Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR AGROPRENEURSHIP

“Budidaya dan Wirausaha Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)”


Disusun Oleh:
KELOMPOK 7

1. Yuliana Rahmawati 201810200311050

2. Rica Rahma Sari 201810200311062

3. Akmal Yakin 201810200311073

4. Fauzan Rahmawan 201810200311072

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN AGROPRENEURSHIP

Judul : Budidaya dan Wirausaha Jagung Manis (Zea mays


saccharata Sturt)
Ketua Kelompok (NIM) : Akmal Yakin 201810200311073
Anggota kelompok (NIM)
: 1. Yuliana Rahmawati 201810200311050

2. Rica Rahma Sari 201810200311062


3. Fauzan Rahmawan 201810200311072
Dosen Pembimbing : Aniek Iriany, Dr. Ir., M.P.
NIDN/NIP : 0709086301
Mitra : mandiri/ bermitra *(coret yang tidak perlu)

Lokasi : Lahan Pendem Universitas Muhammadiyah Malang


Waktu pelaksanaan : 29 Maret – 5 Juni 2021
Target capaian : Menguasai teknik budidaya dan dapat mengetahui
strategi pemasaran jagung manis.

Malang, 10 Juni 2021


Dosen pembimbing Ketua kelompok

Aniek Iriany, Dr. Ir., M.P. Akmal Yakin


NIDN. 0709086301 NIM : 20181020031173

Menyetujui,
Kepala Program Studi

Dr. Ir. Ali Ikhwan, MP.


NIP. 19640201991011001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhirAgropreneurship ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita, sebagai
umatnya ke jalan yang benar.
Penulis menyusun laporan akhir ini berdasarkan tugas dari mata kuliah
Agropreneurship. Dalam penulisan laporan akhir, penulis telah mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin berterima
kasih kepada:

1. Ibu Aniek Iriany, Dr. Ir., M.P. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami selama melaksanakan Agropreneurship;
Penulis menyadari bahwa rangkuman ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan
dalam penulisan, penggunaan kata, isi dari laporan dan sebagainya. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 9 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN AGROPRENEURSHIP.....................................................2


KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................................4
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................5
1.2 Tujuan Kegiatan.......................................................................................................5
1.3 Manfaat Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................5
1.4 Target Capaian Kegiatan..........................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
2.1 Permintaan Pasar...................................................................................................7
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Budidaya Jagung...................................................8
2.2.1 Tenaga Kerja.............................................................................................8
2.2.2 Luas Lahan................................................................................................9
2.2.3 Modal Produksi.........................................................................................9
2.2.4 Pengelolaan dan Manajemen Usaha Tani................................................10
2.4 Kesesuaian Iklim...........................................................................................10

2.5 Kesesuaian Lahan.........................................................................................11


III. METODE.................................................................................................................11
3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan............................................................................11
3.2. Alat dan Bahan.................................................................................................11
3.3. Metode Pelaksanaan.........................................................................................11
3.4 Pemasaran Produk............................................................................................16
IV. PERSONALIA ANGGOTA KELOMPOK.................................................17
V. ANALISIS USAHA TANI........................................................................................18
VI. PEMBAHASAN.......................................................................................................20
VII. KESIMPULAN.......................................................................................................23
VIII. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
IX. DOKUMENTASI.....................................................................................................26
X. LAMPIRAN...................................................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Praktek Kewirausahaan Pertanian yang sekarang diganti dengan nama


Agropreneurship merupakan suatu mata kuliah mahasiswa Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah
Malang. Mata kuliah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan
keterampilan mahasiswa dalam berwirausaha di bidang pertanian secara langsung
serta dilaksanakan secara nyata di lapang.

Pemilihan tanaman jagung oleh kelompok kami karena peluang wirausaha


pada tanaman jagung memang sangat menguntungkan dari waktu ke waktu.
Sebab, peminat tanaman jagung juga terus meningkat. Wirausaha tanaman jagung
tidak ada salahnya untuk dilakukan. Hanya dibutuhkan kesabaran, ketelatenan,
dan keuletan dalam pengelolaan wirausaha tanaman jagung. Karena, untuk
menerjuni wirausaha tanaman sendiri memang dibutuhkan pengetahuan lebih
dalam mengenai seluk beluknya. Akan tetapi, persaingan dalam wirausaha
tanaman jagung sangat tinggi, oleh sebab itu alangkah lebih baiknya perlu
dilakukan budidaya tanaman jagung. Hal ini dilakukan guna memperbesar
peluang keuntungan.

Pemilihan tanaman budidaya yang berupa jagung manis (Zea mays


saccharata Sturt) dilatar belakangi oleh peluang usaha yang memang sangat
menguntungkan dari waktu ke waktu. Peminat tanaman jagung manis (Zea mays
saccharata Sturt)  juga terus meningkat.  Menurut (Wijana, 2016) Peluang
wirausaha tanaman jagung manis merupakan salah satu kegiatan yang diindikasi
menguntungkan. Peranan tanaman pangan telah terbukti secara empiris, baik
dikala kondisi ekonomi normal maupun saat menghadapi krisis. Jagung
merupakan komoditas pangan terpenting. Produk tanaman jagung dimanfaatkan
banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan seperti tepung, susu,
gula,makanan ringan dan pakan ternak (Mardani, 2017). 

1.2 Tujuan Kegiatan


Tujuan dilaksanakannya wirausaha jagung manis tidak lain adalah untuk
mengetahui dan membuktikan seberapa besar peluang untuk berwirausaha
tanaman pangan ini, serta mengetahui teknik budidaya pada tanaman jagung
manis dan dapat melaksanakan secara langsung di lapang.

1.3 Manfaat Pelaksanaan Kegiatan


Manfaat dari pelaksanaan budidaya dan wirausaha jagung manis (Zea
mays saccharata Sturt) yakni agar mahasiswa mampu melaksanakan juga
mengetahui strategi pemasaran dan teknik budidaya tanaman pangan baik dari
segi perawatan hingga pengolahan pasca panen, dengan begitu mahasiswa akan
memiliki keterampilan dan juga wawasan yang nantinya dapat digunakan sebagai
bekal ketika terjun didalam masyarakat atau didunia kerja secara langsung, dan
mahasiswa mampu bersaing dengan penjual lainnya hingga dapat mendapatkan
laba dari hasil penjualan. 

1.4 Target Capaian Kegiatan


1.4.1 Modal

Target capaian kegiatan modal yaitu dari masing masing anggota yang
maksimal mengeluarkan masing masing Rp 200.000 ribu rupiah. Hasil modal
awal yang didapat akan diolah dengan sebaik mungkin guna mencapai target
capaian yaitu meraih keuntungan sebanyak banyaknya. Dengan rincian
penggunaan yang ada pada tabel 1. dan tabel.

1.4.2 Budidaya

Target capaian kegiatan budidaya berdasarkan hasil perhitungan yaitu


mendapatkan 960,96 kg/ 200 m persegi, yang diperoleh dari 1.456 pohon jagung
menghasilkan 2 tongkol pertanaman, dengan berat rata rata per tongkol yaitu
330gram.

1.4.3 Pemasaran

Menurut (Soegiono, 2009) saluran tiga tingkat pemasaran jagung manis


pada umumnya adalah sebagai berikut:
Petani akan menjual hasil panen kepada para tengkulak kemudian
tengkulak akan diambil oleh pedagang pengumpul lalu pedagang pengumpul akan
menjual kepada pedagang pengecer yang akhirnya sampai kepada konsumen.
Target pemasaran yang akan dilakukan oleh kelompok budidaya kami adalah
berperan sebagai petani dan pedagang pengecer dimana hal ini bertujuan untuk
mendapat untung yang sebesar besarnya karena tidak melalui beberapa tangan
sehingga harga jual menjadi tinggi, tentunya dengan memikirkan aspek
pengolahan pasca panen seperti pengemasan agar terlihat lebih menarik, karena
strategi pemasaran yang kelompok kami gunakan adalah menawarkan produk
kepada pegawai kantoran yaitu seara offline juga menawarkan produk secara
online.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Permintaan Pasar

Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari oleh


masyarakat, karena rasanya yang enak dan manis serta mengandung karbohidrat,
sedikit protein dan lemak. Hal tersebut yang menjadikan semakin tingginya
permintaan terhadap jagung manis. Berdasarkan data yang diperoleh, hasil jagung
manis rata-rata 8,31 ton tongkol basah per hektar sedangkan potensi genetiknya
bisa dapat mencapai 16-18 ton per hektar. Permintaan pasar yang meningkatkan
setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan akan jagung manis juga meningkat
namun hal ini tidak sesuai dengan ketersediaan jagung manis(Puspadewi, 2016). 
Selain itu menurut (Margawati, 2020) peluang pasar yang besar belum dapat
sepenuhnya dimanfaatkan petani dan pengusaha Indonesia karena berbagai
kendala, seperti sistem budidaya yang belum tepat.

Jagung mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi serta memiliki


potensi untuk dikembangkan karena permintaannya terus mengalami peningkatan.
Hal ini karena jagung merupakan salah satu bahan pangan yang cukup penting
setelah padi Selain menjadi pangan pokok bagi beberapa penduduk di wilayah
Indonesia, jagung juga merupakan bahan pakan utama peternakan unggas dan
menjadi bahan baku industri olahan, karena itu jagung merupakan salah satu
komoditas strategis untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh produktivitas,
cuaca dan tentunya pemerintah setempat yang memprioritaskan segmen ini
sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat dan daerah (Dahliana, 2021).  

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Budidaya Jagung

Melakukan proses produksi tentu saja kita memerlukan adanya faktor


faktor produksi untuk menghasilkan output di dalam usaha tani seperti luas lahan,
tenaga kerja, dan modal. Jadi faktor produksi sangatlah penting dan berpengaruh
karena tanpa adanya faktor tersebut proses produksi tidak akan ada. Adapun
pengertian dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.1 Tenaga Kerja


Tenaga kerja dalam sebuah usaha tani cukup berperan untuk mendukung
aktifitas usaha tersebut dilihat dari fungsi produksi suatu usaha tenaga kerja
merupakan salah satu faktor yang dapat menghasilkan produksi secara optimal
dan skill sangat di perlukan dalam pengelola usaha pertanian. (Reijatnes, 2011)
Menjelaskan bahwa tenaga kerja salah satu unsur penentu terutama bagi usaha
tani yang sangat tergantung, kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya
penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan kualitas
produksinya. Bahwa faktor tenaga kerja sangat di butuhkan dalam proses kegiatan
produksi walaupun tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri. Jika tenaga kerja
tidak ada maka berdampak kepada jumlah produksi dalam usaha tani jagung.

2.2.2 Luas Lahan

Lahan atau tanah merupakan tempat tumbuh tanaman, tanah sebagai harta
produktif adalah bagian organisasi rumah tangga tani. Luas lahan pertanian
menentukan penghasilan. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan
teknologi modern yang digunakan untuk mencapai keuntungan usaha tani.
Menurut (Rosyidi, 2009) Lahan maupun sumber daya alam disini adalah segala
sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia yang bisa diperjual belikan,
Lahan merupakan faktor produksi sangat penting dalam usaha tani di negara-
negara yang sedang berkembang. 

2.2.3 Modal Produksi

Modal yang diperlukan untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha


untuk membiayai segala keperluan usahatani mulai dari biaya produksi sampai
dengan biaya-biaya yang lain selama proses, pengelolaan sampai menghasilkan
produksi jagung (Noor, 2007). Modal diartikan sumber dana jangka panjang ada
dalam perusahaan, terdiri modal sendiri (equity) dan utang jangka panjang. 

Modal didalam usahatani merupakan salah satu faktor produksi yang di


gunakan untuk menghasilkan produksi, produksi dapat di tingkatkan dengan
menggunakan alat-alat tani dan cara pengelolaan yang efesien. Dalam proses
produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri dengan modal pinjaman yang
masing-masing juga berperan langsung untuk menghasilkan produksi yang di
harapkan oleh petani.
2.2.4 Pengelolaan dan Manajemen Usaha Tani

Pengelolaan dalam usaha tani adalah kemampuan petani bertindak sebagai


pengelola atau manajer dari usahanya. Ia harus pandai mengorganisasi
penggunaan faktor produksi yang dikuasi sebaik mungkin untuk memperoleh
produksi secara maksimal (Daniel, 2005). Karena produksi masing-masing faktor
produksi dan produksi usaha tani merupakan tolak ukur keberhasilan pengelolaan.
Oleh sebab itu pengelolaan atau manajemen menjadi sangat penting karna
produksi juga menentukan tingkat efisiensi dari usahatani yang dikelolanya.

 Tujuan dari manajemen usaha tani atau pengelolaan usaha tani yang baik
adalah agar mendatangkan produksi dan keuntungan yang tinggi atau dengan kata
lain suatu manajemen usaha tani yang baik adalah mampu menghasilkan produksi
dan efisiensi yang tinggi. Usaha dalam meningkatkan produksi pertanian sangat
tergantung pada jenis komuditas yang diusahakan, namun pada intinya
manajemen atau cara pengelolaan dalam usahatani mencakup kegiatan,
pengorganisasi input-input dan sarana pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan
pengendalian (Indriantoro, 2002). Manajemen dan pengelolaan dalam usaha
pertanian harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang tepat untuk mencapai produksi yang tinggi 

2.3 Syarat Tumbuh Jagung Manis

Tanaman jagung manis dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun


dataran tinggi, pada lahan sawah atau tegalan. Suhu optimal antara 21-34 °C, pH.
Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100- 140 mm/bulan. Oleh karena itu
waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya.
Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk
mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya
selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan
tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan
baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama
nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak.

2.3.1  Kesesuaian Iklim


  Jagung manis ditanam didaerah tropis, seperti Indonesia. Tanaman ini
dapat berproduksi dengan baik didataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan) yang berketinggian 1.800 m dpl, suhu udara hangat antara 21 –
320C dengan suhu optimum 23 – 270C (Rahmat, R. 1997;)
2.3.2 Kesesuaian Lahan
  Warseno (1998;) mengatakan bahwa tanah yang baik untuk tanaman
jagung pada tanah lempung berdebu, lempung berpasir, atau lempung dengan pH
5,5 – 7,0. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung
masih dapat tumbuh dengan baik asalkan tata air (drainase) dan tata udara (aerasi)
diperhatikan.

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


3.1.1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Agropreneurship ini akan dilaksanakan mulai tanggal 29 maret - 5
juni 2020
3.1.2. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Agropreneurship akan dilaksanakan di lahan Pendem milik
Universitas Muhammadiyah Malang.
Alat dan Bahan

3.1.3. Alat

Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Agropreneurship ini antara


lain: cangkul, gembor, dan alat pengaduk serta alat dokumentasi.

3.1.4. Bahan

Bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Agropreneurship ini antara lain:


benih jagung talenta, pupuk urea, SP-36, Kcl.
3.2. Metode Pelaksanaan

3.2.1. Survei Lapang

Survei lapang dilakukan untuk menentukan tempat yang akan digunakan


untuk membudidayakan tanaman pangan jagung.
3.2.2. Budidaya Tanaman
a. Pengolahan Tanah/ Persiapan Media Tanam
Pembukaan lahan dilakukan pembersihan lahan terlebih dahulu karena
mempermudahkan untuk pengolahan tanah nantinya. Pengolahan tanah bisa
dengan cara dibajak, dicangkul, atau di traktor. Kebutuhan benih jagung per
hektarnya tergantung pada jarak tanam dan jumlah benih perlubang, dengan jarak
tanam 25 x 75 cm dengan jumlah satu biji per lubang, jumlah benih yang
diperlukan sekitar 20 kg/ha. (Subekti, 2007).
b. Penanaman
Tahapan yang perlu dilakukan dalam penanaman antara lain:
- Pemisahan waktu tanam dimana benih jantan ditanam lebih dahulu dan
diberi tanda patok berbendera, baru 6 hari kemudian benih betina ditanam.
- Perbandingan populasi jantan dengan betina adalah 1 : 4.
- Jarak tanam antar betina adalah 75 x 25 cm,dan jarak baris betina dengan
baris jantan adalah 50 cm.
- Lahan ditugal dengan kedalaman 5 cm, kemudian benih dimasukkan satu
benih perlubang dan ditutup lagi dengan abu atau sekam.
c. Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma
a) Hama
Hama yang sering menyerang tanaman jagung pada fase pertumbuhan
vegetatif sampai menjelang panen, adalah sebagai berikut.
(1) Lalat Bibit
Stadium lalat bibit ( Atherigona exigua Stein) yang menyerang tanaman
adalah larva. Larva menyerang tanaman yang baru tumbuh hingga berumur 3
minggu. Gejala serangan yang dapat diamati adalah tanaman layu akibat batang
digerek oleh larva. Akhirnya, tanaman akan mati.
Pengendalian hama lalat bibit dapat dilakukan dengan pergiliran (rotasi)
tanaman, mengatur waktu tanaman agar serempak, dan menaburkan insektisida
sistemik yang berupa butiran. Misalnya, Furadan 3G atau Indo Furadan, pada
lubang tanam dengan dosis 20 kg per hektar. Pengendalian OPT dilakukan secara
terjadwal dua kali selama periode pertumbuhan tanaman tanpa memperhatikan
ada atau tidak ada hama. Aplikasi pertama dilakukan pada saat tanaman
berumur 2 MST dan aplikasi kedua saat tanaman berumur 4 MST
(Supandji, 2019).
(2) Kutu Daun
Kutu daun (Rhopalosiphum maidis Fitch) berukuran kecil, tubuhnya warna
hijau pucat atau hijau gelap sampai hitam. Kutu biasa hidup bergerombol pada
ketiak atau pelepah daun muda (pucuk). Kutu daun menyerang tanaman dengan
cara mengisap cairan (sel) daun atau tongkol sehingga pertumbuhannya terhambat
atau abnormal.
Pengendalian kutu daun dapat dilakukan dengan pemangkasan daun yang
terserang berat dan memanfaatkan musuh alami hama, berupa predator
Menochilus sexmaculatus dan Harmonia arcuata.
(3) Ulat Gulung
Ulat gulung (Mocis frugalis) berwarna kehijau-hijauan atau abu-abu
kekuningan dengan garis memanjang berwarna pucat. Ulat ini menyerang dengan
cara memakan epidermis daun, lalu digulung sebagai tempat persembunyian ulat.
Gejala serangan ditandai dengan adanya luka bekas gigitan ulat pada epidermis
daun, sehingga tampak menipis atau tembus cahaya (transparan).
Pengendalian ulat gulung dapat dilakukan dengan cara memangkas daun
yang terserang, mengumpulkan dan membunuh ulat, serta membersihkan kebun
dari sisa-sisa tanaman atau gulma.
(4) Ulat Tanah
Ulat tanah (Agrotis ipsilon) menyerang tanaman dengan cara memotong
bagian pucuk (titi tumbuh) atau pangkal tangkai daun tanaman yang masih muda.
Gejala serangan ulat tanah adalah tangkai daun pucuk patah sehingga
terlukai dan akhirnya layu. Hama ini dapat dikendalikan seawal mungkin dengan
aplikasi insektisida butiran, misalnya, Furadan 3G atau Indo Furadan, pada saat
tanam dengan dosis ± 20 kg/ha. Pengendalian OPT dilakukan secara terjadwal
dengan mengaplikasikan pestisida sintetik dua kali selama periode pertumbuhan
tanaman tanpa memperhatikan ada atau tidak ada hama. Aplikasi pertama
dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST dan aplikasi kedua saat
tanaman berumur 4 MST (Rondo, 2016).
(5) Ulat Tongkol
Ulat tongkol (Heliothis armigera Hubn) menyerang tanaman jagung pada
semua stadium pertumbuhan. Gejala serangan ulat ini adalah rusaknya tongkol
atau berlubang tidak teratur dan kadang-kadang diikuti infeksi serangan penyakit
sekunder.
Pengendalian ulat tongkol dilakukan dengan pergiliran (rotasi) tanaman,
memangkas tongkol yang terserang berat, dan menjaga kebersihan (sanitasi)
kebun.
b) Penyakit
Penyakit penting yang sering menyerang tanaman jagung, khususnya baby
corn, antara lain sebagai berikut.
(1) Bulai
Penyebab penyakit bulai adalah cendawan (jamur) Sclerospora maydis
(Rac.) Butl. Gejala serangan peyakit bulai adalah mula-mula helaian daun brgaris-
garis kuning tertutup oleh tepung putih. Selanjutnya, daun jagung terinfeksi berat
berwarna kuning keputih-putihan atau kehijau-hijauan, kaku, batangnya
memendek, dan pertumbuhannya kerdil.
Pengendalian penyakit bulai dapat dilakukan dengan cara menanam
varietas jagung yang tahan bulai (seperti varietas arjuna), dan benih diberi
perlakuan khusus dengan mencampurkan fungisida Ridomill 35 SD sebanyak 5 –
7 g per kilogram benih. Selain itu, dilakukan pencabutan dan pemusnahan
tanaman yang sakit berat; perbaikan drainase tanah; dan pergiliran (rotasi)
tanaman (Sekarsari, 2013).
(2) Bercak Daun
Bercak daun disebabkan oleh cendawan Helminthosporium maydis. Gejala
serangan penyakit bercak daun adalah terjadinya bercak-bercak berukuran kecil,
berbentuk bulat sampai lonjong, dan pada bagian tengah berwarna kuning dengan
dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi.
Pengendalian penyakit bercak daun dilakukan dengan cara menanam
jagung varietas tahan penyakit ( Helminthosporium), mencabut tanaman yang
terinfeksi berat, dan aplikasi Pestisida berbahan aktif Mankozeb 80 % dengan
dosis 2 gram per liter dan interval penyiraman setiap satu minggu sekali sejak
ditemukannya gejala penyakit tersebut (Puspadewi, 2016)
(3) Karat Daun
Penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan Pucchinia polysora.
Gejala serangan penyakit ini adalah terdapat noda-noda kecil berwarna merah
karat pada permukaan daun. Serangan berat ditandai dengan terdapatnya tepung
berwarna coklat kekuning-kuningan menutupi permukaan daun yang terinfeksi.
Pengendalian penyakit karat daun dapat dilakukan dengan cara pergiliran
(rotasi) tanaman dan memangkas daun yang terinfeksi berat serta gunakan
fungisida triadimefon atau golongan ditiokarbamat secara semprotan (Sudjono,
1988).
(4) Virus Kerdil
Penyakit virus kerdil disebabkan oleh virus Maize Dwarf Mosaic (MDM).
Gejala serangan penyakit ini adalah terjadinya garis-garis berwarna kuning muda
terputus-putus pada permukaan daun, pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil),
dan tongkolnya berukuran kecil-kecil.
Penyakit virus dapat dikendalikan dengan cara menanam benih jagung
yang sehat (bebas virus), mencabut tanaman yang sakit, dan pergiliran (rotasi)
tanaman.
d. Pemeliharaan Tanaman
Menurut Haryanto Budiman, S.P ; pemeliharaan tanaman jagung meliputi
kegiatan pengairan, penjarangan dan penyulaman, penyiangan, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit.
1) Pengairan
Tiga hari sebelum tanam lahan perlu diairi untuk menciptakan kondisi
tanah yang lembab dan hangat, sehingga mempercepat terjadinya
perkecambahan benih serta ketersedian unsur hara bagi tanaman. Pengairan
diberikan sesuai kebutuhan, yang penting dijaga agar tanaman tidak
kekurangan atau kelebihan air. Pengairan diberikan setiap kali selesai
pemupukan. Jadwal pengairan yang dianjurkan adalah pada umur 3, 15, 30, 45
hari.
2) Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara
langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang
akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang
tidak tumbuh/mati, dilakukan pada umur 7-10 hari. Jumlah dan jenis benih
serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan waktu penanaman.
3) Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan lain-lain.
Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan
setelah tanaman berumur 14 hari.
4) Pemupukan
Pemberian pupuk Urea dilakukan pada umur 5-10 hari setelah tanam,
pemupukan kedua dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam, dan
pemupukan ketiga dilakukan pada umur 45 hari setelah tanam, sedangkan
untuk pupuk NPK diberikan pada 7 hari saat awal tanam (Supandji, 2019).

3.3 Pemasaran Produk


Kelompok agropreneurship berencana untuk memasarkan hasil produksi
jagung ini dengan cara menjual dalam bentuk olahan, dan dijual juga secara
langsung ke konsumen antara lain di lingkungan Kampus, menawarkan secara
online maupun offline dan ke pedagang pengumpul yang berada disekitar kos
anggota masing masing atau juga menawarkan ke pasar pasar.
IV. PERSONALIA ANGGOTA KELOMPOK
1. Nama: Akmal Yakin
NIM: 201810200311073
Tugas yang dilakukan dalam kelompok: Akmal bertugas untuk merencanakan
kegiatan apa yang akan dilakukan setiap harinya, membantu selama kegiatan
di lahan pendem, melakukan koordinasi dengan anggota terkait dengan
pemeliharaan jagung yang ada diLahan Pendem.
2. Nama: Yuliana Rahmawati
NIM: 201810200311050
Tugas yang dilakukan dalam kelompok: Yuliana bertugas untuk mengelola
dan mencatat pengeluaran, pemasukkan serta dana yang digunakan selama
kegiatan Agropreneurship berlangsung, melakukan perhitungan analisis usaha
selama kegiatan, serta bertanggung jawab dalam penulisan laporan.
3. Nama: Rica Rahma Sari
NIM: 201810200311062
Tugas yang dilakukan dalam kelompok: Rica bertugas untuk membuat katalog
tanaman yang akan dijual, mengupload postingan di Instagram dan
Instastory. Rica juga membantu Yuliana dalam pembuatan logbook dan
laporan.
4. Nama: Fauzan Rahmawan
NIM: 201810200311072
Tugas yang dilakukan dalam kelompok: Fauzan bertugas membantu Akmal
dalam penjualan dan mengkoordinr kegiatan yang akan dilakukan selama
kegiatan¸ serta bertanggung jawab atas dokumentasi yang dilakukan selama
kegiatan.

● Kelayakan Usaha Tani

Biaya Tetap :
No
Uraian Volume Harga Satuan Total
.
Rp.
1. Sewa Lahan 200 m2 Rp. 360.000,-
120.000,-/Bulan
2. Sewa Gembor 3 Rp. 2000,-/ Bulan Rp. 6.000,-
3. Sewa Sprayer gendong 1 Rp. 10.000,-/Bulan Rp. 30.000,-
4. Cangkul 2 Rp. 5000,-/Bulan Rp. 15.000,-
5. Arit 3 Rp. 3000,-/Bulan Rp. 9000,-
Total Rp. 420.000,-
Biaya Variabel :
No. Uraian Volume Harga Satuan Total
1. Bahan tanam (Benih jagung) 1 bks Rp. 75.000,- Rp. 75.000,-
Pupuk kandang 3 karung Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-
2. (pemberian pada pengolahan
lahan)
NPK
(1,25 gr/lubang tanam pada
20, 30 hst)
3. 5 Kg Rp.11.000,- Rp. 55.000.,-
Per 1 kali aplikasi
menghabiskan 2,5 kg

Urea
(6 gr/ lubang tanam
4. pemberian pada 40 hst) 8,5 kg Rp. 7000,- Rp. 59.500,-
Per 1 kali aplikasi
menghabiskan 8,5 kg
Gramoxone
5. 1 botol Rp. 20.000,- Rp. 20.000,-
(Pembersihan lahan)
TOTAL Rp. 269.500,-
. biaya awal produksi

1. Analisis Kelayakan Usaha


a. Titik Impas/ Break Event Poinrt (BEP)
● BEP Volume Produksi
Biaya Tetap+ Biaya Variabel
BEP Unit =
Harga Jual
420.000+269.500
=
Rp6000 /kg
689.500
=
Rp 6000 /kg
= 114,9 kg

Hasil ini menunjukkan bahwa titik impas sebanyak 114,9 kg. Apabila
penjualan lebih dari 114,9 kg maka akan mendapatkan keuntungan.
● BEP Harga Produksi
Total Biaya Produksi
BEP Harga =
Total Produksi
689.500
=
300
= Rp. 2.298
(total produksi mendapatkan 300kg dari hasil kegiatan berlangsung)
Dari 1000 lubang tanam dikalikan 300g/tongkol.

Hasil ini menunjukkan bahwa titik impas sebesar Rp. 2.298. Apabila
harga jual melebihi titik impas, maka akan mendapatkan keuntungan. Maka, pada
penjualan jagung telah melampaui harga tersebut dengan harga Rp. 6.000,-.

b. R/C Ratio
Penerimaan
R/C Ratio =
Total Biaya
730.000
=
689.500
= 0,5
Berdasarkan R/C rasio jagung memiliki hasil sebesar 1,05. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 1, maka dapat dinyatakan budidaya
jagung layak untuk dilanjutkan.
c. B/C Ratio
Kenuntungan
B/C Ratio =
Total Biaya
41.000
=
689.500
= 0,05
Berdasarkan B/C rasio jagung memiliki hasil sebesar 0,05. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kurang dari 1, maka dapat dinyatakan bahwa
budidaya tidak mendapatkan keuntungan.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Uraian Kegiatan Agropreneurship

Persiapan lahan seluas 200 m2 dengan jumlah 14 baris bedengan. Pengolahan


lahan yang dilakukan dengan menggunakan cangkul selanjutnya pemberian pupuk
kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 3 karung dalam 1 kali aplikasi serta pembersihan
gulma. Pupuk organik yang sering digunakan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang
merupakan pupuk yang berasal dari berbagai macam kotoran hewan ternak diantaranya:
pupuk kandang dari kotoran sapi, kotoran kambing/domba dan kotoran ayam. pupuk
kandang dapat memperbaiki sifat fisik dengan cara membuat tanah menjadi gembur dan
lepas sehingga aerasi menjadi lebih baik serta mudah ditembus perakaran tanaman,
perbaikan sifat kimia tanah melalui sumbangan hara pada tanaman (Asroh, 2010).

Penanaman benih jagung sebanyak 1.456 benih dengan jarak tanam 75 cm x 25


cm. Benih yang tidak mengalami perlakuan pindah tanam memiliki pertumbuhan awal
yang lebih baik daripada benih transplant. Hal ini dikarenakan pada penanaman benih
secara langsung (direct seedling) benih tidak perlu mengalami proses adaptasi dari tempat
semai ke tempat tanam (Arif, 2014). Pemupukan susulan dilakukan menggunakan pupuk
NPK sebanyak 1,25 gr/lubang tanam pada 20 dan 30 hst pada 1 kali aplikasi
menghabiskan 2,5 kg. Menurut (Tumewu, 2018) Pupuk NPK merupakan pupuk
majemuk yang mengandung unsur N dan P dan K yang seimbang yang dapat
dipakai sebagai pupuk dasar dan susulan dalam pertumbuhan dan produksi suatu
tanaman. Unsur Nitrogen (N) dalam NPK berguna memacu pertumbuhan tanaman
pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak,
enzim dan pesenyawaan lain. Tanaman kekurangan unsur (N) nitrogen
mengakibatkan pertumbuhan tanaman lambat/kerdil, daun hijau kekuningan,
daun sempit,pendekdan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati (Prakoso,
2018).

Pemupukan selanjutnya yaitu pemberian pupuk urea sebanyak 6 gr/ lubang


tanam pemberian 40 hst pada per 1 kali aplikasi menghabiskan 8,5 kg. Pupuk urea
merupakan pupuk buatan, dengan kandungan nitrogen sebesar 45% dan pupuk ini
tergolong dalam pupuk yang higroskopis, yaitu pada kelembaban nisbih 73%
sudah mulai menarik air dari udara. Aplikasi pupuk tidak selamanya memberikan
hasil yang efektif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain takaran,
cara dan waktu pemberian yang tepat. Dosis, cara dan waktu pemberian yang
tepat dan disertai dengan pengolahan tanah yang baik dapat membantu
meningkatkan ketersediaan unsur hara yang diperlukan tanaman. Pupuk yang
diberikan harus sesuai dengan kondisi agar dapat menunjang pertumbuhan dan
produksi tanaman (Made, 2010). Penyulaman jagung dilakukan seminggu setelah
tanam benih. Penyulaman ini bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama
dengan waktu penanaman. Cara penyulaman adalah membuat lubang dengan
tugal pada tempat yang benihnya busuk atau tumbuhnya abnormal, kemudian
benih yang baru dimasukkan sebanyak 1-2 butir sambil ditutup tanah. Seusai
penyulaman sebaiknya segera disiram hingga tanahnya cukup basah (Maemunah,
2011).

Tanaman jagung memerlukan pengairan yang cukup, pada lahan irigasi dengan
sumber air terbatas atau pada lahan sawah tadah hujan pada musim kemarau memerlukan
pengairan hingga mencapai kapasitas lapang sebanyak empat kali, yaitu pada umur 15,
30, 45, dan 60 HST (Hadijah, 2015). Penyiangan gulma sendiri dilakukan secara manual
setiap seminggu sekali atau ketika sudah terlihat banyak gulma yang tumbuh

Rendahnya hasil jagung yang diperoleh petani disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain curah hujan tidak menentu dan pertumbuhan gulma sangat pesat dibanding
dengan pertumbuhan tanaman jagung, dan pada fase generatif tanaman mengalami
kekeringan (Hadijah, 2015).

4.2 Pemasaran
Pemasaran tanaman jagung manis dilakukan secara online dan offline. sistem
online dilakukan dengan cara menyebarkan informasi melalui media sosial seperti
Whatsapp dan Instagram. Kemudian juga dilakukan secara offline dengan melakukan
penjualan langsung kepada kerabat yang memang sudah menjadi pengepul.

4.3 Pembahasan Analisis Usaha Tani


Menurut hasil perhitungan analisis usaha tani yang didapatkan BEP
produksi menunjukkan bahwa titik impas sebanyak 114,9 kg. Dimana hal ini
dapat diartikan bahwa untuk mendapatkan keuntungan maka hasil produksi harus
melebihi 114,9 kg. Atau penjualan harus mencapai setidaknya 114,9 kg untuk
menutup modal awal yang digunakan selama proses budidaya.
Total BEP Produksi yang didapatkan dalam budidaya adalah sebesar 300 kg
dimana diperoleh titik impas sebesar Rp. 2.298. Hal ini dapat diartikan bahwa
untuk mendapatkan keuntungan jagung harus dijual diatas titik impas. Jika jagung
dijual dibawah harga tersebut maka budidaya akan mengalami kerugian.
Berdasarkan R/C rasio budidaya jagung yang didapat yaitu sebesar 1,05
dimana nilai tersebut lebih dari 1, yang artinya budidaya tanaman jagung layak
untuk terus dilanjutkan.
B/C rasio yang didapatkan dari budidaya jagung yaitu sebesar 0,05 dimana
nilai tersebut kurang dari 1, yang dapat diartikan bahwa proses budidaya tanaman
jagung belum mendapatkan keuntungan yang signifikan.
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


Rangkaian kegiatan pokok budidaya tanaman jagung manis yaitu yang dimulai
dengan persiapan lahan, penanaman benih jagung, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, pengairan, dan pemasaran. Menunjukkan bahwa tidak terjadi
kerugian dalam proses budidaya tersebut.

Berdasarkan analisis usahanya pada Tanaman Jagung diketahui bahwa pada


analisis terbukti layak. Maka pada dasarnya budidaya tanaman jagung layak untuk
dilanjutkan karena mendapatkan hasil lebih dari 1.
Selain itu, berdasarkan hasil yang telah diperoleh belum dapat memenuhi
target. Sebab target yang diinginkan adalah setara dengan UMR Kota Malang
dengan jumlah sekitar Rp. 3.000.000,-. Maka untuk mendapatkan target tersebut
terdapat beberapa cara yang meliputi, penambahan modal yang lebih besar atau
dengan menaikkan harga bunga, penambahan jenis tanaman yang lainnya, juga
mempergencar pemasaran sehingga semakin lama maka permintaan akan semakin
banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, A., Sugiharto, A. N., & Widaryanto, E. (2014). Pengaruh Umur


Transplanting Benih Dan Pemberian Berbagai Macam Pupuk
Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea Mays L. Saccharata Sturt.). Jurnal Produksi
Tanaman, 2(1).
Asroh, A. (2010). Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Dan Interval Pemberian
Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Linn). J. Agronomi, 2(4),
144-148.
Hadijah, A. D. (2015). Peningkatan Produksi Jagung MelaluiPenerapan Inovasi
Pengelolaan Tanaman Terpadu. Iptek Tanaman Pangan, 5(1).
Iriany, R. N., Yasin, M., & Anditakdir, M. (2008). Asal, Sejarah, Evolusi, Dan
Taksonomi Tanaman Jagung. Maros: Balai Penelitian Tanaman
Serelia.
Made, U. (2010). Respons Berbagai Populasi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt.) Terhadap Pemberian Pupuk Urea. Agroland:
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 17(2).
Maemunah, M., & Yusran, Y. (2011). Karakterisasi Morfologi Varietas Jagung
Ketan Di Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-Una.
Media Litbang Sulteng, 3(2).
Mardani, M., Nur, T. M., & Satriawan, H. (2017). Analisis Usaha Tani Tanaman
Pangan Jagung Di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Jurnal
Sains Pertanian, 1(3), 210883.
Margawati, E., Lestari, E., & Sugihardjo, S. (2020). Motivasi Petani Dalam
Budidaya Tanaman Jagung Manis Di Kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar. Social Pedagogy: Journal Of Social
Science Education, 1(2), 174-184.
Prakoso, T. B., & Handayani, T. (2018). Pengaruh Dosis Pupuk Hayati Petrobio
Dan Pupuk Npk Mutiara Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Varietas Saccharata Sturt.)
Varietas Talenta. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia, 3(1), 73-82.
Puspadewi, S., Sutari, W., & Kusumiyati, K. (2016). Pengaruh Konsentrasi
Pupuk Organik Cair (Poc) Dan Dosis Pupuk N, P, K Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L.
Var Rugosa Bonaf) Kultivar Talenta. Kultivasi, 15(3).
Rondo, S. F., Sudarma, I. M., & Wijana, G. (2016). Dinamika Populasi Hama
Dan Penyakit Utama Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt) Pada Lahan Basah Dengan Sistem Budidaya
Konvensional Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Di Denpasar-
Bali. Agrotrop: Journal On Agriculture Science, 6(2), 128-136.
Sekarsari, R. A., Prasetyo, J., & Maryono, T. (2013). Pengaruh Beberapa
Fungisida Nabati Terhadap Keterjadian Penyakit Bulai Padi
Jagung Manis (Zea Mays Saccharata). Jurnal Agrotek Tropika,
1(1).
Subekti, N. A., Syafruddin, R. E., & Sunarti, S. (2007). Morfologi Tanaman Dan
Fase Pertumbuhan Jagung. Di Dalam: Jagung, Teknik Produksi
Dan Pengembangan. Jakarta (Id): Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Tanaman Pangan.
Sudjono, M. S. (1988). Penyakit Jagung Dan Pengendaliannya. Dalam Subandi,
M. Syam, Dan A, Widjoyo. Jagung. Puslitbang Tanaman
Pangan. Bogor, 381-394.
Sudrajat, J., Rusman, Y., & Hardiyanto, T. (2018). Analisis Biaya, Pendapatan
Dan R/C Usahatani Jagung (Zea Mays L.)(Suatu Kasus Di Desa
Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 4(2), 729-734.
Supandji, S., & Saptorini, S. (2019). Perlakuan Dosis Pupuk Urea Dan Sp-36
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea
Mays L) Varietas Arjuna. Jurnal Agrinika: Jurnal
Agroteknologi Dan Agribisnis, 3(1), 69-82.
Tumewu, P., Montolalu, M., & Tulungen, A. G. (2018). Aplikasi Formulasi
Pupuk Organik Untuk Efisiensi Penggunaan Pupuk Anorganik
Npk Phonska Pada Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt). Eugenia, 23(3).
Warsino. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kegiatan Budidaya Tanaman Jagung

Gambar 1. Mnyemprot Gambar 2 Gambar 3.


lahan dengan Herbisida .Membersihkan Gulma
Melakukan olah lahan
yang telah di semprot
dengan Herbisida

Gambar 4. Menanam
benih jagung

Lamprian 2. Kegiatan Pemasan Tanaman Jagung

Lampiran 3. Logbook Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai