Anda di halaman 1dari 103

METOD

Pendahuluan
A
Sebelum seluruh pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak
dikerjakan,kami PELAKSA
akan melakukan inventarisasi terhadap
kemungkinan– kemungkinan serta permasalahan dan kendala yang mungkin
NAAN
akan terjadi dalam pelaksanaan nanti.Dalam hal ini kami akan senantiasa
mengikuti serta mematuhi prosedur dan tata laksana baikteknis
maupun administratif yang dibuat oleh pihak owner wewenang secara tertulis
danmempunyai uraian pekerjaan (Job Description) dan ditetapkan oleh Pemberi
Tugas/Pengguna Jasa.Dengan tersedianya data dalam bentuk gambar rencana,

bill of quantity,

 spesifikasi teknis serta informasi lainnya yang terkait baik yang tertulis maupun
instruksi yang diperolehdengan cara lain, kami telah menyusunnya, dan akan
menggunakan metode pelaksanaanpekerjaan yang nantinya akan kami
sesuaikan, konsultasikan dan koordinasikan dengan pihakowner, pengawas serta
elemen lain yang terkait.Kami akan mengajukan pemberitahuan secara tertulis
dan lengkap tentang akanadanya kegiatan operasi penting kepada Pihak owner
dalam jangka waktu yang cukupsebelum operasi tersebut dapat dilaksanakan
untuk memberi kesempatan kepada DireksiPengawas untuk mengaturnya dan
bila perlu dilakukan inspeksi untuk maksud-maksud lainsepanjang diperlukan
persetujuan tertulis dari pihak owner

Maksud dan Tujuan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesa dalam


hal ini Balai Penelitian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan dengan
tujuan memperbaiki dan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana gedung
dan jalan  yang diharapkan dapat membuat keadaan ruang lingkup kantor
menjadi lebih baik, dirasa nyaman oleh seluruh penghuninya.Oleh karena itu
kami selaku perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelaksana konstruksi
berharap dengan rencana pembangunannya dapat juga menjaring kerjasama
METOD
A
dengan pihak-pihak dan rekanan yang memang berkompeten dalam bidang
tersebut diatas, dan diharapkankedepannya dapat dengan segera terwujud hasil
yang maksimal
PELAKSA
dan memuaskan semua pihakdan masyarakat
tujuan utamanya.Dalam hal ini kami memberanikan diri untuk mengikuti setiap
sebagai

jika kami
NAAN
proses pelelangan yangdiadakan oleh owner sampai selesai. Adapun nantinya
diberikan wewenang dankesempatan dalam mengerjakan
pembangunan gedung ini, niscaya kami akan senantiasa mengedepankan pakta
integritas selaku penyedia jasa konstruksi yang profesional, handal danselalu
berorientasi terhadap kualitas baik sumber daya manusia, spesifikasi material
bahanbaku serta peralatan penunjang yang akan kami upayakan serta kami
pantau sehingga dapatmemenuhi semua kriteria teknis pekerjaan.Berdasarkan
pertimbangan dari segala aspek serta dengan
mempelajari seluruh dokumenlelang, maka kami mengklasifikasikan tahap demi
tahap kegiatan yang akana kami lakukandalam pelaksanaan pekerjaan ini antara
lain :

TAHAP PERSIAPAN

Pada tahap ini kami mempersiapkan segala sesuatunya sebagai penunjang


pelaksanaanpekerjaan lapangan antara lain :

Mengadakan rapat koordinasi pra konstruksi di lokasi rencana proyek/areaproyek


serta unit – unit mana saja yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

Dari data yang diperoleh dari hasil koordinasi, survey kondisi eksisting danlokasi
akan diolah dan dianalisa untuk kemudian disusun rencana progresspekerjaan
(Time Schedule Pelaksanaan), rencana dan jadwal pengirimanmaterial, serta
mobilisasi peralatan dan tenaga - tenaga kerja

Pengurusan asuransi ketenagakerjaan di lokasi pekerjaan baik untuk


tenagakerja, tenaga kerja operasional, teknisi fungsional, administrasi, logistik,
direksiperusahaan maupun peralatan serta kendaraan operasional.
METOD
A
Koordinasi dengan pihak terkait pengawas dan pengelola kawasan untuk
mendapatkanpersetujuan mengenai lokasi penempatan direksikeet di lokasi

PELAKSA
pekerjaan, gudang bahan, maupun persetujuan dengan pihak terkait jalan
sementara yangakan dibuat dalam mengalokasikan semua material yang
dibutuhkan.
NAAN
Pengambilan gambar sebagai sarana dokumentasi awal sebelum pekerjaaan
dimulai (0 %), dokumentasi pada saat bobot prestasi pekerjaan 50 % dan 100%,
disertai dengan beberapa photo dokumentasi tahapan-tahapan
pelaksanaanbeberapa item pekerjaan yang dirasa penting untuk diabadikan.

Pengukuran lapangan, ematokan kayu diluar garis poer pondasi dan sloofsetiap 1
meter sehingga dapat ditarik garis/titik pondasi dan pekerjaan lainsesuai gambar
rencana, uitzet dan pematokan bouplank sebagai
boundaries juga berfungsi sebagai penanda titik – titik penempatan pondasi
maupunelevasi bangunan, dan pengecekan gambar – gambar
perencanaan,pengukuran ini meliputi batas – batas bangunan dengan bangunan
sekitar,rencana sanitasi, rencana tapak dan hasilnya akan dilaporkan pada
pihakowner untuk mengantisipasi jika ditemui perbedaaan ukuran maupun
gambardari yang direncanakan sebelumnya.

Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing) dengan terlebih dahulu


berkonsultasidengan pihak Owner/Pemberi Tugas/Pengguna Jasa dan Konsultan
Pengawaspada saat akan dimulainya pekerjaan dan pembuatan as built drawing
setelahpekerjaan terselesaikan.

Mobilisasi tenaga kerja, peralatan pendukung teknis, peralatan pertukanganserta


material – material untuk pekerjaan awal.

Pengadaan material yang baik spesifikasi, jenis dan mutunya telahmendapatkan


persetujuan dari Direksi Pengawas. 
METOD
A
Pembersihan lapangan dan pembuatan pagar pengaman proyek, sebagai
saranauntuk mengeliminasi gangguan yang mungkin terjadi, serta untuk
menjamin
PELAKSA
bahwa kelangsungan proyek tidak akan mengganggu aktivitas
NAAN
keseharianpenduduk sekitar

PENYEDIAAN DAN PENEMPATAN MATERIAL

Kami akan menyerahkan daftar nama-nama pemasok dan produsen


besertaspesifikasi uji mutu material yang dibuat oleh pemasok dan produsen
disertaidengan contoh material atau benda uji kepada Direksi Pengawas
untukmendapat kan persetujuan terlebih dahulu sebelum material digunakan
pada setiap jenis pekerjaan.

Kami akan menyerahkan satu salinan dari setiap surat pemesanan


yangditerbitkan kepada Direksi Pengawas sebagai bahan rekaman.

Kami akan menggunakan tenaga trampil dalam hal pembongkaran


danpenempatan bahan material pada tempat yang telah disetujui Direksi
Pengawasserta akan menjamin jalan masuk ke kantor lokasi proyek tidak
terganggu danbebas dari kegiatan pembongkaran tersebut.

Kami akan mengatur, menyediakan dan membangun serta memelihara


semuautilitas dan pasilitas pelayanan lain yang berhubungan dengan
kegiatanpelaksanaan proyek.

PROGRAM/JADWAL KEGIATAN dan GAMBAR KERJA

 Kami akan mengajukan jadwal rencana kerja beserta perubahan bila


dianggapperlu kepada Direksi pengawas sesuai ketentuan dan syarat-syarat
dalamkontrak
 Kami akan menyiapkan gambar kerja dan gambar-gambar tambahan
besertaperubahan dari gambar kontrak berdasarkan prosedur dan spesifikasi
dalamkontrak untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
METOD
A
KANTOR BENGKEL FASILITAS KONSTRUKSI

 Kami akan menyediakan, mendirikan, membangun dan melengkapi seluruhruang


PELAKSA
kantor, bengkel, gudang, tempat kerja dan memasang semua fasilitas yang
diperlukan untuk memulai dan menyelenggarakan kegiatan pelaksanaantermasuk
NAAN
semua sarana penunjang yang diperlukan Kontraktor atau DireksiPengawas baik
secara langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengankegiatan
konstruksi, pemeliharaan dan perbaikan pekerjaan ini.
 Kami akan menyediakan kantor lapangan untuk Pemberi Tugas dan
DireksiPengawas, yang letaknya berdekatan dengan kantor lapangan
Kontraktorbeserta fasilitas kantornya dan atau sesuai dengan spesifikasi dalam
kontrak.
 Kami akan menyediakan peralatan komunikasi dengan radio untukmemudahkan
berkomunikasi dilapangan dengan staff, Kontraktor dan PemberiTugas.
 Penyediaan sarana rumah tangga seperti air minum, dapur umum danKM/WC
untuk kebutuhan pelaksana dan setiap elemen terkait dalam proyek.

Kami akan menyediakan peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaranserta


perlengkapan keselamatan kerja bagi pekerja dan Direksi sesuai standarnasional
dari Dinas Tenaga Kerja serta alat - alat PPPK.

Penyediaan Air Kerja akan kami siapkan sebelum kegiatan fisik dimulaimaksimal
2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat sumurpompa/jet
pump/arthesis dan atau sesuai dengan yang disyaratkan,

Instalasi Listrik Kerja kami upayakan sebelum pembuatan direksikeet, hal


inidalam rangka mengantisipasi akan keterlambatan yang mungkin terjadi
jikabelum adanya sumber listrik yang dibutuhkan dalam tahap pengerjaan
konstruksi yang berhubungan

dengan alat bantu teknis yang sifatnya elektrikal,selambat-lambatnya diupayakan


2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dilangsungkan
METOD
A
TEST / PENGUJIAN DAN INSPEKSI

Semua contoh dan benda uji material, jika diminta akan kami siapkan baik
spesifikasi, merk, PELAKSA
katalog, brosur maupun alamat distributor dan
produsen yang telah kami rekomendasikan, dan jika dipandang perlu kami akan
NAAN
melakukan uji di laboratorium terhadap seluruh material yang dipakai, tidak
menutup kemungkinan kami akan mengganti material yang ternyata tidak
memenuhi kriteria spesifikasi yang disyaratkan dalam kontrak maupunanjuran
Owner.

Kami akan selalu mengawasi dan melakukan inspeksi sejak muatan bebanmulai
dibongkar untuk memberi informasi, memperbaiki, menanggulangi

bagian-bagian yang kurang sempurna yang dikarenakan faktor alam


maupunkarena kesalahan kami.
METOD
A
PEMBANGUNAN TERAS GEDUNG
PELAKSA
DISEMINASI
1.
NAAN
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam pekerjaan.

2. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank , meliputi


pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi
proyek yang akan dikerjakan, meliputi :
 Pengukuran batas luas  lahan (site).
 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan  titik  ukur  tetap  yang  telah 
ditentukan  (Bench Mark).  

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini


sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi
bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
METOD
A
dari as jalan atau peil banjir  yang  telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan
PELAKSA
pekerjaan pasang bouwplank. 

NAAN
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi
lantai. Bouwplank  dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank
dilakukan pada jarak 1 m di luar  denah yang akan dibuat, tujuannya agar
bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. 

3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERATAAN LAPANGAN

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini


adalahmembersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan
caramembersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan
direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia
Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a.    Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu
pasangan batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan
dilaksanakan rehabilitasi
b.   Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin
tidak akan mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil
bongkaran tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.

4. PEKERJAAN GALIAN TANAH

Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
METOD
A
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah

PELAKSA
biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah,
pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya

NAAN
diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung /
ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh  Direksi.
seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan
penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m
yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan
Direksi pekerjaan.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk
timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material
yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang
sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

5. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai


keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu
METOD
A
diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan
bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

PELAKSA
NAAN

 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.

 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol


ketebalan dari pasir tersebut

 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

6. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar. 
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan
level akhir urugan.
-  Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. 
Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).
•  Pengurungan dan pemadatan :
-  Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
-  Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
-  Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
METOD
A
-  Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
-  Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa  tempat
PELAKSA
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
-  Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
NAAN
-  Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
-  Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan). 
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

7. PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

Pemadatan Tanah

            Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk
meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi  untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga denagn demikian meningkatkan daya
dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng
timbunan.

B. Pemadatan dan Prinsip-prinsip Umum


            Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan,
air tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik
bila kadar air dalam tanah  meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar
air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat volume
keringnya.
            Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume
juga meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar
air dapat dinyatakan:
           
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
METOD
A
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang
sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air
optimim.
PELAKSA
            Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk

NAAN
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah
proctor compaction (uji pemadatan Proctor.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhu Peadatan


            Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang
dapat dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
            Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah
tersebut dapat dibedakan hanya menjadi empat tipe umum.
            Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat
dituliskan sebagai berikut:
           
Dari kurva  pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
1.      Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah
hasil pemadatan juga bertambah, dan
2.      Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.

8. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Dibawah ini akan dijelaskan tetang pelaksanaan pekerjaan lantai kerja diserta
dengan contoh perhitungan untuk kebutuhan bahan, tenaga kerja dan jumlah
waktu pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan dengan volume pekerjaan   
 Landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm ditempatkan
pada dasar landasan dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan
pondasi beton
 Spesi diratakan  sedemikian rupa hingga rata permukaanya dengan
menngunakan kasutan.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

9. PEKERJAAN PONDASI BATU BATA

Sebetulnya, cara pelaksanaan pekerjaan pondasi batu bata sama seperti


pelaksanaan dinding batu bata. Yang membedakan hanya kegunaan dan posisi.
Batu bata (batu merah), termasuk bahan bangunan buatan, maka sudah barang
tentu kualitasnya banyak tergantung dari cara pembuatannya. Pada umumnya
batu bata sebagai bahan untuk pondasi kurang baik apabila dibandingkan
dengan batu kali (batu alam) karena apabila batu bata selalu tertanam dalam
tanah kuaalitasnya akan menurun, sedangkan batu kali tidak demikian halnya.
Jika bangunan yang akan didirikan termasuk bangunan yang ringan umpamanya
rumah tinggal tidak bertingkat dan di sekitar tempat bangunan banyak terdapat
bahan batu bata, maka untuk menghemat anggaran biayanya dapat dibuat
pondasi langsung dari batu bata.

Untuk menjaga pasangan agar pasangan tidak basah karena air tanah yang
dapat mengakibatkan pasangan menjadi lunak sehingga kekuatan (daya dukung)
pasangan menjadi berkurang, maka bidang pasangan dari badan pondasi
diplester kasar (berapen) setebal kurang lebffi 1,5 cm dengan perekat seperti
untuk pasangannya.
Dan bagian-bagian sudut dari pasanmgan pondasi, dimana dapat menjadi sarang
dari genangan air, juga dibuat miring supaya air tanah tidak terhenti di situ,
METOD
A
melainkan dapat terus turun ke bawah hingga dapat diharapkan tidak
berpengaruh pada kekuatan pondasi.

PELAKSA
Gambar dibawah memperlihatkan tampang lintang badan pondasi dari pasangan

NAAN
batu bata untuk dinding tembok bagian tengah. Di sini tampang lintang badan
pondasi dapat diberi bentuk simetris karena tidak terdapat rintangan apa-apa

Gambar Pondasi pasangan batu bata.


Sedang untuk pondasi bagian pinggir, lebar dasar badan pondasi dibuat simetris
dan bagian atas dibuat tidak simetris untuk menyesuaikan kebutuhan bidang
plesteran atau bidang hiasan (gambar bawah). Lain halnya pada pondasi yang
dibuat pada perbatasan pekarangan dengan pekarangan orang lain di mana
tampang lintang badan pondasi terpaksa dibuat tidak simetris berhubung adanya
bangunan orang lain (Gambar).

10. PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT


METOD
Perakitan tulangan
A
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
PELAKSA
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari

 NAAN
ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
METOD


A
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.
PELAKSA
4. Pekerjaan Pengecoran
NAAN
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga
dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu
atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x
160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x
100 cm. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan
untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volune split serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10
menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan


mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
5. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran
METOD
 Pekerjaan persiapan
A
Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material
PELAKSA
yang akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak
terlau jauh dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor

 Cara pengadukan
NAAN
Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka
pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer
dengan urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split,
ketiga memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan
perbandingan volume.

 Cara pengecoran

Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering kemudian


tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material tersebut berubah
dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit
kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan dan setelah pasta masuk
kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan sendok
spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

 Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya


mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka
cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempat
dituangkan kedalam galian pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit
dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran
dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak
ada celah yang kosong dan lebih padat.

11. PEKERJAAN KOLOM

Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan


bagian atas dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga
merupakan satu kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom
METOD
A
dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk menyambung tulangan kolom lantai
berikutnya.

PELAKSA
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan
bawah tulangan foot plate. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang
sebelah luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan

NAAN
menyambungnya dengan tulangan yang sudah ada

Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang
diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 12
mm dan diberi tembiring usuk siku 50.50.5 & stut menggunakan pipa support
sebagai penyangga bekisting dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk,   ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar

2. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

3. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan

4. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,


kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
METOD
5.
A
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

6. PELAKSA
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton

7. NAAN
Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan
kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi atau
pesawat theodolit

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan


tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
semua kolom pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate
dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix) dengan K
225
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

2. Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan


benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.

3. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang


penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
METOD
A
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.
4.
PELAKSA
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

NAAN

5. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.

6. Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement


mutu material harus mencapak karateristik 225 kg/cm2

7. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate


dengan dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.

8. Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi
dengan memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom

12. PEKERJAAN PASANGAN BATA


METOD

Persiapan
A
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½
bata.


PELAKSA
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..

NAAN
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran,
benang, unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.

Pasangan Dinding ½ Bata


2.    Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur  theodolith dan waterpass.
 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan,
siku ruangan dan ketebalan dinding.
3.    Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan
bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air
semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan
mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
METOD


A
Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
PELAKSA
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali.

NAAN
13. PEKERJAAN PLESTERAN

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.

Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian


 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada  permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
METOD

A
Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian
ratakan dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 PELAKSA
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup
umur).

NAAN
Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air.  Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.

14. PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP

Cara Memasang Genteng ALKAN


Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan
bawah. Genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya.
Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
lembaran pada sayap kiri sama.

Cara Pemotongan Genteng


Pemotongan hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi. yang
dipotong hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording
terpasang nantinya.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

15. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

 Tentukan elevasi Keramik dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan
 Pasang Keramik dengan menggunakan mortar dengan perbandingan 1:4
dan kelebaran naat” antara 0,8 mm sampai 1,2 mm
 Cek kerataan Keramik dengan menggunakan “water pass” 

Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Keramik Lantai

 Ratakan Keramik dengan diketok dan harus menggunakan palu karet


 Untuk pengelasan, potong keramik dengan menggunakan pisau gurinda   
METOD

A
Isi “naat” dengan menggunakan material PC yang telah dicampur dengan
air lalu tuangkan ke “naat” hingga masuk kedalam pori-pori dan diratakan
dengan dengan karet agar naat  terlihat lebih rapih. 

PELAKSA
16. PEKERJAAN RANGKA BAJA

NAAN
Metode Pemasangan Rangka Struktur Space Frame harus dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :

1. Pemasangan angkur dan support harus dilakukan pada posisi dan elevasi yang
benar.

2. Sebelum dimulai pemasangan space frame, diperiksa sekali lagi posisi support
untuk memastikan jarak antar support dan Elevasi sudah benar.

3. Methode pemasangan harus mengikuti methode dari pabrik Space frame yang
sudah dibuat. Kalau ada perubahan methode pemasangan, harus dibicarakan
dengan pihak pabrik.

4. Semua pipa-pipa dan bola harus terpasang pada posisi akhir yang benar,
dengan bantuan scaffolding atau mini tower sebagai penahan sementara pada
saat pemasangan.

5. Semua truss harus terpasang lurus, sesuai posisi dan elevasinya.

6. Pada saat melaksanakan partial pemasangan / pengangkatan pakai crane,


harus diperhatikan kemungkinan terjadinya moment atau tegangan yang tidak
terduga, hal ini harus diperhitungkan atau dicegah.

7. Jika diperlukan, dipakai member sementara sebagai penahan untuk membuat


truss yang sedang diangkat tetap stabil.

8. Pengencangan baut harus dilakukan dengan benar, sehingga baut masuk


sesuai dengan rencana dan tidak terjadi celah pada pertemuan dengan
permukaan bola.

9. Setelah semua komponen space frame terpasang dengan baik, dilakukan final
inspeksi pada setiap sambungan, untuk mencari dan memperbaiki sambungan
yang kurang kencang.
METOD
A
17. PEKERJAAN PENGECATAN BESI
PELAKSA
PENGECATAN BESI ( Baru )

 NAAN
Bersihkan karat dari permukaan besi dengan cara diamplaspermukaannya, dan b
ersihkan dari debu, minyak dan kotoran lainnya yang ada.
 Dapat di lap dengan kain yang dibasahi dengan thinner terlebih dahulu
 Untuk besi baru: pergunakan DELTA ZINC
CHROMATE sebagai cat dasar. Biarkan kering.
 Besi yang sudah di beri primer, di amplas halus untuk sedikit membukapermukaa
nnya, dan bersihkan permukaannya dari debu dan kotoran yang ada
 Pergunakan DELTA UNDERCOAT sebagai medium
coat dan membuatlapisan cat menjadi lebih tebal. Biarkan kering.
 Dan selanjutnya pergunakan DELTA SYNTHETIC HIGH GLOSS
ENAMEL sebagai cat akhir.

18. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING

Bahan :
 Merupakan cat yang bermerk dan produksi pabrik
 Cat Dasar, cat pelapis dan cat penutup merupakan hasil dari pabrik yang
sama

Langkah Pengecatan Dinding

Langkah Kerja :
METOD

A
Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar terhindar dari
ceceran cat
 Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok
 PELAKSA
Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari debu yang
menempel

NAAN
Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang dikeluarkan dar
pabrik yang sama
 Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan permukaan cat
dengan warna yang merata

19. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana


wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai
dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus
membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa
materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan,
sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.
METOD
A
PEMBANGUNAN KANDANG SAPI
PELAKSA
1. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
NAAN
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam pekerjaan.

2. PEKERJAAN GUDANG BAHAN DAN PERALATAN


Survey terhadap lahan yang tersedia untuk lokasi (Peruntukkan Lahan) terhadap
jalur-jalur logistik dan penempatan site bangunan proyek, yang meliputi antara
lain : jalur logistik, timbunan material terbuka dan tertutup, sistem drainase
lingkungan proyek, pengadaan air kerja, penerangan, serta pembuatan papan
nama proyek.

Dalam hal penyediaan tempat untuk tenaga. Utamanya Kontraktor akan


mengupayakan untuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar
lokasi proyek. Apabila terdapat kekurangan dari supply lokal tersebut atau
dengan pertimbangan kontraktor untuk keefisienan dan efektifitas pekerjaan,
Kontraktor juga akan mendatangkan tenaga kerja dari luar lokasi pekerjaan.
Sebagai konsekwensi dari pendatangan tenaga kerja dari luar tersebut,
Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan tempat tinggal berupa bedeng yang
layak untuk ditempati bagi tenaga kerja tersebut.

Kontraktor juga akan menyediakan tempat yang cukup dan layak untuk
penimbunan material-material untuk pekerjaan struktur, seperti :

 Tempat (gudang) untuk penimbunan material semen yang cukup luas, sehingga
semen dalam jumlah banyak dapat ditumpuk tidak terlalu tinggi, yang dapat
menurunkan kualitas dan kinerja semen itu sendiri, baik dalam hal pengikatan
METOD
A
terhadap material beton lainnya, maupun terhadap kemudahan pengerjaan
dalam proses pembuatan campuran beton. Kantong semen yang baru datang

PELAKSA
ditumpuk pada bagian yang bawah, sedangkan kantong semen yang sudah lama
ditumpuk dinaikkan keatas, untuk dipergunakan terlebih dahulu untuk pekerjaan


NAAN
yang akan segera dilakukan.

Gudang juga digunakan dipakai sebagai tempat penimbunan keseluruhan


material bangunan yang belum waktunya dipakai di lapangan, juga sebagai
tempat penyimpanan peralatan-peralatan kerja yang belum dan atau telah
dipergunakan di lapangan.

 Gudang juga digunakan sebagai tempat meletakan perlengkapan keselamatan


kerja selama proyek sedang berjalan.

 lokasi untuk penempatan material besi struktur, hendaknya ditempatkan di


tempat tertutup, dan pada bagian bawahnya diberi alas balok kayu untuk
menghindari terkotori oleh tanah sebelum proses pekerjaan pembesian pada
pekerjaan struktur mulai dilakukan. Jika terpaksa ditempatkan pada tempat
terbuka, hendaknya ditutup dengan terpal plastik (tidak lupa diberi alas balok
kayu pada bagian dasar tumpukan) untuk menghindari terkena hujan dan panas
secara langsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi pada besi

 Untuk penyimpanan material batu bata di lapangan, jika ternyata harus


penyimpanannya harus ditempatkan di tempat terbuka, diusahakan agar dasar
tumpukan ditinggikan, dan tumpukan material batu bata tersebut ditutup dengan
plastik, agar tidak langsung terkena panas atau hujan, sehingga tidak
mengurangi kualitasnya.
METOD
3.
A
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

PELAKSA
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank , meliputi
pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi


NAAN
proyek yang akan dikerjakan, meliputi :
Pengukuran batas luas  lahan (site).
 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan  titik  ukur  tetap  yang  telah 
ditentukan  (Bench Mark).  

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini


sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi
bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
dari as jalan atau peil banjir  yang  telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan pekerjaan pasang bouwplank. 

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi
lantai. Bouwplank  dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank
dilakukan pada jarak 1 m di luar  denah yang akan dibuat, tujuannya agar
bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. 
METOD
4.
A
PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERATAAN LAPANGAN

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini


PELAKSA
adalahmembersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan
caramembersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar
NAAN
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan
direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia
Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a.    Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu
pasangan batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan
dilaksanakan rehabilitasi
b.   Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin
tidak akan mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil
bongkaran tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.

5. PEKERJAAN GALIAN TANAH

Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah
biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah,
pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya
diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung /
ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh  Direksi.
seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan
METOD
A
penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m
yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume

PELAKSA
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan
Direksi pekerjaan.

NAAN
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk
timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material
yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang
sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

6. PEKERJAAN CERUCUP GELAM


Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan
jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup
tingggi.  Cerucuk dalam defenisinya  adalah susunan tiang kayu dengan diameter
antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal
kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban
diatasnya.  Dalam konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan
untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk.
Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat
pengikat , papan penutup atau balok poer.

Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :

1. Daya dukung tanah yang cukup rendah.


METOD
A
2. Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat
konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang
cukup tinggi.
PELAKSA
Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan
berdasarkan pemeriksaan tanah.

NAAN
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan  pondasi cerucuk  dapat dibagi atas :

1. Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun


tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang
sudah direncanakan.
2. Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi
pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik
kayu dan kedalaman yang direncanakan.
3. Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu
yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat
bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.

Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu
dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai
dengan kedalaman yang direncanakan,  dan setelah itu baru dilakukan
penancapan kayu cerucuk.

Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual


(tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin
yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara
tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga
kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.

Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti
persyaratan teknis yaitu :

1. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana
pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak
melebihi 15 cm
2. Kayu harus dalam bentang yang lurus  untuk kemudahan penancapan dan juga
daya dukung yang makin besar.
3. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada
pembebanan.
METOD
7. PEKERJAAN URUGAN PASIR
A
Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai
PELAKSA
keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu
NAAN
diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan
bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.

