Anda di halaman 1dari 18

Nama: Akdri Bagus Zulvikar

NIM: 20050754008
Rangkuman Pertemuan 1

Isi rangkuman. Tempa setiap tulisan yang ada pada template ini. Jangan lupa untuk mengisi
Nama dan NIM anda pada pojok kanan atas. Rangkuman dapat berisi bab dan sub bab
seperti di bawah ini.

1. Pendahuluan
Pengertian gaya, macam-macam gaya, menggambarkan resultan gaya dua dimensi dan tiga
dimensi, menyebutkan macam-macam tegangan, menggambarkan tegangan aksial,
manggambarkan tegangan radial, menggambarkan tegangan tangensial, pengertian
regangan, regangan plastis pada material, regangan elastis pada material.

2. Penjelasan
Pengertian gaya umumnya dijelaskan dalam istilah tiga hukum gerak Isaac Newton.
Selain pengertian gaya, penting juga mengenali macam-macam gaya. Gaya adalah
tarikan dan dorongan yang terjadi pada suatu benda. Dalam ilmu fisika gaya adalah
interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami
perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun konstruksi geometris.

Secara sederhana, pengertian gaya adalah dorongan atau tarikan pada suatu benda
bermassa yang menyebabkan benda tersebut berubah kecepatannya. Setiap kali ada
interaksi antara dua benda, ada gaya pada masing-masing benda. Ketika interaksi
berhenti, kedua benda tidak lagi mengalami gaya.

Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force). Dalam Satuan Internasional (SI), satuan yang
digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton yang dilambangkan dengan N. Alat
pengukur gaya adalah dinamometer, atau neraca pegas.

Konsep pengertian gaya umumnya dijelaskan dalam istilah tiga hukum gerak Isaac
Newton hukum yang ditetapkan dalam karyanya Principia Mathematica (1687).
Berdasarkan Prinsip pertama Newton, benda yang diam atau bergerak dengan laju yang
seragam dalam garis lurus akan tetap dalam keadaan itu sampai ada gaya yang
diterapkan padanya.

Hukum kedua mengatakan bahwa ketika gaya eksternal bekerja pada tubuh, ia
menghasilkan percepatan (perubahan kecepatan) tubuh dalam arah gaya. Besarnya
percepatan berbanding lurus dengan besarnya gaya luar dan berbanding terbalik dengan
jumlah materi di dalam benda.

Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa ketika satu benda memberikan gaya pada
benda lain, benda kedua memberikan gaya yang sama pada benda pertama. Prinsip aksi
dan reaksi ini menjelaskan mengapa suatu gaya cenderung mengubah bentuk benda
(yaitu, mengubah bentuknya) terlepas dari apakah gaya itu menyebabkan benda
bergerak atau tidak.

Gaya normal

Gaya normal adalah gaya reaksi yang timbul ketika suatu benda diletakkkan secara tegak
lurus di atas sebuah permukaan bidang. Besarnya gaya normal yang terjadi pada suatu
benda ditentukan oleh besarnya gaya lain yang juga bekerja pada benda pada saat yang
sama.

Misalnya, jika sebuah buku bertumpu pada suatu permukaan, maka permukaan tersebut
mengerahkan gaya ke atas pada buku tersebut untuk menopang bobot buku. Kadang-
kadang, gaya normal diberikan secara horizontal antara dua benda yang bersentuhan
satu sama lain. Misalnya, jika seseorang bersandar ke dinding, dinding tersebut
mendorong orang tersebut secara horizontal.

Gaya otot

Gaya otot adalah macam-macam gaya yang dimiliki makhluk hidup yang mempunyai
otot. Gaya ini timbul dari adanya koordinasi antara struktur otot dengan rangka tubuh.
Gaya otot termasuk ke dalam kelompok Gaya sentuh.

Contoh gaya otot adalah ketika seseorang mengangkat beban. Untuk mengangkat
beban, otot di dalam tubuhnya berkoordinasi sehingga mampu menggerakkan tangan
untuk mengangkat beban yang ada.

Gaya pegas

Gaya Pegas adalah macam gaya yang dihasilkan oleh sebuah pegas yang memiliki sifat
elastis. Gaya pegas muncul karena pegas bisa merapat dan merenggang sehingga
bentuknya bisa kembali seperti semula setelah terjadi gaya tersebut. Contoh gaya pegas
adalah ketika seseorang pemanah menarik anak panah.

