MAGANG TEKNIS
BIDANG PENYULUHAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
KEMENTRIAN PERTANIAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
Judul : Budidaya Tanaman Seledri (Lactuca sativa) Sistem
Teknologi Hidroponik
Nama : Ade Milda Sugiaksa
NIRM : 04.01.18.119
Program Studi : PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Jurusan : PERTANIAN
Mengetahui :
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya penyelesaian Laporan Magang Teknis Bidang Pertanian di CV. Batu
Urban Farming (BUF) Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dapat
dilakukan.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terimakasih tak lupa terucap kepada:
1. Dr. Setya Udrayana, S. Pt, M.Si selaku Direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian Malang.
2. Dr. Eny Wahyuning Purwanti, SP. MP selaku ketua Jurusan dan
Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan.
3. Ir. Dwi Purnomo, MM selaku Dosen Pembimbing I.
4. Hamyana, SST, M. Si selaku Dosen Pembimbing II.
5. Bapak Moh. Nurkholis sebagai pembimbing lapangan di green house
Batu Urban Farming (BUF)
6. Semua pihak yang terkait serta reka-rekan yang telah membantu
dalam penyusunan laporan magang teknis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu diperlukan kritik serta saran agar penulis bisa
berbuat yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
vii
Contents
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................viii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
2.3.4 Perawatan.......................................................................................................7
2.3.7 Pemasaran.....................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................10
METODE PELAKSANAAN.........................................................................................10
viii
3.2 Metode Pelaksanaan Magang...................................................................10
3.2.1 Magang...................................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................11
4.3.4 Perawatan........................................................................................................13
BAB V.............................................................................................................................15
PENUTUP......................................................................................................................15
5.1 Kesimpulan........................................................................................................15
5.2 Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
LAMPIRAN....................................................................................................................19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Magang
Lampiran 2. Jadwal Harian Kegiatan Magang
ix
Lampiran 3. Sertifikat Batu Urban Farming (BUF)
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) termasuk tanaman semusim. Daun
selada berbentuk bulat panjang, biasanya berposisi duduk (sessile), dan
tersusun berbentuk spiral dalam roset padat. Daun selada berwarna hijau segar,
tepinya bergerigi atau berombak. Warna daunnya beragam mulai dari hijau muda
hingga hijau tua. Daun tak berambut, mulus, berkeriput atau kusut berlipat.
Bunga selada berwarna kuning, terletak pada rangkaian yang lebat dan tangkai
bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini menghasilkan buah
berbentuk polong yang berisi biji. Biji selada berbentuk pipih, berukuran kecil-
kecil serta berbulu dan tajam
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu sayuran daun
yang memiliki banyak manfaat, antara lain kaya akan antioksidan seperti
betakarotin, falat, dan lutein serta mengandung indol yangberkhasiat melindungi
tubuh dari serangan kanker. Kandungan serat alaminya dapat menjaga
kesehatan organ-organ pencernaan. Keragaman zat kimia yang dikandungnya
seperti air, kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fospat, besi, vitamin A dan
B1.Salada mengandung gizi cukup tinggi terutama sumber mineral. Kandungan
zat gizi dalam 100 g selada antaralain kalori 15,00 kal, protein 1,20 g, lemak 0,2
g, karbohidrat 2,9 g, Ca 22,00 mg,P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI, Vitamin
B 0,04 mg, dan air 94,80 g.
Tanaman selada memiliki umur tanam antara 30-45 hari berdasarkan
jenis varietasnya. Pertumbuhan selada telah maksimal dengan warna daun hijau
cerah, lebar dan bergelombang.
Hidroponik adalah suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa
menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti
dengan arang sekam/pasir. Karena media yang digunakan bukan tanah, nutrisi
yang diperlukan tanaman berbentuk larutan. Tidak seperti media tanah yang
memiliki unsur hara yang berupa zat-zat penting bagi tumbuhan.
Hidroponik memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan lahan yang luas.
Jadi tidak perlu berkeliling ladang yang luas untuk perawatan dan panen.
Hidroponik merupakan salah satu alternatif bagi petani yang tidak memiliki lahan
yang cukup untuk becocok tanam (Ekawati, 2005). Pada dasarnya semua
tanaman bisa dihidroponikkan. Tapi tanaman yang paling banyak
1
dihidroponikkan adalah tanaman buah dan sayur karena dilihat dari segi
ekonomis, tanaman buah dan sayur dapat menghasilkan keuntungan yang
lumayan. Selain itu, kualitas dan kuantitas produksi/hasil panen lebih tinggi
dibanding dengan media tanah. Pada prinsipnya tempat yang digunakna untuk
budidaya hidroponik adalah dimana saja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang yang dilaksanakan di CV. Batu Urban
Farming (BUF), yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan teori dan keterampilan praktis mahasiswa
dalam bidang budidaya selada menggunakan sistem hidroponik.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerima pembelajaran
dan penerapan teknologi pada kegiatan budidaya khususnya mampu
menguasai teknik budidaya hortikultura menggunakan sistem hidroponik
pada tanaman selada sesuai dengan standar operasional prosedur yang
baik dan benar.
3. Mahasiswa memperoleh informasi dan pembelajaran baru yang tidak
didapatkan di perkuliahan sebagai bekal untuk menjalani kerja nyata di
lapang.
1.3 Manfaat
1. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan
keterampilan dalam usaha selada hidroponik.
2. Mendapatkan pengalaman dan dapat mengetahui secara langsung
sistem budidaya, manajemen instalasi hidroponik, pemberian nutrisi,
hingga perawatan selada hidroponik.
3. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang tidak diperoleh dari
kampus.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman
sayuran yang termasuk dalam famili Compositae (Sunarjono, 2014). Selada
berasal dari Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara
beriklim sedang. Negara yang mengembangkan selada diantaranya Jepang,
Thailand, Taiwan, Amerika Serikat serta Indonesia. Selada adalah tanaman
sayuran yang biasanya dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan
selada memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi. Permintaan sayuran di
Indonesia semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi
akan pola makan hidup yang sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang
tinggi , namun daerah yang membudidayakan selada di Indonesia saat ini masih
terbatas diantaranya Cipanas, Lembang, dan Pengalengan Jawa Barat
Tanaman Selada merupakan salah dari satu macam jenis tanaman
hortikultura yang berprospek dan mengomersialkan. Seiring dengan
meningkatnya populasi penduduk masyarakat Indonesia dan masyarakat mulai
menyadari akan kebutuhan gizi, hal ini kemudian membuat bertumbuhnya
permintaan akan sayuran. Sayuran banyak mengandung gizi, mineral dan yang
utama adalah vitamin yang tidak dapat ditukar dengan makanan utama
(Nazaruddin, 2003).
Selada adalah salah satu komodittti hortikultura yang dikonsumsi
masyarakat dalam bentuk segar (mentah). Warna, tekstur, dan aroma daun
selada dapat menambah cita rasa dan juga menjadi penghias sajian makanan.
Apabila dilihat dari segi 6 klimatologis, aspek teknis, ekonomis dan bisnis, selada
3
daun layak diusahakan untuk mencukupi permintaan masyarakat yang cukup
tinggi baik lokal maupun ekspor (Haryanto, E., and Estu 2003)
Taksonomi Selada, yaitu :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa L. (Saparinto, 2013)
2.1.1 Morfologi Tanaman Selada
Tipe perakaran tanaman selada adalah akar tunggang dengan cabang-
cabang akar yang menyebar ke semua arah pada kedalam antara 20-50 cm.
Batang tanaman selada berbentuk pendek berbuku-buku, sebagai tempat
kedudukan daun. Di daerah yang beriklim sedang (subtropis), tanaman selada
mudah berbunga, bunga dari tanaman selada berwarna kuning, terletak pada
rangkaian yang lebat dan tangkai bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm
(Rukmana, 1994).
Daunnya berbentuk bulat panjang, sering berjumlah banyak dan biasanya
berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk spiral dalam roset padat. Warna
daunnya beragam mulai dari hijau muda hingga hijau tua. Daun tak berambut,
mulus, berkeriput atau kusut berlipat, ukurannya bermacam-macam tergantung
jenisnya (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).
Di daerah yang beriklim sedang (subtropis), tanaman selada mudah
berbunga, bunganya berwarna kuning pucat, dan tangkai bunganya dapat
mencapai 90 cm. Bunga ini menghasilkan buah berbentuk polong yang berisi biji.
Biji berbentuk pipih, berukuran kecil serta berbulu tajam(Rukmana, 1994).
Dibeberapa negara produsen sayuran, Selada dikelompokan dalam dua
tipe,yaitu tipe kubis dan cos. Selada tipe kubis memiliki ciri -ciri berdaun lebar
dan keriting (bergelombang), serta bertumpuk rapat membentuk telur (krop),
tetapi kropnya tidak begitu padat. Selada tipe cos, daun-daunnya berwarna hijau
muda, bentuknya lonjong, tidak keriting, dan dapat membentuk krop cukup padat
(Rukmana, 1994).
4
Sumber: Dokumentasi Pribadi berdasarkan data Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan RI (1981)
2.2 Syarat Tumbuh Selada
Tanaman Lactuca sativa L. dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang
mempunyai udara sejuk (dataran tinggi). Selada jika ditanam pada dataran
rendah akan memerlukan pemeliharaan yang intensif. Selada tidak tahan bila
terkena sinar matahari secara langsung, sehingga memerlukan tempat yang
teduh. Daerah yang sesuai untuk penanaman selada di etinggian sekitar 500-
2000 mdpl dengan suhu rata-rata 15-200C. Curah hujan yang dibutuhkan antara
1000-1500 mm per tahun. Kelembapan sekitar 60-100% dan pH yang diperlukan
tanaman selada berkisar antara 6,5-7 (netral). Bila pH terlalu asam, daun selada
akan berubah warna menjadi kuning (Adimihardja et al., 2013).
Tanah merupakan medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan
tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun
tanah dapat dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan
gas. Fungsi tanah untuk kehidupan adalah sebagai medium tumbuh yang
menyediakan hara untuk tanaman dan sebagai penyedia dan penyimpan air
(Jumin, 2002).
Tanah yang paling ideal untuk pertanaman selada adalah jenis tanah
Andosol. Jenis tanah ini pada umumnya berwarna hitam atau kelabu sampai
coklat tua, kaya akan unsur hara, mempunyai struktur remah dengan tekstur
debu atau lempung berdebu sampai lempung. Reaksi tanah berkisar antara pH
5,0-7,0 (Rukmana, 2003).
2.3 Teknik Budidaya Selada Hidroponik
5
pertumbuhannya baik dan sehat untuk ditanam di areal yang luas. Tanah yang
disediakan untuk persemaian sebaiknya diolah dahulu yaitu dicangkul dan digaru
serta diberi pupuk kandang atau kompos, satu minggu sebelum penanaman
dengan perbandingan 1:1. Lebar bedengan persemaian yang biasa digunakan
adalah 1-1,2 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan penanaman
(Astanto et al 2000).
6
untuk waktu pindah tanam sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan
dalam proses pindah tanam. Hal ini sejalan dengan penjelasan Firmansyah et al.
(2009),bahwa waktu pindah tanam yang tepat akan mempercepat adaptasi
tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak terhambat dan
mendapatkan hasilvegetatif yang lebih baik. Waktu pindah tanam dapat
ditentukan oleh jenis tanaman,teknik budidaya dan kondisi lingkungan tempat
tanaman akan dipindah tanam.
Waktu pindah tanam akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Hal ini karena tanaman yang dipindah tanam pada umur tanaman lebih tua dari
yang dianjurkan memiliki resiko terjadinya kerusakan akar. Bagian akar
mengalami
stress fisiologi akibat kerusakan organ vegetatif tanaman maupun stress akibat
proses adaptasi dengan lingkungan (Arief et al., 2014). Hal ini sesuai pernyataan
Amin (2015) bahwa pindah tanam pada umur tanaman yang tepat akan
membuat
tanaman lebih cepat pulih dan mampu beradaptasi dengan cepat pada
lingkungan
tersebut, sehingga proses pertumbuhan tanaman mengarah pada tingkat yang
lebih baik. Selain waktu pindah tanam yang tepat, ketesediaan air juga menjadi
faktor penting dalam pertumbuhan tanaman
2.3.4 Perawatan
Pemeliharaan tanaman merupakan aspek yang memegang peranan
penting dalamtumbuh kembang tanaman. Secara umum pemeliharaan tanaman
meliputipenyiraman, pemupukan, dan pengendalian OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman) serta pemeliharaan spesifik untuk tanaman tertentu.
Namun dalampenerapannya seringkali melakukan pemeliharaan tanpa melihat
kondisi daritanaman. Waktu dan dosis dari penyiraman, pemupukan dan
pestisida yang tidak sesuai dengan keadaan kelembaban media tanam, dan
suhu udara pada lingkungan tanaman. Bagi tanaman pemeliharaan yang keliru
dapat menjadikan tanaman dalam kondisi tidak baik. Bukan hanya tidak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal namun tanaman bisa layu bahkan mati.
Sementara itu tanaman dengan kondisi tidak baik tersebut dapat membawa
petaka bagi pemilik tanaman karena hasil produksi yang gagal.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan
pemeliharaan tanaman, yaitu: Kondisi kelembaban media tanam, dan suhu udara
7
pada lingkungan tanaman serta waktu dan dosis dalam penerapan pemeliharaan
yang dibutuhkan tanaman sesuai dengan jenis tanaman tersebut. Kelembaban
media tanam adalah jumlah partikel-partikel air yang berada pada media tanam
yang berpengaruh pada tingkat kelembaban tanah, dan suhu udara adalah kadar
uap di udara yang juga mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman,
sedangkan komposisi merupakan kuantitas untuk dosis pemberian air, pupuk
dan pestisida, Serta waktu adalah jadwal dan frekuensi pada pemeliharaan
tanaman tersebut.
8
Umur panen harus menjadi pertimbangan saat akan memanen sayuran.
Selada dapat dipanen pada umur 40hari setelah tanam. Ciri - ciri tanaman yang
telah layak panen yaitu memiliki daun yang tumbuh subur dan berwarna hijau
segar, pangkal daun tampak sehat, serta ketinggian tanaman seragam dan
merata. Penanganan pasca panen adalah tindakan yang disiapkan atau
dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman
digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri ( Anonimous,
2012).
Penanganan sayur dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi
dan kemudian pemasaran. Seperti halnya pada buah, langkah yang harus
dilakukan dalam penanganan sayur setelah dipanen meliputi pemilihan (sorting),
pemisahan berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading),
dan pengepakan (packing). Namun demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis
sayur tertentu memerlukan tambahan penanganan seperti pencucian,
penggunaan bahan kimia, pelapisan (coating-waxing), dan pendinginan awal
(pre-cooling), serta pengikatan (bunching), pemotongan bagian-bagian yang
tidak penting (trimming).
2.3.7 Pemasaran
Menurut Boyd, Walker, Larreche dalam buku manajemen Pemasaran
oleh Radna Andi wibowo pemasaran adalah suatu proses analisis, perencanaan,
implementasi, koordinasi, dan pengendalian program dari pemasaran yang
meliputi beberapa aspek seperti kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi
dari suatu produk, jasa, maupun ide yang ditawarkan yang berguna untuk
menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dari pasar sasaran dalam
pencapaian tujuan dari organisasinya.
Kegiatan pemasaran bukan hanya sebatas penjualan produk tetapi bagi
suatu perusahaan kegiatan pemasaran merupakan aktivitas bisnis dari barang
jadi, proses order, penjadwalan hingga proses pengiriman sampai ke tangan
konsumen dan juga menarik minat konsumen agar melakukan transaksi kembali
atau transaksi ulang. Pada zaman sekarang ini kegiatan pemasaran sudah
banyak dilakukan dengan menggunakan teknologi digital hingga dapat dihasilkan
keputusan terbaik (Sudirman dkk, 2020) dalam buku manajemen pemasaran
perusahaan oleh Wirapraja.
9
2.3.8 Green House
Penggunaan green house dalam proses budidaya tanaman merupakan
salah satu cara guna memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi
optimum bagi pertumbuhan suatu tanaman. Green house pada awalnya
dikembangkan pertama kali dan umum digunakan pada kawasan yang
mempunyai iklim tropika. Struktur suatu green house akan berinteraksi dengan
parameter iklim di sekitar green house dan akan menciptakab iklim mikro di
dalamnya dengan parameter iklim di sekitar green house. Hal inibiasa disebuut
dengan green house effect atau efek rumah kaca (Suhardiyanto,2009).
Teknologi green house merupakan suatu alternatif dalam pengontrolan
kondisi lingkungan dari pertumbuhan tanaman hortikultura yang tidak sesuai
dengan syarat tumbuh tanaman, akibat serangan hama, angin, suhu lingkungan
serta kelengasan tanah hingga lama penyinaran (Telaumbanua, 2014).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang
Magang Teknis mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang dilaksanakan di Batu
Urban Farming (BUF). Bertempat di Desa Pesangrahan Kecamatan Batu Kota
Batu Provinsi Jawa Timur. Waktu pelaksanaan dimulai tanggal 29 Maret 2021 –
11 Juni 2021 bertempat di Batu Urban Farming (BUF). Waktu kerja yang
diberikan yaitu pada hari Senin s/d minngu pukul 08.00-16.30 WIB.
3.2 Metode Pelaksanaan Magang
3.2.1 Magang
Magang ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan latihan kerja dan
mempelajari penerapan statistika di lapangan. Dengan metode magang ini
mahasiswa melakukan sendiri secara langsung tiap tahapan kegiatan dimulai
dari budidaya hingga panen dan pasca panen yang diarahkan oleh pembimbing
eksternal. Seluruh kegiatan yang telah direncanakan akan dilaksanakan sebaik
mungkin dan berfokus pada judul kegiatan yang telah diajukan.
3.2.2 Diskusi kelompok
10
Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa
magang dan pembimbing eksternal dalam memecahkan masalah, selain itu
dapat memberi kesempatan untuk menyumbangkan pemikiran untuk
memecahkan masalah dalam budidaya tanaman selada (Lactuca sativa L.) agar
memperoleh solusi terbaik.
3.2.3 Demonstrasi Kegiatan
Demonstrasi kegiatan digunakan untuk memeragakan secara langsung
kegiatan di lapangan baik itu teknik budidaya maupun cara pemasaran yang
dilakukan selama kegiatan berlangsung yang dibimbing oleh pembimbing
eksternal.
3.2.4 Studi Pustaka dan Wawancara
Studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data dengan bantuan
berbagai dokumen, baik dokumen terlulis, foto, gambar maupun elektronik.
Dengan ini mahasiswa dapat mencari informasi dan melalukan diskusi tanya
jawab secara langsung dengan pembimbing eksternal mengenai profil
perusahaan, teknik budidaya seledri maupun segmen pasar dari produk yang
dihasilkan
BAB IV
11
magang dan sejenisnya. Sehingga asas kebermanfaatan dari usaha ini tidak
hanya berorientasi pada profit akan tetapi juga dalam hal pendidikan.
4.2 Keadaan Umum Batu Urban Farming
Batu Urban Farming (BUF) berdiri pada tahun 2017 di Desa
Pesanggrahan, Kec. Batu, Kota Batu. Dengan fasilitas Green house dan lahan
pertanian.
a. Macam Produk
Produk yang ditawarkan meliputi, sayur segar, isntalasi, dan jasa
pelatihan bercocok tanam.
b. Sumber Daya Manusia
Struktur kepengurusan Batu Urban Farming adalah sebagai berikut:
- Koordinator Lapangan : Moh Nurkholis
- Ketua : Nurmawati
- Wakil : Akbar Bima
- Sekretaris : Ika Idayanti
- Bendahara : Daniar
4.3 Teknik Produksi Seledri
12
4.3.2 Instalasi Hidroponik
Pembuatan instalasi hidroponik merupakan suatu keharusan untuk usaha
hidroponik yang menggunakan system non sirkulasi/DFT (Deep Film Technique)
dimana nanti air dan nutrisi sebagai pengganti media tanah yang akan
dimasukkan untuk proses produksi tanaman hidroponik selanjutnya. Segala
sesuatu yang berkaitan dengan budidaya baik itu alat maupun bahan harus
dipersiapkan sebelumnya terutama untuk budidaya secara hidroponik. Persiapan
instalasi hidroponik merupakan upaya untuk mempersiapkan segala perangkat
hidroponik sehingga mampu menopang pertumbuhan dan produksi tanaman
yang baik. Pada praktik kali ini kami membuat instalasi DFT menggunakan
bahan-bahan yang mudah ditemui seperti paralon dan socket paralon. Tidak lupa
juga melubangi paralon dengan jarak tanam tertentu antar tanaman. Sistem DFT
ini diharap dapat mensirkulasi larutan nutrisi secara terus menerus selama 24
jam.
4.3.3 Pindah Tanam
Dalam pindah tanam selada merlukan kehati hatian karena daun selada
mudah patah. Adapun pindah taman selada yang dilaukan di BUF Jika
penyemain awal kita menyemai pada tanah kita memindahkan bibit selada pada
spon yang sebelumya telah dibelah tengahnya kemudian dimasukkan kedalam
netpot lalu di pindahkan ke instalasi hiroponik. Jika penyemaian awal
mengguanakan rokcwool
Kita sisa memasukkan ke netpot dan memindahkan ke instalasi hidroponik.
4.3.4 Perawatan
Perawatan bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang
secraa maksimal dan mengantisipasi masalah. Adapun perawatan yang
diberikan pada tanaman hidroponik NFT antara lain:
a. pengecekan nutrisi, apabila terjadi perubahan kadar nutrisi pada tanaman
selada akan dilakukan penambahan konsetrasi nutrisi susulan untuk
menunjang nutrisi yang sebelumnya sudah diberikan agar mencukupi
kebutuhan nutrisi tanaman yang dapat kita liat dan ukur menggunakan
alat TDS EC. Standar kepekatan yang diberikan pada tanaman seledri
yaitu 800-1000 PPM (Part Per Milion). Untuk pengecekan nutrisi, pH dan
PPM di Batu Urban Farming (BUF) biasanya dilakukan pada pagi hari dan
sore hari yaitu pukul 08.00 dan 16.00.
13
b. Pemberian nutrisi, pemberian nutrisi bertujuan agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik selama proses pembesaran, sebelum
menambahkan larutan nutrisi AB Mix pada sistem hidroponik, hal utama
yang perlu dilakukan yaitu pengecekan larutan nutrisi. Pengecekan
larutan nutrisi menggunakan TDS, jika nilai kepekatan nutrisi kurang dari
nilai standarnya maka perlu ditambahkan larutan nutrisi AB mix
sedangkan jika nilai lebih dari standar maka perlu ditambahkan air baku.
Proses penambahan larutan nutrisi dilakukan dengan menambahkan
larutan AB mix secara bertahap.
c. Pengendalian hama dan penyakit, pada tanaman selada yang
dibudidayakan di Batu Urban Farming adalah kutu kecil yang berwarna
hijau, jika tanaman daun muda yang diserang maka akan berubah
menjadi kuning dan mengering akibatnya tanaman akan terhambat
pertumbuhannya atau mati. Pengendalian hama di Batu Urban Farming
menggunakan bawang putih, sereh, air dan sunlight. Dengan cara
bawang putih di haluskan bersamaan dengan sereh kemudian
dimasukkan ke dalam botol spray tanaman dicampur dengan air dan
sedikit sunlight kemudian disemprotkan ke tanaman.
d. Pencucian bak secara berkala, bertujuan agar meminimalisir infeksi jamur
dan juga lumut yang sering terdapat pada tanaman hidroponik serta
menghilangkan residu nutrisi yang tertinggal pada netpot tanaman
sewaktu berada dalam bak pembesaran. Bak dibersihkan menggunakan
kain dan disikat kemudian dikuras agar lumut dan sisa nutrisi hilang
setelah itu bak dibiarkan kering kemudian mengisi kembali bak dengan air
bersih sesuai kapasitas atau volume bak nutrisi.
e. Pembersihan lingkungan dari gulma, hal ini bertujuan untuk mengurangi
potensi serangan dari hama yang bisa muncul dari tanaman gulma yang
menjadi vektor penyebaran.
14
dilakukan secara bersamaan melaikan secara berulang setiap kali ada
pemesanan yakni 5-6 hari sekali.
4.4 Fasilitas dan Pemberdayaan
Selain fokus utama pada proses produksi dan budidaya tanaman sayur
secara hidroponik, Batu Urban Farming juga membuka kesempatan dan fasilitas
dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dengan membuka kesempatan
bagi setiap orang yang ingin mempelajari usaha budidaya sayur secara
hidroponik dengan menerima kegiatan magang dan kunjungan lapang bagi
instansi pemerintah, swasta maupun pelajar atau mahasiswa sebagai wujud
pengabdian dan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya warga desa di
sekitar Batu Urban Farming Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu.
Adapun beberapa kegiatan pemberdayaan yang pernah dilakukan yakni
kunjungan Kabid Kebudayaan Disparta Batu, Tim Lembaga Sertifikasi Progesi
(LSP) Pertanian Nasional, dan ibu-ibu PKK SIMO Surabaya. Kemudian untuk
program magang antara lain, POLBANGTAN MALANG, UMM, UNISMA, IPM,
UIN, dan BRAWIJAYA.
Untuk kegiatan fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat setiap akan
melakukan kegiatan diharapkan menghubungi atau melakukan komunikasi
terlebih dahulu dengan pihak green house terkait kegiatan yang akan dilakukan
di green house Batu Urban Farming Desa Pesanggrahan, Kec. Batu, Kota Batu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pelaksanaan praktik kerja lapang tentang budidaya seledri varietas
ohlsens enke di Batu Urban Farming (BUF) didapatkan kesimpulan :
1. Batu Urban Farming (BUF) merupakan kebun hidroponik yang didirikan
melalui program ketahanan pangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa Pesanggrahan dan Bumbes Mayangsari Desa Pesanggrahan yang
didirikan pada tahun 2017 dengan modal awal dari ADD (Anggaran Dana
Desa) yang diperuntukkan sebagai sarana edukasi bagi akademis yang
ingin melakukan program penelitian ataupun magang dan sejenisnya.
15
Sehingga asas kebermanfaatan dari usaha ini tidak hanya berorientasi
pada profit akan tetapi juga dalam hal pendidikan.
2. Teknik budidaya selada yang dilakukan di Batu Urban Farming
menggunakan sistem Hidroponik Nutrient Film Tehnique (NFT) terdiri dari
beberapa tahap meliputi: persemaian, pembuatan instalasi hidroponik,
pindah tanam, perawatan,dan panen.
3. Permasalahan yang ada pada budidaya selada yang dilakukan di Batu
Urban Farming meliputi serangan hama, ph, lingkungan dan instalasi
yang menyebabkan seledri menjadi kuning dan layu. Kebersihan instalasi
produksi yang jarang dibersihkan menyebabkan banyak kotoran yang
terbawa ke tandon dan mengakibatkan aliran air menuju tanaman tidak
lancar.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam proses magang di Batu Urban
Farming (BUF) yaitu dalam budidaya hidroponik memerlukan perawatan dan
penanganan yang sangat intensif agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
sebaiknya memproduksi seledri dengan teknik hidroponik lebih baik dengan
inovasi-inovasi terbaru agar dapat memenuhi permintaan konsumen, selain itu
perlu dilakukan perbaikan lebih lanjut mengenai aliran debit air yang mengalir ke
sistem hidroponik dikarenakan masih banyaknya debit air yang terkadang tidak
berfungsi. Kemudian bagi peserta magang sebaiknya meningkatkan komunikasi
dengan pembimbing agar tidak terjadi kesalahan kerja dan bagi pembimbing
lapang sebaiknya pembimbing memberikan arahan sebelum melaksanakan
kegiatan di lapangan agar peserta magang tidak berkerja sia-sia karena harus
diulang lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Agustina, L., 2004. Dasar-Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.
Azis, A.H., M.Y. Surung., dan Buraerah., 2006. Produktivitas Tanaman Selada
pada Berbagai Dosis Posidan-HT. Jurnal Agrisistem. 2, 36-42.
Fitter, A.H., dan R.K.M. Hay, 1991. Fisologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Hanafiah, K.A., 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Lingga, P., 2006. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Lakitan, B., 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sumber Berbeda Pada Sistem Hidroponik. ‘Skripsi” (Tidak Dipublikasikan).
17
Universitas Tadulako, Palu.
Nazaruddin., 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Purnomo, A. 2006. Oksigen Terlarut (DO) 1 dan 2.
Riskiyah, J. 2014. Uji Volume Air Pada Berbagai Varietas Tanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill). Agroteknologi Studies Program. Faculty of
Agriculture, University of Riau
Rohmah, N. 2009. Respon Tiga Kultivar Selada (Lactuca Sativa L.) Pada Tingkat
Kerapatan Tanaman Yang Berbeda. Skripsi. Universitas Brawijaya Fakultas
Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian. Malang.
Rosliani, R dan N. Sumarni. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran Dengan Sistem
Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 27 hal.
Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2, Prinsip, Produksi dan
Gizi, Edisi Kedua. ITB Ganesha. Bandung. 292 hal.
Samadi, B. 2013. Budidaya Intensif Kailan Secara Organik dan Anorganik.
Pustaka Mina. Jakarta. 67 hal.
Saparinto, C. 2013. Gown Your Own Vegetables-Paduan Praktis Menenam
Sayuran Konsumsi Populer di Pekaranagan. Lily Publisher. Yogyakarta.
180 hal.
18
Fakultas Pertanian. Modul. IPB. Bogor . 20 hal.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Magang
19
3. Proses Pindah tanam 4. Proses Penyemaian
6. Pemberian Nutrisi
5. Penyemaian
8. Pengecekan Nutrisi
7. Pembuatan Nutrisi AB Mix
20
11. Penyiraman Semaian Seledri 12. Perbaikan instalasi
21
19. Pemasangan Instalasi
20. Pembersihan Instalasi
22
23
24
Lampiran 3. Sertifikat Batu Urban Farming
25
26