 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol


ketebalan dari pasir tersebut

 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

8. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar. 
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan
level akhir urugan.
-  Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. 
METOD
A
Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).
•  Pengurungan dan pemadatan :
PELAKSA
-  Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
-  Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
-  Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
NAAN
-  Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
-  Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa  tempat
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
-  Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
-  Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
-  Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan). 
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

9. PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

Pemadatan Tanah

            Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk
meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi  untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga denagn demikian meningkatkan daya
dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng
timbunan.

C. Pemadatan dan Prinsip-prinsip Umum


            Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan,
air tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik
bila kadar air dalam tanah  meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar
air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat volume
keringnya.
            Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume
METOD
A
juga meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar
air dapat dinyatakan:
           
PELAKSA
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
NAAN
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang
sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air
optimim.
            Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah
proctor compaction (uji pemadatan Proctor.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhu Peadatan


            Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang
dapat dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
            Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah
tersebut dapat dibedakan hanya menjadi empat tipe umum.
            Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat
dituliskan sebagai berikut:
           
Dari kurva  pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
1.      Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah
hasil pemadatan juga bertambah, dan
2.      Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.

10. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Dibawah ini akan dijelaskan tetang pelaksanaan pekerjaan lantai kerja diserta
dengan contoh perhitungan untuk kebutuhan bahan, tenaga kerja dan jumlah
waktu pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan dengan volume pekerjaan   
 Landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm ditempatkan
pada dasar landasan dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan
pondasi beton
METOD

menngunakan kasutan.
A
Spesi diratakan  sedemikian rupa hingga rata permukaanya dengan

PELAKSA
NAAN

11. PEKERJAAN PONDASI BATU BATA

Sebetulnya, cara pelaksanaan pekerjaan pondasi batu bata sama seperti


pelaksanaan dinding batu bata. Yang membedakan hanya kegunaan dan posisi.
Batu bata (batu merah), termasuk bahan bangunan buatan, maka sudah barang
tentu kualitasnya banyak tergantung dari cara pembuatannya. Pada umumnya
batu bata sebagai bahan untuk pondasi kurang baik apabila dibandingkan
dengan batu kali (batu alam) karena apabila batu bata selalu tertanam dalam
tanah kuaalitasnya akan menurun, sedangkan batu kali tidak demikian halnya.
Jika bangunan yang akan didirikan termasuk bangunan yang ringan umpamanya
rumah tinggal tidak bertingkat dan di sekitar tempat bangunan banyak terdapat
bahan batu bata, maka untuk menghemat anggaran biayanya dapat dibuat
pondasi langsung dari batu bata.

Untuk menjaga pasangan agar pasangan tidak basah karena air tanah yang
dapat mengakibatkan pasangan menjadi lunak sehingga kekuatan (daya dukung)
pasangan menjadi berkurang, maka bidang pasangan dari badan pondasi
diplester kasar (berapen) setebal kurang lebffi 1,5 cm dengan perekat seperti
untuk pasangannya.
Dan bagian-bagian sudut dari pasanmgan pondasi, dimana dapat menjadi sarang
dari genangan air, juga dibuat miring supaya air tanah tidak terhenti di situ,
METOD
A
melainkan dapat terus turun ke bawah hingga dapat diharapkan tidak
berpengaruh pada kekuatan pondasi.

PELAKSA
Gambar dibawah memperlihatkan tampang lintang badan pondasi dari pasangan

NAAN
batu bata untuk dinding tembok bagian tengah. Di sini tampang lintang badan
pondasi dapat diberi bentuk simetris karena tidak terdapat rintangan apa-apa

Gambar Pondasi pasangan batu bata.


Sedang untuk pondasi bagian pinggir, lebar dasar badan pondasi dibuat simetris
dan bagian atas dibuat tidak simetris untuk menyesuaikan kebutuhan bidang
plesteran atau bidang hiasan (gambar bawah). Lain halnya pada pondasi yang
dibuat pada perbatasan pekarangan dengan pekarangan orang lain di mana
tampang lintang badan pondasi terpaksa dibuat tidak simetris berhubung adanya
bangunan orang lain (Gambar).

12. PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT


METOD
Perakitan tulangan
A
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
PELAKSA
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari

 NAAN
ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
METOD


A
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.
PELAKSA
4. Pekerjaan Pengecoran
NAAN
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga
dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu
atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x
160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x
100 cm. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan
untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volune split serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10
menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan


mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
5. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran
METOD
 Pekerjaan persiapan
A
Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material
PELAKSA
yang akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak
terlau jauh dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor

 Cara pengadukan
NAAN
Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka
pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer
dengan urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split,
ketiga memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan
perbandingan volume.

 Cara pengecoran

Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering kemudian


tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material tersebut berubah
dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit
kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan dan setelah pasta masuk
kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan sendok
spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

 Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya


mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka
cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempat
dituangkan kedalam galian pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit
dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran
dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak
ada celah yang kosong dan lebih padat.

13. PEKERJAAN SLOOF

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan


tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof
berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor /
METOD
A
atau mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan
beton jadi (Ready mix)

1.
PELAKSA
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur

2.
NAAN
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan


benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan
beton ditolak.

3. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang


penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai
dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan
beban.

4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

5. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.

6. Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement


mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2 

Pengecoran Sloof Balok

14. PEKERJAAN KOLOM


METOD
A
Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan
bagian atas dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga
merupakan satu kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom
PELAKSA
dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk menyambung tulangan kolom lantai
berikutnya.

NAAN
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan
bawah tulangan foot plate. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang
sebelah luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan
menyambungnya dengan tulangan yang sudah ada

Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang
diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 12
mm dan diberi tembiring usuk siku 50.50.5 & stut menggunakan pipa support
sebagai penyangga bekisting dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
8. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk,   ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar

9. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

10. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
METOD
11. Perencanaan bekisting
A harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

12. PELAKSA
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

13. NAAN
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton

14. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan
kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi atau
pesawat theodolit

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan


tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
semua kolom pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate
dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix) dengan K
225
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
9. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

10. Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan


benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
METOD
11. Memeriksa jumlah,
A
letak, jarak antara panjang penyaluran,
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
panjang

PELAKSA
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.
12.
NAAN
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

13. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.

14. Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 225 kg/cm2

15. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate
dengan dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.

16. Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi
dengan memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom
METOD
15.
A
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

Berikut ini dijelaskan metode kerja pembesian untuk balok dan pelat, yang

PELAKSA
disertai contoh perhitungan bahan, tenaga kerja dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan

Pembesian Balok 
NAAN
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok
dilakukan sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung tulangan
bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang
minimal 25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan
sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling
dan harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat dengan
tegangan maksimum.   
 Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada
tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat
dengan kawat beton. 
 Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam
tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat.  Ujung
tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang
penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok
berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang sesuai dengan
perencanaan.

Pembesian Pelat lantai


 Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm.
Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
METOD

A
Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1
kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
 Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang
PELAKSA
tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa
sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah
pelat.
 NAAN
Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan
dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus
dengan tulangan atas lapis1.
 Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.

Metode Pemasangan Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat.

Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat. Sebelum pemasangan perancak


dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben
beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan) akibat
pengecoran pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :

1. Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam


pembigestingan pelat lantai dan balok.
2. Elevasi dasar atas begisting pelat lantai adalah = El. LT II - (tebal spesi +
keramik) - tebal pelet beton
3. Elevasi dasar atas begisting Balok lantai adalah = El. Dasar atas begisting pelat -
(tinggi balok - tebal pelat)
4. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
5. Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
6. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
7. Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
8. Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
9. Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat
beton
10. Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
11. Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
METOD
12. A
Lakukan pemasangan pembesian pelat
13. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi

14.
PELAKSA
seperti yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan

15.
NAAN
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
16. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
17. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
18. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting

Metode Pelaksanaan Pengecoran balok dan pelat

Pelaksanaan pengecoran beton & pelat dilakukan setelah pemasangan


bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan
serentak untuk semua balok & pelat pada ketinggian tertentu sehingga akan
mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari balok & pelat dan dilanjut
ke berikutnya.

Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate


dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix)
METOD
A
PELAKSA
NAAN

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur


beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari.    
2. Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
3. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.    
4. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
5. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
METOD
6. A
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2.
7. PELAKSA
Menuangkan spesi beton kedalam bekisting balok dan pelet dengan pump
concrate dengan dibantu tenaga pengecor dalam pemadatan beton dengan

8.
vibrator concrate.
NAAN
5 Jam setelah pengecoran selesai beton diberi pelembab/digenangi air dengan
memberikan karung goni diatas pelat beton agar terhindar dari susut beton yang
terlalu cepat akibat sinar matahari yang mengakibatkan terjadinya retak pada
pelat.             
9. Bekisting balok dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah mencapai 21
hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-hatiuntuk menghindari
terjadi patah pada balok

16. PEKERJAAN PASANGAN BATA

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½
bata.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran,
benang, unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

Pasangan Dinding ½ Bata


2.    Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur  theodolith dan waterpass.
 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan,
siku ruangan dan ketebalan dinding.
3.    Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan
bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air
semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan
mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
bata.
 Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan
menggunakan perekat adukan.
 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
 Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
 Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali.
METOD
17. PEKERJAAN PLESTERAN

Persiapan
A
 PELAKSA
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
 Approval material yang akan digunakan.


Persiapan lahan kerja.
NAAN
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.

Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian


 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada  permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian
ratakan dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup
umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air.  Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
METOD
A
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.
18. PEKERJAAN RANGKA BAJA RINGAN
PELAKSA
Persyaratan Teknis Tangka Atap Baja Ringan di Antaranya :

1. NAAN
Kuda-kuda harus dipastikan terpasang secara kuat dan stabil, dengan
dilengkapi angkur (dynabolt) di kedua tumpuannya.
2. Kuda-kuda yang terpasang tegak lurus harus menghadap ke ringbalk.
3. Ketinggian rata-rata pada apex untuk nik harus diatas smua kuda-kuda.
4. Kemiringan sisi atap tidak boleh bergelombang harus di ratakan.
5. Pastikan tidak ada kerusakan yang terjadi pada lapisan pelindung.
6. Tidak boleh terjadi deformasi (perubahan bentuk) yang di akibatkan
kesalahan pemasangan.

Cara memasang kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya terbagi


menjadi dua cara yaitu dengan :

1. Memasangnya lansung di atas ringbalk.


2. Memasang diatas ringbalk dengan menggunakan wall-plate.

Pemasangan atap baja ringan sangat disarankan untuk tidak menggunakan cara
kedua, karena tumpuan dengan perantara wall-plate hanya digunakan untuk
meratakan (leveling) ringbalk. Jika rinkbalk tidak sama rata akan mengakibatkan
kedalaman pada dynabolt yang terpasang di rinkbalk menjadi berkurang.
METOD
A
Efek lain dari penggunaan wall-plate akan menyebabkan peletakan kuda-kuda
menjadi kurang seimbang karena terdapat kekosongan rongga pada wall-plate.

PELAKSA
NAAN
Langkah-Langkah Pemasangan Atap baja ringan

A. Persiapan Kerja

Menyiapkan rencana pemasangan atap dan peletakan kuda-kuda dengan


menggambar sekema proyek. Sangat disarankan untuk tidak
menggunakan gambar draf sebagai panduan.

1. Mengecek peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja. Perlu


diperhatikan syarat-syarat yang sudah di terangkan di atas.
2. Selain peralatan keselamatan Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pemasangan kuda-kuda. Seperti Bor, Hexogonal socket, meteran,
waterpass, siku, mesin pemotong, gergaji besi, dan palu.
METOD
A
B. Leveling dan Marking

PELAKSA
NAAN

1. Mengatur permukaan ring balok supaya rata dan siku, alat yang bisa
kalian gunakan adalah selang air waterpass dan penyiku sebagai alat
tambahannya.
2. Memastikan rangka dasar ring balok dalam keadaan mengikat semua
bagian bangunan dan memastikannya tersambung kesemua bagian
dengan benar.
3. Mengukur jarak yang di butuhkan antar kuda-kuda dengan meteran.
4. Memberikan tanda untuk meletakkan kuda-kuda supaya sesuai dengan
rancangan gambar atap yang sudah di buat.
METOD
A
C. Perakitan dan Pemasangan Kuda-kuda

PELAKSA
NAAN

1. Pemasangan kuda-kuda harus di lakukan secara hati-hati supaya tidak


menyebabkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai di
rakit.
2. Memasangan kuda-kuda harus sesuai dengan nomer ring balok atau wall-
plate bardasarkan rancangan gambar kerja.
3. Memastikan kedua sisi kanan dan kiri (L-R) kuda-kuda pada rangka tidak
terbalik. Menentukan acuan kanan dan kiri kuda-kuda bisa dangan melihat
mulut wab.
4. Mengintrol posisi berdirinya kudakuda agar tegak lurus dengan ring balok
menggunakan benang dan lot.
5. Dengan menggunakan plat L dan 4 buah screw 12-14 x 20 kalian bisa
mengencangkan kuda-kuda pada rangka yang sudah disusun dengan baik.
6. Menguatkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt , dan
menambahkan balok penompang sementara, supaya posisi kuda-kuda
tidak berubah.
7. Untuk mendirikan kuda-kuda dan menyesuaikannya posisi separti
padarancangan gambar kalian bisa mengulangi langkah 1 sampai 5.
8. Memeriksa semua jarak antara kuda-kuda 1 dengan yang lainnya;. Jarak
maksimum untuk antara kuda-kuda adalah 1,2 meter.
9. Memastikan kedataran (leveling) bagian atas kuda-kuda (apex) dan garis
noknya sudah sejajar.
10. Memasang balok nok.
11. Memasang bracing (pengikat) sebagai penguat , jika bekerja beban angin.
Bracing bisa kalian pasang di atas dan dibawah top-chord.
12. Jika kalian menggunakan alumunium foil, lapisan ini bisa kalian pasang
terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter.
13. Memasang reng (rof buttens) dengan jarak yang menyerupai jenis
penutup atap yang di pasang. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda
METOD
A
bisa kalian ikat menggunakan screw berukuran 10-16 x 16 sebanyak dua
buah.
14. Memasang outrigger atau (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir
PELAKSA
yang menumpu ringbalk). Pada atap baja ringan jenis pelana, outtigger
dan screw dengan dua buah kuda yang terdepan. outriggerdapat dipasang
sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari luas kuda-kuda.
NAAN
Dan jarak antar outrigger 120 cm.

Pemasangan
ceillng battens satu dengan yang lainnya harus diberi jarak 120 cm.
Komponen ini bisa di gunakan pada permukaan bagian atas bottom chor
kuda-kuda dan screw. Untuk permukaan ceillng battens dengan ring baok
harus di beri bantalan bracket yang di ikat memakai dua buah dynabolt
METOD
A
Diantara fungsi cailling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan sambungan yang memanjang sebaiknya
ceilling buttens di letakkan tepat di atas bottom chord. Setiap sambungan
PELAKSA
harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan botom cord harus di
screw. Fungsi lain dari ceiling battens adalah untuk menahan plafon dan
mengaturnya.
NAAN
D. Tahap Akhir Pemasangan Atap

1. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum memasang atap adalah


memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda apakah sudah sesuai dengan
gambar, kedataran nok pada semua sisi atap, dan dan memastikan
overhang sudah terpasang dengan benar atau belum.
2. Bila menggunakan alumunium foil, maka lapisan ini bisa dipasang terlebih
dahulu di atas jurai dan rafter.
3. Menentukan jarak antara reng sesuai dengan jenis penutup atap yang
ingin di pasang. Kemudian di lanjutkan dengan pemasangan reng (roof
battens) dengan menggunakan screw berukuran 10-16×16 HEX.
4. Pemasangan satu jalur penutup atap dilakukan dengan memasangnya dari
bawah sampai ke atas. Pemasangan penutup atap harus dilakukan dengan
telaten agar hasil yang di dapatkan lurus, rapih dan pola yang terbentuk
tidak belok-belok.

Inspeksi karat dapat disebabkan oleh kotoran-kotoran yang menempel pada


lapisan baja ringan atau penggunaan bahan logam jenis lainpada pemasangan
rangka baja ringan seperti pengkait kawat, pemasangan sekrup yang tidak
standar ata bisa juga goresan benda tajam yang merusak lapisan pada baja
ringan.
METOD
19.
A
PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP DAN NOK ATAP

Cara Memasang Genteng


PELAKSA
Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan
bawah. Genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya.

NAAN
Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
lembaran pada sayap kiri sama.

Cara Pemotongan Genteng


Pemotongan hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi. yang
dipotong hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording
terpasang nantinya.

Cara Memasang NOK Genteng


Sudut kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah 20 – 30 Derajat,
pengikatnya adalah dengan paku ulit tepat di atas sayap nok bagian samping.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

20. PEMASANGAN KALSIPLANK

Pemasangan Lisplang Secara Vertikal


Sistem pemasangan lisplang secara vertikal memiliki kelebihan-kelebihan yaitu
mudah dikerjakan, prosedurnya sederhana, dan praktis karena lisplang tinggal
disekrup ke reng baja ringan. Selain itu, metode vertikal juga memungkinkan
pemasangan lisplang menjadi lebih ekonomis karena bahan-bahan yang
dibutuhkan memiliki harga yang cukup murah.
Namun sebaliknya, metode ini kurang mampu menjamin keamanan dari lisplang.
Lisplang cenderung tidak tersambung kuat dengan rangka baja ringan sebab
hanya mengandalkan pengikat berupa sebuah sekrup lisplang di setiap profil
melintangnya. Metode ini biasanya banyak diterapkan pada proyek-proyek
perumahan.
Pemasangan Lisplang Secara Diagonal
Kendati proses pengerjaannya cukup rumit, pemasangan lisplang secara diagonal
cukup banyak diaplikasikan pada saat membangun rumah. Kekurangan lainnya,
metode ini membutuhkan biaya pembangunan yang lumayan besar. Hal ini
METOD
A
dikarenakan lisplang yang terletak di profil C baja ringan harus dipasang terlebih
dahulu sehingga kebutuhan akan baja ringan pun meningkat drastis.
Untungnya, pemasangan lisplang secara diagonal membuatnya lebih kokoh.
PELAKSA
Kedudukan lisplang bisa ditahan menggunakan dua buah sekrup di setiap profil
melintangnya. Sehingga posisi lisplang lebih mantap dan tak mudah goyah.

NAAN
Setelah menentukan model pemasangan lisplang yang akan dikerjakan,
selanjutnya adalah memasang lisplang tersebut secara memanjang sesuai
dengan kebutuhan atap dan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam
pengerjaannya nanti, Anda perlu memperhatikan jarak pemasangan antar-sekrup
yang sebaiknya tidak terlalu jauh agar ikatannya semakin kuat. Idealnya jarak
antar-sekrup yang baik berkisar antara 20-30 cm dan dipasang memanjang
mengikuti lisplang GRC tersebut.
Sesudah lisplang berhasil dipasang, kemudian masing-masing sekrup dan
sambungan diberikan dempul. Tujuannya tentu supaya penampilan lisplang
tampak lebih rapi dengan permukaan yang rata. Pastikan Anda memakai produk
dempul yang bermutu bagus dan tahan terhadap cuaca ekstrim. Setelah proses
ini selesai, silahkan Anda mengecat lisplang untuk memperindah tampilannya.

21. PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP ALKAN DAN NOK

Mengukur jarak tumpuan

Desain kuda – kuda baja ringan Ada beberapa faktor dalam mendesain kuda –
kuda yaitu ; kekuatannya dalam menahan beban atap, kemiringan atap ( agar
air  hujan dapat mengalir dengan lancar ), dan menentukan panjang top chord
Jangan lupa untuk anda menyertakan ahli dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi rangka atap agar tidak terjadi gagal struktur dan sekaligus dapat
memperhatikan bagaimana cara  pasang atap spandek yang dilakukan

Pemasangan kuda –  kuda Setelah desain selesai, barulah pekerjaan


pemasangan kuda –  kuda dapat dilakukanPemasangan reng baja ringan
Pemasangan reng bergantung pada jenis penutup atap yang digunakan Karena
sebaiknya reng harus pas dengan lebar daun dari atap Jadi jarak antar reng tidak
selalu sama, tergantung dari  jenis penutup atap yang dipakaiPemasangan seng
atau genteng / atap Cara pasang atap spandek sebaiknya dilakukan dengan rapi
agar tidak terjadi kebocoran saat hujanPemasangan rabung, nok pinggir,
flashing, pemasangan Perlu dilakukan dengan
rapi,kuatdantelitiSebelumandamembuat atap Spandek di rumah/gudang anda,
sebaiknya anda mengetahui bagaimana cara menghitung volume atap spandek
Bentuk atap type pelana atau 2 arah,dari as nok atas di ukur sampai akhir
teritisan air/dak cor/talang
METOD
A
22. PEKERJAAN BESI PIPA GALVANIS
PELAKSA
a. Tentukan jenis pipa yang akan di pakai
b. Potong pipa sesuai ukuran
NAAN
c. Penyambungan pipa dengan cara pengelasan harus diteliti dengan baik
d. Pemasangan dilakukan dengan menurut jenis-jenis pekerjaan

23. PEKERJAAN LISTRIK

Persiapan 

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus


kuat dan arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat
bantu kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel

 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk


menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat dan Arus Lemah

Pemasangan instalasi kabel


 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit,
dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum
dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester,
maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel
horizontal harus sejajar,  tidak boleh saling melintas.

Pemasangan panel

 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
METOD
A
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
PELAKSA
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
Pemasangan fitting dan armature
NAAN
 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
Pemasangan saklar dan stop kontak

 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Testing dan commissioning

 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test


fitting/armature selama ± 1 x 24 jam

24. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana


wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai
dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus
membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa
materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan,
sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.
METOD
A
PEMBANGUNAN GAPURA
1.
PELAKSA
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan

NAAN
digunakan dalam pekerjaan.

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam pekerjaan.

2. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank , meliputi


pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi
proyek yang akan dikerjakan, meliputi :
 Pengukuran batas luas  lahan (site).
 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan  titik  ukur  tetap  yang  telah 
ditentukan  (Bench Mark).  

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini


sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi
bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
dari as jalan atau peil banjir  yang  telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan pekerjaan pasang bouwplank. 
METOD
A
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi

PELAKSA
lantai. Bouwplank  dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank
dilakukan pada jarak 1 m di luar  denah yang akan dibuat, tujuannya agar

NAAN
bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. 

3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERATAAN LAPANGAN

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini


adalahmembersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan
caramembersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan
direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia
Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a.    Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu
pasangan batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan
dilaksanakan rehabilitasi
b.   Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin
tidak akan mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil
bongkaran tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.

4. PEKERJAAN GALIAN TANAH

Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah
METOD
A
biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah,
pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya

PELAKSA
diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung /
ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh  Direksi.

NAAN
seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan
penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m
yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan
Direksi pekerjaan.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk
timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material
yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang
sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

5. PEKERJAAN CERUCUP GELAM


Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan
jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup
tingggi.  Cerucuk dalam defenisinya  adalah susunan tiang kayu dengan diameter
antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal
kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban
diatasnya.  Dalam konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan
METOD
A
untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk.
Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat

PELAKSA
pengikat , papan penutup atau balok poer.

NAAN
Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :

3. Daya dukung tanah yang cukup rendah.


4. Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat
konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang
cukup tinggi.
Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan
berdasarkan pemeriksaan tanah.

Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan  pondasi cerucuk  dapat dibagi atas :

4. Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun


tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang
sudah direncanakan.
5. Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi
pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik
kayu dan kedalaman yang direncanakan.
6. Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu
yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat
bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.

Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu
dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai
dengan kedalaman yang direncanakan,  dan setelah itu baru dilakukan
penancapan kayu cerucuk.

Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual


(tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin
yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara
tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga
kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.

Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti
persyaratan teknis yaitu :
METOD
A
4. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana
pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak
melebihi 15 cm
PELAKSA
5. Kayu harus dalam bentang yang lurus  untuk kemudahan penancapan dan juga
daya dukung yang makin besar.
6. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak
NAAN
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada
pembebanan.

6. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai


keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu
diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan
bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.

 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol


ketebalan dari pasir tersebut

 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi


METOD
7. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Persiapan :
A
PELAKSA
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar. 
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan
level akhir urugan.
NAAN
-  Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. 
Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).
•  Pengurungan dan pemadatan :
-  Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
-  Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
-  Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
-  Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
-  Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa  tempat
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
-  Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
-  Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
-  Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan). 
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

8. PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

Pemadatan Tanah

            Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk
meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi  untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga denagn demikian meningkatkan daya
dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng
timbunan.

D. Pemadatan dan Prinsip-prinsip Umum


METOD
A
            Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan,
air tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.
PELAKSA
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik
bila kadar air dalam tanah  meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar
air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat volume
keringnya.
NAAN
            Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume
juga meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar
air dapat dinyatakan:
           
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang
sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air
optimim.
            Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah
proctor compaction (uji pemadatan Proctor.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhu Peadatan


            Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang
dapat dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
            Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah
tersebut dapat dibedakan hanya menjadi empat tipe umum.
            Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat
dituliskan sebagai berikut:
           
Dari kurva  pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
1.      Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah
hasil pemadatan juga bertambah, dan
2.      Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.
METOD
A
9.
PELAKSA
PEKERJAAN LANTAI KERJA

NAAN
Dibawah ini akan dijelaskan tetang pelaksanaan pekerjaan lantai kerja diserta
dengan contoh perhitungan untuk kebutuhan bahan, tenaga kerja dan jumlah
waktu pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan dengan volume pekerjaan   
 Landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm ditempatkan
pada dasar landasan dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan
pondasi beton
 Spesi diratakan  sedemikian rupa hingga rata permukaanya dengan
menngunakan kasutan.

10. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


1. Ukur tanah yang akan di pasang pondasi, kemudian pasanglah bowplang
untuk menggetahui ketinggian muka tanah setelah itu pasang benang agar
pondasi bisa tegak dan lurus.
2.    Gali tanah yang akan di buat pondasi dengan kedalaman sekitar setengah
meter karena pondasi tersebut dibuat untuk pagar tembok yang mempunyai
ketinggian 3 meter saja.
3.    Landasan tanah tersebut diberi anstamping dengan ketinggian sekitar 20cm,
dengan posisi batu tegak.
4.    Pasir dan semen di campur dengan menggunakan perbandingan 1:5
kemudian campur dengan air secukupnya sebagai pengikat dengan
METOD
A
menggunakan alat pengaduk molen.
5.    Susun batu kali tersebut diatas anstamping setinggi 80cm.

PELAKSA
6.    Setelah semuanya tercampur dengan baik tuangkan campuran tersebut ke
dalam batu kali yang tersusun tadi sambil di padatkan dengan menggunakan

NAAN
tongkat besi agar campuran tersebut memadati lobang-lobang yang berada di
podasi batu kali tersebut.
7.    Setelah itu tunggu pasangan batu kali tersebut hingga mengeras dan siap
untuk di beri beban di atasnya.
11. PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT

Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
METOD
3. Pekerjaan Bekisting
A
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
PELAKSA
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


NAAN
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
 Papan cetakan tidak boleh bocor
 Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.

4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga
dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu
atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x
160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x
100 cm. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan
untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volune split serta air secukupnya.
METOD

A
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya

PELAKSA
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10
menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
NAAN
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan


mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
5. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran

 Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material


yang akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak
terlau jauh dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor

 Cara pengadukan

Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka


pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer
dengan urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split,
ketiga memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan
perbandingan volume.

 Cara pengecoran

Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering kemudian


tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material tersebut berubah
dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit
kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan dan setelah pasta masuk
kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan sendok
spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

 Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya


mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka
cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempat
dituangkan kedalam galian pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit
METOD
A
dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran
dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak
ada celah yang kosong dan lebih padat.
PELAKSA
12. PEKERJAAN SLOOF
NAAN
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan
tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof
berikutnya.
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor /
atau mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan
beton jadi (Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
7. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

8. Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan


benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan
beton ditolak.

9. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang


penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai
dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan
beban.

10. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

11. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
METOD
12.
A
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2 

PELAKSA Pengecoran Sloof Balok

NAAN

13. PEKERJAAN KOLOM

Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan


bagian atas dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga
merupakan satu kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom
dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk menyambung tulangan kolom lantai
berikutnya.
Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan
bawah tulangan foot plate. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang
sebelah luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan
menyambungnya dengan tulangan yang sudah ada
METOD
A
Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang
diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 12

PELAKSA
mm dan diberi tembiring usuk siku 50.50.5 & stut menggunakan pipa support
sebagai penyangga bekisting dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
15.
NAAN
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk,   ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar

16. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

17. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan

18. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,


kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

19. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

20. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton

21. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan
kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi atau
pesawat theodolit

Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan


tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk
METOD
A
semua kolom pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu,
dimana pengecoran dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.

PELAKSA
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate
dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix) dengan K
225
NAAN
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
17. Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

18. Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan


benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.

19. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang


penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.
20. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
METOD
21.
A
Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat

22.
dilaksanakan.
PELAKSA
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement

NAAN
mutu material harus mencapak karateristik 225 kg/cm2

23. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate
dengan dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.

24. Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi
dengan memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom

14. PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI

Berikut ini dijelaskan metode kerja pembesian untuk balok dan pelat, yang


disertai contoh perhitungan bahan, tenaga kerja dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan

Pembesian Balok 
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok
dilakukan sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung tulangan
bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang
minimal 25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan
sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling
dan harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat dengan
tegangan maksimum.   
 Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada
tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat
dengan kawat beton. 
 Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam
tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat.  Ujung
tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang
penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi manfaat balok jika balok
METOD
A
berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang sesuai dengan
perencanaan.

PELAKSA
NAAN

Pembesian Pelat lantai


 Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm.
Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
 Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1
kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
 Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang
tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa
sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah
pelat.
 Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan
dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus
dengan tulangan atas lapis1.
 Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.

Metode Pemasangan Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat.

Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat. Sebelum pemasangan perancak


dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben
beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan) akibat
pengecoran pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :

19. Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam
pembigestingan pelat lantai dan balok.
METOD
20. A
Elevasi dasar atas begisting pelat lantai adalah = El. LT II - (tebal spesi +
keramik) - tebal pelet beton
21. PELAKSA
Elevasi dasar atas begisting Balok lantai adalah = El. Dasar atas begisting pelat -
(tinggi balok - tebal pelat)
22.
23.
NAAN
Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
24. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
25. Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
26. Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
27. Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat
beton
28. Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
29. Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
30. Lakukan pemasangan pembesian pelat
31. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
32. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
33. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
34. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
35. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
36. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting
METOD
A
PELAKSA
NAAN

Metode Pelaksanaan Pengecoran balok dan pelat

Pelaksanaan pengecoran beton & pelat dilakukan setelah pemasangan


bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan
serentak untuk semua balok & pelat pada ketinggian tertentu sehingga akan
mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari balok & pelat dan dilanjut
ke berikutnya.

Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate


dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix)
METOD
A
Sebelum
PELAKSA
pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

10. NAAN
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari.    
11. Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
12. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.    
13. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
14. Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
15. Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2.
16. Menuangkan spesi beton kedalam bekisting balok dan pelet dengan pump
concrate dengan dibantu tenaga pengecor dalam pemadatan beton dengan
vibrator concrate.
17. 5 Jam setelah pengecoran selesai beton diberi pelembab/digenangi air dengan
memberikan karung goni diatas pelat beton agar terhindar dari susut beton yang
terlalu cepat akibat sinar matahari yang mengakibatkan terjadinya retak pada
pelat.             
18. Bekisting balok dan pelat dapat dilepas setelah umur beton telah mencapai 21
hari dan dalam membongkar bekisting diharapkan berhati-hatiuntuk menghindari
terjadi patah pada balok
METOD
15. PEKERJAAN PASANGAN BATA

Persiapan
A

bata.

PELAKSA
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang dinding ½

Approval material yang akan digunakan.





Persiapan lahan kerja.
NAAN
Persiapan material kerja, antara lain : bata, semen PC, pasir pasang dan air..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, water pass, meteran,
benang, unting-unting, profil, selang air, sendok semen, dll.

Pasangan Dinding ½ Bata


2.    Pengukuran
 Pengukuran dengan menggunakan alat ukur  theodolith dan waterpass.
 Juru ukur (surveyor) menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan
dipasang batu bata termasuk titik-titik kolom praktis, as dinding, ketinggian pasangan,
siku ruangan dan ketebalan dinding.
3.    Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding bata ½ bata
 Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 5Psr dan pasangan
bata transram menggunakan adukan 1PC : 3Psr.
 Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air
semen adukan tidak terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan
mudah rontok dan dan pasangan batu bata cukup kuat.
 Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
 Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding
bata.
METOD

menggunakan perekat adukan.
A
Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan

 Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.




PELAKSA
Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis
dicor dan pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan
kembali.
NAAN
16. PEKERJAAN PLESTERAN

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.

Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian


 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada  permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
METOD

A
Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian


PELAKSA
ratakan dengan raskam dan jidar.
Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

NAAN
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup
umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air.  Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.
17. PEKERJAAN LOGO STAINLESS DAN HURUF NAMA STAINLESS

Cara memasang huruf timbul/lettering pada dinding. Pada prinsipnya pemasangan


dimedia dalam ruang maupun luar adalah sama. Bagaimana huruf timbul/lettering
terpasang terlihat menarik dan indah oleh orang yang melihatnya. Untuk itu
dibutuhkan keahlian tersendiri dari seseorang ingin memasangan huruf
timbul/lettering tersebut.

Adapun cara untuk memasang huruf timbul/lettering adalah sebagai berikut :


- Persiapan alat-alat untuk memasang seperti cutter/pisau, lem fox kuning, sket
plotingan huruf yang sudah di setting di komputer, spon, meteran dll.
- Mengukur media yang ingin ditempatkan untuk huruf timbul/lettering apakah
sesuai dengan sket plotingan dari komputer.
- Menentukan ketinggian dari huruf timbul/lettering yang ingin dipasang.
- Membolongkan sket plotingan untuk patokan dari huruf/lettering yang ingin di
pasang misal ujung huruf atas dan ujung huruf bawah atau tengah yang penting
bisa menjadi patokan setelah sket dicopot.
- Mengatur sket plotingan yang sudah di bolongi sesuai dengan keinginan lalu di
tempel dengan menggunakan plakban kertas setelah selesai diperhatikan apakah
sudah pas kalau belum diatu kembali sampai pas apa yang diinginkan.
- Setelah itu bolongan yang menjadi patokan untuk memasang huruf
METOD
-
A
timbul/lettering ditandai dengan pensil setelah selesai semua sket dilepas.
Ambil masing-masing huruf tempelkan sesuai patokan yang telah ditandai tadi

semua sudah
PELAKSA
kemudian tandai seluruh bidang huruf untuk patokan batasan pengeleman. apabila
selesai baru masuk pada proses pengeleman.

NAAN

18. PEKERJAAN PEMASANGAN DAN PENGECATAN BATU ALAM

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang batu


andesit/batu templek.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu andesit, batu templek, semen PC,
pasir dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, waterpass, gerinda listrik,
benang, selang air, dll.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

Pemasangan Batu Tempel

Pekerjaan pengukuran

 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi


yang akan dipasang batu andesit dan batu templek.
Pelaksanaan pekerjaan pasang batu andesit dan batu templek

 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu


sebelum ditebar adukan pasangan batu andesit/batu templek.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu
andesit/batu templek yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
 Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang nantinya dijadikan acuan
untuk pemasangan berikutnya.
 Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada permukaan dinding
dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan pasangan batu andesit/templek yang rata.
METOD

A
Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan  ketinggian yang
direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu andesit/templek.
 PELAKSA
Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan batu andesit/templek.
Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat. 
 NAAN
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu
andesit/templek dari sisa adukan semen.

19. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana
wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai
dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus
membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa
materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan,
sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.

PEMBANGUNAN PINTU GERBANG


1. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan.

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam pekerjaan.

2. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank , meliputi


pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi
proyek yang akan dikerjakan, meliputi :
 Pengukuran batas luas  lahan (site).
METOD


A
Pengukuran batas bangunan.
Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan  titik  ukur  tetap  yang  telah 
PELAKSA
ditentukan  (Bench Mark).  

NAAN

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini


sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi
bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
dari as jalan atau peil banjir  yang  telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan pekerjaan pasang bouwplank. 

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi
lantai. Bouwplank  dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank
dilakukan pada jarak 1 m di luar  denah yang akan dibuat, tujuannya agar
bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. 

3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERATAAN LAPANGAN

Tahap Pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini


adalahmembersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan
caramembersihkan tanaman semak belukar yang ada disekitar lokasi agar
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
METOD
A
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan
direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia

PELAKSA
Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a.   
NAAN
Bongkaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu
pasangan batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan
dilaksanakan rehabilitasi
b.   Sampah bongkaran harus diatur dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin
tidak akan mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil
bongkaran tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.

4. PEKERJAAN GALIAN TANAH

Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah
biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah,
pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya
diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung /
ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh  Direksi.
seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan
penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m
yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume
ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan
Direksi pekerjaan.
METOD
A
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk

PELAKSA
timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material

NAAN
yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang
sedekatdekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.

5. PEKERJAAN CERUCUP GELAM


Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan
jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup
tingggi.  Cerucuk dalam defenisinya  adalah susunan tiang kayu dengan diameter
antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal
kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban
diatasnya.  Dalam konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan
untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk.
Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat
pengikat , papan penutup atau balok poer.

Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :

5. Daya dukung tanah yang cukup rendah.


6. Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat
konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang
cukup tinggi.
Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan
berdasarkan pemeriksaan tanah.
METOD
A
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan  pondasi cerucuk  dapat dibagi atas :

7. Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun


PELAKSA
tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang
sudah direncanakan.
8. Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi
NAAN
pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik
kayu dan kedalaman yang direncanakan.
9. Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu
yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat
bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.

Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu
dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai
dengan kedalaman yang direncanakan,  dan setelah itu baru dilakukan
penancapan kayu cerucuk.

Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual


(tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin
yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara
tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga
kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.

Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti
persyaratan teknis yaitu :

7. Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana
pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak
melebihi 15 cm
8. Kayu harus dalam bentang yang lurus  untuk kemudahan penancapan dan juga
daya dukung yang makin besar.
9. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak
dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada
pembebanan.

6. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan pondasi, lantai


keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berhubungan langsung
METOD
A
dengan tanah. Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu
diikuti langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan

PELAKSA
bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

NAAN

 Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5 cm padat.

 Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol


ketebalan dari pasir tersebut

 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

 Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai kerja pondasi

7. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Persiapan :
- Menyiapkan alat bantu kerja : pacul, pengki (manual), atau peralatan berat
seperti bulldozer untuk area urugan yang cukup luas dan bervolume besar. 
Menyiapkan peralatan pemadatan (compacting) dan alat ukur untuk pengecekan
level akhir urugan.
-  Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan lereng perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah. 
Siapkan jalur kendaraan dump truck sesuai urutan pengurugan (apabila
outsoucing material urugan).
•  Pengurungan dan pemadatan :
-  Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
-  Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
-  Menyediakan tanah urug dengan kualitas yang baik.
METOD
A
-  Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya
terdapat hubungan yang baik antara tanah dasar dengan tanah urugan.
-  Jika diperlukan/disyaratkan, tanah bahan urugan diambil di beberapa  tempat
PELAKSA
sebagai sample untuk pemeriksaan pemadatan di laboratorium.
-  Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi (misalnya tiap 40
cm) dan setiap lapis diikuti dengan pemadatan.
NAAN
-  Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper,
baby roller atau alat pemadatan).
-  Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila
diperlukan). 
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.

8. PEKERJAAN PEMADATAN TANAH

Pemadatan Tanah

            Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak
struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk
meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi  untuk
meningkatkan kekuatan tanah, sehingga denagn demikian meningkatkan daya
dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng
timbunan.

E. Pemadatan dan Prinsip-prinsip Umum


            Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan,
air tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik
bila kadar air dalam tanah  meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar
air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat volume
keringnya.
            Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume
juga meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar
air dapat dinyatakan:
           
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
METOD
A
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang
sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air
optimim.
PELAKSA
            Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk

NAAN
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah
proctor compaction (uji pemadatan Proctor.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhu Peadatan


            Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang
dapat dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
            Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35
jenis tanah. Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah
tersebut dapat dibedakan hanya menjadi empat tipe umum.
            Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat
dituliskan sebagai berikut:
           
Dari kurva  pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
1.      Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah
hasil pemadatan juga bertambah, dan
2.      Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.

9. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Dibawah ini akan dijelaskan tetang pelaksanaan pekerjaan lantai kerja diserta
dengan contoh perhitungan untuk kebutuhan bahan, tenaga kerja dan jumlah
waktu pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan dengan volume pekerjaan   
 Landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm ditempatkan
pada dasar landasan dan dikerjakan sedikit hingga menutup semua landasan
pondasi beton
 Spesi diratakan  sedemikian rupa hingga rata permukaanya dengan
menngunakan kasutan.
METOD
A
PELAKSA
NAAN

10. PEKERJAAN PONDASI BATU BATA

Sebetulnya, cara pelaksanaan pekerjaan pondasi batu bata sama seperti


pelaksanaan dinding batu bata. Yang membedakan hanya kegunaan dan posisi.
Batu bata (batu merah), termasuk bahan bangunan buatan, maka sudah barang
tentu kualitasnya banyak tergantung dari cara pembuatannya. Pada umumnya
batu bata sebagai bahan untuk pondasi kurang baik apabila dibandingkan
dengan batu kali (batu alam) karena apabila batu bata selalu tertanam dalam
tanah kuaalitasnya akan menurun, sedangkan batu kali tidak demikian halnya.
Jika bangunan yang akan didirikan termasuk bangunan yang ringan umpamanya
rumah tinggal tidak bertingkat dan di sekitar tempat bangunan banyak terdapat
bahan batu bata, maka untuk menghemat anggaran biayanya dapat dibuat
pondasi langsung dari batu bata.

Untuk menjaga pasangan agar pasangan tidak basah karena air tanah yang
dapat mengakibatkan pasangan menjadi lunak sehingga kekuatan (daya dukung)
pasangan menjadi berkurang, maka bidang pasangan dari badan pondasi
diplester kasar (berapen) setebal kurang lebffi 1,5 cm dengan perekat seperti
untuk pasangannya.
Dan bagian-bagian sudut dari pasanmgan pondasi, dimana dapat menjadi sarang
dari genangan air, juga dibuat miring supaya air tanah tidak terhenti di situ,
METOD
A
melainkan dapat terus turun ke bawah hingga dapat diharapkan tidak
berpengaruh pada kekuatan pondasi.

PELAKSA
Gambar dibawah memperlihatkan tampang lintang badan pondasi dari pasangan

NAAN
batu bata untuk dinding tembok bagian tengah. Di sini tampang lintang badan
pondasi dapat diberi bentuk simetris karena tidak terdapat rintangan apa-apa

Gambar Pondasi pasangan batu bata.


Sedang untuk pondasi bagian pinggir, lebar dasar badan pondasi dibuat simetris
dan bagian atas dibuat tidak simetris untuk menyesuaikan kebutuhan bidang
plesteran atau bidang hiasan (gambar bawah). Lain halnya pada pondasi yang
dibuat pada perbatasan pekarangan dengan pekarangan orang lain di mana
tampang lintang badan pondasi terpaksa dibuat tidak simetris berhubung adanya
bangunan orang lain (Gambar).

11. PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT


METOD
Perakitan tulangan
A
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
PELAKSA
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :

 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari

 NAAN
ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat
tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan
dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak
terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak
turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah,
jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah
agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak
menjadi karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat
bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan
tertentu.
 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak
lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
METOD


A
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi
retak.
PELAKSA
4. Pekerjaan Pengecoran
NAAN
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

 Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga
dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu
atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x
160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x
100 cm. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan
untuk pengecoran.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan
volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volune split serta air secukupnya.
 Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama
masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10
menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang
sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan


mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta
disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
5. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran
METOD
 Pekerjaan persiapan
A
Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan material
PELAKSA
yang akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah yang tidak
terlau jauh dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor

 Cara pengadukan
NAAN
Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka
pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung mollen/mixer
dengan urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan kerikil/split,
ketiga memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu sesuai dengan
perbandingan volume.

 Cara pengecoran

Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering kemudian


tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material tersebut berubah
dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit
kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan dan setelah pasta masuk
kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan sendok
spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

 Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur seluruhnya


mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan pengikat, maka
cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempat
dituangkan kedalam galian pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit
dengan bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran
dapat masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak
ada celah yang kosong dan lebih padat.

12. PEKERJAAN PIPA BESI GALVANIS


1. Tentukan jenis pipa yang akan di pakai
2. Potong pipa sesuai ukuran
3. Penyambungan pipa dengan cara pengelasan harus diteliti dengan baik
4. Pemasangan dilakukan dengan menurut jenis-jenis pekerjaan
METOD
13.
A
PEKERJAAN PENGECATAN PIPA BESI

PENGECATAN BESI ( Baru )


PELAKSA
Bersihkan karat dari permukaan besi dengan cara diamplaspermukaannya, dan b
ersihkan dari debu, minyak dan kotoran lainnya yang ada.


NAAN
Dapat di lap dengan kain yang dibasahi dengan thinner terlebih dahulu
Untuk besi baru: pergunakan DELTA ZINC
CHROMATE sebagai cat dasar. Biarkan kering.
 Besi yang sudah di beri primer, di amplas halus untuk sedikit membukapermukaa
nnya, dan bersihkan permukaannya dari debu dan kotoran yang ada
 Pergunakan DELTA UNDERCOAT sebagai medium
coat dan membuatlapisan cat menjadi lebih tebal. Biarkan kering.
 Dan selanjutnya pergunakan DELTA SYNTHETIC HIGH GLOSS
ENAMEL sebagai cat akhir.

14. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana


wajib membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai
dinding, pintu/jendela, plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus
membersihkan barang bekas/peralatan yang diperlukan. Semua sisa
materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari lingkungan pekerjaan,
sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.

Anda mungkin juga menyukai