NIM : 433131420120127
1. Pengertian
Jauhar,2013)
berfungsi dengan baik jika aliran darah yang menuju ke otak lancar
nutrisi yang dibawa oleh sel-sel dan plasma terhalang oleh suatu
membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
pusat (SSP) terdiri atas otak dan medulla spinalis. Sedangkan sistem
saraf tepi (perifer) merupakan susunan saraf di luar sistem saraf pusat
yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat (Irianto, 2012).
Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medulla spinalis
(Irianto, 2012)
b. Sistem SarafPerifer
1) Sistem SarafSomatik
a) SarafKranial
b) SarafSpinal
2) Sistem SarafOtonom
2011).
3. Patofisiologi
tersumbat.
infeksi sepsis akan meluas pada dinding pembuluh darah, maka akan
terjadi abses ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh
4. Etiologi
Menurut Muttaqin, 2011 dan Batticaca, 2011, penyebab Stroke infark :
a. Trombosisserebri
1) Aterosklerosis
darah.
2) Hiperkoagulasi padapolisitemia
b. Emboli
sistem arteriserebri.
c. Hipoksia umum
adalah:
1) Hipertensi yangparah
2) Henti jantungparu
d. Hipoksia lokal
setempat adalah:
infark,diantaranya :
1) Usia
2) Ras/sukubangsa
3) Jeniskelamin
4) Riwayatkeluarga
b) Faktor risiko eksternal yang dapat dirubah:
1) Hipertensi
2) Diabetes Militus/KencingManis
3) Serangan lumpuhsementara
4) Fibrilasi atrialjantung
6) Abnormalitas lemak:lipoprotein
9) Peminumalkohol
10) Hiperhomocysteinemia
13) Obesitas/kegemukan
15) Hiperkolesterolemia
5. Pathway
Faktor-faktor risiko stroke
Aterosklerosis, hiperkoagulasi, artesis Katup jantung rusak, miokard infark, fibrilasi, endokarditis
Trombosis Serebral Penyumbatan Pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara
Emboli Serebral
Pembuluh darah oklusi
Defisit neuorologis
Herniasi Kerusakan
Hemiplegia falks serebi fungsi
dan dan ke kognitif dan
hemiparesis foramen Gangguan eliminasi urine
efek Bersihan jalan nafas tidak efektif
magnum psikologis
Koma
Resiko gangguan
Penekanan kerusakan intergritas
jaringan kulit/jaringan
setempat
6. Tanda danGejala
koma)
f. Gangguan penglihatan,diplopia
g. Ataksia
7. Pemeriksaan penunjang
infark adalah :
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Angiografiserebri
2) Lumbalfungsi
5) USGDoppler
sistem karotis).
6) EEG
b. Pemeriksaan Lab
sewaktu hari-haripertama.
2) Pemeriksaan darahrutin
darah itusendiri.
8. PenatalaksanaanMedis
a. Medis
kateter.
b. Pengobatan Konservatif:
intraarterial.
dalam sistemkardiovaskular
c. PenatalaksanaanKeperawatan
( Muttaqin,2011).
9. Komplikasi
dantroboflebitis
deformitas, danterjatuh
d. Hidrosefalus
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian/ DataFokus
Menurut Muttaqin (2011), hal yang perlu dikaji pada pasien dengan
a. Anamnesis
1) Identitas
(Muttaqin,2011).
2) Keluhanutama
kegemukan.
5) Riwayat penyakitkeluarga
6) Pengkajianpsiko-sosio-spiritual
7) Pemeriksaanfisik
Saputra,2014).
a) TingkatKesadaran
motorik.
Tabel 2.1 Nilai glasgow coma Scale
NO NILAI
GCS
1. Membuka mata
a. Spontan 4
b. Denganperintah 3
c. Dengan rangsangnyeri 2
d. Tidakberespons 1
2. Respon motorik
a. Menurutperintah 6
b. Mengetahui lokasinyeri 5
c. Reaksi menghindarnyeri 4
d. Fleksi abnormal 3
(dekortikasi)
e. Ekstensi abnormal 2
(deserebrasi)
f. Tidakberespons 1
3. Repon verbal
a. Orientasipenuh 5
b. Bingung 4
c. Kata-kata sulit dimengerti 3
d. Suara tidakjelas 2
e. Tidakberespon 1
lingkungannya, orientasi
pertanyaan denganbenar.
2. Apatis Keadaan pasien yang
dan mengantuk
abnormal aktivitas
ronta, disorientasi
dibangunkan dengan
nyeri.
