M. Irfan *), Nia Kania Kurniawati **), Tb. Ace Hasan Syadzily ***)
*)Magister Administrasi Publik - Pascasarjana Untirta
**)Magister Administrasi Publik - Pascasarjana Untirta
****)Magister Administrasi Publik - Pascasarjana Untirta
Jl. Raya Jakarta km. 4 Pakupatan - Serang
Email : *)irfan82fais@gmail.com
ABSTRACT
This research is motivated by the grow number of street vendors (PKL) in Serang City who used
sidewalks, roads and other public facilities to become a selling place which are not intended.
The purpose of this research is to find out how big is the Implementation of Policy of Structuring
of Street Vendors in Serang City. Data collection techniques in the form of questionnaires based
on the George Edward III’s Policy Implementation theory that consists of communication,
resources, disposition, and bureaucratic structure. The method used in this research is
quantitative by taking samples as much as 90 street vendors using Taro Yamane formula. From
the discussion, it can be concluded that Implementation of the Policy of Structuring of Street
Vendors in Serang City reached 57.70%. This proves that the implementation of the policy of
structuring street vendors in Serang City has not been running well. The suggestion of this
research is to provide an adequate and strategic location for street vendors as well as complete
socialization to street vendors and the community about the policy of structuring of street
vendors.
83
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
minimnya papan informasi tentang peraturan diberitahukan dilarang untuk berjualan pada
yang mengatur PKL pada tempat-tempat tempat yang dilarang namun di hari
strategis. Komunikasi yang dilakukan oleh berikutnya ketika petugas melihat PKL
aparat pelaksana terahadap PKL belum berjualan tidak pada tempatnya tetap
secara konsisten, misalnya hari ini dibiarkan saja.
Sebaiknya pihak Pemerintah Daerah Selain itu jumlah anggota Satpol PP Kota
dan Pihak PKL duduk bersama dalam Serang saat ini belum ideal, hanya 129
rangka mencari solusi untuk mencari tempat orang, itu belum terbagi oleh bagian
yang layak dan strategis untuk berjualan, administrasi dan petugas yang jaga di rumah
karena sebelumnya para PKL pernah dinas. Oleh karenanya yang bisa dilakukan
direlokasi ke terminal Kepandaian, akan anggotanya dengan berkeliling, anggota
tetapi tempatnya kurang layak dan becek. tidak bisa berjaga secara tetap di titik-titik
86
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
rawan PKL. Akibatnya anggota Satpol PP tidak ada anggota para PKL menggelar lagi
dengan PKL sering kejar-kejaran, jika ada dagangannya.
anggota, para PKL pergi, namun setelah
Dari latar belakang di atas, maka dicapai, dan berbagai cara untuk
rumusan masalah dalam penelitian ini menstrukturkan atau mengatur proses
adalah : Seberapa Besar Implementasi implementasinya” (Agustino, 2006:139).
Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima Untuk mengukur seberapa besar
(PKL) di Kota Serang ? implementasi kebijakan penataan PKL di
Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier Kota Serang adalah dengan menerapkan
(1983:61) mendefinisikan implementasi beberapa indikator yang dikemukakan
kebijakan sebagai “pelaksanaan keputusan George Edward III, karena indikator-
kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk indikator tersebut setidaknya mampu
undang-undang, namun dapat pula menjawab permasalahan yang ada terkait
berbentuk perintah-perintah atau keputusan- dengan Kebijakan Penataan Pedagang Kaki
keputusan eksekutif yang penting atau Lima (PKL) di Kota Serang, sebagai
keputusan badan peradilan. Lazimnya, berikut:
keputusan tersebut mengidentifikasikan 1) Model George Edward III
masalah yang ingin diatasi, menyebutkan Menurut George Edward III dalam
secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin implementasi kebijakan ada 4 variabel
87
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
89
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
90
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
91
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
(35,175 > 1,662) maka Ha diterima dan Ho sebagian besar belum mengetahui bahwa
ditolak. perbuatannya tersebut dapat dikenakan
Kemudian berdasarkan data yang sanksi.
diperoleh, skor ideal instrumen adalah 5 x 1. Sumber Daya
17 x 90 = 7.650 (5 = nilai dari setiap Dalam penelitian ini, sumber daya
jawaban pernyataan yang diajukan pada terdiri dari sumber daya manusia, sumber
responden, kriteria skor berdasarkan pada daya keuangan dan sumber daya peralatan.
skala Likert, 17 = jumlah item pernyataan Dari ketiga sumber daya tersebut yang
yang diajukan kepada responden, 90 = belum berjalan sesuai dengan teori George
jumlah sampel yang dijadikan responden). Edward III adalah dari sumber daya
Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian manusia yang masih kekurangan dan
adalah sebesar 4.414. Dengan demikian sumber daya peralatan berupa ketersediaan
nilai Implementasi Kebijakan Penataan lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota belum memadai.
Serang adalah sebesar 4.414 : 7.650 x 2. Disposisi
100% = 57,70%. Sehingga interpretasi Dalam indikator ini, peneliti
yang tepat untuk menjawab rumusan menemukan bahwa sikap aparat dalam
masalah adalah : Implementasi Kebijakan melaksanakan kebijakan penataan
Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pedagang Kaki Lima (PKL) cukup baik.
Kota Serang belum berjalan dengan baik. Hal ini terbukti adanya sikap dari aparat
pelaksana yang cukup sopan dan adil
SIMPULAN dalam melakukan penertiban Pedagang
Dari hasil penelitian di lapangan, Kaki Lima (PKL).
ditemukan bahwa proses komunikasi yang 3. Struktur Birokrasi
dilakukan oleh pelaksana kebijakan yang Dalam penelitian di lapangan,
belum berjalan optimal, yaitu pelaksana peneliti menemukan bahwa struktur
kebijakan belum memberikan informasi birokrasi berupa standar operasional
kebijakan secara lengkap kepada Pedagang prosedur telah dilakukan dengan baik oleh
Kaki Lima (PKL). Para Pedagang Kaki aparat pelaksana dalam melaksanakan
Lima (PKL) yang berjualan di trotoar, kebijakan penataan pedagang kaki lima.
bahu jalan, badan jalan dan fasilitas umum Hal ini terbukti sebelum melakukan
lainnya yang bukan peruntukannya penertiban didahului beberapa tahapan,
92
JIPAGS, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018, 83-93
93