1. Taksonomi :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbillales
Famili : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica (L.) Urban
(Sutardi, 2016).
2. Nama Simplisia : Centella Herba (herba pegagan) (Irawati, 2008).
3. Kandungan :
Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti asiatikosida
berupa glikosida. Tanaman pegagan juga mengandung garam mineral
antara lain kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi, fosfor, minyak
atsiri, pektin, asam amino, vitamin B, dan zat pahit vellarine. Pegagan
mengandung bahan aktif alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, steroid, dan
triterpenoid (Sutardi, 2016).
4. Khasiat :
Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, berfungsi membersihkan
darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun
panas, menghentikan pendarahan (haemeostatikaa), meningkatkan syaraf
memori, antibakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif,
insektisida, antialergi, dan stimulan. Selain itu juga, pegagan berfungsi
meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan
kuku, rambut dan jaringan ikat. Saponin yang ada menghambat produksi
jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).
Manfaat pegagan lainnya yaitu untuk pengobatan sariawan mulut (afthae),
kusta (lepra), infeksi saluran kencing, susah kencing, lever bengkak, mata
merah bengkak, campak, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, sakit perut
(maag), radang usus, batuk asma dan bronkitis, peluruh air seni, obat kumur,
borok atau luka, ambeien, sakit kepala, menambah nafsu makan, amandel,
cacingan, kesemutan. Pegagan juga meningkatkan sirkulasi darah pada
lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat,
mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stress dan depresi
(Irawati, 2008).
Tapak Dara
Catharanthus roseus L.
1. Taksonomi :
Divisi : Spermatopyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Apocynales
Suku : Apocynaceae
Marga : Catharanthus
Jenis : Catharanthus roseus L.
(Christina, 2004).
2. Nama Simplisia : Catharanthi radix
(Depkes RI, 1989).
3. Kandungan :
Alkaloid, ajmalisin, vincein, serpentina, yohimbine, dan tetra hidroalstonin
(Depkes RI, 1989).
4. Manfaat :
Obat kencing manis (antidiabetes), peluruh haid (emenagoga) (Depkes RI,
1989). Akar tanaman tapak dara mengandung ajmalicine dan serpentin yang
berperan penting dalam mengontrol tekanan darah (Fikri, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Sutardi
ABSTRAK PENDAHULUAN
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman yang
banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk menyem-
buhkan berbagai penyakit. Pegagan mengandung bahan aktif
P egagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan
tanaman liar yang mempunyai prospek cukup baik
sebagai tanaman obat. Winarto dan Surbakti (2003)
alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid. Tiga
melaporkan pegagan telah ditetapkan sebagai tanaman
golongan bioaktif, yaitu triterpenoid, steroid, dan saponin termasuk
antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Bahan
obat tradisional sejak tahun 1884. Obat tradisional adalah
aktif tersebut merupakan bahan baku obat tradisional yang obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-
bermanfaat sebagai antipikun, antistres, obat lemah syaraf, demam, temurun, berdasarkan resep nenek-moyang, adat-istiadat,
bronkhitis, kencing manis, psikoneurosis, wasir, dan tekanan darah kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat
tinggi, serta untuk menambah nafsu makan dan menjaga vitalitas. magic maupun pengetahuan tradisional (LIPI 2016). Obat
Tanaman pegagan juga mengandung garam mineral antara lain tradisional bermanfaat bagi kesehatan sehingga
kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi, fosfor, minyak penggunaannya terus meningkat karena lebih mudah
atsiri, pektin, asam amino, vitamin B, dan zat pahit vellarine. dijangkau masyarakat, baik harga maupun keter-
Berdasarkan kandungan bahan aktif dan manfaatnya bagi kesehatan, sediaannya (Sastroamidjojo 1997; Winarno 1997; Noor
diperlukan informasi mengenai fitokimia dan manfaatnya bagi
dan Ali 2004; Susetyarini 2005; Besung 2009; Hasanah
sistem imun tubuh, serta prospek pengembangan tanaman pegagan
2006). Pegagan tidak terlalu menyebabkan efek samping
di Indonesia.
karena dapat dicerna oleh tubuh dan toksisitasnya rendah
Kata kunci: Pegagan, triterpenoid, steroid, saponin, obat
(Rusmiati 2007).
tradisonal, imun
Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif
seperti asiatikosida berupa glikosida, yang banyak
digunakan dalam ramuan obat tradisional atau jamu, baik
ABSTRACT
dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal.
Pegagan (Centella asiatica (L) Urban) is a herb that is usually used Asiatikosida berkhasiat meningkatkan vitalitas dan daya
as traditional medicine for various types of diseases. The plant ingat serta mengatasi pikun yang berkaitan erat dengan
contains three bioactive compounds, namely triterpenoid, steroid, asam nukleat. Glikosida dan triterpenoid adalah
and saponin, antioxidants those are beneficial for health. Pegagan triterpenoid asiatikosida turunan -amirin (Brotosisworo
plant is useful as a raw material for anti-dementia and anti-stress, 1979).
drugs for weak nerves, fever, bronchitis, diabetes, psichoneurosis, Tanaman pegagan termasuk dalam 50 jenis tanaman
hemorrhoids, and high blood pressure, and for increasing appetite obat utama. Kebutuhan simplisia pegagan untuk industri
and maintain the vitality. Pegagan also contains mineral salts jamu mencapai 126 ton per tahun dan berada pada urutan
such as potassium, sodium, magnesium, calcium and iron,
ke-13 dari 152 jenis simplisia. Beberapa khasiat tanaman
phosphorus, essential oils, pectine, amino acids and vitamin B,
pegagan adalah sebagai obat lemah syaraf, demam,
and bitter substance vellarine. Based on the contents of active
compounds and its use for increasing human health, information
bronkhitis, kencing manis, psikoneurosis, wasir, dan
on phytochemicals and the body , s immune system, as well as tekanan darah tinggi, penambah nafsu makan, dan untuk
prospect of pegagan development in Indonesia is required. menjaga vitalitas (Soerahso et al. 1992). Di samping
asiatikosida, tanaman pegagan juga mengandung resin,
Keywords: Centella asiatica, triterpenoid, steroid, saponin,
medicine traditional, immune tanin, minyak atsiri, sitosterol yang terdiri atas gliserida,
122 J. Litbang Pert. Vol. 35 No. 3 September 2016: 121-130
asam oleat, linoleat, palmitat, stearat, sentoat dan sentelat kering maupun dalam ramuan (jamu) (Januwati dan
yang berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Yusron 2005). Tanaman pegagan memiliki fungsi dan
Tanaman pegagan mengandung senyawa glikosida berkontribusi terhadap peningkatan sistem imun tubuh
madekosida pada bagian daun dan tangkai daun dan dan kesehatan. Tulisan ini membahas manfaat dan
senyawa tersebut memiliki efek antiinflamasi dan kandungan bioaktif, klasifikasi, dan persyaratan tumbuh
antikeloid. Senyawa vallerin terdapat dalam daun dan tanaman pegagan.
resin ditemukan dalam akar. Kedua senyawa tersebut
memberikan rasa pahit atau mengandung asam pekat
(Pramono 1992).
Pegagan merupakan tumbuhan tropis dengan daerah DESKRIPSI DAN MORFOLOGI
penyebaran cukup luas, dari dataran rendah sampai TANAMAN PEGAGAN
dataran tinggi, hingga 2.500 m di atas permukaan laut
(Januwati dan Muhammad 1992). Pegagan dapat Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban.) dengan
ditemukan di daerah perkebunan, ladang, tepi jalan, sinonim Hydrocotyle asiatica L. Pes, berasal dari daerah
pematang sawah, ataupun di ladang yang agak basah tropis di Asia. Berdasarkan klasifikasi taksonomi, pegagan
(Besung 2009). Januwati et al. (2002) melaporkan bahwa termasuk ke dalam divisi Spermatophyta. subdivisi
dengan 125.000 tanaman/ha, potensi produksi biomas Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Umbillales,
kering dapat mencapai 1,27 2,05 t/ha. Selanjutnya Sutardi famili Umbilliferae (Apiaceae), genus Centella, spesies
(2008) melaporkan produksi pegagan mencapai 6,94 t/ha, Centella asiatica (L.) Urban atau Hidrocotyle asiatica
biomassa kering 1,85 t/ha, dan mengandung asiatikosida Linn (Heyne 1987). Januwati et al. (2002) menyimpulkan
845 mg/ha. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pegagan pegagan termasuk famili Umbelliferae atau Apiaceae.
mempunyai peluang untuk memenuhi kebutuhan dalam Keragaan tanaman pegagan disajikan pada Gambar 1.
negeri dan ekspor. Pegagan memiliki nama berbeda-beda, bergantung
Pada masa yang akan datang, pegagan prospektif pada daerahnya. Di Jakarta dan Aceh namanya pegagan,
sebagai bahan simplisia obat tradisional seiring di Jawa Barat disebut antanan, masyarakat Sumatera
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menyebutnya kaki kuda, dan masyarakat Madura
menjaga kesehatan dengan memanfaatkan bahan-bahan menamainya tikusan dan masyarakat Bali menyebutnya
alami, termasuk obat tradisional. Pegagan dimanfaatkan taiduh. Masih banyak lagi nama lokal pegagan, seperti
sebagai penyembuh luka, radang, reumatik, asma, wasir, kori-kori (Halmahera), gagan-gagan atau panigowang
tuberkulosis, lepra, disentri, demam, dan penambah darah. (Jawa), pegago (Minangkabau), dogauke atau sandanan
Pegagan digunakan dalam bentuk ramuan maupun atau gogauke (Papua), kalotidi manora (Maluku), dan
sebagai bahan tunggal (Soerahso et al. 1992). Herba bebile (Lombok) (Santa dan Bambang 1992; Lasmadiwati
tersebut dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk segar, et al. 2004). Sebutan pegagan di beberapa negara antara
Kamalia Fikri
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember
Kamalia.fikri@gmail.com
Abstract
Catharanthus roseus known as tapak dara generates specific bisindole
alkaloids namely vinblastine and vincristine, which are potent as anticancer
agents. This study is aimed to find out the effect of Catharanthus roseus leaves
extract on cytokinesis failure. The treatment of concentration of Catharanthus
roseus leaves extract in Carlson’s solution consisted of five concentration
levels: 0.1%, 0.3%, 0.5%, 0.7% dan 0.9%. Carlson’s solution was utilized as
the control. The result of this study revealed that Catharanthus roseus leaves
extract has significantly effect on cytokinesis failure. Moreover, there was a
failure of division.
SKRIPSI
Oleh:
WINDI IRAWATI
K 100000042
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2008
4
d. Nama asing
pennywort, asya sutasi, brahmi, marsh penny, white rot, buabok (Inggris);
(Cina).
e. Nama simplisia
f. Kandungan kimia
stimulasi pertumbuhan kuku, rambut dan jaringan ikat. Saponin yang ada
(afthae), kusta (lepra), infeksi saluran kencing, susah kencing, lever bengkak,
mata merah bengkak, campak, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, sakit perut
(maag), radang usus, batuk asma dan bronkitis, peluruh air seni, obat kumur,
borok atau luka, ambeien, sakit kepala, menambah nafsu makan, amandel,
dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental
dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stress dan depresi (Lasmadiwati,
dkk., 2003).
h. Tempat tumbuh
lingkungan yang agak lembab, baik terkena sinar matahari penuh ataupun
a. Simplisia
tanaman utuh, bagian tanaman, dan eksudat tanaman (Anonim, 1985). Pada
saat panen diambil tanaman yang telah tua, tanaman yang diambil dipilih yang
telah menerima sinar matahari sempurna, karena pada tanaman tersebut terjadi