TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Judul
Dari judul “Perancangan Koperasi Unit Desa ( KUD ) di Kecamatan
Kabangka Kabupaten Muna” di artikan menurut bahasa adalah sebagai
berikut :
Perancangan
Perancangan adalah penggabaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dan beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi perancangan sistem dapat di rancang dalam bentuk bagan
alir sistem (system fliwchart), yang merupakan alat bentuk grafik yang dapat
di gunakan untuk menunjukan urutan-urutan proses dari sistem.
(http://automotivehunter.blogspot.com/2013/02/pengertian-
perancangan.html)
Koperasi
6
keputusan. (https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian kopera
si.html)
Unit
1. berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri. Unit juga
berarti satuan.
2. kadar yang digunakan untuk mengukur (menilai dan sebagainya) sesuatu.
Unit juga berarti dasar ukuran.
3. kata penggolong untuk barang selengkapnya dengan bagian-bagiannya
(kendaraan, komputer, dan sebagainya).
(https://www.apaarti.com/unit.html)
Desa
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Desa adalah suatu kesatuan hukum dan di dalamnya bertempat tinggal
sekelompok masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri,
hal ini disampaikan oleh Sutardjo Kartohadikusumo yang merupakan
seorang Gubernur Jawa Barat yang pertama. Hal ini disampaikannya saat
menjabat menjadi Gubernur.
3. Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa desa merupakan suatu
wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang rendah dan
dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen.
Selain itu, penduduknya bermatapencaharian di bidang agraris serta
mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya.
7
(http://www.berdesa.com/penjelasan-tentang-pengertian-desa-menurut-uu-
no-6-tahun-2014/)
Kecamatan
Kecamatan adalah daerah bagian Kabupaten (kota) yang membawahkan
beberapa Kelurahan, dikepalai oleh seorang camat; bagian pemerintahan
daerah yang dikepalai seorang camat; kantor camat.
(https://kbbi.web.id/kecamatan).
Kabangka
Kecamatan Kabangka yaitu sekitar 97,62 km2 yang terletak di bagian
Barat Pulau Muna. Kecamatan Kabangka terdiri atas 10 desa yaitu Komba-
Komba, Oensuli, Kabangka, Sarimulyo, Wakobalu Agung, Wansugi,
Wataliku, Lakandito, Lupia dan Lapili Bangka.
Kabupaten
Kabupaten adalah daerah swatantra tingkat II yang dikepalai oleh Bupati,
setingkat dengan kota madya, merupakan bagian langsung dari provinsi yang
terdiri atas beberapa kecamatan; kantor tempat kerja bupati; rumah tempat
tinggal bupati. (https://kbbi.web.id/kabupaten)
Muna
Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi
Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 2.057,69 km² atau ± 205.769 ha. dan berpenduduk sebanyak 215.442
jiwa.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa
perancangan gedung Koperasi Unit Desa ( KUD ) yang berada di kecamatan
8
kabangka berfungsi sebagai wadah untuk membatu masyarakat dalam
mengelola hasil pertaniannya.
9
miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. (Ramadhan
D.A, 2009:12)
2. Pengertian koperasi
Koperasi diartikan sangat beragam oleh para pakar. Secara umum
pengertian koperasi tidak terlepas dari asas, landasan, tujuan dan prinsip-
prinsip koperasi. Oleh karena itu, pengertian koperasi menjadi sangat
penting agar setiap individu memiliki pemahaman yang benar tentang
lembaga koperasi. Berikut ini adalah beberapa pengertian koperasi :
a. ”Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk
membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan
ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi
didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan” (Hatta, 1954).
10
kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah
perusahaan yang dikelola secara demokratis” (Baswir, 1997).
3. Nilai-nilai koperasi
Nilai-nilai dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting
yang membedakan koperasi dengan badan usaha ekonomi lainnya, karena
dalam nilai-nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak
semua dimiliki oleh badan usaha ekonomi lainnya. Soedjono (2000),
mengemukakan bahwa koperasi-koperasi berdasarkan nilai-nilai menolong
diri sendiri (self help), demokratis, persamaan, keadilan, dan
kesetiakawanan, kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial serta
kepedulian terhadap orang lain. (Ramadhan D.A, 2009:14).
11
Sesuai dengan pengertian koperasi, maka maka dapat
dikemukakan jati diri koperasi sebagai berikut :
a. Anggota koperasi (pemilik/pemodal) adalah juga pengguna jasa dari
koperasi.
b. Koperasi dibentuk untuk :
1) Mencapai tujuan bersama dengan cara memanfaatkan organisasi
yang dimodali bersama.
2) Memenuhi kepentingan bersama dan mengawasi secara demokratis
oleh anggota.
3) Anggota koperasi disebut pemilik dan pengguna jasa koperasi yang
bersangkutan (UU Nomor 25 Tahun 1992). Dari uraian diatas,
dapat dikemukakan bahwa jatidiri koperasi adalah: “Berfungsinya
anggota sebagai pemilik / pemodal juga sekaligus sebagai
pelanggan atau pengguna jasa perusahaan koperasi” (Nasution,
2002).
12
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
13
a) Koperasi Produksi (Koperasi Produksi melakukan usaha produksi
atau menghasilkan barang).
b) Koperasi kosumsi (Koperasi Konsumsi menyediakan semua
kebutuhan para anggota dalam bentuk barang).
c) Kopersi Simpan Pinjam (Koperasi Simpan Pinjam melayani para
anggotanya untuk menabung dengan mendapatkan imbalan).
d) Koperasi Serba Usaha (Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas
berbagai jenis usaha)
b) Berdasarkan keanggotaannya.
a) Koperasi Pegawai Negeri (Koperasi ini beranggotakan para
pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah).
b) Koperasi Pasar (Koppas) (Koperasi pasar beranggotakan para
pedagang pasar).
c) Koperasi Unit Desa (KUD) (Koperasi Unit Desa beranggotakan
masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang
ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan
(nelayan).
d) Koperasi Sekolah (Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah
yaitu guru, karyawan, dan siswa)
c) Koperasi berdasarkan Tingkatannya.
a) Koperasi Primer (Koperasi primer merupakan koperasi yang
beranggotakan orang-orang).
b) Koperasi sekunder (Koperasi sekunder merupakan koperasi yang
beranggotakan beberapa koperasi)
d) Jenis koperasi berdasarkan fungsinya.
a) Koperasi Konsumsi (didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum
sehari-hari para anggotanya).
b) Koperasi jasa (adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam
bentuk pinjaman kepada para anggotanya).
c) Koperasi Produksi (Bidang usahanya adalah membantu penyediaan
bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu
14
memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan
memasarkannya hasil produksi tersebut)
(https://kinantiarin.wordpress.com/jenis-jenis-koperasi-di-indonesia/)
7. Organisasi Koperasi
Organisasi koperasi dibentuk atas kepentingan dan kesepakatan
anggota pendirinya dan memiliki tujuan utama untuk lebih
mensejahterakan anggotanya. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian menyatakan bahwa perangkat organisasi koperasi
terdiri dari tiga unsur, yaitu Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas.
Rapat anggota sebagai badan tertinggi dalam koperasi di mana setiap
anggota mempunyai hak suara yang sama akan melakukan evaluasi
prestasi dari tahun sebelumnya dan menetapkan arah dan kebijakan dasar
manajemen yang menyeluruh bagi koperasi dimasa yang akan datang.
Tugas dan peran Rapat Anggota koperasi diatur dalam Undang-undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 22 sampai dengan
pasal 27. Hak dan suara Rapat Anggota umumnya berlaku untuk satu suara
(one man one vote) dan tidak boleh diwakilkan (no voting by proxy). Hal
ini dilakukan untuk mendorong anggota dalam menghadiri rapat sehingga
ikut berpartisipasi dalam manajemen koperasi secara tidak langsung.
15
Unsur kedua dalam organisasi koperasi adalah pengurus.
Pengurus bertanggungjawab mengambil keputusan yang menyangkut
kebijakan strategis berdasarkan keputusan Rapat Anggota (supreme
decision center fuction), serta bertanggung jawab mengendalikan
pelaksanaannya. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian menyatakan bahwa pengurus koperasi merupakan
personifikasi atau pengejawantahan badan hukum koperasi. Fungsi dan
peran diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian pasal 29 – 37.
16
Pengawas, Pengurus, Manajer dan karyawan yang berperan sebagai
penghubung antara manajemen dan anggota (Hendrojogi, 2002).
Manajer
Unit Bisnis
Anggota Koperasi
17
Sementara itu badan pengawas dan pengurus ditetapkan di dalam
Rapat Anggota. Badan pengawas dan pengurus harus senantiasa mematuhi
keputusan yang ditetapkan dalam rapat anggota. Adapun wewenang dari
Badan Pengawas adalah mengawasi jalannya aktivitas kegiatan yang
dilakukan oleh Badan Pengawas. Sementara itu Badan Pengurus bertugas
untuk mengatur jalannya aktivitas koperasi secara umum termasuk
menetapkan hal-hal teknis seputar aktivitas kegitan koperasi. Badan
pengurus ini membawahi beberapa unit bisnis koperasi yang dipimpin oleh
manajer unit bisnis. Selanjutnya unit bisnis yang terdapat pada koperasi
terdiri dari anggota yang merupakan pemegang modal utama dari koperasi.
18
matang. Sampai dengan bulan November 2001, misalnya, berdasarkan
data Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), jumlah
koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan
jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika
dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami
peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi
aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Hingga
tahun 2004 tercatat 130.730, tetapi yang aktif mencapai 28,55%,
sedangkan yang menjalan rapat tahunan anggota (RAT) hanya 35,42%
koperasi saja. Data terakhir tahun 2006 ada 138.411 unit dengan anggota
27.042.342 orang akan tetapi yang aktif 94.708 unit dan yang tidak aktif
sebesar 43.703 unit.
Namun uniknya, kualitas perkembangannya selalu menjadi
bahan perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar
kepentingan generiknya. Juga, secara makro pertanyaan yang paling
mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB), pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja.
Sedangkan secara mikro pertanyaan yang mendasar berkaitan dengan
kontribusi koperasi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
anggotanya. Menurut Merza (2006), dari segi kualitas, keberadaan
koperasi masih perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk ditingkatkan
mengikuti tuntutan lingkungan dunia usaha dan lingkungan kehidupan dan
kesejahteraan para anggotanya. Pangsa koperasi dalam berbagai kegiatan
ekonomi masih relatif kecil, dan ketergantungan koperasi terhadap bantuan
dan perkuatan dari pihak luar, terutama Pemerintah, masih sangat
besar.3Jadi, dalam kata lain, di Indonesia, setelah lebih dari 50 tahun
keberadaannya, lembaga yang namanya koperasi yang diharapkan
menjadi pilar atau soko guru perekonomian nasional dan juga lembaga
gerakan ekonomi rakyat ternyata tidak berkembang baik seperti di negara-
negara maju (NM). Oleh karena itu tidak heran kenapa peran koperasi di
19
dalam perekonomian Indonesia masih sering dipertanyakan dan selalu
menjadi bahan perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di
luar kepentingan generiknya.
Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukan oleh
dorongan pemerintah, bahkan sejak pemerintahan penjajahan Belanda
telah mulai diperkenalkan. Gerakan koperasi sendiri mendeklarasikan
sebagai suatu gerakan sudah dimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui
Kongres Koperasi di Tasikmalaya. Pengalaman di tanah air kita lebih unik
karena koperasi yang pernah lahir dan telah tumbuh secara alami di jaman
penjajahan, kemudian setelah kemerdekaan diperbaharui dan diberikan
kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang dasar.
Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana
harus mengembangkan koperasi (Soetrisno, 2003).
Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia
memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi
rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya
berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi
koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu
lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus
diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya.
Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan
budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung
muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama
(gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang
mengetahui tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya,
apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu
berkoperasi secara benar dan konsisten. Sejak kemerdekaan diraih,
organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur
perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. Keberadaan
koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi usianyapun yang
sudah lebih dari 50 tahun berarti sudah relatif matang. Sampai dengan
20
bulan November 2001, berdasarkan data Departemen Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah (UKM), jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat
sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak
26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-
Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah
koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-5November 2001, sebanyak
96.180 unit (88,14 persen). Hingga tahun 2004 tercatat 130.730, tetapi
yang aktif mencapai 28,55%, sedangkan yang menjalan rapat tahunan
anggota (RAT) hanya 35,42% koperasi saja. Data terakhir tahun 2006 ada
138.411 unit dengan anggota 27.042.342 orang akan tetapi yang aktif
94.708 unit dan yang tidak aktif sebesar 43.703 unit. Namun uniknya,
kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan perdebatan karena tidak
jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan generiknya. Juga, secara
makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan kontribusi
koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pengentasan
kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan secara mikro
pertanyaan yang mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya. Menurut Merza
(2006), dari segi kualitas, keberadaan koperasi masih perlu upaya yang
sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan lingkungan dunia
usaha dan lingkungan kehidupan dan kesejahteraan para anggotanya.
Pangsa koperasi dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif kecil, dan
ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak luar,
terutama Pemerintah, masih sangat besar.
Dari hasil survey kondisi koperasi di Indonesia saat ini sangat
memperihatinkan. Sebanyak 27 persen dari 177.000 koperasi yang ada di
Indonesia atau sekitar 48.000 koperasi kini tidak aktif. Hal itu
mengindikasikan kondisi koperasi di Indonesia saat ini masih
memprihatinkan. “Angka koperasi yang tidak aktif memang cukup tinggi.
Saat ini jumlah koperasi di Indonesia ada sekitar 177 ribu dan yang tidak
21
aktif mencapai 27 persen,” jelas Guritno Kusumo, Sekretaris Kementerian
Koperasi dan UKM. Ia mengatakan, ada bebeapa faktor penyebab
banyaknya koperasi tidak aktif, di antaranya pengelolaan yang tidak
profesional. Namun demikian hingga kini kementerian masih melakukan
pendataan untuk mengetahui hal tersebut. Dalam hal ini, kementrian terus
melakukan pengkajian. Rencananya koperasi yang tidak sehat tersebut
akan dipilah sesuai kondisinya. Namun bila sudah tidak ada pengurusnya,
koperasi yang tidak aktif tersebut akan dibubarkan.
(http://agusreanto.blogspot.com/2012/11/perkembangan-koperasi-dan-
jenis.html).
22
a) Penerimaan (receiving), selama proses penerimaan dan sebelum
penyaluran.
b) Persediaan (invetory), penyimpanan bahan baku dan barang yang di
beli jadi sampai diperlukan produksi.
c) Perlengkapa yaitu barang bukti produktif yang di gunakan untuk
mendukung fungsi produktif.
d) Di tengah proses yaitu barang setenga jadi dan sedang menunggu
operasi.
e) Komponen jadi yaitu yang sedan menunggu perakitan (dapat juga
disimpan pada daerah di tenga proses atau daerah perakitan)
f) Sisa yaitu bahan, bagian, produk, dsb, yang akan di proses kembali
menjadi bentuk yang berguna lagi.
g) Buangan yaitu penumpukan, pemilihan dan penyaluran barang yang
tidak berguna lagi.
h) Macam-macam yaitu peralatan, perlengkapan dsb, yang tidak berguna
untuk di gunakan kembali pada masa yang akan datang.
i) Produk jadi yaitu produk yang siap di produksi atau di simpan pada
jangka waktu yang cukup lama.
2. Kapasitas Gudang
Salah satu yang sangat mempengaruhi berfungsi atau tidaknya
suatu gudang adalah kapasitas gudang itu sendiri. Dalam menentukan
kapasitas gudang, maka ke adaan yang harus di pertimbangkan dalah
keadaan maksimum. Gudang mencapai keadaan maksimum pada saat
sediaan pengemas belum di pakai, terjadi keterlambatan pemakaian bahan,
sedangkan pesanan datang lebih cepat (lechman, 2008).
23
b. Besrnya persediaan pengemas yang di tentukan.
c. Variasi lead time.
d. Fluktuasi pemakaian
4. Aktivitas Gudang
Aktivitas yang mendominasi di gudang lebih banyak pada kegiatan
mencari, mengambil, menyiapkan, sampai menyerahkan barang yang di
minta (order picking), maka layout gudang perlu di buat untuk memotret
kelancaran seluruh kegiatan tersebut. Pada dasarnya desain layout gudang
merupakan pengaturan tataletak yang mengikuti system operasi gudang
(order-picking system) yang telah ditetapkan. Mula-mula di perlukan
penetapan di mana posisi setiap kegiatan (penerimaan, pengambilan,
24
penyimpanan, pemeriksaan, dan pengirim) serta di perhatikan pula
keterkaitan antar pihak-pihak tersebut.
b. Aktivitas gudang
25
Prepackkaging, yaitu aktivitas ini di lakukan apabila barang yang
di terima dalam satuan bulk besar hendak di simpan dengan kemasan
yang lebih kecil agar sesuai dengan kebutuhan da keinginan perusahaan
atau konsumen (Apple, 1990).
5. Tujuan gudang
Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari
pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan sumber-
sumber yang ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap
pelanggan dengan sumber yang terbatas. Sumber daya gudang dan
pergudangan adalah ruangan, peralatan dan personil. Pelanggan
membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh
barang yang di inginkan secar tepat dan dalam kondisi yang baik. Maka
dalam perancangan gudang dan sistem pergudangan di perlukan untuk hal-
hal berikut ini (purnomo, 2004) :
a. Memaksimalkan penggunaan ruang.
b. Memaksimalkan mengunakan peralatan.
c. Memaksimalka menggunakan tenaga kerja.
26
b) Di daerah yang aman dari banjir dan longsor.
c) Jauh dari pabrik atau gudang bahan kimia berbahaya, Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum dan/atau tempat pembuangan
sampah/ limbah kimia.
d) Terpisah dengan bangunan lain di sekitarnya sehingga keamanan
dan keselamatan barang yang disimpan lebih terjamin dan tidak
mengganggu keselamatan penduduk di sekitarnya.
e) Tidak terletak pada bekas tempat pembuangan sampah dan bekas
pabrik bahan kimia. (Badan Standardisasi Nasional, 2007)
2. Konstruksi bangunan gudang harus memenuhipersaratan sebagai
berikut:
a) Kerangka bangunan gudang harus kokoh guna menjaga mutu
barang dan keselamatan manusia.
b) Atap gudang yang dapat dilengkapi dengan atap pencahayaan,
terbuat dari bahan yang cukup kuat dan tidak bocor.
c) Dinding bangunan gudang harus kokoh.
d) Lantai gudang terbuat dari beton atau bahan lain yang kuat untuk
menahan berat barang yang disimpan sesuai dengan kapasitas
maksimal gudang dan bebas dari resapan air tanah.
e) Talang air terbuat dari bahan yang kuat dan menjamin air mengalir
dengan lancar.
f) Pintu harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan
dilengkapi dengan kunci yang kuat, serta berkanopi guna menjamin
kelancaran pemasukan dan pengeluaran barang.
g) Ventilasi harus ditutup dengan jaring kawat penghalang untuk
menghindari gangguan burung, tikus dan gangguan lainnya.
h) Bangunan gudang mempunyai teritis dengan lebar yang memadai
sehingga air hujan tidak mengenai dinding gudang.
i) Bangunan gudang disarankan membujur dari timur ke barat,
sehingga sedikit mungkin terkena sinar matahari secara langsung.
3. Fasilitas gudang.
27
Gudang harus mempunyai fasilitas sebagai berikut :
a) Identitas pengaturan lorong yang memadai guna menunjang
kelancaran penyimpanan barang maupun akses keluar masuk
barang.
b) Instalasi air dan listrik dengan pasokan terjamin sehingga
menunjang operasional gudang.
c) Instalasi hydrant dan alat penangkal petir.
d) Kantor atau ruang administrasi yang dilengkapi dengan jaringan
komunikasi.
e) Saluran air yang terpelihara sehingga air dapat mengalir dengan
baik untuk menghindari genangan air.
f) Sistem keamanan, ruang jaga dan pagar kokoh di sekelilingnya.
g) Kamar mandi dan WC.
h) Halaman atau area parkir dengan luas yang memadai.
i) Fasilitas sandar dan bongkar muat yang memadai bagi gudang yang
berlokasi di dekat atau di pinggir akses lain melalui perairan.
4. Peralatan gudang.
Gudang harus mempunyai peralatan sebagai berikut:
a) Alat timbang yang ditera sah untuk mengukur berat barang.
b) Palet yang kuat untuk menopang tumpukan barang sehingga mutu
barang yang disimpan terjaga.
c) Higrometer dan termometer untuk mengukur kelembaban dan suhu
udara dalam gudang.
d) Tangga stapel untuk memudahkan penumpukan barang di gudang.
e) Alat pemadam kebakaran yang tidak kadaluarsa sebagai alat
penanggulangan pertama apabila terjadi kebakaran.
f) Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang
dilengkapi dengan obat dan peralatan secukupnya.
g) Alat kebersihan agar kebersihan gudang terjaga.
5. Klasifikasi gudang komoditi pertanian.
28
Klasifikasi gudang komoditi pertanian berdasarkan pemenuhan
persyaratan umum dan teknis dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu
Gudang A, B, dan C. Gudang A merupakan gudang kualitas terbaik
dengan fasilitas dan peralatan lengkap, gudang B merupakan gudang
kualitas 2 dan gudang C merupakan gudang kualitas 3. Klasifikasi
gudang selengkapnya terdapat pada tabel.(Badan Standardisasi
Nasional, 2007)
Tabel 1: Klarifikasi persaratan Gudang
Klarifikasi gudang
No Persyaratan
A B C
I. persyaratan Umum
Jalana kelas Jalana kelas Jalana kelas
Akses Transportasi I/II/Perairan I/II/ Perairan I/IIIA,IIIB,IIIC/
Perairan
II. Persyaratan Teknis
Konstruksi bangunan
Kerangka Besi baja Besi baja Kayu keras
1
Gudang
Atap gudang Baja Baja Baja lembaran
yang dapat di lembaran lembaran lapis seng
2 lengkapi atap lapis seng/ lapis seng/
pencahayaan baja lapis baja lapis
aluminium aluminium
Dinding Tembok Tembok Tembok
gudang plasteran atu plasteran atu plasteran atu
a. bahan tembok tembok tembok
3 dinding terplester dan terplester dan terplester dan
b. tinggi terlapis seng terlapis seng terlapis seng
dinding minimal 6.00 minimal 6.00 minimal 4.00 m
m m
4 Lantai gudang Cor beton Cor beton Cor beton
a. bahan lantai bertulang bertulang <2.50 ton m2
b. daya bahan rangka <3.00 rangka 2.50- minimal 0.30m
29
lantai ton m2 3.00 ton m2
c. tinggi lantai minimal minimal
dari tanah 0.50m 0.30m
Talang air Baja
Baja
lembaran Baja lembaran
lembaran
5 lapis lapis seng pipa
lapis seng
seng/pipa PVC
pipa PVC
PVC
Pintu gudang Plat besi Plat besi Plat besi kayu
a.bahan pintu kayu kayu minimal 4.00
b.tinggi pintu minimal 4.00 minimal 4.00 minimal 2.25
6
c.jumlah pintu minimal 3.50 minimal 3.50 minimal 1
panjang minimal 2 minimal 2 minimal 3.00
kanopi minimal 4.00 minimal 4.00
Jarak ventilasi
7 0.75-1.25 m 0.75-1.25 m 0.30-0.50m
dari. a. atap
0.50 m 0.50 m 0.50 m
b. lantai
8 Lebar teritis 0.90.10 m 0.90-10 m 0.90-10 m
(Sumber : badan standar nasional indonesia)
30
d.intalasi hidrant Ada Ada ---
e.generator Ada --- ---
f.penangkal petir Ada Ada Ada
3 Saluran air Ada Ada Ada
Letak kantor atau Di luar ruangan Di luar ruangan Di luar/dalam
4
ruang adimistrasi
Sistem keamanan Di luar gudang Di luar
Di luar gudang
a.ruang jaga Ada gudang
Ada
5 b.alaram/tanda Ada
bahaya Ada
Ada
c.paga Ada
Kamar mandi WC Di luar gudang Di luar gudang Di luar
6
gudang
Luas area parkir Minimal 500 Minimal 350 Minimal 200
7
m2 m2 m2
Fsilitas standar Ada Ada Ada
8
dan bongkar muat
(Sumber : badan standar nasional indonesia)
31
(Sumber : badan standar nasional indonesia)
32
tinggi. Kondisi tersebut sangat menguntungkan karena dapat
menghambat aktivitas fisiologis produk hasil pertanian yang di simpan
sehingga daya daya simpannya lebih lama. Memodifikasi udara dalam
penyimpanan dapat di lakukan dengan menempatkan produk hasil
pertanian dalam wadah yang tertutup rapat atau berlubang sebagai.
Modifikasi itu terjadi akibat O2 yang tersedia di gunakan untuk respirasi
dan CO2-nya meningkat akibat akumulasi hasil respirasi. Kadar O2 dan
CO2 ini dapat tetap dipertahankan selama waktu penyimpanan.
33
usaha untuk dapat memperlambat pematangan dengan cara
memperlambat respirasi dan menangkapgas etilen yang terbentuk.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal ada beberapa hal yang harus
di perhatikan dalam pembuatan lantai jemuran pada gudang.
a. Pengeringan hasil panen merupakan proses yang sangat penting dari
suatu usaha pertanian padi. Pilihan menjual hasil panen dengan harga
murah terjadi karena proses pengeringan yang tidak maksimal.
b. Proses pengeringan dimaksudkan untuk mendapatkan hasil dengan kadar
air kurang lebih 14%.
c. Pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara yang paling
sedehana dan murah, sehingga teknik inilah yang paling banyak
digunakan di Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan salah satu
sumberdaya alam tersebut.
34
d. Bagi petani tradisional kebutuhan akan lantai penjemuran/ pengeringan
merupakan salah satu hal yang paling vital.
35
a) Dehidrator pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama. Dengan
menggunakan alat dehidrator, makanan akan kering dalam jangka waktu
6-10jam. Waktu pengeringan tergantung dengan bahan yang digunakan.
Gambar 4. Dehidrator
Sumber : google.com 2019
b) Oven dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat
digunakan sebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5-
12 jam. Lebih lama dari dehydrator biasa. Agar bahan menjadi kering,
temperature oven harus di atas 140o derajat Fahrenheit.
36
pengeringan dengan menjaga suhu tetap stabil karena di lengkapi sensor
suhu dan durasi dapat diatur sesuai pengeringan.
G. Study Literatur
37
Sebagai bahan pembanding dan literature dalam penulisan, dilakukan
studi mengenai Pembangunan Koperasi Unit Desa yang ada di beberapa tempat
di indonesia
38
Memasarkan hasil kerajinan rakyat, yang dibuat oleh anggota koperasi
sendiri dalam bermacam-macam bentuk seperti plang papan nama,
kunzen kulim, pembuatan pintu panel, jendela panel dan kerajinan
lainnya.
3) Unit usaha KKPA
Bercocok taman dalam bentuk TBS dengan pola KKPA yang bekerja
sama dengan PT. CRS sebagai penanaman modal buat masyarakat
khususnya anggota koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan tarif
hidup masyarakat dalam bidang perekonomian melalui perkebunan
kelapa sawit.
4) Unit usaha PKS
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sangat memudahkan masyarakat dalam
menyalurkan hasil panennya untuk diproses yang didirikan dari hasil
pengucuran kredit dari pemerintah dan kerjasama PT. CRS.
5) Unit usaha fhoto copy
Selain melayani anggota unit usaha ini juga diperuntukkan bagi
masyarakat luas.
39
pendapat yang benar-benar diarahkan pada pembinaan yang Saling
pengertian diantara semua anggota karena koperasi selain milik Negara
juga merupakan milik para anggota yang tujuannya pada akhirnya untuk
kesejahteraan para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Agar koperasi dapat berhasil mencapai tujuannya maka setiap anggota
dituntut berperan dalam mendukung kegiatan koperasi.
Selain itu rapat anggota merupakan wadah bagi pengurus untuk
melaporkan hasil kerjanya selama satu tahun. Dengan adanya laporan ini
maka akan dapat dilihat berhasil atau tidaknya koperasi didalam
mencapai tujuannya. Untuk lebih jelasnya maka rapat anggota
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Menetapkan anggota dasar.
b) Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.
40
Pengurus koperasi terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil
sekretaris dan bendahara. Adapun tugas-tugas dari pengurus adalah
sebagai berikut :
a) Memimpin usaha dan organisasi.
koperasiDalam hal ini pengurus memimpin dan sekaligus
mengarahkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan
mengatur tata susunan didalam organisasi koperasi agar terjalin suatu
kesatuan yang erat antara orang-orang didalam organisasi.
b) Sebagai penghubung dengan pihak luar.
Apabila suatu saat koperasi mengadakan kerjasama atau urusan
dengan pihak luar maka pengurus akan menanganinya, tentu saja
tindakan pengurus ini harus sesuai dengan keputusan rapat anggota
tahunan dan anggaran dasar yang telah diputuskan oleh rapat anggota
tahunan.
c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah diputuskan oleh rapat anggota
tahunan.
Maksudnya pengurus wajib mematuhi segala tugas-tugas yang
diamanahkan kepadanya yang merupakan hasil keputusan rapat
anggota tahunan.
d) Mengangkat pegawai-pegawai pembantu pengurus.
Pengurus mempunyai hak untuk menunjuk dan sekaligus mengangkat
orang-orang yang dipercayanya unutk membantunya didalam hal
pelaksanaan kegiatan koperasi.
e) Berusaha memelihara kesetiaan anggota.
Pengurus juga diharuskan untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesetiaan mereka kepada koperasi dengan jalan meningkatkan mutu
dari koperasI.
f) Membantu rapat anggota dan badan pemeriksa pada waktu
merumuskan kebijaksanaan umum.
Maksudnya pengurus memberikan saran-saran atau masukkan-
masukkan baik didalam rapat anggota maupun dalam hubungannya
41
dengan bada pemeriksa didalam melakukan perumusan-perumusan
kebijaksanaan.
g) Meyelenggarakan pembukuan
Pengurus juga mempunyai tugas untuk membuat pembukuan
mengenai kegiatan koperasi supaya setiap saat dapat diketahui
kedudukan koperasi, baik yang berhubungan dengan keuangan
maupun dengan perkembangan koperasi.
3. Badan pemeriksa
Badan pemeriksa merupakan orang-orang yang ditunjuk untuk
mengawasi kegiatan usaha, keuangan dan kekayaan koperasi. Adapun
fungsi-fungsi dari badan pemeriksa adalah sebagai berikut :
a) Fugsi pengawasan
Dalam hal ini badan periksa bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan aturan-aturan tentang kehidupan organisasi koperasi
serta usaha-usaha yang sedang dilakukan.
b) Fungsi pemeriksaan
Badan pemeriksaan juga melakukan pemeriksaan dan penelitian
terhadap keakuratan dan kebenaran buku-buku serta catatan yang
berhubungan langsung baik dengan kehidupan organisasi maupun
dengan kegiatan/usaha yang dilakukan oleh koperasi
c) Fungsi pertanggung jawaban
Setelah melakukan fungsi pengawas dan pemeriksaan badan
pemeriksa lalu membuat laporan menyangkut pemeriksaan, apakah
didalam pemeriksaan terdapat kejanggalan-kejanggalan atau tidak
dapat diketahui dari laporan pemeriksaan tersebut dan sekaligus
badan pemeriksa memberikan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas yang diembannya kepada rapat anggota.
4. Manajer
42
Manajer koperasi merupakan orang-orang yang diangkat oleh untuk
diserahi wewenang dalam mengelola kegiatan koperasi sehari-hari.
Adapun fungsi-fungsi manajer didalam koperasi adalah sebagai berikut:
a) Fungsi perencanaan
b) Fungsi penyelarasan
c) Fungsi pengaraha
BPP BADAN
PENGURUS
PENGAWAS
1. Keua : Herman Irsyman,
S,Pd. 1. Ketu :Tamsir Ali
2. Wk. Ketua : Abioyoso 2. Anggota :
3. Sekertaris : Bahmada
1. Adm. Umum
MANAJE
S 2. Pembukuan
R
T 3. Kasir
A 4. Adm. KKPA
KKPA PKS
F 5. Adm. PKS
Pengurus
unit KA. UNIT
perwakilan
USAHA
43
Gambar 10. Struktur Organisasi KUD Langgeng Unit Marsawa
a. Program ruang
44
1) Ruang staf pelayanan publik
2) Ruang staf pelayanan
3) Ruang komputer
4) Kabid pelayanan publik
5) Ruang adimistrasi
6) Ruang staf adimistrasi
7) Ruang staf keuangan
8) Ruang rapat/pertemuan
9) Ruang kabid pengawasan
10) Ruang staf pengawasan
11) Ruang kabid komersial
12) Ruang kepala
13) Ruang rapat kepala
14) Ruang sekertasis
45
46
47
b. Gudang Perum Bulog Divre Sulawesi Tenggara
48
Demi menjaga ketahanan pangan perum bulog jugang
menyediakan gudang penampung bahan pangan bagi masyrakat yang di
bangun disetiap daerah yang ada di sulawesi tenggara diantaranya
berada di kendari, unaha, kolaka, bombana, baubau, raha dan wanci.
Berikut adalah gambaran dan fasilitas gudang yang ada di kendari:
49
Gambar 16. Pencahayaan Gudang divre sultra
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
e) Ruang ganti
50
Gambar 17. Layout Gudang divre sultra
(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2019)
c) Hopper/elevator
d) Conveyor
e) Timbangan
f) Handlift
Mnager Kepala
Petugas Petugas
Kemas Kemas
52