Gaya gesek

Gaya gesek adalah macam-macam gaya yang muncul akibat adanya sentuhan langsung
antara dua permukaan benda. Gaya gesek memiliki arah yang selalu berlawanan dengan
arah gerak benda.

Besar kecilnya gaya gesekan ditentukan oleh halus atau kasarnya permukaan benda.
Semakin halus permukaan, maka semakin kecil gaya gesekan yang muncul. Gaya gesek
dibagi menjadi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetik.

Gaya mesin

Gaya mesin adalah gaya yang dihasilkan dari kerja mesin. Contoh gaya mesin terdapat
pada mobil, motor, atau peralatan elektronik. Gaya mesin dinilai sangat efektif dalam
membantu meringankan aktivitas manusia.
Gaya gravitasi

Gaya gravitasi adalah macam-macam gaya tarik terhadap seluruh benda bermassa yang
terdapat pada permukaannya. Salah satu contoh paling dekat adalah gaya gravitasi
bumi. Jika tidak terdapat gaya gravitasi di bumi, maka setiap benda yang ada akan
melayang seperti di luar angkasa.

Gaya listrik

Gaya listrik yaitu jenis gaya yang dihasilkan oleh benda-benda bermuatan listrik dalam
medan listrik. Contohnya kipas angin yang bekerja dengan mengubah energi listrik
menjadi energi gerak.

Gaya magnet

Gaya magnet merupakan konsekuensi dari gaya elektromagnetik, salah satu dari empat
gaya dasar alam, dan disebabkan oleh gerakan muatan. Dua benda yang mengandung
muatan dengan arah gerak yang sama memiliki gaya tarik magnet di antara keduanya.
Demikian pula, benda-benda dengan muatan yang bergerak ke arah berlawanan
memiliki gaya tolak di antara mereka.

Besarnya gaya magnet di antara keduanya bergantung pada seberapa besar muatan
dalam seberapa banyak gerakan di masing-masing objek dan seberapa jauh jaraknya.
Arah gaya tergantung pada arah gerak relatif muatan dalam setiap kasus.

Gaya tegangan

Gaya tegangan adalah macam-macam gaya yang disalurkan melalui tali, kabel atau
kawat saat ditarik kencang oleh gaya yang bekerja dari ujung yang berlawanan. Gaya
tegangan diarahkan di sepanjang kabel dan menarik secara merata pada objek di ujung
kabel yang berlawanan.

Gaya hambatan udara

Hambatan udara adalah jenis gaya gesekan khusus yang bekerja pada benda saat
bergerak di udara. Gaya hambatan udara sering diamati untuk melawan gerakan suatu
benda. Gaya ini bisa terlihat pada objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Contohnya skydiver, pemain ski yang menuruni bukit, atau objek dengan area
permukaan yang luas.

Penggambaaran resultan

Jika diketahui vektor a, b, c dan d seperti pada Gambar Acuan Vektor di atas, gambarkan


hasil penjumlahan a + c! untuk menggambarkan hasil penjumlahan a + c, ikuti langkah-
langkah berikut: 
1. Gambarlah vektor a
2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau titik pangkalnya berada di ujung vektor a

3.Gambarlah sebuah vektor dimulai dari titik tangkap vektor a menuju ujung vektor c.
Vektor ini merupakan vektor hasil penjumlahan a + c atau disebut resultan vektor yang
dilambangkan R.

#2 Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Segitiga


Jika diketahui vektor a, b, c dan d seperti pada Gambar Acuan Vektor di atas, gambarkan
hasil pengurangan atau selisih  a − c! untuk menggambarkan hasil pengurangan a − c, ikuti
langkah-langkah berikut: 
1. Gambarlah vektor a
2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau titik pangkalnya berada di ujung vektor a.
Kemudian putar 180o (searah jarum jam) vektor c tersebut dari arah semula. Hal ini
dilakukan karena pada dasarnya a − c = a + (−c), karena vektor −c sama dengan
vektor c tetapi dengan arah yang berlawanan.

3.Gambarlah sebuah vektor dimulai dari titik tangkap vektor a menuju ujung vektor −c.
Vektor ini merupakan resultan  dari pengurangan a – c.

#1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Jajargenjang


Sekarang kita akan mencoba untuk menggambarkan penjumlahan vektor a + c dengan
metode jajarangenjang. Coba kalian lihat kembali Gambar Vektor Acuan di atas. Untuk
menggambarkan resultan a + c dengan metode jajargenjang, ikuti langkah-langkah berikut
ini: 
1. Gambarlah vektor a
2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap tepat berada pada titik tangkap vektor a

3.Buatlah garis yang sejajar dengan vektor a yang dimulai dari ujung vektor c. kemudian
buat lagi garis yang sejajar dengan vektor c yang dimulai dari ujung vektor a sehingga 2
vektor dan 2 garis sejajar tersebut membentuk bangun jajargenjang.

4.Buatlah sebuah garis vektor yang dimulai dari titik tangkap kedua vektor (a dan c) dan
berakhir diperpotongan 2 garis yang sejajar tadi seperti pada langkah 3. Vektor ini
merupakan resultan dari penjumlahan a + c.
#2 Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Jajargenjang
Cara mengurangkan vektor dengan metode jajar genjang sebenarnya sama saja dengan cara
mengurangkan vektor dengan metode segitiga. Yang membedakan hanya letak resultan
vektornya saja. Untuk menggambarkan resultan a − c dengan metode jajargenjang, ikuti
langkah-langkah berikut ini: 
1. Gambarlah vektor a

2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap tepat berada pada titik tangkap vektor a.
Kemudian putar −180o (berlawanan arah jarum jam) vektor c tersebut dari arah semula.
Sehingga menghasilkan vektor –c.

3.Buatlah garis yang sejajar dengan vektor a yang dimulai dari ujung vektor –c. kemudian
garis yang sejajar dengan vektor –c yang dimulai dari ujung vektor a sehingga membentuk
jajargenjang.
4.Buatlah sebuah vektor yang dimulai dari titik tangkap kedua vektor (a dan –c) dan berakhir
diperpotongan 2 garis yang sejajar tadi seperti pada langkah 3. Vektor ini merupakan
resultan dari selisih a – c.

Itu tadi cara menentukan resultan vektor dengan menggunakan metode jajargenjang. Pada
artikel ini hanya membahas cara melukiskan resultan dari 2 vektor saja menggunakan
metode ini. Untuk melukiskan resultan lebih dari 2 vektor silahkan baca artikel tentang cara
melukiskan resultan 5 vektor dengan metode jajargenjang.

Cara Melukiskan Resultan Vektor dengan Metode Poligon


#1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Poligon
Pada dasarnya, menggambarkan penjumlahan vektor dengan metode poligon sama dengan
metode segitiga. Metode segitiga hanya bisa digunakan untuk menjumlahkan 2 vektor saja,
sedangkan metode poligon digunakan untuk menjumlahkan lebih dari 2 vektor.
Perhatikan kembali Gambar Vektor Acuan di atas. Sekarang kita akan mencoba
menggambarkan resultan penjumlahan dari a + c + b + d dengan metode poligon. Untuk itu,
perhatikan langkah-langkah berikut. 
1. Gambarlah vektor a.
2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor a.

3.Gambarlah vektor b dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor c.

4.Gambarlah vektor d dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung vektor b.

5.Gambarlah sebuah vektor yang dimulai dari titik tangkap atau pangkal vektor a dan
berakhir di ujung vektor d. Vektor ini merupakan resultan dari penjumlahan vektor a + c + b
+ d.
#2 Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Poligon
Untuk pengurangan vektor menggunakan metode poligon caranya sama persis dengan
pengurangan vektor menggunakan metode segitiga. Kita hanya perlu membalik arah salah
satu atau lebih vektor 180o (searah jarum jam) atau −180o (berlawanan arah jarum jam),
sehingga tidak perlu dijelaskan tahapan demi tahapannya.

Gambar berikut ini adalah contoh pengurangan/selisih vektor menggunakan metode


poligon yang menghasilkan resultan a + c – b – d.

Coba kalian cermati hasil akhir dari penjumlahan dan pengurangan resultan dengan metode
poligon tersebut. Kenapa resultan a + c + b + d lebih kecil dari resultan a + c – b – d? karena
pada dasarnya selisih vektor adalah penjumlahan vektor dengan arah yang berlawanan. Jadi
tanda minus (−) pada vektor bukan menunjukkan nilai tetapi menunjukkan arahnya
sehingga tidak mempengaruhi besar kecilnya resultan vektor.
Tegangan
Pengertian Tegangan
Hukum Newton pertama tentang aksi dan reaksi, bila sebuah balok terletak di atas lantai,
balok akan memberikan aksi pada lantai, demikian pula sebaliknya lantai akan memberikan
reaksi yang sama, sehingga benda dalam keadaan setimbang. Gaya aksi sepusat (F) dan gaya
reaksi (F”) dari bawah akan bekerja pada setiap penampang balok tersebut. Jika kita ambil
penampang A-A dari balok, gaya sepusat (F) yang arahnya ke bawah, dan di bawah
penampang bekerja gaya reaksinya (F”) yang arahnya ke atas.

