TENTANG
Oleh
Nama : 1. Hardianti
2. faisal
3. nila sari
4. nuraini
5. feby febirianti
AL-AMIN DOMPU
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat,
hidayah dan karunianya kepada kita semua. Karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-
Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Kealaman
Dasar dengan judul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini kami selaku penyusun mengalami banyak hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, kami dapat
menyelasaikan makalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut dengan segala kerendahan hati,
kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Arifin Fattah, M.Si selaku dosen mata kuliah
Ilmu Kealaman Dasar dan Ibu Fitrawansyah selaku asisten dosen mata kulaih Ilmu Kealaman
Dasar, kepada orang tua kami yang terus memberi dorongan dan motivasi sehingga kami bisa
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca. Tiada
Gading yang tak retak. Kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak senantiasa
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Halaman Judul………………………………………………………………………........ i
Kata Pengantar………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Makalah……………………………………………………………………… 1
D. Manfaat Makalah…………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………… 18
B. Saran…………………………………………………………………………………... 18
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membedakan jenis-jenis dari makhluk hidup yang sangat banyak sekali,
maka perlulah menemukan cara untuk membedakan berbagai makhluk hidup tersebut,
baik itu makhluk hidup yang jauh sekali bedanya hingga makhluk hidup yang memiliki
kemiripan yang hampir sama, sebagai bentuk pengidentifikasian berbagai makhluk hidup
di muka bumi ini. Maka inilah yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi
dalam banyaknya keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini. Pun juga dapat disadari
bahwa, tiap-tiap daerah di muka bumi ini memiliki keanekaragaman hayati yang
memiliki ciri-ciri khas sesuai dengan tempatnya tinggal, seperti penguin yang hidup di
kutub utara, onta yang hidup di gurun pasir, ayam yang hidup di daratan, eceng gondok
yang hidup di air, kurma yang hidup padang pasir. Di sini lah pula peran pembahasan
mengenai persebaran makhluk hidup di dunia ini.
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan mengenai Biosfer dan Makhluk Hidup ?
b. Bagaimana Asal Mula Kehidupan Manusia ?
c. Jelaskan Keanekaragaman Makhluk Hidup ?
d. Bagaimana Persebaran dan Sejarah Makhluk Hidup ?
PEMBAHASAN
Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain:
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka
ragam,
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup,
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
Para ahli biologi masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup
yakni :
1. Pencandraan (identifikasi)
Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk
hidup yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan
Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson
Selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam
mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup.
b) Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beranekaragam dipilah dan
dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut dengan takson. Jadi, takson
merupakan tingkatan dalam klasifikasi.
Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan antara lain :
Kingdom Plantae Kingdom Animalia
Divisi (division) Filum (fhylum)
Kelas (classis) Kelas
Bangsa (ordo) Ordo
Suku (familia) Familia
Marga (genus) Genus
Jenis (spesies) Spesies
Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang sama, yaitu
karnivora. Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan fungsi gigi. Dua hewan
tersebut memiliki kelas yang sama, yaitu mamalia. Mamalia memiliki rambut penutup
tubuh dan menyusui anaknya. Fillum chordata adalah tingkat takson yang lebih besar
dimana kedua kucing tersebut masuk di dalamnya bersama dengan hewan lain yang
mempunyai tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom
Animalia, yang mencangkup semua jenis Hewan.
c) Klasifikasi Berdasarkan Struktur
Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa yang bersangkutan.
Menurut sistem ini, ada 4 kelas yaitu:
1. Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak.
Contoh: asam-asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya
2. Senyawa alisiklik atau sikloalifatik
Contoh: terpenoida, steroida, dan beberapa alkaloida
3. Senyawa aromatik atau benzenoid
Contohnya: golongan fenolat dan golongan kuinon
4. Senyawa heterosiklik
Contoh: alkaloida, flavonoida, golongan basa asam inti
Karena klasifikasi ini hanyalah superfisial, maka tidak mengherankan jika suatu
senyawa organik bahan alam tertentu dapat dimasukkan kedua kelas berlainan.
Contohnya: geraniol, farsenol, dan skualen, termasuk kelas senyawa alifatik rantai
terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun, keempat senyawa tersebut
merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida.
d) Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya
1. Sistem Dua Kingdom
Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam
sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom
Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri
berdinding sel dan berklorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri,
jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia (kerajaan hewan),
meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan idak
memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
2. Sistem Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera,
Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki
ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang termasuk
ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Plantae, adalah
kelompok tumbuhan yang meliputi jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Kingdom
Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Namun demikian ada juga yang
mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun
1866 mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista,
Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun
atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk
ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae
hanya terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.
3. Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan
Animalia. Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi
dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama
mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti
dalam sistem tiga kingdom.
4. Sistem Lima Kingdom
Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang
ahli biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker
mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis
makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan
hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan
Animalia.
Tipe sel
Jumlah sel
Pergerakan
Nutrisi Prokariot
Satu sel
Disamping menggunakan ciri fisik hewan ilmuan saat ini meneliti atau menguji DNA
hewan - hewan untuk pengklasifikasian.
1. Sistem Penamaan
Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini
adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut binomial nomenklatur atau
tata nama binomial. Binomial Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau
yang dilatinkan. Aturan tata nama tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kata pertama adalah genusnya dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya.
b. Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis menggunakan huruf kecil.
c. Nama genus dan petunjuk jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak dengan
huruf miring. Contoh: Musa Paradisiaca L. Genus Penunjuk Spesies Penemu
2. Kunci Dikotomi
Menurut Rifai (1976), berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih
maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan
sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci
yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci
dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau
adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan
satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi
bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus
mengikuti baitbait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan
mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya
akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari.
Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya
yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun
penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada jarak
tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan
bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang
memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah
berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama
jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang
sebait ditempatkan secara berurutan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak.
Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian
seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel
lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali.
Buku Flora of Java yang di tulis oleh backer dan beckuizen van dan brink semuanya di
tulis bentuk kunci pariabel.
Tanaman Annona sp dengan Ciri-Ciri Pohon Tegak, Dengan Bunga Berbeda
Dengan Avul Terdapat Pada Masing-Masing Karpel
1. Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk
hidup adalah faktor abiotik / tidak hidup (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan
biotik/ hidup (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme).
2. Faktor Sejarah Geologi
Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu,
suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring
berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya
hidup dalam daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut
masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut
mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan
lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka
terbentuklah subspesies.
3. Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi
geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan
daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau
lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah
terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di
kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga
berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch
tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan
bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
4. Persebaran Tumbuhan dan Hewan
Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim bumi,
yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya
akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi
dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak
gunung yang paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang
menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang
berbeda- beda.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis
(zoogeografis). Di bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi
enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu:
1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan
Gurun Sahara sebelah Utara,
2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara,
3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah,
4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan,
5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika,
6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
b. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi
kehidupan. Evolusi kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk
kehidupan lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan
waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang
mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari
agregasi molekul-molekul yang ada.
Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu tersebut
menjadi makhluk hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu
dunia kehidupan di Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai
suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam
biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka
organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I: Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah
energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya. Contohnya: Energi listrik berubah
menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II: Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka
sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak
teratur. Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur
arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau
dibiarkan begitu saja maka organisme akan cendrung kearah kerusakan yang paling
parah. Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari
perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya
kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses
evolusi. Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga
akan membentuk kalori. Dengan alasan yang sama pula terjadi gejala perkembangan
menuju kearah pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa
yang dinamakan rganisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme
multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman Makhluk hidup merupakan ungkapan pernyataan terhadap
berbagai macam bentuk, variasi, penampilan serta sifat makhluk hidup di dunia dan
dengan persebarannya di berbagai belahan bumi merupakan senjata makhluk hidup untuk
bisa bertahan hidup.
B. Saran
Begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Mengenali banyak
jenis-jenisnya mungkin hanya akan menjadi tugas sebagian orang di bumi ini, akan tetapi,
menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup setiap makhluk hidup di dunia ini adalah
tugas kita semua sebagai manusia, sebagai makhluk hidup yang memiliki kekuasaan di
bumi ini. Meskipun begitu, dengan mengetahui dan memahami tentang keanekaragaman
makhluk hidup di dunia ini, maka akan membuat seseorang menyadari bahwa kekayaan
hayati di dunia ini harus dijaga agar terus membawa keseimbangan di muka bumi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Sutarman, M.P., Septi Budi Sartika, M.Pd., Ria Wulandari, M.Pd., dkk,
https://www.google.co.id/search?q=lapisan+bum