Anda di halaman 1dari 2

Caramempersiapkan infus set sebelum dipakaikan ke pasien;

- Gantung cairan yang mau diberikan kepada pasien;


- Infus set-nya dibuka;
- Tutup tusukannya buka;
- Tusukan tidak boleh dipegang karena dia steril;
- Tusukkan ke kantung cairannya;
- Pencet bagian drip pump supaya cairannya keluar sedikit;
- Sepanjang tubing tidak ada cairan di awal-awal, udara semua; jadi perlu priming dulu dengan cairan
yang ada – caranya dipencet drip pump-nya dan dibuka kontrol pemberi cairannya, buka
jarumnya, lalu teteskan cairan kekidney dish; pastikan semua cairan mengali rmelewati tubing
sampai ke bawah, sampai tidak ada bubble (kalau ada tube nya diregangkan lalu disentil-sentil;
nanti akan naik udaranya ke drip chamber);
Pastikan cairannya keluar dari ujung tubing-nya – kalau sudah berarti hentikan;
- Tutup jarumnya lagi dan jangan pegang dengan tangan – steril;
Prosedur:
- Siapkan alat-alat yang diperlukan terlebih dahulu: gloves, eye protection, tourniquet,
chlorhexidine-based antiseptic solution, transparent tape, sterile 2-by-2 gauze, saline flush, kateter
(14-24 G), IV fluid bag dengan tubing, sharp container; mungkin perlu anestesi kalau kateter >20
G;

Kateter ada banyak jenis: size, length, and safety mechanisms (some ada retractable needle,
ada yang punyaprotective clip);
Yang paling common: over the needle dan butterfly;

Ada banyak ukuran; yang harus digunakan adalah yang kecil karena dia less resistance to blood
flow and fever complications; sementara bigger catheters dipakai dalam situasi akut saja (14
and 16 G) contohnya untuk resusitasi fluid untuk management hypovolemia atau dehidrasi berat
Kalau cairan – 20 G; kalau darah yang molekulnya besar berarti 16 atau 18 G; 26 G

buat bayi; Faktor yang mempengaruhi: age-related vessel size, viskositas cairan, dan perlu

bolus atau tidak;

- Jelaskan prosedur kepada pasien dan beritahu komplikasi yang mungkin terjadi: bleeding, bruising,
dan infection;
- Teknik septik antiseptic – washing hands, wearing gloves, dan pakai eye protection;
- Kalau di upper extremities, pasien diminta tidur dalam posisi supine dan arm supported;
- Proper lighting is important;
- Tie tourniquet 8-10 cm di atas targeted insertion site; place one or two fingers
and gently palpate; Vein yang ideal rasanya: round, firm, flexible, dan full;
- Kalau sudah pilih – bersihkan area dengan antiseptic; back and forth (NEMJ); biarkan kering
dan jangan re-palpate area;
- Area bisa dianestesi dengan suntikkan atau cream – bisa dilakukan 1 jam sebelum infus;
supaya tidak terlalu sakit; tapi di lapangan jujur tidak ada;

- Inspect needle dan cannula for any damage;


- Verify cannula moves easily off the needle – jangan move tip of the cannula over the bevel
karena nanti bisadamage end of cannula;
- Stabilisasi superficial vein dengan non-dominant hand buat fiksasi vein karena mudah
pindah; keep the skin taut;
- Dengan tangan dominan, insert bevel mengarah ke atas dengan sudut 5-30 derajat; through
the skin and into the vein; angle-nya tergantung venanya dimana;
- Jangan masukkan cannula terlalu dalam nanti dia penetrasi terlalu jauh;
- Watch the initial back flow of blood yang masuk ke chamber;
- Kalau sudah masuk ke kulit lower the angle supaya pararel dengan kulit;
- Pegang dengan thumb and pointer finger;

- Kalau sudah masuk ke dalam vein completely, lepaskan tourniquet;


- Untuk prevent blood loss saat needle diremove, taruh gauze di bawahnya dan buang;
- Jangan masukkan needle kembali ke cannula nanti dia ada putus dan masuk ke pembuluh;
nanti emboli;
- Confirm the cannula is patent dengan cara flushing with NS;
- Periksa tidak ada swelling, redness, leakage, atau discomfort around the insertion site;
- Attach tube ke cannula dan start fluid infusion;

- Tutup site dengan transparent tape dan loop the tube away from the insertion site dengan
tape (untuk prevent accidental displacement dan tuurnin iritasi);

- Tuliskan tanggal kapan dipasang kanula;

Anda mungkin juga menyukai