Menyetujui,
Kepala Program Studi
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhirAgropreneurship ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita, sebagai
umatnya ke jalan yang benar.
Penulis menyusun laporan akhir ini berdasarkan tugas dari mata kuliah
Agropreneurship. Dalam penulisan laporan akhir, penulis telah mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin berterima
kasih kepada:
1. Ibu Aniek Iriany, Dr. Ir., M.P. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami selama melaksanakan Agropreneurship;
Penulis menyadari bahwa rangkuman ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan
dalam penulisan, penggunaan kata, isi dari laporan dan sebagainya. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
Target capaian kegiatan modal yaitu dari masing masing anggota yang
maksimal mengeluarkan masing masing Rp 200.000 ribu rupiah. Hasil modal
awal yang didapat akan diolah dengan sebaik mungkin guna mencapai target
capaian yaitu meraih keuntungan sebanyak banyaknya. Dengan rincian
penggunaan yang ada pada tabel 1. dan tabel.
1.4.2 Budidaya
1.4.3 Pemasaran
Lahan atau tanah merupakan tempat tumbuh tanaman, tanah sebagai harta
produktif adalah bagian organisasi rumah tangga tani. Luas lahan pertanian
menentukan penghasilan. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan
teknologi modern yang digunakan untuk mencapai keuntungan usaha tani.
Menurut (Rosyidi, 2009) Lahan maupun sumber daya alam disini adalah segala
sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia yang bisa diperjual belikan,
Lahan merupakan faktor produksi sangat penting dalam usaha tani di negara-
negara yang sedang berkembang.
Tujuan dari manajemen usaha tani atau pengelolaan usaha tani yang baik
adalah agar mendatangkan produksi dan keuntungan yang tinggi atau dengan kata
lain suatu manajemen usaha tani yang baik adalah mampu menghasilkan produksi
dan efisiensi yang tinggi. Usaha dalam meningkatkan produksi pertanian sangat
tergantung pada jenis komuditas yang diusahakan, namun pada intinya
manajemen atau cara pengelolaan dalam usahatani mencakup kegiatan,
pengorganisasi input-input dan sarana pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan
pengendalian (Indriantoro, 2002). Manajemen dan pengelolaan dalam usaha
pertanian harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang tepat untuk mencapai produksi yang tinggi
3.1.3. Alat
3.1.4. Bahan
Biaya Tetap :
No
Uraian Volume Harga Satuan Total
.
Rp.
1. Sewa Lahan 200 m2 Rp. 360.000,-
120.000,-/Bulan
2. Sewa Gembor 3 Rp. 2000,-/ Bulan Rp. 6.000,-
3. Sewa Sprayer gendong 1 Rp. 10.000,-/Bulan Rp. 30.000,-
4. Cangkul 2 Rp. 5000,-/Bulan Rp. 15.000,-
5. Arit 3 Rp. 3000,-/Bulan Rp. 9000,-
Total Rp. 420.000,-
Biaya Variabel :
No. Uraian Volume Harga Satuan Total
1. Bahan tanam (Benih jagung) 1 bks Rp. 75.000,- Rp. 75.000,-
Pupuk kandang 3 karung Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-
2. (pemberian pada pengolahan
lahan)
NPK
(1,25 gr/lubang tanam pada
20, 30 hst)
3. 5 Kg Rp.11.000,- Rp. 55.000.,-
Per 1 kali aplikasi
menghabiskan 2,5 kg
Urea
(6 gr/ lubang tanam
4. pemberian pada 40 hst) 8,5 kg Rp. 7000,- Rp. 59.500,-
Per 1 kali aplikasi
menghabiskan 8,5 kg
Gramoxone
5. 1 botol Rp. 20.000,- Rp. 20.000,-
(Pembersihan lahan)
TOTAL Rp. 269.500,-
. biaya awal produksi
Hasil ini menunjukkan bahwa titik impas sebanyak 114,9 kg. Apabila
penjualan lebih dari 114,9 kg maka akan mendapatkan keuntungan.
● BEP Harga Produksi
Total Biaya Produksi
BEP Harga =
Total Produksi
689.500
=
300
= Rp. 2.298
(total produksi mendapatkan 300kg dari hasil kegiatan berlangsung)
Dari 1000 lubang tanam dikalikan 300g/tongkol.
Hasil ini menunjukkan bahwa titik impas sebesar Rp. 2.298. Apabila
harga jual melebihi titik impas, maka akan mendapatkan keuntungan. Maka, pada
penjualan jagung telah melampaui harga tersebut dengan harga Rp. 6.000,-.
b. R/C Ratio
Penerimaan
R/C Ratio =
Total Biaya
730.000
=
689.500
= 0,5
Berdasarkan R/C rasio jagung memiliki hasil sebesar 1,05. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 1, maka dapat dinyatakan budidaya
jagung layak untuk dilanjutkan.
c. B/C Ratio
Kenuntungan
B/C Ratio =
Total Biaya
41.000
=
689.500
= 0,05
Berdasarkan B/C rasio jagung memiliki hasil sebesar 0,05. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kurang dari 1, maka dapat dinyatakan bahwa
budidaya tidak mendapatkan keuntungan.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Uraian Kegiatan Agropreneurship
Tanaman jagung memerlukan pengairan yang cukup, pada lahan irigasi dengan
sumber air terbatas atau pada lahan sawah tadah hujan pada musim kemarau memerlukan
pengairan hingga mencapai kapasitas lapang sebanyak empat kali, yaitu pada umur 15,
30, 45, dan 60 HST (Hadijah, 2015). Penyiangan gulma sendiri dilakukan secara manual
setiap seminggu sekali atau ketika sudah terlihat banyak gulma yang tumbuh
Rendahnya hasil jagung yang diperoleh petani disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain curah hujan tidak menentu dan pertumbuhan gulma sangat pesat dibanding
dengan pertumbuhan tanaman jagung, dan pada fase generatif tanaman mengalami
kekeringan (Hadijah, 2015).
4.2 Pemasaran
Pemasaran tanaman jagung manis dilakukan secara online dan offline. sistem
online dilakukan dengan cara menyebarkan informasi melalui media sosial seperti
Whatsapp dan Instagram. Kemudian juga dilakukan secara offline dengan melakukan
penjualan langsung kepada kerabat yang memang sudah menjadi pengepul.
Gambar 4. Menanam
benih jagung