Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BUDIDAYA IKAN KOI

Tugas Mata Kuliah Budidaya Ikan Hias dan Aquascape

Disusun oleh :

Nama : Wulandari Puji Astuti

NPM : 1810401042

Kelas : 01

PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan koi merupakan sejenis ikan hias yang merupakan primadona dan
mempunyai harga jual yang tinggi. Dengan harga yang tinggi tersebut dapat menjadikan
daya tarik tersendiri untuk membudidayakan ikan koi.nDengan harga ikan koi yang tinggi
dan kemudahan dalam pembudidayaannya tak jarang banyak petani yang memperoleh
keuntungan berlimpah. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita mengenai ikan koi,
maka dalam artikel ini akan diulas beberapa hal yang berhubungan dengan ikan koi agar
dalam membudidayakannya terasa lebih mudah. Ikan koi juga menjadi bisnis yang
menguntungkan tak jarang bisa sampai eksport ke luar negeri. ikan koi merupakan salah
satu ikan yang bisa dijadikan ikan hias dan menjadi prospek yang ekonomis. oleh sebab
itu pentingnya budidaya ikan koi akan menjadi sektor ekonomis yang dapa menghasilkan
pospek ekonomi.
Ikan Koi (Cyprinus Carpio L.) merupakan ikan hias air tawar yang berasal dari
jepang. Ikan koi mulai dikembangbiakkan di Jepang pada abad 17 dengan nama
“Nishikigoi” yang berarti ikan yang beragam warna. Keindahan ikan koi terletak pada
punggungnya yang memiliki warna dan pola yang unik dan memiliki kurang lebih 100
macam tipe warna Kuroki dan Tamadachi dalam Utomo, et al.,(2006). Sedangkan masuk
ke Indonesia diperkirakan tahun 1981- 1982 dibawa oleh Hany Moniaga yang tinggal di
Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, ia kemudian mengembangkan peternakan koi yang diberi
nama leon dan leonny. Koi pertama itu panjangnya 90-100 cm, berumur 50-75 tahun.
Sejak itulah Koi popular di Indonesia dan belakangan menjadi buruan hobi hingga saat
ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Klasifimasi dan morfologi ikan koi
1.2.2 Habitat Kebiasaan makan yang dilakukan ikan koi
1.2.3 Pakan apa saja yang dimakan ikan koi
1.2.4 Kualitas air yang dibutuhkan oleh ikan koi
1.2.5 Teknologi budidaya/sistem budidaya ikan koi
1.2.6 Penyakit dan cara menanggulanginya yang terjadi pada ikan koi
BAB II
ISI
2.1 Klasifimasi dan morfologi
Menurut Susanto (2007) ikan Koi memiliki klasifikasi yang sama dengan ikan
mas sebagai berikut :
Kingdom : animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Esteichthyes
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Teleostei
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyrinus
Spesies : Cyprinus carpio
Ikan koi memiliki bentuk memanjang atau di sebut torpedo, mempunyai sirip
punggung, sepasang sirip perut, sepasang sirip dada, dan juga mempunyai sirip di bagian
ekor. Pada sirip ikan koi ini terdiri atas jari lunak, jari keras, dan juga memiliki selaput
sirip. Alat yang membantu untuk berenag dengan cepat terletak pada bagian selaput sirip
atau di sebut sayap. Ikan koi juga memiliki bentuk kepala yang hampir sama dengan ikan
mas koki, yang terdapat kumis kecil ( sungut ) yang di gunakan untuk mendeteksi
makanan yang ada di sekitar habitatnya ataupun lainnya. Namun, badan atau bentuk
tubuh pada ikan koi terdapat dua jenis yaitu epidermis dan juga dermis. Bagian ini sangat
berperan penting bagi ikan terutamanya melindungi dari serangan hama dan penyakit ikan,
serta juga melindungi kotoran pada tubuh ikan. Ikan koi juga memiliki warna yang sangat
bervariasi berupa berwarna kemerahan, kekuningan, keputihan, kehitaman, kecoklatan,
blaster hitam putih, blastek merah hitam dan lain-lainnya, tergantung dengan varietes
pada ikan koi. Selain itu, bagian struktur pada ikan koi ini sangatlah banyak yaitu
meliputi rongga mata, rongga insang, tengkorak, tulang belakang, sirip dada, tulang rusuk,
sirip perut, tulang belakang, sirip punggung, sirip belakang dan sirip ekor.
2.2 Habitat Kebiasaan makan
Ikan Koi merupakan hewan yang hidup didaerah beriklim sedang dan hidup
pada kolam-kolam air tawar. Agus (2017) menyatakan habitat ikan mas Koi hidup pada
kolam-kolam air tawar dan danau-danau serta perairan umum lainya. Dalam
perkembanganya ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan Koi
merupakan salah satu ikan yang hidup diperairan tawar yang tidak terlalu dalam dan
aliran air tidak terlalu deras. Ikan Koi dapat hidup baik didaerah dengan ketinggian
150-600 meter diatas permukaan air laut dan pada suhu 25-30 ℃. Meskipun tergolong
ikan air tawar, ikan Koi kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
yang bersalinitas 25-30 ppt. Menurut Susanto (2007) ikan Koi merupakan ikan pemakan
segala (omnivore) baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang. Didalam air ikan
mampu mengenali makananya dan mencarinya sampai kedasar kolam karena ikan Koi
memiliki dua indra penciuman yang sangat tajam berupa barbel yang terletak dipinggir
mulut. Pakan ikan Koi akan mempengaruhi pembentukan warna dan pertumbuhanya
(Natalist, 2003).
2.3 Pakan
Makanan merpakan faktor penting bagi pertumbuhan suatu organisme terutama
pada ikan. Pakan dibedakan menjadi dua yaitu pakan alami dan pakan buatan (Afrianto,
2011). Pakan alami adalah organisme hidup baik tumbuhan ataupun hewan yang dapat
dikonsumsi oleh ikan. Pakan alami biasanya adalah organisme yang menghuni perairan
seperti rawa, kolam, sungai, danau dan lai-lain. Makanan buatan merupakan pakan yang
dibuat oleh manusia untuk ikan yang berasal dari berbagai macam bahan baku yang
mempunyai kandungan gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan ikan dan dalam
pembuatanya sangat memperhatikan sifat dan ukuran ikan.
Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas
pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan
berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan kondisi lingkungan mendukung maka dapat
dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai yang diharapkan. Sebaliknya,
apabila pakan yang diberikan berkualitas jelek, jumlahnya tidak mencukupi dan kondisi
lingkungannya tidak mendukung dapat dipastikan pertumbuhan ikan akan terhambat
(Amri dan Khairuman 2002).
2.4 Kualitas Air
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan
berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan
irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Menurut Ganesha, (2015)
kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan
warna). Berikut adalah contoh faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air.
 Derajat Keasaman (pH), pH menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari
suatu cairan encer, dan mewakili konsentrasi hidrogen ionnya. Air minum sebaiknya
netral, tidak asam/basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi
jaringan distribusi air minum. pH standar untuk air bersih sebesar 6,5 - 8,5.
 Oksigen Terlarut (DO) adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan DO
dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan organik, sehingga
menyebabkan organisme air terganggu. Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat
pencernaannya semakin tinggi.
 Suhu air dipengaruhi oleh radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi.
Radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi naik turunnya suhu
air. Sinar matahari menyebabkan panas air di permukaan lebih cepat dibandingkan
badan air yang lebih dalam.a. Suhu air merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan karena dapat mempengaruhi laju metabolisme dalam tubuh ikan dalam
pertumbuhan.
2.5 Teknologi Budidaya
Langkah-langkah budidaya ikan koi. Berikut ini adalah tahapan dalam budidaya
iakn koi :
a. Memilih indukan
Memilik indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi.
Indukan yang bagus secara genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu
kira-kira hukum umumnya. Indukan berkualitas biasanya dimiliki oleh penangkar
atau para pehobi. Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun
 Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku·
 Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
 Gaya berengang tenang dan seimbang
 Warna cemerlang dan kontras
 Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
 Indukan jantan dan betina telah matang gonad
b. Pemeliharaan indukan ikan koi
Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus.
Kedalaman kolam setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga
harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal diisi 20 ekor indukan
betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina biasanya lebih
besar dari indukan jantan.
Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya
agar saat dipijahkan indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum
pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.
Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang
berumur lebih dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang
diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian
pakan 2-4 kali.
c. Pemijahan ikan koi
1) Tempat pemijahan
Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester.
Hal ini untuk menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses
pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60
cm dan ketinggian air 40 cm.Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada
kedua saluran tersebut harus dipasang saringan halus. Tujuannya agar tidak ada
hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil pemijahan tidak
hanyut ke luar kolam. Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan
terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada
dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan
terlebih dahulu selama 24 jam.
Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam.
Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan
tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor pada kolam
pemijahan.
2) Proses pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih
dahulu. Pemijahan biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa
dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi
kolam agar tidak stres. Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di
kolam pemijahan. Jumlah indukan jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini
untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua telur yang dikeluarkan
indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu jantan
apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih tinggi.
Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari
sebelum matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si
betina akan menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel indukan
jantan akan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut. Setelah
proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam
pemijahan. Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan
telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk menetas.
3) Penetasan larva
Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam
dalam air. Oleh karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal,
suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu
air terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa
membusuk. Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva
yang baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga
3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai
membutuhkan pakan.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur
yang telah direbus. Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur
dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air
kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan. Beberpaa penangkar tidak
menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat kolam kotor
dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak
adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina)
yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.
Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia.
Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian
pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan
dipindahkan ke kolam pendederan.
4) Pendederan
Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga
berumur 3 bulan. Pada umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm.
Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor anak
ikan koi. Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet
berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan
koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan
sesekali cacing sutera atau udang artemia.
Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran.
Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan
dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali
sehari.
2.6 Penyakit dan cara menanggulanginya
1. Ichthyophthirius Multifiliis (ICH)
Penyakit Ichthyophthirius Multifiliis atau yang banyak disebut Ich adalah
penyakit dimana tumbuhnya protozoa di kolam dan melekat pada insang ikan dengan
bentuk seperti butir garam berwarna putih. Penyakit Ich tidak bisa disepelekan karena
dapat membunuh ikan koi kecil dan hidup jadi parasit. Bakteri Ich yang sudah matang
kemudian akan masuk dan menggerogoti tubuh ikan koi selama kurang lebih 3 minggu.
Setelah waktu itu, mereka akan kembali ke dasar kolam untuk kembali berproduksi.
Untuk mengobati ikan koi yang terkena ICH, perlu dilakukan karantina antara 2
minggu. Saat masa karantina, tambahkan garam ke dalam air untuk mengobati ICH dan
membantu fungsi insang untuk bekerja lebih baik.
2. Dropsy
Dropsy atau penyakit pinecone adalah sejenis penyakit ikan koi yang
diakibatkan dari infeksi bakteri. Hal ini menyebabkan perut yang bengkak dan sisik
yang menonjol. Sering kali juga memengaruhi mata ikan koi yang akan tampak
menonjol daripada biasanya. Saat penyakit ikan koi berjenis dropsy mengenai ikan,
yang perlu dilakukan adalah mengarantina ikan. Beri 1 sdt garam setiap satu galon air,
kemudian beri makanan berkualitas tinggi dengan antibiotic.
3. Ekor Busuk
Ekor ikan koi bisa mengalami pembusukan karena beberapa alasan. Misalnya
saja karena tekanan atau kualitas air yang buruk. Langkah awal yang perlu dilakukan
jika ekor ikan koi mengalami pembusukan adalah dengan mengganti air antara 30-50
persen. Kemudian, tambahkan garam untuk mengurangi bakteri dan menurunkan kadar
stressnya juga bisa menambahkan Mela-Fix sebagai pembasmi bakteri yang ada dalam
kolam.
4. Mulut Busuk
Pembusukan bisa terjadi pada mulut ikan koi. Hal ini terjadi karena kualitas air
yang buruk dan menjadikan infeksi pada mulut ikan. Sama dengan mengobati ekor ikan
yang busuk, perlu menambahkan garam pada air kolam, memantau kualitas air dan
mengobati luka dengan hidrogen peroksida atau yodium.
5. Chilodonella
Chilodonella adalah penyakit yang menyebabkan kulit menjadi buram, adanya
masalah dengan pernapasan, dan penutup insang akan terbuka. Jika sudah parah, akan
muncul lendir pada ikan. Penyakit yang terkenal paling jahat pada ikan ini muncul
karena adanya protozoa yang. Protozoa yang muncul terbagi menjadi tiga, yaitu
Celiates, Flagellates dan Sporozoa. pemberian garam secara teratur perlu dilakukan
selama kurang lebih 2 minggu lamanya dan melakukan aerasi atau penambahan
udara/oksigen dalam kolam maupun akuarium.
6. Bakteri Aeromonas
Bakteri Aeromonas menyebabkan borok dan erosi pada sirip ikan koi. Penyakit
ini sangat tidak baik jika terjadi dengan baik. Oleh sebab itu, penangananannya pun
harus dilakukan sebaik mungkin. untuk mengobati penyakit ikan koi yang disebabkan
oleh bakteri aeromonas ialah dengan memberikan suntikan Chloramphenicol.
7. Columnaris
Saat ikan koi mengalami cedera, jangan anggap enteng karena itu bisa
menyebabkan penyakit yang lebih parah lagi. Ada bakteri Columnaris yang akan
menyerang tepat pada bagian cedera dan menyebabkan sirip, ekor, mulut jadi busuk.
Selain itu, bakteri Columnaris juga rentan menyerang ikan koi yang stress.
Penanganannya dengan memberikan obat-obatan yang mengandung antibiotik seperti
Nitrofurazone, Furazolidone, Tetracycline dan Oxolinic Acid telah dikenal efektif.
8. Cacing Jangkar (Lernea)
Cacing jangkar adalah parasit krustasea yang menempel, dan menggali ke
dalam kulit ikan. Cacing merusak ikan koi dengan cara memakan jaringannya dan
menyebabkan bakteri atau jamur pada ikan. Iikan yang terkena lernea ini akan muncul
benjolan seperti jerawat putih, tampak lesu dan sering berkedip. Cacing jangkar dapat
dihilangkan dengan menggunakan pinset atau dengan penjepit kecil secara manual.
Selain itu, rawat kolam dengan menggunakan Dimilin yang terbukti ampuh
menghilangkan cacing jangkar.
9. Kutu Ikan
Kutu ikan ini akan menyebabkan iritasi dan infkesi. Parasit yang menghisap
ikan ini dikenal dengan nama Argulus. Sering berkedip dan tampak menggaruk-garuk
pada badannya adalah salah satu tanda bahwa dalam tubuh ikan terdapat sesuatu yang
salah. Mirip dengan menghilangkan cacing jangkar pada ikan koi, bisa menggunakan
Damilin atau Lefunuron dan dalam beberapa hari, kutu-kutu yang ada pada ikan dan
kolam akan hilang.
10. Jamur
Jika tiba-tiba muncul berwarna putih seperti kapas atau hijau ini tanda bahwa
jamur sedang menyerang ikan. Walau tidak menolar kepada ikan lain, ikan yang terkena
jamur perlu segera mendapatkan pertolongan. Sering kali malah muncul benjol putih,
coklat, kuning atau hijau yang tidak rata yang terlihat pada sirip ikan. gosok pelan
menggunakan kapas dan obati menggunakan antibiotik atau krim antimikroba segera
setelahnya. Kemudian, tingkatkan salinitas kolam untuk melakukan pencegahan.
11. Lymphocystis
Penyakit yang menyerang kulit ikan koi yaitu disebut Lymphocystis. Penyakit
ini menyebabkan perubahan warna dan tampak lebih kasar dan sering kali terkelupas.
Hal ini bisa terjadi karena perubahan suhu dalam air. Penyakit ikan koi Lymphocystis
bisa diobati dengan mengkarantina ikan yang sakit terlebih dahulu untuk kemudian
menambahkan suhu dalam kolam. Ada juga semacam obat untuk ikan koi yang
mengandung “acriflavine netral”.
12. Epistylis
Tampak seperti borok atau luka pada kulit ikan dan sirip ikan koi apabila
terkena Epistylis. Biasanya luka akan berwarna putih dan disebabkan oleh air dalam
kolam yang kotor dan sudah terkena parasit. Untuk mengobati ikan dengan penyakit
epistylis, penangananya dengan mengganti air kolamnya terlebih dahulu dengan garam
untuk memerangi parasitnya. Kemudian, ikan yang terkena penyakit perlu dikarantina
kurang lebih 2 minggu lamanya. Kemudian, beri makan dengan gizi lebih baik untuk
menambah berat badannya.
13. Skinny Disease
Ikan tampak kurus dengan kepala yang lebih menonjol, mungkin bukan karena
kurang pakan, melainkan terkena Skinny Disease. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
bakteri. Menambah takaranan makan bisa menjadi solusi saat ikan koi terkena Skinny
Disease. Namun, jika infeksi berkelanjutan, tambahkan erythromycin ke dalam
makanannya.
14. Oodinium Parasites
Penyakit ini disebabkan karena parasite dan disebut sebagai penyakit beludru
karena tampak seperti beludru warna emas yang menutupi ikan. Kemudian, penyakit
ikan koi satu ini akan menimbulkan gejala seperti sirip yang seperti terpotong-potong
dan hilangnya sisik pada ikan. Untuk menghilangkan parasit Oodinium, tambahkan
garam atau 37 persen formalin ke dalam kolam.
15. Costia
Costia adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Ikan koi yang terkena
costia akan tampak lesu dan berenang di sekitar pinggiran kolam untuk berusaha
menggosok-gosok badannya seolah membersihkan diri dari sesuatu. Kulit ikan koi juga
berubah menjadi keputihan atau keabu-abuan pada tubuh koi yang terinfeksi dan sirip
yang menjadi memerah. Penyakit ini juga dapat menyerang insang. Perawatan koi yang
terkena costia perlu perhatian khusus. Bisa menggunakan hijau malakit dan 37 persen
formalin. Namun, sebelum menggunakan bahan barusan, pastikan tidak ada garam di
dalam kolam. Kemudian lakukan tingkatan aerasi ke dalamnya
BAB III
PENUTUP.

Berdasarkan makalah diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa ikan koi (Cyprinus
Carpio L.) merupakan salah satu ikan hias yang banyak diminati. Koi mempunyai badan
yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Ada-pun sirip-sirip yang
melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada,
sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Ikan Koi merupakan hewan
yang hidup didaerah beriklim sedang dan hidup pada kolam-kolam air tawar.Kondisi ar juga
mempengaruhi budidaya ikan koi. Tahap budidaya ikan koi itu sendiri terdiri dari pemilihan
indukan, pemeliharaan indukan ikan koi, pemijahan ikan koi yang terdiri dari pemilihan
tempat pemijahan, proses pemijahan, penetasan larva dan pendederan.. Dalam melakukan
budidaya, ikan koi juga dapat terserang penyakit seperti ICH, Dropsy, Ekor busur, Mulut
busuk dan masih banyaklainnya serta memiliki cara penanggulangannya sendiri-sendiri untuk
mengatasi penyakit yang terdapat pada ikan koi.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, G. T. K. 2017. Koi. Jakarta ; Agromedia Pustaka


Amri, dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit pada Ikan Mas dan Koi. Jakarta :
Agromedia Pustaka. 98 hal
Arfianto, 2011. Pakan Ikan. Yogyakarta : Kanisius
Natalist, 2003. Pengaruh Pemberian Tepung Wortel (Dancus carola l) Dalam Pakan Buatan
Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio carpio). Skripsi. Jurursan Biologi. Universitas
Teknologi Atma Jaya Yogyakarta.
Ganesha, Leo. 2015. Analisis Kualitas Air. Menggunakan Model Fisik Pengolahan Air
Dengan Kombinasi Karbon dan Pasir Sebagai Bahan Filtrasi. Jurnal UMY :
Yogyakarta
Susanto, H. 2007. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 92 hal
Utomo, B. 2006. Karya Ilmiah Ekologi Benih. Medan Fakultas pertanian USU Repository

Anda mungkin juga menyukai