Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BALANCE EXERCISE

Di Susun Oleh :

APIPAH

NIM : 0433131420118006

S1 KEPERAWATAN/1A

S1 Keperawatan Tingkat 4A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN dan NERS

STIKes HORIZON KARAWANG

Jl.Pangkal Perjuangan Km 1 by Pass, Tanjung Pura Kec Karawang Barat


2021-2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BALANCE EXERCISE

Pokok bahasan : Terapi Balance Exercise untuk Nyeri Lutut


Sasaran : Ny T
Waktu : 11.00 s/d selesai
Tanggal : Jum’at, 17 Desember 2021
Tempat : Rumah Ny. T
Penyuluh : Apipah

A. LATAR BELAKANG MASALAH


1. Latar Belakang
Osteoarthritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan
(weight bearing) misalnya pada panggul, lutut, vertebra, bahkan dapat
juga mengenai bahu, sendi-sendi jari tangan, dan pergelangan kaki.
Prevalensi osteoarthritis di Indonesia mencapai 5% pada usia <40
tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun.
Prevalensi osteoarthritis lutut cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan
12,7% pada wanita. Prevalensi ini semakin meningkat dengan
bertambahnya usia serta akan berdampak semakin besar karena
semakin banyaknya populasi lansia dari tahun ke tahun (Koentjoro,
2010).
Pada pasien yang mengalami Osteoarthritis ekstremitas
bawah sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktivitas
fungsional dasar seperti bangkit dari duduk, jongkok, berlutut, jalan,
naik turun tangga dan aktivitas fungsional lainnya yang membebani
lutut (Parjoto, 2000). Tingkat gangguan akibat terjadinya osteoarthritis
lutut digolongkan dalam berbagai tingkat, yaitu Impairment seperti
nyeri, spasme, bengkak, keterbatasan LGS, dari Functional Limitation
yaitu kesulitan saat posisi dari duduk ke berdiri, jongkok ke
berdiri,naik dan turun tangga, dan Participation Restriction yaitu
ketidakmampuan melaksanakan interaksi sosial.
Nyeri sendi pada Ny.T telah dirasakan beberapa waktu terakhir,
Ny.T merasakan nyeri pada lutut skala 4 hilang timbul, Penanganan
Osteoarthritis pada Ny.T harus dilakukan secara efektif untuk
menghilangkan rasa nyeri yang dialami oleh Ny.T . Oleh karena itu
penulis merasa perlu memberikan intervensi kepada Tn.M berupa
pelatihan Terapi Balance Exercise untuk mengurangi atau
menghilangkan nyeri dan kesulitan dalam bergerak.
2. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan Terapi Balance Exercise, diharakan nyeri lutut
pada Ny.T dapat berkuruang atau hilang.
b. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pelatihan Terapi Balance Exercise selama 30
menit, Ny.T mampu:
1) Menjelaskan manfaat Terapi Balance Exercise
2) Menyebutkan prosedur Terapi Balance Exercise
3) Mendemonstrasikan gerakan dan tahapan Terapi Balance
Exercise

B. RENCANA PELAKSANAAN
A. Pokok Materi
Materi penyuluhan yang dirancang untuk praktik tentang Terapi
Balance Exercise adalah sebagai berikut :
a. Definisi dan manfaat Terapi Balance Exercise
b. Prosedur dan tahapan Terapi Balance Exercise
B. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan pada pasien Ny T
C. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan praktik.
D. Media
Media yang digunakan dalam pelatihan Terapi Balance Exercise
adalah dengan menggunakan peragaan dan menjelaskan manfaatnya

E. Strategi Pelaksanaan

No. Tahapan Metode Alat Waktu Kegiatan Respon


1. Pembukaan - - 5 menit 1. Penyampaian salam Klien
2. Penyampaian memperhatik
kontrak waktu an
3. Menjelaskan tujuan
2. Penyajian Ceramah Leaflet 15 menit 1. Menjelaskan Klien
definisi dan menunjukan
manfaat Terapi fokus
Balance Exercise mendengarka
2. Menjelaskan n materi
prosedur Terapi
Balance Exercise
3. Tanya Diskusi - 5 menit 1. Memberikan Klien aktif
Jawab dan kesempatan klien bertanya
ceramah untuk bertanya
2. Menjawab
pertanyaan klien
4. Praktik Praktik Peragaa 30 menit 1. Mempraktekkan Klien
n bersama cara mempraktek
langsung Terapi Balance kan
Exercise sesuai
penjelasan
sebelumnya
5. Penutup Ceramah Lisan 5 menit 1. Minta klien Klien aktif
menyebutkan memberikan
kembali tentang umpan balik
materi yang
disampaikan
2. Tanyakan perasaan
klien setelah
diberikan pelatihan
Terapi Balance
Exercise
3. Berikan
reinforcement
positif
4. Berikan kesimpulan
F. Alat dan bahan

 Kursi dan meja


G. Materi :
a. Definisi dan manfaat Terapi Balance Exercise
b. Prosedur dan tahapan Terapi Balance Exercise
H. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Kontrak waktu dan tempat dengan klien H-1 sebelum hari
pelaksanaan.
b. Mempersiapkan media H-2 sebelum hari pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Ketepatan waktu kehadiran penyuluh di kediaman klien.
b. Kesesuaian implementasi dengan rencana yang telah disusun.
c. Keaktifan klien saat praktik.
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Hasil
1) Menyebutkan manfaat Terapi Balance Exercise
2) Menyebutkan prosedur Terapi Balance Exercise
3) Mendemonstrasikan tahapan Terapi Balance Exercise
b. Indikator
1) Menyebutkan manfaat Terapi Balance Exercise dengan
minimal 80% benar
2) Menyebutkan prosedur Terapi Balance Exercise dengan
minimal 80% benar
3) Mendemonstrasikan tahapan Terapi Balance Exercise dengan
minimal 80% benar
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

BALANCE EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN STATUS


KESEIMBANGAN FUNGSIONAL PADA LANSIA

1. Pengertian Balance exercise adalah latihan khusus untuk membantu


meningkatkan kekuatan otot pada anggota gerak bawah dan
system vestibular atau keseimbangan tubuh (Jowir, 2012)
2. Tujuan Balance exercise bertujuan untuk meningkatkan
keseimbangan statis, dinamis, dan aktivitas keseimbangan
fungsional melalui peregangan dan kekuatan. Selain itu,
balance exercise juga menimbulkan kontraksi otot pada lansia
yang dapat mengakibatkan peningkatan serat otot sehingga
komponen system metabolisme fosfagen, termasuk ATP dan
fosfokreatin yang dapat meningkatkan kekuatan otot pada
lansia sehingga terjadi peningkatan keseimbangan
3. Indikasi - Lansia berusia > 60 tahun yang mengalami gangguan
keseimbangan atau beresiko tinggi cedera/jatuh
4. Alat/bahan dan 1. Kursi dengan / tanpa pegangan lengan atau
ketentuan latihan tempat tidur
2. Latihan dilakukan setiap 2 hari sekali
3. Lama latihan dilakukan selama 25 menit,
dengan pemanasan 5 menit, dan latihan 20 menit
5. Persiapan tempat Dapat dilakukan di wisma sesuai dengan kenyamanan klien.

6. Persiapan klien - Beri salam dan Perkenalkan diri


- Identifikasi identitas klien
- Jelaskan tujuan tindakan intervensi
- Jelaskan langkah-langkah intervensi yang akan
dilakukan
- Jelaskan lama intervensi
- Atur tempat dan kenyamanan posisi klien
7. Cara kerja 1. Lakukan pemanasan terlebih dahulu selama 5
menit dengan memutar telapak kaki searah jarum jam dan
sebaliknya. Lakukan hal yang sama pada kaki lainnya
2. Lakukan gerakan fleksi tumit kaki/plantar
sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
3. Lakukan gerakan fleksi paha sebanyak 8-15
kali, lalu istirahatkan sebentar
4. Lakukan gerakan ekstensi paha sebanyak 8-15
kali, lalu istirahatkan sebentar
5. Lakukan gerakan fleksi lutut sebanyak 8-15
kali, lalu istirahatkan sebentar
6. Lakukan gerakan angkat kaki ke samping
sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
7. Lakukan gerakan mata ke atas dan ke bawah
sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
8. Lakukan gerakan mata ke arah samping kiri
dan kanan sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
9. Lakukan gerakan mata yang difokuskan pada
ujung jari sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
10. Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi kepala
sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
11. Lakukan gerakan menolehkan kepala ke arah
kiri dan kanan sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan
8. Tahap terminasi dan 1. Evaluasi kenyamanan klien selama dan
evaluasi sesudah tindakan
2. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
3. Mengakhiri pertemuan dengan baik
9 Sumber 1. Meylisa, A. (2012). Pengaruh balance exercise terhadap
peningkatan status keseimbangan fungsional pada wanita
di posyandu lansia Ngadisono Kadipiro Surakarta.
2. Astriyana, Sevy. (2012). Pengaruh latihan keseimbangan
terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia.
3. Jaquish, Denlevy, Carter. Cawthorne’s Head Exercise
Patient Instruction. Pasadena ENT & Allergy, 1-2.
4. Geriatrics. Strength and Balance Exercises. The U.S
National Institute of Health National Institute on Aging,
Centers for Disease Control.

C. DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Putu Eko; I Wayan Suardana, Sang Ayu Ketut. Pengaruh
Balance Exercise Terhadap Keseimbangan Tubuh pada Lansia di
Banjar pande Mengwi. Keperawatan Jiwa, Komunitas dan
Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014. Stikes Wira Medika PPNI
Bali.

Koentjoro, S.L, 2010; Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT)


dengan Derajat Osteoartritis Lutut menurut Kellgren dan
Lawrence; FK UNDIP, Semarang

Parjoto,Slamet,2000; Assesment Fisioterapi pada OA Sendi Lutut;


TITAFIXV, Semarang.
LAMPIRAN 1

Materi Terapi Balance Exercise


A. Terapi Balance Exercise
Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan
menggunakan gerak tubuh baik secara active maupun passive untuk
pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanan dan kemampuan
kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi, koordinasi, 
keseimbangan dan kemampuan fungsional. Terapi latihan adalah suatu
teknik fisioterapi untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi pada
gangguan neurologis, musculosceletal, cardiorespiration, balance,
gangguan koordinasi dan gangguan fungsional pada seorang pasien. Salah
satu faktor penting yang berpengaruh pada efektifitas program terapi
latihan adalah edukasi kepada pasien dan keluarganya serta keterlibatan
pasien secara aktif dalam rencana pengobatan yang telah disusun. (Kisner,
2007)
Pemberian terapi latihan baik secara aktif maupun pasif, baik
menggunakan alat maupun tanpa menggunakan alat dapat memberikan
efek naiknya adaptasi pemulihan kekuatan tendon, ligament serta dapat
menambah kekuatan otot, sehingga dapat mempertahankan stabilitas sendi
dan menambah luas gerak sendi.(Parjoto, 2000) Sehingga ketercapaian
tujuan untuk latihan fungsional dapat tercapai dengan baik.
B. Manfaat Terapi Balance Exercise (Kisner, 2007)

1. Mengurangi nyeri tekan lutut


2. Mengurangi nyeri gerak aktif dan pasif maupun aktif melawan tahanan
pada gerakan flexi dan ekstensi pada lutut
3. Meningkatkan LGS pada lutut kiri.
4. Meningkatkan kekuatan otot.
5. Mencegah deformitas (perubahan struktur) pada lutut kiri
6. Meningkatkan aktifitas fungsional seoptimal mungkin
C. Tahapan Terapi Balance Exercise
1. Gerakan pertama, berdiri dengan mengangkat satu kaki
Klien berdiri tegak dengan berpegangan
pada kursi. Angkat salah satu tungkai setinggi
panggul dan pertahankan dalam 5 hitungan.
Lakukan bergantian untuk tungkai kanan dan
kiri.
2. Gerakan kedua, berdiri dengan mengangkat
satu tungkai ke samping
Klien berdiri tegak berpegangan pada
kursi. Ayunkan salah satu tungkai ke
samping dan pertahankan dalam 5 hitungan.
Lakukan bergantian untuk tungkai kanan dan
kiri.
3. Gerakan Ketiga, duduk tanpa bersandar kaki
bertumpu pada lantai
Klien duduk dikursi dengan punggung
tegak tanpa bersandar. Kaki klien menumpu
pada lantai, pertahankan dalam 5
hitungan.
4. Gerakan keempat, posisi untuk berdiri
Klien dari posisi duduk tanpa
bersandar kaki bertumpu pada lantai, badan
dicondongkan kedepan, tangan kemudian
bertumpu pada lutut, pertahankan dalam 5 hitungan.
5. Gerakan kelima, berdiri dari posisi duduk kemudian duduk kembali
Klien duduk di kursi/ bed. Lakukan latihan berdiri dari posisi
duduk dengan menempatkan kedua kaki klien di depan kursi/ bed
kemudian berdiri. Gunakan pegangan kursi/ walker apabila
diperlukan. Kurangi bantuan pegangan pada kursi/ walker jika klien
sudah mampu/ kuat. Setelah itu duduk kembali.

6. Gerakan keenam, mengambil barang dilantai


dari posisi berdiri
Klien dari posisi berdiri membungkungkan
punggung dan pinggul kedepan condong
kebawah, tangan menggambil barang dilantai
dengan kaki tetap lurus berdidi pertahankan 5
hitungan.

D. Daftar Pustaka

Agustina, Putu Eko; I Wayan Suardana, Sang Ayu Ketut. Pengaruh


Balance Exercise Terhadap Keseimbangan Tubuh pada Lansia di
Banjar pande Mengwi. Keperawatan Jiwa, Komunitas dan
Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014. Stikes Wira Medika PPNI
Bali.

Kisner, Carolyn and Lynn Alien Colby, 2007; Therapeutik Exercise


Foundation and Technique; F. A Davis Company, Philadelphia.

Parjoto,Slamet,2000; Assesment Fisioterapi pada OA Sendi Lutut;


TITAFIXV, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai