DISUSUN OLEH:
SRI SUTARI
NPM : 314221102
DOSEN TUTOR:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, tak lupa salawat serta salam seraya saya curahkan kepada jungjunan kita Nabi
Dalam penyusunan laporan tutorial ini tidak luput dari cobaan dan rintangan, namun hal
ini tidak menjadi hambatan bagi saya dalam menyelesaikannya, karena berkat dan bantuan
serta bimbingan dari dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Banyak pihak yang
secara langsung dan tidak langsung berperan dalam penyusunannya untuk itu dalam
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat Ibu Indriyati
Dalam penyusunan laporan tutorial ini kami menyadari sepenuhnya akan segala
kekurangan-kekurangan yang ada, baik isi, susunan kalimat, maupun cara penyajian materi ini,
oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
1. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III ………8
2. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil trimes III ………..
1. Sinposis Kasus
Skenario 1
Seorang perempuan berumur 37 tahun, hamil anak ketiga dan belum pernah keguguran,
datang ke Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) pada tanggal 13 November 2021, dengan
keluhan sering berkemih di malam hari padahal tidak banyak minum sebelum tidur.
Hasil anamnesis: ibu sudah 5 kali ANC ke bidan. 1 kali ke dokter untuk USG pada usia
kehamilan 3 bulan. HPHT tanggal 13 Februari 2021, siklus hai sebelum hamil teratur, normal.
Ibu cemas karena belum ada tanda-tanda persalinan yang dirasakan, sedangkan temannya
yang sama-sama hamil sudah melahirkan. Gerakan janin aktif dirasakan, terakhir dirasakan 5
Instruksi :
4. Apa saja informasi yang masih dibutuhkan untuk penyelsaian masalah pada kasus
tersebut!
Skenario 2
Hasil anamnesis lanjutan: pekerjaan ibu IRT, suami bekerja di luar kota, kembali kerumah 1
bulan sekali. Riwayat obstetri yang lalu; baik anak pertama maupun anak kedua lahir normal
2700gram/49cm. anak kedua perempuan berumur 10 tahun, BB/PB lahir 2800 gram/49 cm. alat
kontrasepsi yang terakhir digunakan implant, dilepas 5 tahun yang lalu karena ingin hamil. BB
sebelum hamil 50 kg. tanda-tanda bahaya kehamilan tidak dirasakan. Ibu masih mengonsumsi
tablet Fe. Pola makan baik, tidak ada makanan pantangan, BAK dan BAB normal. Ibu tidak
meiliki riwayat penyakit kronis maupun keturunan. Kehamilan ini direncanakan, rencana
persaliann di TPMB.
Instruksi :
1. Apakah ada tambahan cae finding berdasarkan skenarios tersebut? Jika ada sebutkan!
3. Sepakati kembali hipotesis berdasarkan tambahan data yang ditemukan pada skenario
tersebut!
Skenario 3
Ku baik, TD 110/70 mmHg, S 37°C, P 21 x?m, N 86 x/m, BB 62 kg, TB 155 cm. kepala: tidak
oedem pada wajah, sclera putih, kinjungtiva merah muda, mulut, rahang tidak pucat, tampak
peradangan pada gusi di area geraham kiri bawah yang sedikit berlubang, ibu baru
mengalamigigi berlubang pada kehamilan ini, leher normal, bunyi nafas dan jantung normaldan
regular, payudara: areola tampak berwarna kehitaman, putting menonjol dan terdapat
xifoideus, PUKI, peresentasi kepala dan belim masuk pintu atas panggul his (-), DJJ 138 x/m.
Ibu menanyakan kepada bidan apakah garis-garis yang muncul di area payudara dan abdomen
Instruksi:
1. Apakah ada tambahan case finding berdasarkan scenario kasus tersebut/ jika ada
sebutkan!
ada sebutkan!
3. Tentukan final hypothesis/Hipotesis akhir berdasarkan ketiga rangkaian scenario
4. Tentuan learning objective (LO) berddasrakan hipotesis akhir yang disepakati dari
5. Instruksi tambahan untuk dijawab pada step 7 “seven jumps” tutorial (peretmuan ke 2/
tersebut?
b. Asuhan kebidanan apa saja yang bisa diberikan berdasarkan kasus tersebut?
tersebut.
Istilah asing
Tidak ada
Case Finding
1. Perempuan 37 tahun
2. G3P2A0
8. Keluhan: sering berkemih di malam hari, ibu cemas karena belum ada tanda- tanda
10. Riwayat obstetric anak pertama lahir tahun 2006 spontan oleh bidan, anak kedua lahir
22. Pemeriksaan fisik adanya gigi berlubang, adanya radang pada gusi
23. Payudara areola tampak kehitaman, putting menonjol terdapat pengeluaran kolostrum
24. Abdomen terlihat garis melintang kebawah berwarna coklat kehitaman dibagian tengah
perut
25. TFU 32cm, 3 jari dibawah px, PUKI, ppresentasi kepala belum masuk pap
27. Tidak ada oedem dan varises pada kaki, punggung normal
29. Ibu menanyakan apakah garis-garis yang muncul di area payudara dan abdomen bisa
Identifikasi masalah
7. Hb kurang
Hipotesis awal
1. Sering berkemih sehubungan dengan uterus yang semakin besar menekan kandung
kemih
2. Sering berkemih sehubungan dengan adanya tekanan kepala bayi terhadap kandung
kemih
4. Sering berkemih berhubungan dengan minuman yang ibu konsumsi (kopi, soda)
10. Usia ibu berhubungan dengan cemas karena beresiko terhadap kehamilannya
11. Jarak kehamilan berhubungan dengan faktor resiko pada saat persalinan
12. Jarak kehamilan berhubungan dengan komplikasi atau penyulit pada saat persalinan
14. Radang gusi dan gigi berlubang berhubungan dengan kekurangan kalsium
17. Striae pada payudara dan abdomen berhubungan dengan body image
18. Striae pada payudara dan abdomen berhubungan dengan psikologis ibu
19. Striae pada payudara dan abdomen berhubungan dengan fisiologis hormonal ibu
5. Pola eliminasi
7. Aktifitas seksual
8. Pekerjaan suami
9. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
11. Pemeriksaan fisik (TTV, leopold, djj, TFU, periksa dalam, frekuensi his, lama kuat his)
LO
4. Kebutuhan nutrisi ibu hamil dan suplemen kehamilan (hipo 14, 16)
7. Optimalisasi posisi
9. Menentukan diagnosis
B. TINJAUAN TEORI
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus
normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, berbentuk lonjong seperti
telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting
diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologi, hamil ganda atau menderita penyakit seperti molahidatidosa dan sebagainya.
2) Payudara
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat cairan berwarna putih agak
jernih disebut colostrum. Colostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi .
3) Sirkulasi darah Volume darah akan bertambah banyaknya ±25% pada puncak usia
keseluruhan, tetapi perubahan volume plasma jauh lebih besar sehingga kosentrasi
memenuhi kebutuhan oksigen (O2), di samping itu desakan diafragma karena dorongan
rahim yang membesar pada umur 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan oksigen meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar
20% sampai 25% dari biasanya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen wanita
membesar dapat mengakibatkan edema dan hyperemia pada hidung, faring, laring,
trachea dan bronkus. Hal ini dapat menimbulkan sumbatan pada hidung dan sinus,
hidung berdarah (epstaksis) dan perubahan suara pada ibu hamil. Peningkatan
vaskularisasi dapat juga mengakibatkan membrane timpani dan tuba eustaki bengkak
sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada telinga.
membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (polyuria), laju
filtrasi glomerulus meningkat sampai 69 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh
pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. Wanita hamil trimester I dan III sering mengalami
sering kencing (BAK/ buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering
mengganti celana dalam agar tetap kering (Tyastuti & Wahyuningsih Puji, 2016).
