SERVICES
Penulis Rene Trasorras
Trasorras Intelligence Group, Tampa, Florida, USA, and
Art Weinstein and Russell Abratt
H. Wayne Huizenga School of Business and Entrepreneurship,
Nova Southeastern University, Fort Lauderdale, Florida, USA
Nomor Marketing Intelligence & Planning
Jurnal Vol. 27 No. 5, 2009
pp. 615-632
© Emerald Group Publishing Limited
0263-4503
DOI 10.1108/02634500910977854
Latar 1. Menciptakan nilai unggul dan mempertahankan pelanggan adalah masalah pemasaran
Belakang strategis yang kritis untuk perusahaan di lingkungan yang sangat kompetitif saat ini.
& Tujuan Banyak perusahaan kehilangan pelanggan bahkan ketika mereka yakin pelanggan puas
Penelitian dengan layanan mereka. Pertanyaannya apakah kehilangan pelanggan didasari karena
penurunan nilai yang diberikan perusahaan? Nilai bersifat subjektif dan tergantung pada
siapa yang membuat keputusan itu. Apa yang mungkin menjadi fitur berharga bagi satu
pelanggan, pelanggan lain mungkin melihatnya sebagai biaya tambahan.
2. Diperkirakan sekitar setengah dari pekerjaan yang dilakukan di negara-negara industri
akan menjadi pekerjaan pengetahuan (layanan profesional). Peluang layanan
menciptakan nilai di pasar bisnis dan konsumen.
3. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menilai nilai yang dirasakan pelanggan dari layanan
profesional dan bagaimana hal ini memengaruhi kepuasan, loyalitas, dan akhirnya
retensi pelanggan.
Kajian Teori dari Johnson dan Weinstein (2004) menyatakan bahwa nilai pelanggan adalah
Teori trade-off antara manfaat yang diperoleh dari produk (kualitas, layanan, dan citra) versus
pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkannya (misalnya biaya, stres, waktu,
dll). Salah satu cara pelanggan mengukur nilai transaksi mereka adalah melalui
pendekatan layanan, kualitas, citra dan harga (SQIP).
Teori kepuasan dari Oliver (1980) menyatakan bahwa di pasar jasa, kepuasan pelanggan
sering diukur sebagai perbedaan antara harapan layanan dan pengalaman. Oliver (1980)
melihat kepuasan melalui diskonfirmasi harapan. Kepuasan bersifat subjektif, dan
pelanggan yang menunjukkan bahwa mereka puas juga bisa saja telah membelot ke
perusahaan pesaing. Menurut Oliver kepuasan dapat dilihat sebagai fungsi dari tingkat
harapan (adaptasi) dan persepsi diskonfirmasi.
Teori dari Jones dkk. (2003, hal. 11) menyebutkan bahwa harapan memainkan peran
penting dalam kepuasan pelanggan. Ia menekankan bahwa, ketika harapan terpenuhi
atau terlampaui, pelanggan melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Oleh karena
itu, langkah penting dalam mengelola harapan pelanggan adalah menciptakan harapan
yang realistis. Teori dari Ranaweera dan Prabhu (2003, hlm. 82) menambahkan bahwa
itu adalah sebuah pegangan keyakinan bahwa semakin puas pelanggan, semakin besar
retensi mereka.
Teori dari Reichheld dan Sasser (1990) menyebutkan bahwa pelanggan yang merasa
telah memperoleh nilai dari suatu produk atau layanan dapat berkembang ke
loyalitas. Loyalitas, pada gilirannya, menghasilkan retensi yang diterjemahkan menjadi
keuntungan perusahaan yang lebih tinggi. Ia menyimpulkan bahwa pembelotan
pelanggan memiliki pengaruh yang lebih kuat dan berdampak pada kinerja keuangan
suatu organisasi daripada faktor-faktor lain, karena terkait dengan mendapatkan
keunggulan kompetitif.
Teori retensi dari Levitt (1983) menyebutkan bahwa hubungan antara penjual dan
pembeli jarang berakhir saat terjadi penjualan. Hubungan semakin intensif setelah
penjualan dan membantu pembeli menentukan pilihan di waktu berikutnya. Bagaimana
hubungan ini dikelola sangat penting untuk kelanjutan. Dia memperingatkan bahwa
dengan tidak adanya manajemen yang baik, hubungan akan memburuk. Kegagalan
penyedia layanan untuk mengatasi apa yang mungkin menyebabkan perselisihan pasti
akan mengubah hubungan
Teori nilai pelanggan dan model retensi yang terintegrasi dikembangkan oleh Weinstein
(2002). Kerangka kerja ini mengkonseptualisasikan hubungan kunci antara nilai
pelanggan, kepuasan, loyalitas, retensi dan kinerja bisnis. Nilai superior terkunci
pelanggan dalam jangka panjang. Wawasan strategis diberikan tentang cara memelihara
dan menumbuhkan hubungan bisnis melalui penekanan ganda pada retensi dan daya
tarik pelanggan.
Metode Model Penelitian : Kuantitatif
Penelitian Teknik pengumpulan data : Pengamatan, Metode survey dengan kuisioner, dan studi
pustaka
Populasi : survei dilakukan di antara penyedia layanan profesional di Area Statistik
Metropolitan Tampa Bay, Florida (AS), yang mencakup pengacara, keuangan
profesional, dokter, dokter gigi dan detektif swasta
Sampel : 149 orang
pengacara = 61%
profesional keuangan - akuntan, bankir, agen asuransi = 22 %
dokter dan dokter gigi = 14 %
dan swasta = 3 %