sweet Corn by Fusarium
Fusarium Wilt on Cotton by Use of moniliforme and Its Effect on Seedling Vigor.
Endophytic Bacteria. Biological Control 5, Phytopathology 74 (2), 189-194.
83-91. Wardlaw CW. 1961. Banana Diseases, Including
Colyer PD and MS Mount. 1984. Bacterization of Plantains and Abaca. Longmans.
Potatoes with Pseudomonas putida and Its

653

Anda mungkin juga menyukai