6) System pencernaan Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI 7) Sistem Integumen Pada kulit terdapat deposit
pigmen dan hiperpigmentasi pada area tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh
pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah
salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai cloasma
a. Definisi Kehamilan
Definisi kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan
pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi
terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil
yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat berisiko tinggi (Maternity dan Putri,
2017).
bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam
dan ketidak puasan. Risiko adalah ukuran statistik dari peluang untuk terjadinya suatu
keadaan yang tidak diinginkan dimasa mendatang. Faktor risiko merupakan suatu
keadaan atau ciri tertentu pada seseorang atas suatu kelompok yang mempunyai
hubungan dengan peluang akan terjadinya suatu penyakit, cacat atau kematian. Faktor
risiko mempunyai ciri-ciri yang merupakan suatu mata rantai oleh proses terjadinya risiko
tertentu, dapat diamati serta dikenal sebelum peristiwa yang diramalkan akan terjadinya
dan beberapa faktor risiko pada individu yang sama dan menyebabkan peluang lebih
1) Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan. Faktor genetika yaitu faktor keturunan dan
2) Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil atau keadaan yang dapat
1) Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO) merupakan banyak faktor atau kriteria-kriteria
risiko kehamilan. Ibu hamil primi muda, primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil ≤ 2
tahun, Tinggi Badan (TB) ≤ 145 cm, riwayat penyakit, kehamilan hidramnion dan
riwayat tindakan ini merupakan faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu hamil
berisiko.23
a) Primi muda ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada usia
tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan kondisi rahim dan
panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami gangguan. Disisi lain
mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan. Bahaya yang terjadi jika
partum.
b) Primi tua
dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang penyakit,
kemungkinan mengalami kecacatan untuk bayinya dan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR), cacat bawaan sedangkan komplikasi yang dialami oleh ibu berupa pre-
c) Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak persalinan
sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah menghadapi
kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan dapat terjadi pada ibu yang mempunyai
riwayat anak pertama mati atau ibu yang mempunyai anak terkecil hidup berumur 10
d) Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2 tahun
kondisi rahim belum kembali seperti semula selain itu ibu masih dalam proses
menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir, bayi
lahir namun belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun mempunyai
pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi kategori kurang
e) Multigrande yaitu Ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau lebih,
komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan kekendoran pada
persalinan lama, perdarahan pasca persalinan, dan rahim robek pada kelainan letak
lintang. Sedangkan grandemultipara adalah ibu yang pernah melahirkan lebih dari 6
kali atau lebih baik bayi dalam keadaan hidup atau mati.
f) Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih . ibu hamil pada usia ini dapat menglami
komplikasi seperti Ketuban Pecah Dini (KPD), hipertensi, partus lama, partus macet
dan perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu hamil
pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir sudah tidak lentur dan
oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko tiinggi mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan
2) Ada Gawat Obstetri tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu: anemia,
malaria pada ibu hamil, penyakit TBC, payah jantung, diabetes militus, HIV/AIDS,
toksoplasmosis.
a) Pre-eklamsia ringan, tiga gejala preeklamsi yaitu oedema pada muka, kaki dan
tungkai, hipertensi dan urin protein positif. Komplikasi yang dapat terjadi seperti
b) Kehamilan kembar (gemeli) dengan jumlah janin 2 atau lebih. Komplikasi yang
c) Hidramnion atau kelebihan jumlah air ketuban dari normalnya (> 2 liter). Faktor
d) Intra Uteri Fetal Deat (IUFD) dengan tanda-tanda gerakan janin tidak terasa lagi
dalam 12 jam, perut dan payudara mengecil, tidak terdengar denyut jantung.
e) Hamil serotinus usia kehamilannya ≥ 42 minggu. Pada usia tersebut fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah akan menurun. Maka akan menyebabkan ukuran
janin menjadi kecil, kulitnya mengkerut, berat badan bayi saat lahir akan rendah,
dan kemungkinan janin akan mati mendadak dalam kandungan dapat terjadi.
f) Letak sungsang keadaan dimana letak kepala janin dalam rahim berada di atas
dan kaki janin di bawah. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi sulit bernapas
sehinga menyebabkan kematian dan letak lintang. Letak janin dalam rahim pada
kanan atau kiri ibu. Bayi yang mengalami letak lintang tidak bisa melahirkan
secara normal kecuali dengan alat bantu. Bahaya yang dapat terjadi apabila
persalinan tidak dilakukan dan ditangani secara benar dapat terjadi robekan pada
rahim ibu dan ibu dapat mengalami perdarahan, infeksi, syok, dan jika fatal dapat
3) Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO Adanya ancaman nyawa ibu dan bayi yaitu
1) Faktor non medis Faktor non medis penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi yaitu
status gizi, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk
memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan saranan kesehatan yang serba
2) Faktor medis Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta,
gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus dan kelainan genetik
Psikologis kehamilan
Menurut (Pieter & Namora, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa macam
a. Cenderung Malas
Penyebab ibu hamil cenderung malas karena pengaruh perubahan hormon dari
gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan tersebut yang
b. Sensitif
Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah karena faktor hormon. Reaksi wanita
menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun perilaku ibu hamil
dianggap kurang menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah
sepantasnya harus dimengerti suami dan jangan membalas kemarahan karena akan
c. Mudah Cemburu
Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas
seperti ketakutan ditinggal suami atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu,
suami harus memahami kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang lebih terbuka
dengan istri.
Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering menganggu. Biasanya wanita hamil
tiba-tiba menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami
walaupun sedikit dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih
baik.
e. Perasaan Ambivalen
Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester pertama. Perasaan
masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua,
f. Perasaan Ketidaknyamanan
g. Depresi
Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat yang ditandai dengan
masa depan. Penyebab timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal
yang berhubungan dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota keluarga,
h. Stres
Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab reaksi stres.
psikologis bayi. Sebaliknya, ibu hamil yang selalu berfikir positif membantu
i. Ansietas (Kecemasan)
Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak tentram yang
disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian
dengan kondisi: kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman
keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya
dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima kehamilan, keuangan
keluarga, support keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala cemas ibu hamil dilihat
dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau
denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan
gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan.
Hal yang mendasari ketidaknyamanan trimester III adalah pertambahan ukuran uterus
akibat dari perkembangan janin dan plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul
menimbulkan pengaruh pada sistem organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar timbulnya
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III. Perubahan- perubahan tersebut menjadi dasar
1) Sering Berkemih Menurut Dewi & Sunarsih. T (2012) dalam penelitian Megasari (2019)
ketidaknyamanan sering buang air kecil yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III secara
fisiologis disebabkan karena ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ tersebut
harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil. Proses penyaringan
tersebut kemudian menghasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin dan plasenta yang
membesar juga memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga menjadikan ibu hamil
harus sering ke kamar kecil untuk buang air kecil. Ketidaknyamanan sering buang air kecil
selain dapat mengganggu istirahat ibu juga dapat memberikan efek 30 samping pada
organ reproduksi dan juga dapat berpengaruh pada kesehatan bayi ketika sudah lahir.
Kesehatan organ reproduksi terutama daerah vagina sangat penting dijaga selama masa
kehamilan, terlebih dengan keluhan sering buang air kecil yangmemungkinkan keadaan
celana dalam sering dalam keadaan lembab akibat sering cebok setelah BAK dan tidak di
menyebabkan infeksi di daerah tersebut jika tidak segera diatasi. Daerah vagina akan
terkena infeksi saluran kemih yang menyebabkan rasa gatal, panas, nyeri, muncul
kemerahan, terasa perih bahkan iritasi atau bengkak dan dapat memicu penularan
penyakit kelamin, HIV/AIDS. Infeksi saluran kemih pada wanita hamil sejumlah 24% dapat
berpengaruh pada bayi sehingga pada saat bayi lahir terdapat sariawan pada mulutnya
katup vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah balik dan
biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Varises terjadi pada 40% wanita, biasanya
terlihat pada bagian kaki, namun sering juga muncul pada vulva dan anus. Varices pada
bagian anus biasa disebut haemoroid. (Irianti, dkk, 2015: 135). Haemoroid sering didahului
peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik. (Irianti, dkk, 2015:137).
3) Sesak Nafas Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu
(70%) pada kehamilan trimester III yang dimulai pada 28-31 minggu. Keluhan sesak nafas
juga dapat terjadi karena adanya perubahan pada volume paru yang terjadi akibat
hamil, dimana diafragma terdorong keatas sekitar 4 cm disertai pergeseran keatas tulang
iga. (Irianti, dkk, 2015:137). Penanganan sesak nafas pada usia kehamilan lanjut ini dapat
dilakukan secara sederhana dengan menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang
berat dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan posisi pada saat duduk
dan berbaring. Disarankan agar ibu hamil mengatur posisi duduk dengan punggung tegak,
jika perlu disangga dengan bantal pada bagian punggung, menghindari posisi tidur
akibat tertekannya vea (suppin hypotension sindrom). Sesak nafas dapat mengakibatkan
4) Bengkak dan Kram pada Kaki Bengkak atau odema adalah penumpukan atau retensi
cairan pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler.
Oedema pada kaki biasa dikeluhkan pada usia kehamilan 34 minggu. Hal ini dikarenakan
tekanan uterus yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan
bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin
besar (Jean, 2011). Wanita hamil sering mengeluhkan adanya kram pada kaki yang
biasanya berlangsung pada malam hari atau menjelang pagi. Kram pada kaki saat
kehamilan sering dikeluhkan oleh 50% wanita pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu
sampai dengan 36 minggu kehamilan. Keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya
gangguan aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh
tertekannya pembuluh darah tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada
kehamilan lanjut. Kram juga disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfat dan penurunan
5) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia
(sering berkemih dimalam hari), terbangun dimalam hari dan mengganggu tidur yang
nyenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah pada ibu hamil
dikarenakan 36 tidur malam yang tidak nyenyak karena terbangun tengah malam untuk
uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin,
6) Nyeri perut Bawah Nyeri perut bawah dikeluhkan oleh sebagian besar ibu hamil. Secara
normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah yang berlebihan dan konstipasi
yang dialami oleh sebagian besar ibu dalam kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi uterus
yang parah dan adanya kontraksi Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait
dengan nyeri pada perut bagian bawah. (Irianti, dkk, 2015:141). Torsi uterus yang parah
biasanya dapat diatasi dengan tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus yang
mengalami torsi dapat kembali keadaannya semula tanpa harus diberikan manipulasi.
7) Heart Burn. Perasaan panas pada perut atau heartburn atau pirosis didefinisikan sebagai
rasa terbakar di saluran pencernaan bagian atas, termasuk tenggorokan. Penyebab dari
keluhan ini adalah peningkatan kadar progesteron atau meningkatnya metabolisme yang
menyebabkan relaksasi otot polos, sehingga terjadi penurunan pada irama dan pergerakan
lambung dan penurunan tekanan pada spinkter esofagus bawah. Tekanan dari uterus yang
semakin membesar pada isi lambung juga dapat memperburuk keluhan panas perut
8) Kontraksi Braxton Hicks, pada saat trimester akhir, dapat sering terjadi setiap 10-20 menit,
sedikit banyak, mungkin berirama. Pada akhir kehamilan, kontraksi ini dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab persalinan palsu (False Labour). Salah satu
dampak klinis yang baru baru ini dibuktikan adalah bahwa 75% dengan 12 atau lebih
kontraksi per jam didiagnosis memasuki persalinan aktif dalam 24 jam (Irianti, dkk,
2015:143). Demikian persiapan persalinan dengan renggangnya uterus akhirnya mencapai
batas kehamilan aterm atau berat janin cukup. Pada saat ini jumlah dan distribusi reseptor
oksitosin yang di keluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior dapat mengubah kontraksi
Braxton hicks menjadi kontraksi persalinan. (Irianti, dkk, 2015:143). Peristiwa umum
Dehidrasi
Hubungan seksual
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan
dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim
(uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar
40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Penambahan kebutuhan gizi
a. Energi
Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per Kapita per Hari adalah
1.735,5 kkal.
b. Protein
Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya,
sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan
dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Protein digunakan
untuk: pembentukan jaringan baru baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan
c. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu,
lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat
d. Karbohidrat
e. Vitamin, seperti: Asam folat, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E dan
Vitamin K.
f. Mineral mencakup zat besi, zat seng, kalsium, yodium, fosfor, flour dan natrium.
a) Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi, 1 porsi lebih banyak dari
sebelum hamil
c) Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil (10 gelas / hari)
d) Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan maka pilihlah makanan yang tidak
berlemak dalam porsi kecil tapi sering. Seperti buah, roti, singkong dan biskuit.
Status gizi ibu hamil yang penting dinilai dengan pengukuran antropometri, yaitu
dapat dinilai dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT), ukuran lingkar lengan atas
(LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. (Hardinsyah dan Supariasa, 2017).
Penilaian Status Gizi Ibu Hamil bisa diketahui dengan:
Pada akhir kehamilan kenaikan berat badan hendaknya 12,5-18 kg untuk ibu yang
kurus. Sementara untuk berat badan ideal cukup 10-12 kg dan untuk ibu yang tergolong
gemuk cukup naik < 10 kg. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pada ibu
hamil dengan IMT sebelum hamil normal, kecepatan penambahan berat badan pada
trimester kedua dan trimester ketiga mencapai 0,34-0,50 kg/minggu. Jika ditemukan
penambahan berat yang kurang dari 0,5 kg perbulan pada ibu hamil yang gemuk atau
kurang dari 1 kg perbulan pada ibu hamil yang normal, maka harus dicari penyebabnya
lebih lanjut. Hal yang harus diperhatikan antara lain pengukuran yang kurang tepat berat
pakaian, akumulasi cairan atau karena asupan makana yang tidak adekuat atau bahkan
berlebihan. Pada kehamilan lebih dari 20 minggu dengan penambahan berat badan
yang lebih dari 3 kg/bulan, harus diidentifikasi masalah lain terutama hipertensi dalam
ketiga, maka akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan BBLR, IUGR, serta
c) Lingkar Lengan Atas (LILA) dilakukan untuk menegtahui resiko kekurangan energi
protein. LILA adalah cara menentukan status gizi yang praktis dengan mengukur lingkar
lengan atas pada bagian tengah antar ujung bahu dan ujung siku. Alat ukur yang
digunakan adalah pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm.Ambang batas LILA < 23,5 cm
atau dibagian pita merah LILA menandakan gizi kurang dan ≥ 23,5 cm menandakan gizi
baik. LILA < 23,5 cm termasuk kelompok rentang kurang gizi. ( Kemenkes RI, 2013)
gizi kurang dan relative stabil. Ukuran LILA selama kehamilan hanya berubah 0,4 cm.
perubahan ini selama kehamilan tidak terlalu besar sehingga pengukuran LILA pada
masa kehamilan masih dapat dilakukan untuk melihat stautus gizi ibu sebelum hamil.
Berlainan dengan berat badan yang terus naik dari awal sampai akhir umur kehamilan
dan dapat digunakan untuk memonitor status gizi ibu hamil, maka LILA tidak dapat
digunakan untuk keperluan tersebut, karea LILA relative stabil pada setiap bulan umur
kehamilan.
Implikasi ukuran LILA terhadap berat badan bayi adalah LILA menggambarkan
keadaan konsumsi makanan terutama konsumsi energi dan protein dalam jangka
6. Optimalisasi Posisi
Optimalisasi posisi janin merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
Masalah masalah yang terjadi baik di masa kehamilan maupun persalinan, di masal
persalinan misalnya:
kepala masih tinggi, padahal pembukaan sudah lengkap. Karena kepala tengadah
kontraksi tidak intens dan pembukaan berjalan sangat lambat karena posisi janin
tidak Optimal.
Beberapa aktivitas rutin yang aku lakukan untuk mengusahakan optimalisasi janin ,
1) Jalan kaki Kepala adalah bagian terberat janin. Dengan memperbanyak jalan
kaki, kepala janin akan terangsang menuju jalan lahir karena adanya gravitasi,
optimalisasi janin, posisi ini pun membuat punggung yang pegal terasa lebih
enak. Posisikan badan seperti akan merangkak lalu lakukan 2 gerakan ya moms.
beserta tulang ekor. Yang kedua arahkan pandangan moms ke depan lalu
cekungkan punggung.
5) Selalu berdoa dan afirmasi positif untuk diri sendiri dan janin.
1) Pelvic Tilt : Gerakan ini merupakan usaha untuk memiringkan posisi panggul. Awali
dengan berbaring di atas lantai dengan kedua lutut ditekuk dan kaki menapak rata di
lantai. Angkat pinggul dan panggul, dengan punggung tetap menempel pada lantai.
Anda bisa menahan posisi ini dengan meletakkan bantal secukupnya di bagian
pinggang bawah atau bokong. Lakukan selama 10-20 menit sebanyak 3 kali sehari.
2) Inversi : Gravitasi dapat membantu untuk mengubah posisi bayi. Anda dapat
mencoba posisi sujud, dan menahannya selama 10-15 menit. Senderkan kepala ke
bantal agar posisi lebih nyaman, juga bisa mencoba posisi merangkak, lalu dengan
perlahan mengayun badan ke depan dan ke belakang, dapat juga menahan posisi
3) Musik : Bayi di dalam kandungan sudah sensitif terhadap suara dan music, suara
atau musik yang membuat gerak bayi lebih aktif, arahkan sumber musik (misalnya
speaker kecil atau headphone) ke bagian bawah perut, dengan harapan bayi akan
4) Suhu : Bayi juga sensitif terhadap suhu, letakkan kompres dingin di perut bagian atas
sambil meletakkan kompres hangat di perut bagian bawah. Pastikan kompres tidak
berikut ini :
punggung ibu dengan bantal agar posisi tetap nyaman. Pastikan posisi pinggul
sesuai dengan tinggi badan Anda, agar Anda tetap dapat duduk dengan nyaman,
dengan kaki menapak lantai. Pastikan pinggul lebih tinggi dari lutut. Sambil
duduk, memutar pinggul secara perlahan, dapat dilakukan sambil bekerja atau
bersantai menonton televisi. Selain duduk, Anda juga dapat bersandar memeluk
bola dengan kedua lutut di lantai. Letakkan kepala di atas bola dengan nyaman.
- Saat mengendarai mobil, letakkan dudukan bantal agar posisi pinggul bisa lebih
tinggi.
- Jika ibu masih bekerja, usahakan untuk beristirahat sebentar secara rutin.
7. Asuhan kebidanan pada pada ibu hamil trimester III berdasarkan Kebutuhan dan
keluhan Ibu :
a) Sering Berkemih
Menjelaskan pada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal normal akibat dari
- Menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat
infeksi jamur dengan tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air
kecil, mengeringkan bagian organ genetalia dengan handuk atau tisu bersih
sesudah buang air kecil, dan menggunakan celana dalam berbahan menyerap
seperti katun serta mengganti celana dalam jika celana dalam sudah dalam
- Memberitahukan kepada ibu cara mengatasi varises dan kram diantaranya yaitu
tubuh yang baik, tidur dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi selama 10-15 menit
dan dalam keadaan miring, hindari duduk dengan posisi kaki menggantung dan
cara hindari memaksakan mengejan saat defekasi jika tidak ada rangsangan
c) Sesak Nafas
- menyarankan agar ibu hamil mengatur posisi duduk dengan punggung tegak,
jika perlu disangga dengan bantal pada bagian punggung dan menghindari
- Menganjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya, terutama saat duduk dan
tidur. Hindari duduk dengan posisi kaki menggantung karena akan meningkatkan
lama.
- Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam posisi berbaring,
kemudian menekan tumitnya atau dengan posisi berdiri dengan tumit menekan
pada lantai.
memposisikan kaki lebih tinggi dari tempat tidur sekitar 20-25 cm,
e) Gangguan tidur.
- Menganjurkan ibu untuk mandi air hangat, meminum air hangat, dan lakukan
f) Heartburn
- Menganjurkan ibu untuk tidak berbaring dalam waktu 3 jam setelah makan dan
- Menjelaskan pada ibu tentang mules yang dialaminya adalan kontraksi palsu,
- Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas panjang saat
mules.
h) Memberitahukan ibu tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang sedang terjadi
1) Jalan kaki Kepala adalah bagian terberat janin. Dengan memperbanyak jalan
kaki, kepala janin akan terangsang menuju jalan lahir karena adanya gravitasi,
3) Posisi cat cow Ini adalah posisi yoga. Karena selain bermanfaat untuk
optimalisasi janin, posisi ini pun membuat punggung yang pegal terasa lebih
enak. Posisikan badan seperti akan merangkak lalu lakukan 2 gerakan ya moms.
beserta tulang ekor. Yang kedua arahkan pandangan moms ke depan lalu
cekungkan punggung.
Awali dengan berbaring di atas lantai dengan kedua lutut ditekuk dan kaki
menapak rata di lantai. Angkat pinggul dan panggul, dengan punggung tetap
menempel pada lantai. Anda bisa menahan posisi ini dengan meletakkan bantal
6) Inversi : Gravitasi dapat membantu untuk mengubah posisi bayi. Anda dapat
mencoba posisi sujud, dan menahannya selama 10-15 menit. Senderkan kepala
ke bantal agar posisi lebih nyaman, juga bisa mencoba posisi merangkak, lalu
menahan posisi tangan tetap diam, lalu putar pinggul secara perlahan.
suara dan music, suara atau musik yang membuat gerak bayi lebih aktif, arahkan
sumber musik (misalnya speaker kecil atau headphone) ke bagian bawah perut,
hangat di perut bagian bawah. Pastikan kompres tidak terlalu panas, agar kulit
punggung ibu dengan bantal agar posisi tetap nyaman. Pastikan posisi pinggul
- Duduk di excercise ball. Saat ini excercise ball banyak dijual, pilih yang ukurannya
sesuai dengan tinggi badan Anda, agar Anda tetap dapat duduk dengan nyaman,
dengan kaki menapak lantai. Pastikan pinggul lebih tinggi dari lutut. Sambil
duduk, memutar pinggul secara perlahan, dapat dilakukan sambil bekerja atau
bersantai menonton televisi. Selain duduk, Anda juga dapat bersandar memeluk
bola dengan kedua lutut di lantai. Letakkan kepala di atas bola dengan nyaman.
tinggi.
- Jika ibu masih bekerja, usahakan untuk beristirahat sebentar secara rutin.
10) Selalu berdoa dan afirmasi positif untuk diri sendiri dan janin.
C. Concept Map
DAFTAR PUSTAKA
Eka Nurhayati. (2015). Indeks Massa Tubuh (Imt) Pra Hamil Dan Kenaikan Berat Badan Ibu
Rida, Hendra Yulita, Yustiari. (2016) , Identifikasi Kejadian Komplikasi Persalinan pada Ibu
Megasari, K. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Trimester III Dengan Ketidaknyamanan Sering
Tyastuti, S., & Wahyuningsih Puji, H. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pusdik SDM
Kesehatan.