7. Koma Keadaan kesadaran yang
akan timbul.
c) Mata
d) Hidung
Suryati, 2013).
f) Mulut
g) Leher danpunggung
h) Paru danjantung
i) Abdomen
tidaknya distensiabdomen.
j) Genetalia/ Rectum/Anus
2) Pemeriksaan sarafkranial
4) Pemeriksaan fungsimotorik
a) Sikap
b) Bentuk
c) Ukuran
e) Tonus otot
besar.
f) Kekuatanotot
- Perubahan
refleks Infark otak, edema,
- Perubahan dan herniasi otak
visual stroke
- Kejang
Defisit neurologis
Infark serebral
Perdarahan
intraserebral. Oklusi
otak, vasospasme,
dan edema otak
Risiko perfusi
serebral tidak efektif
3. Ds :- Stroke Gangguan mobilitas
Do : fisik
- Tampakfrustasi Defisit neurologis
- Kelemahan otot
wajah Kehilangan kontrol
- Kelemahan otot volunter
lidah
- Nervus IX Hemipersis/hemiple
glosofaring gi
- Nervus Xvagus
Gangguan mobilitas
fisik
4. Ds : Stroke Defisit nutrisi
- Cepat kenyang
setelahmakan Defisit neurologis
- Kram/nyeri
abdomen Infark serebral
- Nafsu makan
menurun Ketidakefektifan
Do : perfusijaringan
- Bising usus
hiperaktif Penurunan fungsi
- Otot pengunyah Nervus XVagus
lemah
- Otot menelan Penurunan refleks
lemah menelan(koma)
- Membran
mukosapucat Defisit nutrisi
- Sariawan
- Serum albumin
turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare
5. Ds : Stroke Gangguan eliminasi
- Desakan urine
berkemih Defisit neurologis
(urgensi)
- Urine menetes Disfungsi kandung
kecil
- Nokturia Gangguan eliminasi
- Mengompol urine
- Enuresis
Do :
- distensi kandung
kemih
- berkemih tidak
tuntas
- volume residu
urine meningkat
6. Ds :- Stroke Gangguan komunikasi
Do : verbal
- Afasia
- Disfasia Defisit neurologis
- Apraksia
- Disleksia
- Afonia Disfungsi bahasa
- Dislalia dan komunikasi
- Pelo
- Gagap
- Tidak ada kontak Disatria,
mata disfasialatasi,
- Sulit memahami apraksia
komunikasi
- Sulit
mempertahanka-
nkomunikasi
- Sulit Gangguan
ekspesi wajah
atau tubuh
- Tidak mampu
menggunakan
ekspresi wajah
atau tubuh
- Sulit menyusun
kalimat
- Verbalisasitidak
tepat
- Sulit
mengungkapkan
kata-kata
- Disorientasi
orang, ruang,
waktu
- Defisit
penglihatan
- Delusi
- tidak mampu
mandi/mengenak Respon tubuh
an menurun
pakaian/makan/
ke toilet/berhias
secaramandiri
- minat melakukan
Ketidakmampuan
perawatan diri
pergerakan
kurang
Defisit perawatan
diri
8. Dimungkinkan dengan : Stroke Resiko gangguan
- perubahan integritas kulit
sirkulasi
- perubahan Defisit neurologis
status nutrisi
(kelebihan atau
kekurangan) Penurunan tingkat
- kekurangan atau kesadaran
kelebihan
volumecairan
- penurunan Penekanan jaringan
mobilitas setempat
- bahan kimia
iritatif
- suhu lingkungan Tirah baring lama
yangekstrem
- faktor mekanis
(misalnya :
penekanan, Resiko gangguan
gesekan)atau integritas kulit
faktor elektris
(elektrodiatermi,
energi listrik
bertegangan
tinggi)
- terapiradiasi
- kelembaban
- prosespenuaan
- neuropatiperifer
- perubahan
pigmentasi
- perubahan
hormonal
- penekananpada
tonjolan tulang
keperawatan Indonesia(2017).
3. Diagnosiskeperawatan
kemampuan batukmenurun
kehilangankeseimbangan
menelanmakanan
fungsi otak,disatria
mobilitas.
64
4. Rencana tindakankeperawatan
Tabel 2.6 Rencana Tindakan Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak Berdasarkan jalan nafas (L.01001) mukolitik, jika perlu. Latihan batuk
efektif dimungkinkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan efektif (I.01006)
dengan hipersekresi jalan selama 2x24 jam nafas efektif dengan Observasi :
nafas krieria hasil : - Identifikasi kemampuan
- Batuk efektifmeningkat batuk
- Produksi sputummenurun - Monitor adanya retensi
- Mengimenurun sputum
- Wheezing menurun - Monitor tanda dangejala
- Dispneamenurun infeksi salurannafas
- Ortopnea menurun
Terapeutik :
- Sulit bicaramenurun
- Sianosismenurun - Atur posisi semi-Fowleratau
- Gelisah menurun Fowler
- Frekuensi nafasmembaik - Pasang perlak dan bengkok
- Pola nafasmembaik di pangkuanpasien
- Buang sekret padatempat
sputum
Edukasi :
- Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu.
Observasi :
Terapeutik :
- Posisikan semi-Fowleratau
Fowler
- Berikan minumanhangat
- Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
- Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15detik
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,
2. Resiko perfusi serebral Perfusi serebral (L.02014) Manajemen Peningkatan Tekanan
tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan intrakranial (I.06194)
dengan penurunan aliran 3x24 jam perfusi jaringan otak teratasi Observasi :
darah keotak dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab
- Tingkat kesadaranmeningkat peningkatan TIK (misalnya :
- Kognitifmeningkat lesi, gangguan metabolisme,
- Tekanan Intra Kranialmenurun edema serebral)
- Sakit kepalamenurun - Monitor tanda/gejala
- Gelisah menurun peningkatan TIK (misalnya :
- Kecemasan menurun tekanan darah meningkat,
- Agitasimenurun tekanan nadi melebar,
- Demammenurun bradikardia, pola nafas
- Nilai rata-rata tekanan daah ireguler, kesadaran
membaik menurun)
- Kesadaranmembaik - Monitor statuspernafasan
- Tekanan darah sistolikmembaik - Monitor intake dan output
- Tekanan darah diastolikmembaik cairan
- Refleks sarafmembaik
Terapeutik :
- Meminimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yangtenang
- Berikan posisi semiFowler
- hindari pemberian cairan IV
hipotonik
- pertahankan suhu tubuh
normal
kolaborasi :
Observasi :
- identifikasi penyebab
peningkatan TIK (misalnya :
lesi menempati ruang,
gangguan metabolisme,
edema serebral,
peningkatan tekanan vena,
obstruksi aliran cairan
serebrospinal, hipertensi
intrakranialidiopatik)
- monitor peningkatan
tekanandarah
- monitor penurunan frekuensi
jantung
- monitor penurunan tingkat
kesadaran
- monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon
pupil
Terapeutik:
Edukasi :
Edukasi :
Edukasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Edukasi :
- Anjurkan berbicaraperlahan
- Ajarkan pasien dan keluarga
proses kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuanberbicara
Kolaborasi :
7. Defisit perawatan diri Perawatan diri (L.111.03) Dukungan perawatan diri (I.11348)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
kelemahan. selama 3x24 jam defisit perawatan diri - Identifikasi kebiasaan
dapat teratasi dengan kriteria hasil : aktivitas perawatan diri
- Kemampuan mandimeningkat sesuaiusia
- Kemampuan menggenakan - Monitor tingkatkemandirian
pakaianmeningkat - Identifikasi kebutuhan alat
- Kemampuan ke toilet (BAB?BAK) bantu kebersihan diri,
meningkat berpakaian, berhias, dan
- Mempertahankan kebersihandiri makan
meningkat
Terapeutik:
- Mempertahankan kebersihanmulut
meningkat - Sediakan lingkunganyang
terapeutik (misalnya:
suasana hangat, rileks,
privasi)
- Siapkan keperluan pribadi
(misalnya: parfum, sikat gigi,
dan sabun mandi)
- Dampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai
mandiri
- Fasilitasi untuk menerima
keadaanketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu
jika tidak mampu melakukan
perawatandiri
- Jadwalkan rutinitas
perawatandiri
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
perawatan dirisecara
konsisten sesuai
kemampuan.
8. Risiko gangguan integritas Integritas kulit dan jaringan (L.14125) Perawatan integritas kulit (I.11353)
kulit berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
penurunan mobilitas. selama 3x24 jam kerusakan integritas kulit - Identifikasi penyebab
tidak terjadi dengan kriteria hasil : gangguan integritas kulit
- Elastisitasmeningkat (misalnya: perubahan
- Hidrasimeningkat sirkulasi, perubahan status
- Perfusi jaringanmeningkat nutrisi, penurunan
- Kerusakan jaringanmenurun kelembaban, suhu
- Kemerahan menurun lingkungan ekstrem,
- Hematomamenurun penurunanmobilitas)
- Nekrosismenurun
Terapeutik :
Edukasi :
- Anjurkan menggunakan
pelembap (misalnya: lotion,
serum)
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dansayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhuekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minilam 30 saat
berada di luarrumah
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.
American Heart Association (AHA). (2018). Guidelines for the Early Management
of patients with Acute Ischemic Stroke: A Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American Stroke
Association. Diakses pada 10 Februari2020
otak
sepintas. Dalam penuntun neurologi, 170-177. Tanggerang : Binarupa
aksara publisher
209
Potter & Perry.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan
praktik volume 2, Edisi 4.Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :Kedokteran EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017) . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019) . Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Widagdo, Toto & Ratna. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Trans Info Medika
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/stroke-2/akibat-stroke-pada-otak/.
Di akses pada 20 Februari2020
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/teknik-pengumpulan-
data-2/ Di akses pada 20 Februari 2020
https://www.academia.edu/31505905/PERAN_TENAGA_KEPERAWATA
N_DALAM_MENCEGAH_SERANGAN_ULANG_STROKE_SRI_TIYANI
Di akses pada 20 Februari 2020
210
211