Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR

TEKNIK PELABUHAN

Nama Kelompok :
-Andi Muh. Giffari (03120180247)
-Muh. Arbiansyah (03120180246)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
Soal :
1. Uraian penjelasan secara teknis tentang konsep dan
master plan pelabuhan berdasarkan kajian pustaka dan
standar perencanaan pelabuhan.
2. Menyusun makalah tentang komponen infrastruktur,
sarana dan prasarana pelabuhan.
3. Menjelaskan hirarki pelabuhan dan melakukan kajian
analisis kebutuhan fasilitas pelabuhan dan perancangan
pelabuhan
Jawaban :

1. -Dari Segi Standar Perencanaan Pelabuhan :


Master Plan atau Rencana Induk merupakan suatu urutan
proses yang merupakan syarat pembangunan di lingkungan
perencanaan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia sesuai
dengan arahan dari Menteri Perhubungan Rl, Keputusan Menteri
Perhubungan KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses
Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Proses
perencanaan Rencana Induk (Master Plan) mempunyai manfaat
sebagai berikut: 1. Arah pembangunan menjadi jelas, ber-sinergi
dan terpadu dengan Tata Ruang Wilayah; 2. Tahapan
pembangunan menjadi lebih terukur, dengan demikian tahapan
pembangunan/pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan; 3.
Penggunaan anggaran unruk pembangunan menjadi lebih efisien;
4. Kebutuhan lahan dapat diantisipasi lebih awal. Demikian halnya
dengan rencana pembangunan Terminal Angkutan Darat Tipe C di
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro melakukan perencanaan
Master Plan terminal sebelum terminal ini dibangun untuk
kepentingan masyarakat umum. Penulisan karya ilmiah ini
merupakan suatu langkah kedepan bagaimanakah merencanakan
suatu Konsep Master Plan Terminal angkutan darat.
-Dari Segi Kajian Pustaka :
Angkutan jalan raya sebagai sub sistem transportasi
mempunyai peranan penting dalam memberi pelayanan jasa
angkutan penumpang. Pergerakan/mobilitas orang terjadi karena
adanya kegiatan sehari-hari yang saling membutuhkan satu
dengan lainnya. Pergerakan yang terjadi sesuai dengan pola
perkotaan atau penyebaran pemukiman menimbulkan arus
lalulintas penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk
menunjang pergerakan orang, pemerintah berkewajiban
memberikan pelayanan dan pengaturan yang memadai baik
sarana maupun prasarana transportasi. Salah satu prasarana
angkutan jalan raya yang sangat vital adalah terminal angkutan
penumpang sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.
31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan. Selama ini
pembangunan terminal banyak yang kurang memiliki landasan
perencanaan secara matang sehingga kurang fungsional dalam
pengoperasiannya.
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, terminal transportasi merupakan :
- Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi
sebagai pelayanan umum.
- Tempat pengendalian, pegawasan, pengaturan dan
pengoperasian lalu lintas.
- Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem
transportasi untuk memperlancar arus penumpang dan barang.
- Unsur tata ruang yang mempunyai perananan penting bagi
efisiensi kehidupan kota.
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, fungsi terminal angkutan jalan
dapat ditinjau dari 3 unsur :
- Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan
menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau
kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitasfasilitas
informasi dan fasilitas parkrr kendaraan pribadi.
- Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan
dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan angkutan
serta menghindari dari kemacetan, sumber pemunguntan
retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum.
- Fungsi terminal bagi operator/pengusaha, adalah untuk
pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan
informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, terminal dibedakan berdasarkan
jenis angkutan menjadi:
- Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan
intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

- Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk


keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan
intra dan/atau antar moda transportasi.

-Adanya Master Plan Terminal penumpang Tipe C di Pulau Siau


Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini nantinya
menjadi dasar dalam perencanaan selanjutnya berupa Detail
Engineering Design (DED) Terminal penumpang di Pulau Siau
sebelum Pelaksanaan Konstruksi pembangunan Terminal
angkutan jalan di Pulau Siau.
2. Komponen dan Contoh Infrastruktur
Infrastruktur yang dibangun pemerintah maupun swasta terdiri dari
berbagai komponen yang saling mendukung satu sama lain.
Menurut P3KT (Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu),
komponen infrastruktur terdiri dari:

 Perencanaan kota.
 Peremajaan kota.
 Pembangunan kota baru.
 Jalan kota.
 Air minum.
 Drainase.
 Air limbah.
 Persampahan.
 Pengendalian banjir.
 Perumahan.
 Perbaikan kampung.
 Perbaikan prasarana kawasan pasar.
 Rumah sewa.

-Komponen Sarana dan Prasarana

Sarana (Pokok)
1. Alur Pelayaran
Alur pelayaran berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan
masuk dan keluar dari kolam pelabuhan. Besaran kedalaman alur
pelayaran biasanya ditentukan dengan formula: 1,1 draft kapal
penuh + 1 m. Sedangkan lebarnya dapat diestimasi bila satu jalur
minimal 4,8 lebar kapal sedangkan bila dua jalur minimal 7,6 lebar
kapal.
2. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh
dengan kedalaman aman sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh,
dengan luas kolam:
 Tambatan tunggal: Lingkarang dengan jari-jari (LOA + 25 m)
 Tambatan ganda: Segiempat dengan panjang (LOA + 50 m) x lebar
(LOA/2)

3. Penahan Gelombang
Berfungsi untuk  melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang
air laut. Pada umumnya bertipe miring, tegak (kaison) dan campuran.

4. Mooring Buoy
Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak terjadi
pergeseran yang disebabkan oleh angin dan arus gelombang. Selain itu
mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk berputar.

Prasarana (Penunjang)

1. Dermaga
Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan B/M (bongkar/muat) barang
dan naik turunnya penumpang.

Pada umumnya, dermaga memiliki tipe dengan bentuknya yang


pararel dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, caisson, turap) serta
jetty yang bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring, kompleks dan
atau ditambah dengan mooring dolphin).

2. Gudang
Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menyimpan
barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke
kapal. Pada umumnya, lokasi gudang diletakkan jauh ke sisi darat.
Gudang di pelabuhan dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Selain itu, gudang juga dapat dibedakan berdasarkan
jenis barang yang disimpan, seperti:
 Gudang transit barang umum (general cargo)
 Gudang pendingin
 Gudang untuk biji-bijian
 Gudang barnag berbahaya
 Gudang bijih tambang

2. Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan merupakan bangunan atau tempat yang luas
dan terletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan
barang-barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.

Barang-barang yang disimpan pada lapangan penumpukan harus


mempunyai ketahanan terhadap panas matahari dan hujan. Biasanya
barang-barang yang disimpan dilapangan penumpukan berupa
kendaraan berat dan barang-barang yang terbuat dari baja seperti
tiang listrik, plat baja, baja profil, baja beton, dan sebagainya.

4.Terminal
Merupakan suatu tempat untuk menampung kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi. Pada terminal biasanya terdapat
kegiatan turun naik dan bongkar muat barang, penumpang atau
petikemas yang selanjutnya akan dipindahkan ke tempat tujuan.

Secara fungsional, terminal mempermudah pelayanan, pengaturan


dan pengawasan kegiatan bongkar muat dan turun naik barang,
penumpang, maupun petikemas.

5. Jalan
Merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui kendaraan maupun
pejalan kaki yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain.
3.  Pelabuhan laut memiliki hierarki antara lain pelabuhan utama, pelabuhan
pengumpul, dan pelabuhan pengumpan (pengumpan regional dan pengumpan
lokal).

a.    Pelabuhan Utama (PU)


Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam
negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayaran antarprovinsi.
Berdasarkan hierarkinya pelabuhan utama di Indonesia pada saat ini terdapat
sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) Pelabuhan Utama, termasuk di dalamnya 2
(dua) Pelabuhan Utama yang berfungsi sebagai Hub Internasional (Bitung dan
Kuala Tanjung).
Dalam menetapkan rencana lokasi pelabuhan untuk pelabuhan utama
setidaknya dapat berpedoman pada:

1)    Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;


2)    Kedekatan dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil dan jalur
pelayaran nasional ± 50 mil;
3)    Memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;
4)    Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
5)    Kedalaman kolam pelabuhan minimal -9 mLWS;
6)    Berperan sebagai tempat alih muat peti kemas/curah/general
cargo/penumpang internasional;
7)    Melayani angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan
lain yang setara;
8)    Memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu)
tambatan, peralatan bongkar
       muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan penumpukan/gudang
penyimpanan yang
       memadai.
9)    Berperan sebagai pusat distribusi peti kemas/curah/general
cargo/penumpang di tingkat nasional
       dan pelayanan angkutan petikemas internasional.

b.    Pelabuhan Pengumpul (PP)


Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi.
Pada saat ini terdapat sekurangnya sebanyak 240 (dua ratus empat puluh)
pelabuhan yang merupakan pelabuhan pengumpul yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.
Dalam menetapkan hierarki pelabuhan sebagai pelabuhan pengumpul
setidaknya memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut:

1)    Kebijakan pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional


dan meningkatkan
       pertumbuhan wilayah;
2)    Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil;
3)    Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;
4)    Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
5)    Berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan
kawasan pertumbuhan
       nasional;
6)    Kedalaman minimal -7 mLWS;
7)    Memiliki dermaga serbaguna (multipurpose) minimal 1 (satu) tambatan dan
peralatan bongkar
       muat;
8)    Berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas/curah/general
cargo/penumpang nasional;
9)    Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional.

c.    Pelabuhan Pengumpan


Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan
pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau
barang, serta angktan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam
provinsi.
Berdasarkan hierarkiya pelabuhan pengumpan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
Pelabuhan Pegumpan Regional (PR) dan Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL),
pada saat ini terdapat sekitar 235 Pengumpan Regional dan 726 Pengumpan
Lokal. Dalam penetapannya harus memperhatikan kriteria teknis sebagai berikut:

1)    Pelabuhan Pengumpan Regional (PR):


a)    Berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan
pembangunan antarprovinsi;
b)    Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan
dan peningkatan
       pembangunan kabupaten/kota;
c)    Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi;
d)    Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan
Pelabuhan Utama;
e)    Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke
Pelabuhan Pengumpul
       dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya;
f)    Berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam provinsi;
g)    Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari
gelombang;
h)    Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu)
       provinsi;
i)    Berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil;
j)    Kedalaman maksimal pelabuhan -7 mLWS;
k)    Memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;
l)    Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20 – 50
mil.

2)    Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL):


a)    Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan
dan peningkatan
       pembangunan kabupaten/kota;
b)    Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;
c)    Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari
gelombang;
d)    Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar
kecamatan dalam 1 (satu)
       kabupaten/kota;
e)    Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan
Pengumpul, dan/atau
       Pelabuhan Pengumpan Regional;
f)    Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil,
terisolir, perbatasan, daerah
       terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;
g)   Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk
mendukung kehidupan
      masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai
terminal untuk penumpang
      juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat
disekitarnya;
h)   Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut regular kecuali
keperintisan;
i)    Kedalaman maksimal pelabuhan -4 mLWS;
j)    Memiliki fasilitas tambat dan dermaga dengan panjang maksimal 70 m;
k)   Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 – 20 mil.

Anda mungkin juga menyukai