Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN TUTORIAL

Laporan Tutorial ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Asuhan Kebidanan Kehamilan III

DISUSUN OLEH:

SRI SUTARI

NPM : 314221102

DOSEN TUTOR:

Indria Astuti., M.Keb

PRODI KEBIDANAN (S-1)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-

Nya, tak lupa salawat serta salam seraya saya curahkan kepada jungjunan kita Nabi

Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tutorial.

Dalam penyusunan laporan tutorial ini tidak luput dari cobaan dan rintangan, namun hal

ini tidak menjadi hambatan bagi saya dalam menyelesaikannya, karena berkat dan bantuan

serta bimbingan dari dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan. Banyak pihak yang

secara langsung dan tidak langsung berperan dalam penyusunannya untuk itu dalam

kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat Ibu Indriyati

Astuti., M.Keb., selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Dalam penyusunan laporan tutorial ini kami menyadari sepenuhnya akan segala

kekurangan-kekurangan yang ada, baik isi, susunan kalimat, maupun cara penyajian materi ini,

oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari berbagai pihak untuk kesempurnaannya.

Bandung, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN

1. Sinposis Kasus …......................................................................................1

2. Learning Objektif …..................................................................................7

B. Tinjauan Teori ….............................................................................................8

1. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III ………8

2. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil trimes III ………..

3. Faktor Resiko Kehamilan ……………………………………………………

4. Kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil ………………………………………..

5. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III ...........................................

6. Komplikasi persalinan ………….………….........................................

7. Optimalisasi Posisi Janin ……………………………………………..........

8. Asuhan Kebidanan Pada ibu hamil trimester III …………………..........

C. Konsep Map ……………………......................................................................

D. Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. iii


A. PENDAHULUAN

1. Sinposis Kasus

Skenario 1

Seorang perempuan berumur 37 tahun, hamil anak ketiga dan belum pernah keguguran,

datang ke Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) pada tanggal 13 November 2021, dengan

keluhan sering berkemih di malam hari padahal tidak banyak minum sebelum tidur.

Hasil anamnesis: ibu sudah 5 kali ANC ke bidan. 1 kali ke dokter untuk USG pada usia

kehamilan 3 bulan. HPHT tanggal 13 Februari 2021, siklus hai sebelum hamil teratur, normal.

Ibu cemas karena belum ada tanda-tanda persalinan yang dirasakan, sedangkan temannya

yang sama-sama hamil sudah melahirkan. Gerakan janin aktif dirasakan, terakhir dirasakan 5

menit yang lalu.

Instruksi :

1. Tentukan case finding berdasarkan scenario kasus tersebut!

2. Tentukan masalah/problem berdasarkan kasus tersebut!

3. Tentukan hipotesis awal berdasarkan skenario tersebut!

4. Apa saja informasi yang masih dibutuhkan untuk penyelsaian masalah pada kasus

tersebut!

Skenario 2

Hasil anamnesis lanjutan: pekerjaan ibu IRT, suami bekerja di luar kota, kembali kerumah 1

bulan sekali. Riwayat obstetri yang lalu; baik anak pertama maupun anak kedua lahir normal

pervaginam di bidan. Anak pertama perempuan berumur 15 tahun, BB/PB lahir

2700gram/49cm. anak kedua perempuan berumur 10 tahun, BB/PB lahir 2800 gram/49 cm. alat

kontrasepsi yang terakhir digunakan implant, dilepas 5 tahun yang lalu karena ingin hamil. BB

sebelum hamil 50 kg. tanda-tanda bahaya kehamilan tidak dirasakan. Ibu masih mengonsumsi

tablet Fe. Pola makan baik, tidak ada makanan pantangan, BAK dan BAB normal. Ibu tidak
meiliki riwayat penyakit kronis maupun keturunan. Kehamilan ini direncanakan, rencana

persaliann di TPMB.

Instruksi :

1. Apakah ada tambahan cae finding berdasarkan skenarios tersebut? Jika ada sebutkan!

2. Apakah ada tambahan temuan masalah/problem berdasarkan seknario kasus tersebut?

Jika ada sebutkan!

3. Sepakati kembali hipotesis berdasarkan tambahan data yang ditemukan pada skenario

tersebut!

Skenario 3

Hasil pemeriksaan fisik:

Ku baik, TD 110/70 mmHg, S 37°C, P 21 x?m, N 86 x/m, BB 62 kg, TB 155 cm. kepala: tidak

oedem pada wajah, sclera putih, kinjungtiva merah muda, mulut, rahang tidak pucat, tampak

peradangan pada gusi di area geraham kiri bawah yang sedikit berlubang, ibu baru

mengalamigigi berlubang pada kehamilan ini, leher normal, bunyi nafas dan jantung normaldan

regular, payudara: areola tampak berwarna kehitaman, putting menonjol dan terdapat

pengeluaran kolostrum. Abdomen: inspeksi terlihat garis melintang kebawah prosecessus

xifoideus, PUKI, peresentasi kepala dan belim masuk pintu atas panggul his (-), DJJ 138 x/m.

tidak ada oedem dan varises pada kaki. Punggung normal

Hasil pemeriksaan penunjang: HB 11.5 g/dl

Ibu menanyakan kepada bidan apakah garis-garis yang muncul di area payudara dan abdomen

bisa menghilang setelah ibu melahirkan.

Instruksi:

1. Apakah ada tambahan case finding berdasarkan scenario kasus tersebut/ jika ada

sebutkan!

2. Adakah tambahan temuan masalah/problem berdasarkan scenario kasus tersebut? Jika

ada sebutkan!
3. Tentukan final hypothesis/Hipotesis akhir berdasarkan ketiga rangkaian scenario

tersebut dan buat brainstorming concept mapnya

4. Tentuan learning objective (LO) berddasrakan hipotesis akhir yang disepakati dari

rangkaian ketiga sekenario kasus yang telah di identifikasi!

5. Instruksi tambahan untuk dijawab pada step 7 “seven jumps” tutorial (peretmuan ke 2/

turorial 3B) tambahan Lo, tentuakn;

a. Diagnosis apakah yang ditegakan berdasarkan data-data pada scenario kasus

tersebut?

b. Asuhan kebidanan apa saja yang bisa diberikan berdasarkan kasus tersebut?

c. Berikan penjelasan secara ilmiah berdasarkan kajian literature pada pembahasan Lo

tersebut.

Istilah asing

Tidak ada

Case Finding

1. Perempuan 37 tahun

2. G3P2A0

3. Datang 13 november 2021

4. HPHT 13 februari 2021, TP 20 november 2021

5. Usia kehamilan berdasarkan HPHT 39 minggu

6. Siklus haid sebelum hamil teratur

7. ANC 5 kali kebidan, 1 kali kedokter pada kehamilan 3 bulan

8. Keluhan: sering berkemih di malam hari, ibu cemas karena belum ada tanda- tanda

persalinan, gerakan janin aktif dirasakan 5 menit yang lalu

9. Pekerjaan ibu IRT, pekerjaan suami di luar kota

10. Riwayat obstetric anak pertama lahir tahun 2006 spontan oleh bidan, anak kedua lahir

tahun 2011 spontan oleh bidan

11. Riwayat kb implant 5 tahun yang lalu

12. BB sebelum hamil 50kg

13. Pola makan baik

14. Eliminasi BAB, BAK tidak ada kelainan


15. Riwayat penyakit keluarga tidak ada

16. Riwayat psikososial, ibu menikah kehamilan ini diharapkan

17. Tanda-ntanda bahaya kehamilan tidak ada

18. Ibu mengkonsumsi fe

19. Rencana persalinan di PMB

20. KU baik, TD 110/70 mmHg, s 37,2, Rs 21x/m, n 86x/m

21. BB 62 kg, Tb 155 cm

22. Pemeriksaan fisik adanya gigi berlubang, adanya radang pada gusi

23. Payudara areola tampak kehitaman, putting menonjol terdapat pengeluaran kolostrum

24. Abdomen terlihat garis melintang kebawah berwarna coklat kehitaman dibagian tengah

perut

25. TFU 32cm, 3 jari dibawah px, PUKI, ppresentasi kepala belum masuk pap

26. His tidak ada djj 138x/m

27. Tidak ada oedem dan varises pada kaki, punggung normal

28. HB 11,5 g/dl

29. Ibu menanyakan apakah garis-garis yang muncul di area payudara dan abdomen bisa

menghilang setelah ibu melahirkan

Identifikasi masalah

1. Gangguan rasa nyaman karena sering berkemih di malam hari

2. Cemas karena belum ada tanda- tanda persalinan

3. Usia ibu di atas 35 tahun termasuk faktor resiko (4T)

4. Cemas karena jauh dari suami

5. Jarak kehamilan yang terlalu jauh

6. Ada radang gusi, gigi berlubang

7. Hb kurang

8. Striae pada payudara dan abdomen

Hipotesis awal

1. Sering berkemih sehubungan dengan uterus yang semakin besar menekan kandung

kemih
2. Sering berkemih sehubungan dengan adanya tekanan kepala bayi terhadap kandung

kemih

3. Sering berkemih berhubungan dengan perubahan hormone

4. Sering berkemih berhubungan dengan minuman yang ibu konsumsi (kopi, soda)

5. Sering berkemih berhubungan dengan stress, kecemasan

6. Sering berkemih berhubungan dengan ISK

7. Cemas berhubungan dengan belum adanya tanda-tanda persalinan

8. Cemas berhubungan dengan pengaruh hormone

9. Cemas berhubungan dengan kondisi psikososial ibu

10. Usia ibu berhubungan dengan cemas karena beresiko terhadap kehamilannya

11. Jarak kehamilan berhubungan dengan faktor resiko pada saat persalinan

12. Jarak kehamilan berhubungan dengan komplikasi atau penyulit pada saat persalinan

13. Jarak kehamilan berhubungan dengan cemas yang dirasakan ibu

14. Radang gusi dan gigi berlubang berhubungan dengan kekurangan kalsium

15. Hb kurang berhubungan dengan komplikasi persalinan

16. Hb kurang berhubungan dengan fe yang di konsumsi

17. Striae pada payudara dan abdomen berhubungan dengan body image

18. Striae pada payudara dan abdomen berhubungan dengan psikologis ibu

19. Striae pada payudara dan abdomen berhubungan dengan fisiologis hormonal ibu

Informasi lanjutan yang dibutuhkan

1. Riwayat persalinan yang lalu

2. Jarak kehamilan dengan persalinan terakhir

3. Data psikososial (riwayat perkawinan, status perkawinan, dukungan keluarga, kehamilan

yang di inginkan atau tidak)

4. Pekerjaan dan pola aktifitas

5. Pola eliminasi

6. Pola nutrisi (makan minum, frekuensi dan banyaknya asupan)

7. Aktifitas seksual

8. Pekerjaan suami
9. Riwayat penyakit ibu dan keluarga

10. Komplikasi persalinan yang lalu

11. Pemeriksaan fisik (TTV, leopold, djj, TFU, periksa dalam, frekuensi his, lama kuat his)

12. Pemeriksaan penunjang (pememriksaan darah dan urin)

LO

1. Perubahan fisioligis trimester ke 3(hipo 1,2,3, 17, 18, 19)

2. Perubahan psikologis ibu hamil trimester 3 ( hipo 5,8, 9, 7)

3. Faktor resiko kehamilan (hipo 10, 11, 12, 13)

4. Kebutuhan nutrisi ibu hamil dan suplemen kehamilan (hipo 14, 16)

5. Komplikasi persalinan (hipo 15)

6. Ketidaknyamanan hamil trimester 3 (hipo 1)

7. Optimalisasi posisi

8. Rencana Asuhan kebidanan berdasarkan masalah yang ada

9. Menentukan diagnosis

B. TINJAUAN TEORI

1. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester 3.


1) Uterus

Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus

normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, berbentuk lonjong seperti

telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting

diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil

fisiologi, hamil ganda atau menderita penyakit seperti molahidatidosa dan sebagainya.

Perubahan uterus pada kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:

a) 28 minggu : sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xipoideus (25 cm).

b) 32 minggu : ½ jarak antara pusat ke prosessus xipoideus (27 cm).


c) 36 minggu : 1 jari dibawah prosessus xipoideus (30 cm).

d) 40 minggu : 3 jari dibawah prosessus xipoideus.

2) Payudara

Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat cairan berwarna putih agak

jernih disebut colostrum. Colostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai

bersekresi .

3) Sirkulasi darah Volume darah akan bertambah banyaknya ±25% pada puncak usia

kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara

keseluruhan, tetapi perubahan volume plasma jauh lebih besar sehingga kosentrasi

hemoglobin dalam darah lebih rendah menjadi ±12,0 gr/L.

4) System pernapasan. Pada kehamilan terjadi juga perubahan system pernapasan

memenuhi kebutuhan oksigen (O2), di samping itu desakan diafragma karena dorongan

rahim yang membesar pada umur 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan

rahim dan kebutuhan oksigen meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar

20% sampai 25% dari biasanya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen wanita

hamil bernafas dalam. Peningkatan hormone estrogen pada kehamilan dapat

mengakibatkan peningkatan vaskularisasi pada saluran pernafasan atas. Kapiler yang

membesar dapat mengakibatkan edema dan hyperemia pada hidung, faring, laring,

trachea dan bronkus. Hal ini dapat menimbulkan sumbatan pada hidung dan sinus,

hidung berdarah (epstaksis) dan perubahan suara pada ibu hamil. Peningkatan

vaskularisasi dapat juga mengakibatkan membrane timpani dan tuba eustaki bengkak

sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada telinga.

5) Sistem Perkemihan. Hormone estrogen dan progesterone dapat menyebabkan ureter

membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (polyuria), laju

filtrasi glomerulus meningkat sampai 69 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh

pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan

mungkin hidronefrosis sementara. Wanita hamil trimester I dan III sering mengalami

sering kencing (BAK/ buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering

mengganti celana dalam agar tetap kering (Tyastuti & Wahyuningsih Puji, 2016).
6) System pencernaan Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan

janin dan persiapan memberikan ASI 7) Sistem Integumen Pada kulit terdapat deposit

pigmen dan hiperpigmentasi pada area tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh

pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah

salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang

terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai cloasma

gravidarum. (Fitriahadi, 2017)

2. Kehamilan Risiko Tinggi

a. Definisi Kehamilan

Definisi kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang

sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan

pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi

terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung

kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil

yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat berisiko tinggi (Maternity dan Putri,

2017).

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya

bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam

kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan

dan ketidak puasan. Risiko adalah ukuran statistik dari peluang untuk terjadinya suatu

keadaan yang tidak diinginkan dimasa mendatang. Faktor risiko merupakan suatu

keadaan atau ciri tertentu pada seseorang atas suatu kelompok yang mempunyai

hubungan dengan peluang akan terjadinya suatu penyakit, cacat atau kematian. Faktor

risiko mempunyai ciri-ciri yang merupakan suatu mata rantai oleh proses terjadinya risiko

tertentu, dapat diamati serta dikenal sebelum peristiwa yang diramalkan akan terjadinya

dan beberapa faktor risiko pada individu yang sama dan menyebabkan peluang lebih

besar akan hasil yang lebih jelek (Rustam, 2009).


b. Pengelompokan faktor risiko tinggi kehamilan

1) Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan. Faktor genetika yaitu faktor keturunan dan

faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh pendidikan dan sosial.

2) Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil atau keadaan yang dapat

merangsang kehamilan. Kebiasaan ibu seperti merokok, minum minuman alkohol,

kecanduan obat dll. Penyakit yang mempengaruhi kehamilan misalnya hipertensi

gestasional, toksemia gravidarum.

3) Faktor risiko saat persalinan

4) Faktor risiko pada neonatus.

c. Batasan Faktor Risiko

1) Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO) merupakan banyak faktor atau kriteria-kriteria

risiko kehamilan. Ibu hamil primi muda, primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil ≤ 2

tahun, Tinggi Badan (TB) ≤ 145 cm, riwayat penyakit, kehamilan hidramnion dan

riwayat tindakan ini merupakan faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu hamil

berisiko.23

a) Primi muda ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada usia

tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan kondisi rahim dan

panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami gangguan. Disisi lain

mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan. Bahaya yang terjadi jika

usia terlalu muda yaitu premature, perdarahan anterpartum, perdarahan post

partum.

b) Primi tua

 Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan pertama setelah

masa pernikahan dan pasangan tidak mengguanakan alat kontrasepsi KB.

 Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. Usia tersebut

dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang penyakit,

kemungkinan mengalami kecacatan untuk bayinya dan Berat Bayi Lahir Rendah

(BBLR), cacat bawaan sedangkan komplikasi yang dialami oleh ibu berupa pre-

eklamsi, mola hidatidosa, abortus.

c) Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak persalinan

sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah menghadapi
kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan dapat terjadi pada ibu yang mempunyai

riwayat anak pertama mati atau ibu yang mempunyai anak terkecil hidup berumur 10

tahun, serta pada ibu yang tidak menggunakan KB.

d) Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2 tahun

namun tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan ≤ 2 tahun

kondisi rahim belum kembali seperti semula selain itu ibu masih dalam proses

menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan setelah bayi lahir, bayi

lahir namun belum cukup umur sehingga menyebabkan berat badan bayi lahir

rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun mempunyai

kemungkinan 1,25 kali mengalami komplikasi persalinan, ibu hamil yang

pemeriksaan kehamilannya kurang kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi

pada saat persalinan, ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi kategori kurang

kemungkinan 0,057 kali mengalami komplikasi persalinan.

e) Multigrande yaitu Ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali atau lebih,

komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan kekendoran pada

dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kelainan letak janin,

persalinan lama, perdarahan pasca persalinan, dan rahim robek pada kelainan letak

lintang. Sedangkan grandemultipara adalah ibu yang pernah melahirkan lebih dari 6

kali atau lebih baik bayi dalam keadaan hidup atau mati.

f) Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih . ibu hamil pada usia ini dapat menglami

komplikasi seperti Ketuban Pecah Dini (KPD), hipertensi, partus lama, partus macet

dan perdarahan post partum. Komplikasi tersebut mungkin dialami oleh ibu hamil

pada usia tersebut dikarenakan organ jalan lahir sudah tidak lentur dan

memungkinkan mengalami penyakit. Kejadian kehamilan risiko tinggi dipengaruhi

oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko tiinggi mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan

terjadi pada grandemultipara.

2) Ada Gawat Obstetri tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas.

Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu: anemia,

malaria pada ibu hamil, penyakit TBC, payah jantung, diabetes militus, HIV/AIDS,

toksoplasmosis.
a) Pre-eklamsia ringan, tiga gejala preeklamsi yaitu oedema pada muka, kaki dan

tungkai, hipertensi dan urin protein positif. Komplikasi yang dapat terjadi seperti

kejang, IUFD, dan IUGR.

b) Kehamilan kembar (gemeli) dengan jumlah janin 2 atau lebih. Komplikasi yang

terjadi seperti hemoroid, prematur, BBLR, perdarahan antepartum.

c) Hidramnion atau kelebihan jumlah air ketuban dari normalnya (> 2 liter). Faktor

yang mempengaruihi hidramnion adalah penyakit jantung, spina bifida, nefritis,

aomali kongenital pada anak, dan hidrosefalus.

d) Intra Uteri Fetal Deat (IUFD) dengan tanda-tanda gerakan janin tidak terasa lagi

dalam 12 jam, perut dan payudara mengecil, tidak terdengar denyut jantung.

e) Hamil serotinus usia kehamilannya ≥ 42 minggu. Pada usia tersebut fungsi dari

jaringan uri dan pembuluh darah akan menurun. Maka akan menyebabkan ukuran

janin menjadi kecil, kulitnya mengkerut, berat badan bayi saat lahir akan rendah,

dan kemungkinan janin akan mati mendadak dalam kandungan dapat terjadi.

f) Letak sungsang keadaan dimana letak kepala janin dalam rahim berada di atas

dan kaki janin di bawah. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi sulit bernapas

sehinga menyebabkan kematian dan letak lintang. Letak janin dalam rahim pada

usia kehamilan 8 sampai 9 bulan melintang, dimana kepala berada di samping

kanan atau kiri ibu. Bayi yang mengalami letak lintang tidak bisa melahirkan

secara normal kecuali dengan alat bantu. Bahaya yang dapat terjadi apabila

persalinan tidak dilakukan dan ditangani secara benar dapat terjadi robekan pada

rahim ibu dan ibu dapat mengalami perdarahan, infeksi, syok, dan jika fatal dapat

mengakibatkan kematian pada ibu dan janin.

3) Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO Adanya ancaman nyawa ibu dan bayi yaitu

perdarahan antepartum, dan pre-eklamsi atau eklamsi5.

d. Faktor penyebab terjadinya risiko tinggi

1) Faktor non medis Faktor non medis penyebab terjadinya kehamilan risiko tinggi yaitu

kemiskinan, ketidaktahuan, pendidikan rendah, adat istiadat, tradisi, kepercayaan,

status gizi, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk

memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan saranan kesehatan yang serba

kekurangan.30 Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara


pengetahuan, pendapatan ibu dan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dengan

kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.

2) Faktor medis Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta,

gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus dan kelainan genetik

3. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III

Psikologis kehamilan

Menurut (Pieter & Namora, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa macam

perubahan psikologi ibu pada masa kehamilan, antara lain;

a. Cenderung Malas

Penyebab ibu hamil cenderung malas karena pengaruh perubahan hormon dari

kehamilannya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti

gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan tersebut yang

membuat ibu hamil cenderung menjadi malas.

b. Sensitif

Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah karena faktor hormon. Reaksi wanita

menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun perilaku ibu hamil

dianggap kurang menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah

sepantasnya harus dimengerti suami dan jangan membalas kemarahan karena akan

menambah perasaan tertekan. Perasaan tertekan akan berdampak buruk dalam

perkembangan fisik dan psikis bayi.

c. Mudah Cemburu

Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas

perubahan penampilan fisiknya. Ibu mulai meragukan kepercayaan terhadap suaminya,

seperti ketakutan ditinggal suami atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu,

suami harus memahami kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang lebih terbuka

dengan istri.

d. Meminta Perhatian Lebih

Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering menganggu. Biasanya wanita hamil

tiba-tiba menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami
walaupun sedikit dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih

baik.

e. Perasaan Ambivalen

Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester pertama. Perasaan

ambivalen wanita hamil berhubungan dengan kecemasan terhadap perubahan selama

masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua,

sikap penerimaan keluarga, masyarakat, dan masalah keuangan. Perasaan ambivalen

akan berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan terhadap kehamilan.

f. Perasaan Ketidaknyamanan

Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama seperti nausea,

kelelahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan emosional, semuanya dapat

mencerminkan konflik dan depresi.

g. Depresi

Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat yang ditandai dengan

perasaan yang tidak menyenangkan, menurunnya kegiatan, dan pesimis menghadapi

masa depan. Penyebab timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal

yang berhubungan dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota keluarga,

kegagalan, dan komplikasi hamil.

h. Stres

Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab reaksi stres.

Ibu mengalami stres selama hamil mempengaruhi perkembangan fisiologis dan

psikologis bayi. Sebaliknya, ibu hamil yang selalu berfikir positif membantu

pembentukan janin, penyembuhan interna, dan memberikan nutrisi kesehatan pada

bayi. Stres berlebihan yang tidak berkesudahan dapat menyebabkan kelahiran

prematur, berat badan dibawah rata-rata, hiperaktif, dan mudah marah.

i. Ansietas (Kecemasan)

Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak tentram yang

disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian

individu yang subjektif. Faktor penyebab terjadinya ansietas biasanya berhubungan

dengan kondisi: kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman

keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya
dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima kehamilan, keuangan

keluarga, support keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala cemas ibu hamil dilihat

dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau

denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan

gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan.

4. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III Pada Ibu Hamil

Hal yang mendasari ketidaknyamanan trimester III adalah pertambahan ukuran uterus

akibat dari perkembangan janin dan plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul

menimbulkan pengaruh pada sistem organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar timbulnya

ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III. Perubahan- perubahan tersebut menjadi dasar

timbulnya keluhan-keluhan fisiologis pada trimester tiga, yaitu :

1) Sering Berkemih Menurut Dewi & Sunarsih. T (2012) dalam penelitian Megasari (2019)

ketidaknyamanan sering buang air kecil yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III secara

fisiologis disebabkan karena ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ tersebut

harus menyaring volume darah lebih banyak dibanding sebelum hamil. Proses penyaringan

tersebut kemudian menghasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin dan plasenta yang

membesar juga memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga menjadikan ibu hamil

harus sering ke kamar kecil untuk buang air kecil. Ketidaknyamanan sering buang air kecil

selain dapat mengganggu istirahat ibu juga dapat memberikan efek 30 samping pada

organ reproduksi dan juga dapat berpengaruh pada kesehatan bayi ketika sudah lahir.

Kesehatan organ reproduksi terutama daerah vagina sangat penting dijaga selama masa

kehamilan, terlebih dengan keluhan sering buang air kecil yangmemungkinkan keadaan

celana dalam sering dalam keadaan lembab akibat sering cebok setelah BAK dan tidak di

keringkan sehingga mengakibatkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat

menyebabkan infeksi di daerah tersebut jika tidak segera diatasi. Daerah vagina akan

terkena infeksi saluran kemih yang menyebabkan rasa gatal, panas, nyeri, muncul

kemerahan, terasa perih bahkan iritasi atau bengkak dan dapat memicu penularan

penyakit kelamin, HIV/AIDS. Infeksi saluran kemih pada wanita hamil sejumlah 24% dapat

berpengaruh pada bayi sehingga pada saat bayi lahir terdapat sariawan pada mulutnya

dan yang terburuk adalah bayi lahir prematur (Hutahean. S, 2013).


2) Varices dan Wasir Varices adalah pelebaran pada pembuluh darah balik-vena sehingga

katup vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah balik dan

biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Varises terjadi pada 40% wanita, biasanya

terlihat pada bagian kaki, namun sering juga muncul pada vulva dan anus. Varices pada

bagian anus biasa disebut haemoroid. (Irianti, dkk, 2015: 135). Haemoroid sering didahului

dengan konstipasi. Oleh karena itu, semunya penyebab konstipasi berpotensi

menyebabkan haemoroid. Selain itu, pembesaran uterus secara umum mengakibatkan

peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik. (Irianti, dkk, 2015:137).

3) Sesak Nafas Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu

(70%) pada kehamilan trimester III yang dimulai pada 28-31 minggu. Keluhan sesak nafas

juga dapat terjadi karena adanya perubahan pada volume paru yang terjadi akibat

perubahan anatomi toraks selama kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia

kehamilan, pembesaran uterus akan semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu

hamil, dimana diafragma terdorong keatas sekitar 4 cm disertai pergeseran keatas tulang

iga. (Irianti, dkk, 2015:137). Penanganan sesak nafas pada usia kehamilan lanjut ini dapat

dilakukan secara sederhana dengan menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang

berat dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan posisi pada saat duduk

dan berbaring. Disarankan agar ibu hamil mengatur posisi duduk dengan punggung tegak,

jika perlu disangga dengan bantal pada bagian punggung, menghindari posisi tidur

terlentang karena dapat mengakitbatkan terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi

akibat tertekannya vea (suppin hypotension sindrom). Sesak nafas dapat mengakibatkan

gangguan pada saat tidur di malam hari. (Irianti, dkk, 2015:138)

4) Bengkak dan Kram pada Kaki Bengkak atau odema adalah penumpukan atau retensi

cairan pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler.

Oedema pada kaki biasa dikeluhkan pada usia kehamilan 34 minggu. Hal ini dikarenakan

tekanan uterus yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan

bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan semakin

besar (Jean, 2011). Wanita hamil sering mengeluhkan adanya kram pada kaki yang

biasanya berlangsung pada malam hari atau menjelang pagi. Kram pada kaki saat

kehamilan sering dikeluhkan oleh 50% wanita pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu

sampai dengan 36 minggu kehamilan. Keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya
gangguan aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh

tertekannya pembuluh darah tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada

kehamilan lanjut. Kram juga disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfat dan penurunan

kadar kalsium terionisasi dalam serum. (Irianti, dkk, 2015:140).

5) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia

(sering berkemih dimalam hari), terbangun dimalam hari dan mengganggu tidur yang

nyenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah pada ibu hamil

dikarenakan 36 tidur malam yang tidak nyenyak karena terbangun tengah malam untuk

berkemih. Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan akibat

uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin,

terutama jika janin aktif. (Irianti, dkk, 2015:141).

6) Nyeri perut Bawah Nyeri perut bawah dikeluhkan oleh sebagian besar ibu hamil. Secara

normal, nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah yang berlebihan dan konstipasi

yang dialami oleh sebagian besar ibu dalam kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi uterus

yang parah dan adanya kontraksi Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait

dengan nyeri pada perut bagian bawah. (Irianti, dkk, 2015:141). Torsi uterus yang parah

biasanya dapat diatasi dengan tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus yang

mengalami torsi dapat kembali keadaannya semula tanpa harus diberikan manipulasi.

(Irianti, dkk, 2015:141).

7) Heart Burn. Perasaan panas pada perut atau heartburn atau pirosis didefinisikan sebagai

rasa terbakar di saluran pencernaan bagian atas, termasuk tenggorokan. Penyebab dari

keluhan ini adalah peningkatan kadar progesteron atau meningkatnya metabolisme yang

menyebabkan relaksasi otot polos, sehingga terjadi penurunan pada irama dan pergerakan

lambung dan penurunan tekanan pada spinkter esofagus bawah. Tekanan dari uterus yang

semakin membesar pada isi lambung juga dapat memperburuk keluhan panas perut

(Irianti, dkk, 2015:142).

8) Kontraksi Braxton Hicks, pada saat trimester akhir, dapat sering terjadi setiap 10-20 menit,

sedikit banyak, mungkin berirama. Pada akhir kehamilan, kontraksi ini dapat menyebabkan

rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab persalinan palsu (False Labour). Salah satu

dampak klinis yang baru baru ini dibuktikan adalah bahwa 75% dengan 12 atau lebih

kontraksi per jam didiagnosis memasuki persalinan aktif dalam 24 jam (Irianti, dkk,
2015:143). Demikian persiapan persalinan dengan renggangnya uterus akhirnya mencapai

batas kehamilan aterm atau berat janin cukup. Pada saat ini jumlah dan distribusi reseptor

oksitosin yang di keluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior dapat mengubah kontraksi

Braxton hicks menjadi kontraksi persalinan. (Irianti, dkk, 2015:143). Peristiwa umum

terkadang dapat memicu kontraksi Braxton Hicks, misalnya:

 Peningkatan aktivitas ibu atau bayi

 Menyentuh perut Ibu

 Dehidrasi

 Hubungan seksual

 Kandung kemih distensi

5. Kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil.

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan

dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim

(uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin.

Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar

40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Penambahan kebutuhan gizi

selama hamil meliputi:

a. Energi

Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per Kapita per Hari adalah

1.735,5 kkal.

b. Protein

Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya,

sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan

dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Protein digunakan

untuk: pembentukan jaringan baru baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan

diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah dan persiapan masa menyusui.

c. Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu,

lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat

pada kehamilan trimester III.

d. Karbohidrat

Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan

serat untuk mencegah terjadinya konstipasi

e. Vitamin, seperti: Asam folat, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E dan

Vitamin K.

f. Mineral mencakup zat besi, zat seng, kalsium, yodium, fosfor, flour dan natrium.

Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) Per


orang/hari yang

Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi VIII

Cara mendapatkan gizi seimbang saat kehamilan:

a) Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi, 1 porsi lebih banyak dari

sebelum hamil

b) Tidak ada pantangan makanan selama hamil

c) Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil (10 gelas / hari)

d) Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan maka pilihlah makanan yang tidak

berlemak dalam porsi kecil tapi sering. Seperti buah, roti, singkong dan biskuit.

Status gizi ibu hamil yang penting dinilai dengan pengukuran antropometri, yaitu

dapat dinilai dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT), ukuran lingkar lengan atas

(LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. (Hardinsyah dan Supariasa, 2017).
Penilaian Status Gizi Ibu Hamil bisa diketahui dengan:

a) Perubahan berat badan selama kehamilan berlangsung.

Pada akhir kehamilan kenaikan berat badan hendaknya 12,5-18 kg untuk ibu yang

kurus. Sementara untuk berat badan ideal cukup 10-12 kg dan untuk ibu yang tergolong

gemuk cukup naik < 10 kg. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pada ibu

hamil dengan IMT sebelum hamil normal, kecepatan penambahan berat badan pada

trimester pertama sebaiknya mencapai 1-2 kg (350-400 gram/minggu), selanjutnya pada

trimester kedua dan trimester ketiga mencapai 0,34-0,50 kg/minggu. Jika ditemukan

penambahan berat yang kurang dari 0,5 kg perbulan pada ibu hamil yang gemuk atau

kurang dari 1 kg perbulan pada ibu hamil yang normal, maka harus dicari penyebabnya

lebih lanjut. Hal yang harus diperhatikan antara lain pengukuran yang kurang tepat berat

pakaian, akumulasi cairan atau karena asupan makana yang tidak adekuat atau bahkan

berlebihan. Pada kehamilan lebih dari 20 minggu dengan penambahan berat badan

yang lebih dari 3 kg/bulan, harus diidentifikasi masalah lain terutama hipertensi dalam

kehamilan. Sebaliknya, jika penambahan berat badan kurang dari 1 kg di trimester

ketiga, maka akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan BBLR, IUGR, serta

meningkatkan kematian perinatal. (Astuti, dkk. 2017)

Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT): Sumber (Varney, 2010)

IMT = Berat Badan dalam Kilogram


(Tinggi Badan dalam Meter)2

b) Hemoglobin merupakan parameter untuk prevelensi anemia.

c) Lingkar Lengan Atas (LILA) dilakukan untuk menegtahui resiko kekurangan energi

protein. LILA adalah cara menentukan status gizi yang praktis dengan mengukur lingkar

lengan atas pada bagian tengah antar ujung bahu dan ujung siku. Alat ukur yang

digunakan adalah pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm.Ambang batas LILA < 23,5 cm

atau dibagian pita merah LILA menandakan gizi kurang dan ≥ 23,5 cm menandakan gizi

baik. LILA < 23,5 cm termasuk kelompok rentang kurang gizi. ( Kemenkes RI, 2013)

Tujuan pengukuran LILA


LILA digunakan untuk keperluan skirinning, tidak untuk pemantauan, mengetahui

gizi kurang dan relative stabil. Ukuran LILA selama kehamilan hanya berubah 0,4 cm.

perubahan ini selama kehamilan tidak terlalu besar sehingga pengukuran LILA pada

masa kehamilan masih dapat dilakukan untuk melihat stautus gizi ibu sebelum hamil.

Berlainan dengan berat badan yang terus naik dari awal sampai akhir umur kehamilan

dan dapat digunakan untuk memonitor status gizi ibu hamil, maka LILA tidak dapat

digunakan untuk keperluan tersebut, karea LILA relative stabil pada setiap bulan umur

kehamilan.

Implikasi ukuran LILA terhadap berat badan bayi adalah LILA menggambarkan

keadaan konsumsi makanan terutama konsumsi energi dan protein dalam jangka

panjang (Ariyani, 2013).

6. Optimalisasi Posisi

Optimalisasi posisi janin merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengurangi nyeri saat kontraksi persalinan dan mengoptimalkan posisi bayi dalam proses

persalinan, terutama pada kala 1 persalinan. (Mutiarsytasari,2019)

Masalah masalah yang terjadi baik di masa kehamilan maupun persalinan, di masal

persalinan misalnya:

 pembukaan lama , karena posisi kepala oblique

 kepala masih tinggi, padahal pembukaan sudah lengkap. Karena kepala tengadah

 kontraksi tidak intens dan pembukaan berjalan sangat lambat karena posisi janin

tidak Optimal.

Beberapa aktivitas rutin yang aku lakukan untuk mengusahakan optimalisasi janin ,

(Arsinta Dwinanda, 2010)

1) Jalan kaki Kepala adalah bagian terberat janin. Dengan memperbanyak jalan

kaki, kepala janin akan terangsang menuju jalan lahir karena adanya gravitasi,

lakukan 30 menit setiap harinya atau sekuat ibu.

2) Ngepel jongkok, ini bermanfaat untuk mengoptimalkan posisi janin. Sambil

menungging gerakan panggul ke kanan dan ke kiri supaya janin segera

menyesuaikan posisi lahirnya.


3) Posisi cat cow Ini adalah posisi yoga. Karena selain bermanfaat untuk

optimalisasi janin, posisi ini pun membuat punggung yang pegal terasa lebih

enak. Posisikan badan seperti akan merangkak lalu lakukan 2 gerakan ya moms.

Yang pertama arahkan pandangan moms ke perut dan cembungkan punggung

beserta tulang ekor. Yang kedua arahkan pandangan moms ke depan lalu

cekungkan punggung.

4) Ikuti senam hamil dan yoga hamil.

5) Selalu berdoa dan afirmasi positif untuk diri sendiri dan janin.

Cara mengubah bayi dalam kandungan :

1) Pelvic Tilt : Gerakan ini merupakan usaha untuk memiringkan posisi panggul. Awali

dengan berbaring di atas lantai dengan kedua lutut ditekuk dan kaki menapak rata di

lantai. Angkat pinggul dan panggul, dengan punggung tetap menempel pada lantai.

Anda bisa menahan posisi ini dengan meletakkan bantal secukupnya di bagian

pinggang bawah atau bokong. Lakukan selama 10-20 menit sebanyak 3 kali sehari.

2) Inversi : Gravitasi dapat membantu untuk mengubah posisi bayi. Anda dapat

mencoba posisi sujud, dan menahannya selama 10-15 menit. Senderkan kepala ke

bantal agar posisi lebih nyaman, juga bisa mencoba posisi merangkak, lalu dengan

perlahan mengayun badan ke depan dan ke belakang, dapat juga menahan posisi

tangan tetap diam, lalu putar pinggul secara perlahan.

3) Musik : Bayi di dalam kandungan sudah sensitif terhadap suara dan music, suara

atau musik yang membuat gerak bayi lebih aktif, arahkan sumber musik (misalnya

speaker kecil atau headphone) ke bagian bawah perut, dengan harapan bayi akan

berputar mengikuti sumber suara

4) Suhu : Bayi juga sensitif terhadap suhu, letakkan kompres dingin di perut bagian atas

sambil meletakkan kompres hangat di perut bagian bawah. Pastikan kompres tidak

terlalu panas, agar kulit perut tidak terluka.

5) Modifikasi Posisi : modifikasi posisi dalam kegiatan sehari-hari dengan cara-cara

berikut ini :

- Saat duduk, arahkan pinggul ke depan dan bukan ke belakang. Sangga

punggung ibu dengan bantal agar posisi tetap nyaman. Pastikan posisi pinggul

lebih tinggi daripada lutut.


- Duduk di excercise ball. Saat ini excercise ball banyak dijual, pilih yang ukurannya

sesuai dengan tinggi badan Anda, agar Anda tetap dapat duduk dengan nyaman,

dengan kaki menapak lantai. Pastikan pinggul lebih tinggi dari lutut. Sambil

duduk, memutar pinggul secara perlahan, dapat dilakukan sambil bekerja atau

bersantai menonton televisi. Selain duduk, Anda juga dapat bersandar memeluk

bola dengan kedua lutut di lantai. Letakkan kepala di atas bola dengan nyaman.

Putar pinggul secara perlahan.

- Saat mengendarai mobil, letakkan dudukan bantal agar posisi pinggul bisa lebih

tinggi.

- Jika ibu masih bekerja, usahakan untuk beristirahat sebentar secara rutin.

Gunakan waktu untuk berjalan dan bergerak

7. Asuhan kebidanan pada pada ibu hamil trimester III berdasarkan Kebutuhan dan

keluhan Ibu :

a) Sering Berkemih

Menjelaskan pada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal normal akibat dari

perubahan yang terjadi selama kehamilan,

- Menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat

ibu tidak akan terganggu.

- Memberikan penkes tentang personal hygiene untuk mengantisipasi kejadian

infeksi jamur dengan tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah buang air

kecil, mengeringkan bagian organ genetalia dengan handuk atau tisu bersih

sesudah buang air kecil, dan menggunakan celana dalam berbahan menyerap

seperti katun serta mengganti celana dalam jika celana dalam sudah dalam

keadaan yang lembab.

b) Varices dan Wasir

- Memberitahukan kepada ibu cara mengatasi varises dan kram diantaranya yaitu

dengan melakukan exercise selama kehamilan dengan teratur, menjaga sikap

tubuh yang baik, tidur dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi selama 10-15 menit
dan dalam keadaan miring, hindari duduk dengan posisi kaki menggantung dan

gunakan stoking, serta menggunakan suplemen kalsium. (Irianti, dkk, 2015:136).

- Asuhan yang dilakukan bidan yaitu mencegah terjadinya haemoroid, dengan

cara hindari memaksakan mengejan saat defekasi jika tidak ada rangsangan

untuk mengedan, mandi berendam (hangatnya air tidak hanya memberi

kenyamanan, tetapi juga meningkatkan sirkulasi peredaran darah),

menganjurkan ibu untuk memasukan kembali haemoroid kedalam rectum

(menggunakan lubrikasi), lakukan latihan mengencangkan perineum (kegel).

(Irianti, dkk, 2015:137).

c) Sesak Nafas

- menyarankan agar ibu hamil mengatur posisi duduk dengan punggung tegak,

jika perlu disangga dengan bantal pada bagian punggung dan menghindari

posisi tidur terlentang

d) Bengkak kram pada kaki

Asuhan kebidanan yang dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :

- Menganjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya, terutama saat duduk dan

tidur. Hindari duduk dengan posisi kaki menggantung karena akan meningkatkan

tekanan akibat gaya gravitasi yang akan menimbulkan bengkak, memposisikan

kaki sedikit tinggi sehingga.

- Menganjurkan ibu untuk menghindari mengenakan pakaian ketat dan berdiri

lama.

- Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam posisi berbaring,

kemudian menekan tumitnya atau dengan posisi berdiri dengan tumit menekan

pada lantai.

- Menyarankan ibu hamil untuk melaksanakan latihan ringan seperti

memposisikan kaki lebih tinggi dari tempat tidur sekitar 20-25 cm,

mendorsofleksikan kaki dan melakukan pijatan ringan, berjalan untuk

melancarkan sirkulasi darah menuju tungkai, mempertahankan posisi yang baik

dalam beraktivitas agar dapat meningkatkan sirkulasi darah.

- Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan megandung kalsium dan

vitamin B. Kalsium bermanfaat untuk mencegah terjadinya kram akibat tidak


terpenuhinya kebutuhan kalsium tubuh. Sedangkan vitamin B akan membantu

menstabilkan sistem saraf perifer.

e) Gangguan tidur.

- Menganjurkan ibu untuk mandi air hangat, meminum air hangat, dan lakukan

aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.

f) Heartburn

- Menganjurkan ibu untuk tidak berbaring dalam waktu 3 jam setelah makan dan

merubah pola nutrisi seperti menghindari dan mengurangi asupan makanan

yang dapat merangsang terjadinya refluks seperti makanan berminyak dan

pedas, jeruk yang sangat asam, minuman bersoda dan kafein.

g) Kontraksi Braxton Hicks.

- Menjelaskan pada ibu tentang mules yang dialaminya adalan kontraksi palsu,

menjelaskan tanda-tanda persalinan.

- Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas panjang saat

mules.

h) Memberitahukan ibu tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang sedang terjadi

dan agar ibu tidak cemas berlebihan akan kondisi kehamilannya

i) OPtimalisasi Posisi, menganjurkan ibu untuk :

1) Jalan kaki Kepala adalah bagian terberat janin. Dengan memperbanyak jalan

kaki, kepala janin akan terangsang menuju jalan lahir karena adanya gravitasi,

lakukan 30 menit setiap harinya atau sekuat ibu.

2) Ngepel jongkok, ini bermanfaat untuk mengoptimalkan posisi janin. Sambil

menungging gerakan panggul ke kanan dan ke kiri supaya janin segera

menyesuaikan posisi lahirnya.

3) Posisi cat cow Ini adalah posisi yoga. Karena selain bermanfaat untuk

optimalisasi janin, posisi ini pun membuat punggung yang pegal terasa lebih

enak. Posisikan badan seperti akan merangkak lalu lakukan 2 gerakan ya moms.

Yang pertama arahkan pandangan moms ke perut dan cembungkan punggung

beserta tulang ekor. Yang kedua arahkan pandangan moms ke depan lalu

cekungkan punggung.

4) Ikuti senam hamil dan yoga hamil.


5) Pelvic Tilt : Gerakan ini merupakan usaha untuk memiringkan posisi panggul.

Awali dengan berbaring di atas lantai dengan kedua lutut ditekuk dan kaki

menapak rata di lantai. Angkat pinggul dan panggul, dengan punggung tetap

menempel pada lantai. Anda bisa menahan posisi ini dengan meletakkan bantal

secukupnya di bagian pinggang bawah atau bokong. Lakukan selama 10-20

menit sebanyak 3 kali sehari.

6) Inversi : Gravitasi dapat membantu untuk mengubah posisi bayi. Anda dapat

mencoba posisi sujud, dan menahannya selama 10-15 menit. Senderkan kepala

ke bantal agar posisi lebih nyaman, juga bisa mencoba posisi merangkak, lalu

dengan perlahan mengayun badan ke depan dan ke belakang, dapat juga

menahan posisi tangan tetap diam, lalu putar pinggul secara perlahan.

7) Memperdengarkan musik : Bayi di dalam kandungan sudah sensitif terhadap

suara dan music, suara atau musik yang membuat gerak bayi lebih aktif, arahkan

sumber musik (misalnya speaker kecil atau headphone) ke bagian bawah perut,

dengan harapan bayi akan berputar mengikuti sumber suara

8) Meletakkan kompres dingin di perut bagian atas sambil meletakkan kompres

hangat di perut bagian bawah. Pastikan kompres tidak terlalu panas, agar kulit

perut tidak terluka.

9) Menganjurkan ibu untum memodifikasi Posisi : modifikasi posisi kegiatan sehari-

hari dengan cara-cara berikut ini :

- Saat duduk, arahkan pinggul ke depan dan bukan ke belakang. Sangga

punggung ibu dengan bantal agar posisi tetap nyaman. Pastikan posisi pinggul

lebih tinggi daripada lutut.

- Duduk di excercise ball. Saat ini excercise ball banyak dijual, pilih yang ukurannya

sesuai dengan tinggi badan Anda, agar Anda tetap dapat duduk dengan nyaman,

dengan kaki menapak lantai. Pastikan pinggul lebih tinggi dari lutut. Sambil

duduk, memutar pinggul secara perlahan, dapat dilakukan sambil bekerja atau

bersantai menonton televisi. Selain duduk, Anda juga dapat bersandar memeluk

bola dengan kedua lutut di lantai. Letakkan kepala di atas bola dengan nyaman.

Putar pinggul secara perlahan.


- Saat mengendarai mobil, letakkan dudukan bantal agar posisi pinggul bisa lebih

tinggi.

- Jika ibu masih bekerja, usahakan untuk beristirahat sebentar secara rutin.

Gunakan waktu untuk berjalan dan bergerak

10) Selalu berdoa dan afirmasi positif untuk diri sendiri dan janin.

C. Concept Map

Perubahan Hormone kortisol & estrogen


Psikologis meningkat mengakibatkan kelelahan
Perempuan, 37 thn dan suasana hati mudah berubah
G3P2A0,UsiaKehamilan
39mg Hormon
Cemas
Asuhan Kebidanan : Menjelaskan tentang
kondisi kehamilan ibu, perubahan fisiologis ibu
Striae, perut & Belum ada tanda
hamil TR III, ketidaknyamanan ibu hamil TR III,
persalinan Cara mengatasi kram pada ibu hamil
payudara tanda-tanda persalinan&cara merangsang
kontraksi, tekhnik relaksasi , senam hamil/senam
 Latih kekuatan otot kaki dengan berjalan secara rutin.
Peregangan kulit Kondisi keagle
 Senam ibu hamil
hormon psikososial ibu  Konsumsi makanan yang sehat dan hindari berbagai
Jarak kehamilan
makanan yangusia
terlalu jauh, kurang
ibu menyehatkan tubuh.
Sering Tekanan Kehamilan  Cukupi kebutuhan cairan tubuh.
berkemih lituterus yg beresiko  Mandi air hangat. Ibu kelelahan,
semakin  Perergangan otot kaki dan betisjalan lahir kaku,
Gigi Preeklamsi,
besar
berlubang Komplikasi eklamsi ,
Perubahan persalinan perdarahan,
Tekanan Fisiologis
kepala bayi bumil TR III
Kepala janin Ketidaknyamanan bumil TR III
belum masuk Kurangnya Cara mengatasi oedem
kalsium Hormone,
 berat
Peningkatan aliran darah, ginjal bekerja lebih ,
Kurangi asupan natrium

menyaring volume darah. Proses penyaringan Lakukan aktifitas ringan
Optimalisasi Askeb utk Stress
tersebut kemudian menghasilkan lebih banyak  urine
Tingkatkan asupan kalium
Posisi Optimalisasi /kecemasan
 Minum lebih banyak air
Posisi
 Kurangi kafein
Peningkatan Perubahan Asuhan
Kurang Kebutuhan Nutrisi ibu hamil syaraf otonom fisiologis Kebidanan
asupan
Nutrisi
Asupan Asuhan Kebidanan :
suplemen Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
tablet FE tablet Fe Secara terartur minimal 90
tablet selama kehamilan
Memberikan tablet kalsium selama
HB kurang
Peningkatan kehamilan (1000mg/hari)
(anemia) Menganjurkan ibu makan makanan
plasma darah
beragam, dgn gizi seimbang

Komplikasi Inertia Faktor Resiko


persalinan uteri Perdarahan Persalinan

P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Komplikasi)


Asuhan kebidanan pada ibu hamil beresiko tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Arsinta dwinanda, (2010). Optimalisasi Posisi Fetus.

Eka Nurhayati. (2015). Indeks Massa Tubuh (Imt) Pra Hamil Dan Kenaikan Berat Badan Ibu

Selama Hamil Berhubungan Dengan Berat Badan Bayi Lahir. Kesehatan.

Kemenkes. (2020). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kesehatan.

Rida, Hendra Yulita, Yustiari. (2016) , Identifikasi Kejadian Komplikasi Persalinan pada Ibu

Bersalin di RSU Dewi Sartika Kota Kendari. Kesehatan.

Megasari, K. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Trimester III Dengan Ketidaknyamanan Sering

Buang Air Kecil. Kesehatan.

Mutiarsytasari, (2019). Pengaruh Penggunaan Metode Optimalisasi Posisi Janin Terhadap

Lama Kala 1 Persalinan Pada Ibu Primigravida


Trifiana, A. (2020). Antenatal Care. SehatQ.

Tyastuti, S., & Wahyuningsih Puji, H. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pusdik SDM

Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai