Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“Asimilasi N”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan:


Erda Muhartati, S. Si., M. Si

Disusun Oleh :
Kelompok 9

Irma Wahyuniasti 170384205005

Melita Ratna Sari 170384205033

Phita Yola Lafiani 170384205058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asimilasi N” dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erda Muhartati, S. Si., M. Si, selaku dosen
mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan yang membangun demi untuk memperbaiki makalah ini di
masa yang akan datang. Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya, sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun bagi setiap orang yang membacanya.

Tanjungpinang, 28 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asimilasi.........................................................................................................3
2.2 Nitrogen..........................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Nitrogen.......................................................................................5
2.2.2 Peranan Nitrogen...........................................................................................5
2.2.3 Kekurangan Unsur Hara Nitrogen (N)...........................................................6
2.2.4 Kelebihan Unsur Hara Nitrogen (N)..............................................................7
2.3 Asimilasi Nitrogen..........................................................................................8
2.4 Metabolisme Nitrogen....................................................................................9
2.4.1 Siklus Nitrogen (N2)........................................................................................9
2.4.2 Penambatan Nitrogen...................................................................................15
2.4.3 Reduksi Nitrat menjadi Ammonium..............................................................17
2.4.4 Perubahan Ammonium menjadi Senyawa Organik......................................18
2.4.5 N- Tersedia Bagi Tanaman ..........................................................................19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nitrogen merupakan elemen yang sangat esensial, menyusun
bermacam-macam persenyawaan penting, baik organic maupun anorganik.
Nitrogen menempati porsi 1-2% dari berat kering tanaman. Ketersediaan
nitrogen dialam berada dalam beberapa bentuk persenyawaan, yaitu berupa N2
(72% volume udara), N2O, NO, NO2, NO3 dan NH4+. Di dalam tanah, lebih
dari 90% nitrogen adalah dalam bentuk N-organik.
Asimilasi nitrogen dan sulfur membutuhkan serangkaian reaksi
biokimia yang kompleks membutuhkan energy. Asimilasi kation melibatkan
pembentukan kompleks dengan senyawa organic. Pada makalah ini diulas
mengenai reaksi primer untuk asimilasi dua unsur hara utama nitrogen dan
sulfur.
Unsur nitrogen didalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik
atau organic yang bergabung dengan C, H, O dan kadangkala dengan S untuk
membentuk asam amino, asam nukleat, klorofil, alkanoid, dan basa purin.
Unsur N tersebut berkolerasi sangat erat dengan perkembangan jaringan
meristem, sehingga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Siklus nitrogen dari fiksasi N2-atmosfer secara fisik/kimiawi yang
menyuplai tanah bersama presipitasi, dan oleh mikrooganisme baik secara
simbiotik maupun nonsimbiotik yang menyuplai tanah baik melalui inangnya
maupun setelah mati. Sel-sel mati ini bersama dengan sisa tanaman/hewan
serangkaian proses mineralisasi (aminisasi, amonifikas, dan nitrifikasi) akan
melepaskan N- mineral (NH4+ dan NO3-) yang kemudian di immobilisasi oleh
tanaman atau mikrobia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nitrogen?
2. Bagaimana proses terjadinya reduksi dari nitrogen?
3. Bagaimana asimilasi dari nitrogen?
4. Bagaimana proses fiksasi dari nitrogen?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari nitrogen
2. Untuk memahami proses terjadinya reduksi dari nitrogen
3. Untuk mengetahui asimilasi dari nitrogen
4. Untuk memahami proses fiksasi dari nitrogen

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asimilasi

Asimilasi adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan dengan


bantuan cahaya matahari atau yang disebut dengan fotosintesis. Asimilasi
pada tumbuhan adalah proses dimana suatu organisme menggabungkan
nutrisi dari luar tubuh untuk struktur yang lebih kompleks yang diperlukan di
dalamnya. Contoh yang paling sederhana dari bentuk kehidupan adalah
organisme sel tunggal, apakah melalui asupan langsung melalui dinding sel.
Pada organisme multisel, seperti tanaman dan hewan, proses ini berbeda dan
menjadi lebih rumit, serta bentuk kehidupan yang lebih kompleks.

Asimilasi adalah transport komponen metabolik terlarut dari luar ke


dalam lingkungan sel, baik secara pasif (difusi) maupun transport aktif. Sel
yang mendapatkan semua komponen metabolik melalui asimilasi disebut
osmotrof, contohnya jamur, algae dan bakteri. Asimilasi dipenuhi dengan
mekanisme transportasi dengan energi pasif (energi netral) dan energi aktif
(energi konsumsi). Transport pasif dilakukan berdasarkan driving force yang
berupa gradient konsentrasi, dengan mekanisme difusi. Proses ini bersifat
spontan, tidak membutuhkan energi dari luar dan akan berlangsung sampai
konsentrasi di area perbatasan sel dengan daerah luar menjadi homogen.
Transport pasif akan terjadi hanya ketika molekul mampu berdifusi melalui
membran sel.

2.2 Nitrogen
2.2.1 Pengertian Nitrogen

Nitrogen merupakan suatu bagian dari sel hidup dan bagian utama
dari semua protein, enzim dan proses metabolik yang disertakan pada
sintesa dan perpindahan energi. Nitrogen itu sendiri merupakan unsur yang
penting untuk seluruh proses dalam tumbuhan. Pengambilan N oleh
tumbuhan telah dipelajari oleh Morot-Gaudry (1997); kekurangan N

3
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman baik secara alami
maupun pada pertanian. Nitrogen banyak terdapat pada bagian klorofil,
yang merupakan pewarna hijau dari tanaman yang bertanggungjawab
terhadap fotosintesis.

Nitrogen merupakan unsur yang diperlukan untuk membentuk


senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Nitrogen
adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinnya
dimasukkan ke dalam protein, protein adalah zat yang sangat kita butuhkan
dalam pertumbuhan. Gas nitrogen banyak terdapat atmosfer, yaitu 80% dari
udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan
yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang.
Nitrogen bebaas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan
bantuan kilat/petir. Nitrogen terdapat dalam berbagai macam bentuk, yaitu:

1. Bentuk gas: Dinitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Oksida (NO) dan


Ammonia (NH3)
2. Bentuk ion: Nitrat (NO3-) dan Ammonium (NH4+)
3. Senyawa organik: urea [CO(NH2)2], protein, enzim, humus (Laegreid et
all, 1999).

Nitrogen adalah unsur kimia yang memiliki lambang N, nomor


atom dari 7 dan massa atom 14,00674 u. Elemental nitrogen tidak
berwarna, tidak berbau, tawar dan kebanyakan lembam diatomik gas pada
kondisi standar, merupakan 78% dari volume atmosfer bumi. Banyak
senyawa penting industri, seperti amonia, asam nitrat, nitrat organik
(propellants dan bahan peledak), dan sianida, mengandung nitrogen. Ikatan
yang sangat kuat dalam unsur kimia nitrogen mendominasi, menyebabkan
kesulitan untuk kedua organisme danindustri dalam mematahkan ikatan
untuk mengubah N2 menjadi senyawa yang berguna, tetapi melepaskan
sejumlah besar energi sering berguna, ketika senyawa tersebut terbakar,
meledak, atau pembusukan kembali menjadi gas nitrogen.

Unsur nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel


Rutherford pada tahun 1772. Nitrogen terjadi di semua organisme hidup, ini

4
adalah elemen konstituen asam amino dan dengan demikian protein, dan
asam nukleat (DNA dan RNA) ini terletak pada struktur kimia dari hampir
semua neurotransmiter, dan merupakan komponen yang menentukan
alkaloid, molekul biologis yang dihasilkan oleh banyak organisme.

2.2.2 Peranan Nitrogen


Ada beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman
diantaranya adalah :

1. Memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase


vegetative, berperan dalam pembentukan klorofil, dan merangsang
perkembangbiakan mikroorganisme.
2. Peranan nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi
protein dan protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan
dalam pembentukan jaringan vegetatif tanaman.
3. Peranan nitrogen dalam tanah yaitu nitrogen diserap tanaman dalam
bentuk nitrat (NO3) dan ammonium (NH4), akan tetapi nitrat akan
segera menjadi ammonium melalui enzim yang mengandung MO.
Ammonium merupakan sumber Nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di
tanah masam, terutama tanah humus, nitrat, merupakan sumber
Nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah netral atau basa
selanjutnya organik, merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang
hidup di tanah organik. Nitrogen udara merupakan sumber nitrogen
bagi tumbuhan yang bersimbiosis dengan organisme penambat
Nitrogen.
4. Pada tumbuhan, nitrogen merupakan salah satu unsur utama yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan reproduksi.
5. Klorofil merupakan nitrogen dan karena itu sangat penting untuk
fotosintesis.
6. Materi genetik DNA dan RNA terdiri dari nitrogen.
7. Merupakan komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya
dimasukkan kedalam protein, protein adalah zat yang sangat dibutuhkan
dalam pertumbuhan.

5
8. Mensintesis karbohidrat menjadi protein dan protoplasma yang
berperan dalam pembentukan jaringan vegetatif tanaman.
9. Unsur nitrogen juga dapat berfungsi meningkatkan PH tanah yang mana
hal tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Ammonium merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang
hidup di tanah masam, terutama tanah humus, nitrat merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah netral atau basa
selanjutnya organik merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang
hidup di tanah organik. Nitrogen udara merupakaan sumber nitrogen
bagi tumbuhan yang bersimbiosis dengan organisme penambat
nitrogen.

2.2.3 Kekurangan Unsur Hara Nitrogen (N)

Beberapa gejala jika tanaman kekurangan unsur nitrogen (N):

- Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna
ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah
menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat
kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan
daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
- Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
- Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak
sebelum waktunya
- Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan
menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-
kecil
- Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai
dari bagian bawah terus ke bagian atas.
- Akar pada tunas kurang kokoh atau tidak kokoh sama sekali, sehingga
menyebabkan tanaman mudah tumbang dan mati.
- Produksi biji sedikit.
- Dalam kasus kekurangan unsur nitrogen yang berat akan mengakibatkan
kematian pada tanaman.

6
2.2.4. Kelebihan Unsur Hara Nitrogen

- Warna daun terlalu hijau (hijau gelap), tanaman rimbun dengan daun,
tanaman akan tampak terlalu subur, ukuran daun akan menjadi lebih besar.
- Produksi bunga menurun, penundaan pembentukan bunga, bahkan mudah
lebih mudah rontok dan pemasakan buah cenderung terlambat.
- Batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah rebah dan
mudah diserang penyakit
- Mudah terkena serangan serangga, dan sangat sensitif perubahan kondisi
lingkungan.
- Menurunkan kualitas buah, misalnya menjadi lebih pahit.

Kekurangan Nitrogen

7
Kelebihan Nitrogen

2.3 Asimilasi Nitrogen


Mekanisme Asimilasi Nitrogen pada Tanaman Proses di mana
nitrogen diambil oleh tanaman untuk sintesis protein disebut asimilasi
nitrogen. Tanaman yang tinggi menyerap nitrogen nitrat lebih banyak. Oleh
karena itu nitrogen harus ditransformasikan ke dalam bentuk nitrat yang
tersedia. Kemudian nitrat setelah memasukkan ke dalam akar dikonversi atau
dikurangi menjadi jaringan yang digunakan membuat berbagai senyawa
organik.
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik
dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh
nitrogen dari tanaman yang mereka makan. Tanaman dapat menyerap ion
nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya. Jika nitrat diserap,
pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk
dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman
yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat
berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur,
dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino,
nukleotida dan molekul organik kecil.
Ada beberapa sumber nitrogen yang dapat diambil tumbuhan yakni
NO3, NH4+, N- organik dan N2, terutama pada bakteri dan algae tertentu.

8
Pada tumbuhan tinggi umumnya, sumber nitrogen yang paling banyak diserap
adalah NO3 dan NH4+ dan beberapa N- organik.
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik
dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium, sedangkan hewan memperoleh
nitrogen dari tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui
rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit
dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam
nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik
dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium
langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain
mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik
kecil.
2.4 Metabolisme Nitrogen
2.4.1 Siklus Nitrogen (N2)
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (sekitar
78% gas di atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan
nitrogen pada bidang biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur
yang tidak reaktif (sulit bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam
penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan berbagai proses, yaitu
fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi (Champbell, Reece -
Mitchell, 1999). Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam organisme
hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro organisme prokariot.
Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu atau dari pupuk
hasil penambatan secara industri.

9
Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang
mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang
lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis.
Siklus nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena
ketersediaan nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci,
termasuk produksi primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti
pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan
pelepasan nitrogen dalam air limbah telah secara dramatis mengubah siklus
nitrogen global (Champbell, Reece – Mitchell, 1999).
Sebagian besar nitrogen yang terdapat di dalam organisme hidup
berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro organisme prokariot. Sebagian
diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu atau dari pupuk hasil
penambatan secara industri. Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke
tanah sebagai NH4+ dan NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar.
NH4+ ini berasal dari pembakaran industri, aktivitas gunung berapi dan
kebakaran hutan sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon
dengan bantuan kilat atau radiasi ultraviolet, sumber lain NO3- adalah
samudera (Champbell, Reece – Mitchell, 1999).
Penyerapan NH4+ dan NO3- oleh tumbuhan memungkinkan
tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa nitrogen terutama protein.
Pupuk, tumbuhan mati, mikroorganisme, serta hewan merupakan sumber
penting nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi sebagaian besar nitrogen
tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi tumbuhan.

10
Pengubahan nitrogen organic menjadi NH4+ oleh bakteri dan fungi
tanah disebut Amnoifikasi yang dapat berlangsung oleh berbagai macam
mikroorganisme pada suhu dingin dan pada berbagai nilai pH. Selanjutnya
pada tanah yang hangat dan lembab dan ph sekitar netral NH4+ akan
dioksidasi menjadi nitrit (NO2) dan NO3- dalam beberapa hari setelah
pembentukkannya atau penambahannya sebagai pupuk disebut dengan
Nitrifikasi yang berguna dalam menyediakan energi bagi kelangsungan
hidup dan perkembangan mikroba tersebut (Champbell, Reece – Mitchell,
1999).
Selain itu terdapat pula denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan
N2, NO, N2O dan NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di
dalam tanah yang penetrasi O2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah
dekat pemukiman tanah yang konsentrasi O2 nya rendah karena
penggunaannya yang cepat dalam oksidasi bahan organik. Tumbuhan
kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer sebagai NH3, N2O, NO2, dan
NO terutama jika diberi pupuk nitrogen dengan baik (Champbell, Reece –
Mitchell, 1999).
1) Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang
mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH 3). Mikroorganisme
yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki
enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen.
Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut (D.
Dwidjoseputro, 1998) : N2 + 8H+ + 8e− → 2 NH3 + H2
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain:
Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia.
Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa
tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk
asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh
mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis,
contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat
mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih
reaktif (D. Dwidjoseputro, 1998):

11
a) Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan
dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas
dapat memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh
dari bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik,
yang hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini
diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.
b) Industri fiksasi nitrogen: Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C,
dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen
(biasanya berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat
dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses
Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2)
menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan
bahan peledak.
c) Pembakaran bahan bakar fosil: mesin mobil dan pembangkit listrik
termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).
d) Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton
dan terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain:
Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia.
Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Fiksasi ini
dapat dilakukan secara non-biologis contohnya karena sambaran petir.
Terkhusus dalam fiksasi biologis, terdiri atas dua yaitu fiksasi non-
simbiotik dan fiksasi simbiotik. Fiksasi nitrogen non simbiotik dilakukan
oleh Clostridium pasteurium dan Azotobakter. Clostridium bersifat
anaerobik, sedangkan Azotobakter bersifat aerobik. Kemampuan fiksasi
nitrogen Clostridium jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan
kemampuan fiksasi nitrogen Azotobakter.
Mikroorganisme yang memfiksasi N secara simbiotik yaitu bakteri
Rhizobium. Rhizobium merupakan kelompok bakteri berkemampuan
sebagai penyedia hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman
legumi, kelompok bakteri ini menginfeksi akar tanaman dan membentuk
bintil akar. Bintil akar berfungsi mengambil nitrogen di atmosfer dan
menyalurkannya sebagai unsur hara yang diperlukan tanaman.

12
Pigmen merah leghemoglobin yang berperan dalam mengambil N
di atmosfer. Pigmen ini dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan
selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemoglobin di dalam
bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang
difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen, semakin
besar nitrogen yang diikat. Rhizobium mampu menghasilkan hormon
pertumbuhan berupa IAA dan giberellin yang dapat memacu pertumbuhan
rambut akar, percabangan akar yang memperluas jangkauan akar.
Akhirnya, tanaman berpeluang besar menyerap hara lebih banyak yang
dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk memfiksasi nitrogen,
bakteri Rhizobium menggunakan enzim nitrogenase, dimana enzim ini
akan menambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadi gas
amoniak.
Selain bakteri Rhizobium, terdapat Cyanobacteria yang juga
bersimbiosis untuk memfiksasi nitrogen. Contohnya spesies Anabaena
azollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata, yaitu
tumbuhan yang banyak djumpai di sawah dan mengapung di atas air. Alga
hijau-biru itu melakukan fiksasi nitrogen dari udara dan mengubahnya
dengan anonia. Akibatnya, dan Azolla pinnata banyak mengandung
ammonia.
Selain itu terdapat Nostoc commune, alga ini dapat melakukan
fiksasi non simbiotik dan simbiotik bila bertemu fungi dan membentuk
lichenes. Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc
commune tumbuh subur dan memfiksasi N2 dan udara sehingga dapat
membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.

13
Fiksasi oleh Rhizobium
2) Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar
baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan
memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan (D.
Dwidjoseputro, 1998).
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah
melalui rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi
menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam
asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki
hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam
bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme
heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan
molekul organik kecil (D. Dwidjoseputro, 1998).
3) Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi
amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur (D. Dwidjoseputro, 1998).
Pengubahan senyawa tertentu (amonia maupun nitrat) menjadi
ammonium. Amonium bisa dihasilkan dari pengubahan nitrat. Proses ini
juga disebut sebagai penguraian nitrat menjad ammonium. Jika tumbuhan

14
atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium oleh bakteri
dan jamur. Contoh bakteri yang berperan dalam amonifikasi nitrat menjadi
amonium adalah Micrococcus denitrifican. Ammonium juga terbentuk
dari perombakan jasad mati makhluk hidup. Hasil ekskresi dan jasad mati
makhluk hidup terdekomposisi oleh detritivor menghasilkan amonia
(NH3). Amonia diubah menjadi amonium (NH4). Amonium memang bisa
dimanfaatkan langsung oleh tumbuhan, tetapi sebagian besar ammonium
digunakan oleh bakteri aerob sebagai sumber energi.
4) Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri
yang hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama
nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi
amonium (NH4+) dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies
bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit
menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat
penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman. Proses
nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini (D. Dwidjoseputro,
1998):
- NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+
- NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
- NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
- NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan
air tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air
minum, karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi
dan menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air
tanah mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat
berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga
meledak, terutama populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat
menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang
berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak secara langsung beracun untuk
ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat memiliki efek tidak langsung

15
pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini (D. Dwidjoseputro,
1998).
5) Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi
gas nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini
dilakukan oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium
dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor
elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini
juga dapat hidup dalam kondisi aerobic (D. Dwidjoseputro, 1998).
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi
dari bentuk peralihan sebagai berikut (D. Dwidjoseputro, 1998):
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks (D.
Dwidjoseputro, 1998): 2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
6) Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke
elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari
konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga
dapat terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobic (D.
Dwidjoseputro, 1998). NH4+ + NO2- → N2 + 2 H2O

2.4.2 Penambatan Nitrogen


Proses reduksi N2 menjadi NH4 dinamakan penambatan nitrogen.
Proses ini dilakukan oleh mikroorganisme prokariotik, penambatan nitrogen
ini melibatkan bakteri tanah yang hidup bebas, sianobakteri (ganggang
hijau-biru) yang hidup dipermukaan tanah atau di dalam air, sianobakteri
yang hidup bersimbiosis dengan fungi, lumut, pakis dan bakteri yang
berasosiasi secara simbiotik dengan akar, khususnya pada tumbuhan
kacangan. Pada tumbuhan kacangan ini, bakteri yang berperan adalah
Rhizobium, Bradyrhizobium, dan Azhorhizobium. Semua Rhizobium
adalah bakteri aerob yang bertahan secara saprofit di dalam tanah sampai
mereka menginfeksi bulu akar. Infeksi bakteri ini menyebabkan apa yang

16
kita sebut bintil akar. Tahapan pembentukan bintil akar tersebut sebagai
berikut:
- Bakteri menginfeksi bulu akar.
- Enzim dari bakteri merombak dinding sel sehingga bakteri dapat masuk
ke Bulu akar membentuk struktur lir- benang yang disebut benang
infeksi yang terdiri dari membran plasmalurus dan memenjang dari sel
yang terserang.
- Bakteri membelah dengan cepat di dalam benang yang menjalar, masuk
dan menembus sel korteks. Pada sel korteks sebelah dalam, bakteri
dilepas ke sitoplasma dan merangsang sel (khususnya sel tetraploid)
untuk membelah, yang menyebabkan proliferasi jaringan membentuk
bintil akar dewasa. Setiap bakteri yang membesar dan tidak bergerak
disebut bakteroid.
- Bakteroid biasanya berada di sitoplasma secara berkelompok dan
masing-masing dikeliingi oleh membran peribakteroid. Antara
membran bakteroid dan kelompok bakteroid terdapat daerah yang
disebut ruang peribakteroid. Di luar ruang peribakteroid, di sitoplasma
terdapat protein yang dinamakan leghemoglobin, yang menyebabkan
bintil kacangan warnanya merah muda. Dan diperkirakan
leghemoglobin mengangkut O2 untuk bakteri. Penambatan Nitrogen di
bintil akar terjadi secara langsung di dalam bakteroid.
- Tumbuhan inang menyediakan karbohidrat bagi bakteroid, yang akan
dioksidasi sehingga diperoleh energi. Beberapa elektron dan ATP yang
diperoleh selama oksidasi di bakteroid digunakan untuk mereduksi N2
menjadi NH4
Reaksi penambatan nitrogen secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
N2+ 8 elektron + 16 Mg ATP +16 H2O→2NH3 + H2 + 16Mg ATP + 16 Pi +
8H+
Enzim yang diperlukan adalah enzim nitrogenase. Tahapannya
adalah sebagai berikut:
- Respirasi karbohidrad pada bakteroid menyebabkan reduksi NAD
menjadi NADH atau NADP menjadi NADPH. Oksidasi piruvat selama
respirasi menyebabkan reduksi flavodoksin.

17
- Kemudian Flavoduksin, NADH atau NADPH mereduksi feredoksin.
Nitrogenase menerima elektron dari flavodoksin tereduksi,
feredoksin atau bahan pereduksi efektif lainnya saat mengkatalisis
penambatan N2. Netrogenase terdiri dari dua protein yang berlainan, yaitu
protein Fe dan Protein Fe-Mo. Protein Fe mengandung 4 atom besi
sementara protein Fe-Mo mempunyai atom molibdenum dan 28 atom besi.
Baik molebdenun ataupun besi menjadi tereduksi, kemudian dioksidasi
saat nitrogenase menerima elektron dari feredoksin dan mengangkutnya ke
N2 untuk membentuk NH4. NH4 diangkut keluar dari bakteroid dan
digunakan oleh tumbuhan inang. Di sitosol, yang mengandung bakteroid
(bagian luar membran peribakteroid) NH4 diubah menjadi glutamin, asam
glutamat, asparagin, dan ureida (alantoin dan asam alantoat).
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan penambatan nitrogen antara
lain :
a) Faktor Lingkungan Mencakup kelembaban yang cukup, suhu hangat,
sinar matahari yang terang, konsentrasi CO2 yang tinggi.
b) Faktor Genetik Mencakup proses pengenalan yang dikendalikan
secara genetis antara spesies bakteri dan spesies atau varietasi
tumbuhan kacangan dan kemampuan nitrogenase dari semua
organisme untuk mereduksi H+ dan persaingan dengan N2 serta tahap
pertumbuhan. Pada dasarnya jumlah terbesar yang ditambah oleh
tumbuhan asli tahunan dan tumbuhan kacangan pada pertumbuhan
adalah saat perkembangan reproduksi.
2.4.3 Reduksi Nitrat Menjadi Ammonium
Reaksi kedua dari proses reduksi nitrat adalah pengubahan nitrit
menjadi NH4. Nitrit yang ada di sitosol diangkut ke dalam kloroplas di daun
atau ke dalam proplastid di akar. Tahapan reduksi nitrit menjadi ammonium
adalah sebagai berikut:
a) Di daun, reduksi NO2 menjadi NH4 memerlukan enam elektron yang
diambil dari H2O pada sistem pengangkutan elektron non siklik, pada
kloroplas selama pengangkutan elektron ini, cahaya mendorong
pengangkutan elektron dari H2O ke ferodksin (Fd). Reaksinya adalah
sebagai berikut: 3H2O + 6Fd + cahaya → 15O2 + 6H + 6Fd

18
b) Kemudian ferodoksin tereduksi memberikan 6 elektron yang digunakan
untuk mereduksi NO2 menjadi NH4,reaksinya sebagai berikut: NO2 +
6Fd(Fe )+8H → NH4 + 6Fd(Fe )+H2O
c) Sehingga keseluruhan proses reduksi nitrit menjadi amonia adalah
sebagai berikut: NO2 + 3H2O + 2H + cahaya → NH4 + 1,5 O2 +
2H2O
2.4.4 Perubahan Ammonium Menjadi Senyawa Organik
Ketersediaan NH4 yang berasal dari:
- Penyerapan langsung dari tanah
- Penambatan fiksasi N2 oleh mikroorganisme
- Reduksi Amonium tidak pernah ditemukan tertimbun di suatu tempat
tertentu dalam tubuh tumbuhan karena bersifat racun.
Amonium dapat menghambat pembentukan ATP di kloroplas
maupun mitokondria karena bertindak sebagai pemecah senyawa reaksi.
Tahapan pengubahan amonium menjadi bahan organik adalah sebagai
berikut :
1) Semua NH4 diubah menjadi gugus amida dari glutamin. Pengubahan
ini akan membentuk asam glutamat, asam aspartat, dan asparagin.
Glutamin dibentuk dengan penambahan satu gugus NH2 dan NH4 ke
gugus karboksil terjauh dari karbon alfa asam glutamat. Enzim yang
diperlukan adalah glutamin sintase. Hidrolisis ATP menjadi ADP dan
Pi yang sangat penting mendorong reaksi lebih lanjut (reaksi 1).
2) Enzim glutamat sintase mengangkut gugus amida dari glutamin ke
karbon karboksil asam alfa ketoglutamat, sehingga terbentuk dua
molekul asam glutamat. Proses ini membutuhkan feredoksin yang
mampu menyumbang 2 elektron yaitu feredoksin di kloroplas dan
NADH atau NADPH di proplastid sel-sel non fotosintesis (reaksi 2).
3) Satu asam glutamat yang dihasilkan diperlukan untuk
mempertahankan reaksi (1), glutamat yang lain dapat diubah secara
langsung menjadi protein, klorofil, asam nukleat dan sebagainya.
4) Selain membentuk glutamat, glutamin dapat menyumbangkan gugus
amidanya ke asam aspartat untuk membentuk asparagin. Reaksi ini

19
membutuhkan enzim asparagin sintase. Energi untuk mendorong
reaksi diperoleh dari hidrolisis ATP menjadi AMP dan PPi (reaksi 4).
5) Nitrogen dalam aspartat dapat berasal dari glutamat, dan 4 karbonnya
mungkin berasal dari axsam oksaloasetat. Oksaloasetat dibentuk dari
PEP-karboksilase.
Glutamin menjadi bentuk penyimpan nitrogen utama pada banyak
tumbuhan. Glutamin banyak terdapat pada organ-organ penyimpan seperti
umbi kentang, akar bit, gula, wortel dan lobak. Sementara aspartat banyak
terdapat pada tanaman kacang-kacangan. Pada daun dewasa, glutamin
sering dibentuk dari asam glutamat dan NH 4 yang dihasilkan ketika
perombakan protein mulai meningkat. Glutamin kemudian diangkut
melalui floem ke daun yang lebih muda atau ke akar, bunga, biji, atau
buah. Akhirnya glutamin dapat bergabung langsung ke protein pada semua
sel dalam bentuk salah satu dari asam amino.

2.4.5 N- Tersedia Bagi Tanaman.


Nitrogen yang dapat di manfaatkan oleh tanaman tinggkat tingggi
khususnya tanaman budidaya dapat di bedakan atas empat kelompok utama
yaitu:
1) Nitrogen nitrat (NO3-),
2) Nitrogen ammonia (NH4+),
3) Nitrogen molekuler (N2) dan
4) Nitrogen organic.
Namun tidak semua dari bentuk-bentuk nitrogen ini dapat tersedia
bagi tanaman. Umumnya tanaman pertanian memanfaatkan nitrat dan
ammonium kecuali pada beberapa tanaman legume yang mampu
memanfaatkan N bebas melalui proses fiksasi N dengan bersimbiosis
dengan bakteri Rhizobium. N organik kadang-kadang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman tinggi akan tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan N
tanaman dan umumnya dimanfaatkan lewat daun melalui pemupukan
lewat daun.
Bagi tanaman pertanian terutama manfaat N dalam bentuk ion
nitrat, akan tetapi dalam kondisi tertentu khususnya pada tanah – tanah

20
masam dan kondisi an aerobic tanaman akan memanfaatkan N dalam
bentuk ion ammonium (NH4+). Pada tanaman – tanaman yang tumbuh
aktif dengan cepat nitrat yang terabsopsi oleh akar tanaman akan terangkut
dengan cepat ke daun mengikuti alur transpirasi. Oleh karena itu
metabolisme nitrat pada kebanyakan tanaman budidaya umumnya terjadi
didaun walaupun metabolisme nitrogen juga terjadi pada akar tanaman.

21
BAB III

PENUTUP
1.

3.1 Kesimpulan
Nitrogen merupakan komponen penting pada protein dan asam
nukleat yang biasanya diserap dari tanah dalam bentuk sangat teroksidasi dan
harus reduksi oleh proses yang bergantung pada energi, sebelum bergantung
menjadi protein dan senyawa lain dalam sel.

Nitrogen merupakan salah satu unsure makro esensial yang


dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman menggunakan nitrogen dalam proses
pembentukan DNA, RNA, maupun protein sebagai pembangun jaringan
tubuh tumbuhan. Nitrogen dapat diserap tanaman dalam bentuk nitrat dan
ammonium. Amonium adalah salah satu bentuk senyawa nitrogen yang tidak
dapat diakumulasikan dalam jaringan tumbuhan dalam jangka waktu yang
lama Senyawa ini dapat menghambat produksi ATP. Gejala defisiensi
nitrogen adalah tanaman tumbuh kerdil dan daunnya menjadi kekuningan
(klorosis).

Proses pereduksian nitrat menjadi ammonium dapat terjadi dalam dua


reaksi yang berbeda yaitu yang dikatalis oleh nitrat reduktase dan pengubahan
nitrit menjadi NH4+ yang dikatalis oleh nitrit reduktase.

Proses pengubahan ammonium menjadi senyawa organik terbagi atas


5 reaksi antara lain glutamine sintetase, glutamat sintase, asparagin sintetase,
transaminase, PEP karboksilase.

3.2 Saran

Dari penjelasan materi di atas penulis berharap pembaca dapat mengambil


manfaat dari penejelasan tentang Asimilasi Nitrogen. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan dimasa yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Champbell, Reece – Mitchell. 1999. Biologi Edisi Kelima (Terjemahan).


Erlangga: Jakarta.

Dwidjoseputro. 1998. Ekologi Manusia dan Lingkungannya. Erlangga: Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 1998. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.

John W. Kimball. 1983. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Puri, Retno W. dkk. 2016. Makalah Asimilasi Nitrogen. UMRAH: Tanjungpinang

Rukaesih, Ahmad. 2004. Kimia Lingkungan. Erlangga: Jakarta.

Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan Tenaga


Akademik, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan dan kebudayaan.

23

Anda mungkin juga menyukai