Pada bidang penampang tersebut, molekul-molekul di atas dan di bawah bidang


penampang A-A saling tekan menekan, maka setiap satuan luas penampang menerima
beban sebesar: F/A

Macam-macam Tegangan
Tegangan timbul akibat adanya tekanan, tarikan, bengkokan, dan reaksi. Pada pembebanan
tarik terjadi tegangan tarik, pada pembebanan tekan terjadi tegangan tekan, begitu pula
pada pembebanan yang lain.

a. Tegangan Normal
Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya dalam
diukur dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2, maka satuan tegangan adalah N/m2
atau dyne/cm2.
 b. Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain-lain. Rantai
yang diberi beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada
beratnya.

c. Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak
dalam satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami
tekukan, porok sepeda, dan batang torak. Tegangan tekan dapat ditulis:
d. Tegangan Geser
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah,
tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi
momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting,
dan sambungan baut.

Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang normal
dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan
yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling, maka sesuai
dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah

e. Tegangan Lengkung
Misalnya, pada poros-poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu. Jadi,
merupakan tegangan tangensial. Gambar 20. Tegangan lengkung pada batang rocker arm.

f. Tegangan Puntir
Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang-batang torsi pada mobil, juga
saat melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.
Radial Bearing dan Axial Bearing
Bearing merupakan elemen mesin yang dirancang untuk mengurangi gesekan pada putaran
poros dan pasangannya. Bearing dapat menerima beban dari arah radial atau aksial.
Beberapa jenis bearing juga dirancang supaya mampu menerima kombinasi beban dari arah
radial dan aksial.

Gambar 1. Radial Bearing dan Axial Bearing.


(Sumber: NSK)

Beban radial adalah beban atau gaya yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu poros.
Beban aksial adalah beban atau gaya yang bekerja searah dengan sumbu poros. Baik beban
aksial atau radial, dapat diatasi dengan bearing bola maupun roller bearing dengan desain
tertentu.
Tegangan tangensial adalah tegangan akibat gaya yang bekerja pada arah tangensial sering
juga disebut dengan circumferential stress atau Hoop stress, tegangan radial merupakan
tegangan akibat gaya yang bekerja pada arah radial (dari poros ke luar), dan tegangan aksial
akibat gaya pada arah sejajar dengan poros.

Regangan

Regangan adalah pertambahan panjang suatu benda terhadap panjang mula-


mula yang disebabkan oleh adanya gaya luar yang mempengaruhi benda. Regangan dapat
diartikan juga sebagai ukuran perubahan dimensi yang terjadi akibat tegangan.
Deformasi Plastis
• Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.005.
• Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi proporsional terhadap
regangan.
2.1. Metode
Metode yang saya buat pada rangkuman ini ialah mencari referensi dari berbagai sumber,
dan pengujian pengujian yang digunakan mengunakan metode hitungan, eksperimen pada
benda tegar. Ada juga menggunakan metode grafik
2.2. Alat
Bab ini dapat berisi alat aplikasi dalam sistem konversi energi. Misal alat tersebut pompa
atau pun kompresor. Anda dapat mendeskripsikan tentang alat tersebut. Jika ingin lebih
merinci bagian alat-alat tersebut, anda dapat menggunakan sub sub bab berikut.
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
mempunyai umur yang panjang. Bearing harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros
serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Referensi
https://hot.liputan6.com/read/4571622/pengertian-gaya-dalam-fisika-kenali-macam-
macamnya
http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/definisi-dan-macam-macam-tegangan.html
https://www.fisikabc.com/2017/04/resultan-vektor-metode-grafis.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2020/03/radial-bearing-dan-axial-
bearing.html
https://nurma.staff.uns.ac.id/wp-content/blogs.dir/249/files/2013/02/Materi-4b.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/pdfcoffee.com_tegangan-normal-dan-tegangan-
tangensial-4-pdf-free.pdf
Budynas RG, Nisbeth JK. 2014. Shigley’s Mechanical Engineering Design 10 th ed. McGraw-Hill
Education.
Mott RL, Vavrek EM, Wang J. 2018. Machine Elements in Mechanical Design 6 th ed. Pearson
Education, Inc.
Ulrich KT, Eppinger SD, Yang MC. 2020. Product design and Development 7 th ed. McGraw-
Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai