Anda di halaman 1dari 14

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DAERAH RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS PSIKOLOGI

LAPORAN PROPOSAL KUALITATIF


“KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA OBESITAS”

Dosen pengampu : T. NILA FADHLIA , M. Psi , psikolog

Reza Rasardino Ray


168110241
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I.......................................................................................................................................... 1

I.LATAR BELAKANG.................................................................................................................. 1

II.TUJUAN PENELITIAN.............................................................................................................. 2

III.MANFAAT PENELITIAN......................................................................................................... 2

BAB II......................................................................................................................................... 3

I.TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….3

II.DEFENISI OPERASIONAL........................................................................................................... 3

BAB III........................................................................................................................................ 4

i. METODE PENELITIAN......................................................................................5
ii. Tehnik Analisis Data..............................................................................................5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum ini yang
berjudul “KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA OBESITAS ”. Laporan ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah penelitian kualitatif, Fakultas
Psikologi Universitas Islam Riau Pekanbaru.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan saya.
2. Dosen pembimbing Tengku Nila Fadhlia, M.Psi., Psikolog.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan bagi pembaca lainnya.

Pekanbaru, 25 april 2019

Reza Rasardino Ray


BAB 1

PEBDAHULUAN

A. Latar belakang

Baron dan bryne (2005) menambahkan anak-anak yang kurang percaya diri menyebapkan seseorang

cenderung menjadi pemalu, memiliki self-esteem yang rendah dan merasakan self-concius ketika

berinteraksi dengan orang lain. Perbedaan tingkah laku yang spesifik ditemukaan berasosisasi dengan

keterampilan sosisal yang baik atau buruk.

Kepercayaan diri merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang untuk menapaki roda

kehidupan, rasa percaya diri berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter seseorang,

mental dan karakter seseorang menjadi modal penting bagi masa depan seseorang (aprianto, 2013)

percaya diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang

kita ketahui dan segala yang kita kerjakaan. Sama seperti kebanyakan orang, awalnya saya pun

mendasarkan rasa percaya diri itupada kemampuaan saya mengerjakaan sesuatu. Jika berhasil, maka

saya merasa percaya diri. Kepercayaan diri adalah suatu tingkatan rasasugesti tertentu yang

berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu, dan menerima diri

apa adanya, percaya diri merupakan salah satu modal utama dalam melakukan aktivitas karena

kurangnya kepercayaan diri akan berdampak negatif terhadap kehidupan, salah satunya adalah akan

menutup diri/mengasingkan diri. Salah satu faktor yang dapat menurunkan kepercayaan diri

seseorang ialah masalah penampilan fisik. Menurut Anthony, faktor kondisi fisik merupakan salah satu

penyebab utama rendahnya harga diri dan rasa percaya diri. Seperti yang kita tahu bahwa masa

remaja merupakan masa dimana terjadi perubahan fisik yang cukup signifikan Hurlock menyatakan

bahwa masa remaja ditandai dengan perubahan fisik, sikap, serta perilaku yang sangat cepat.

Terdapatbeberapa macam perubahan yang umumnya dialami oleh remaja yaitu meningginya emosi,

terjadinya perubahan fisik, minat, sikap, dan peran yang harus dijalani pada mahasiswa, sehingga para

remaja sangat mudah mengalami krisis kepercayaan diri jika menyangkut soal penampilan fisik.

Penampilan fisik yang berubah dan dapat memengaruhi masalah kepercayaan diri pada mahasiswa

ialah masalah berat badan Hal ini dikarenakan anak remaja selalu membandingkan dirinya dengan

gambar-gambar yang ada di reklame dan film-film yang banyak menampilkan figur berbadan

proposional, sehingga remaja jadi sangat peduli terhadap kondisi fisik atau penampilannya dan akan
terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman bagi mereka,

sehingga adanya kecenderungan menjadi gemuk atau mengalami obesitas dapat mengganggu dan

menjadi sumber kurangnya rasa percaya diri pada masa remaja. Berdasarkan uraian latar belakang di

atas, maka penulis tertarik untuk menggali dari sudut pandang psikologis yang berkaitan dengan

tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa yang mengalami obesitas

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepercayaan diri mahasiswa obesitas

C. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini nantinya adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmu dalam segi teoritis yaitu memperkaya

ilmu pengetahuan dibidang psikologi

2. Manfaat praktis

hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai sumbangan ilmu

dan informasi mengenai kepercayaan diri mahasiswa obesitas


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fatimah (2008) menjelaskan bahwa kepercayaan diri pada diri sendiri adalah kemampuaan berfikir

rasional (rational belief) berupa keyakinan-keyakinan, ide-ide dan proses berfikir yang tidak

mengandung unsur keharusaan yang menuntut individu sehingga menghambat proses perkembangan

dan ketika menghadapi problem atas persoalaan mampu berfikir, menilai, menimbang, menganalisa,

memutuskan dan melakukan. Rasa percaya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri.

Rasa percaya diri (self-efficacy) adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri

disebut juga sebagai harga diri atau gambaran diri.

Menurut ghufron & Risnawati (2012) kepercayaan diri adalah kekuataan yang mendorong seseorang

untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri. Tanpa rasa percaya diri, seorang akan

hidup dibawah bayangan-bayangan orang lain. Ia akan selalu takut pada kegagalan dan sesuatu yang

tidak di ketahui. Karena itu, ia tidak berani melakukan perubahaan sekecil apapun untuk keluar dari

kebiasaan.

menurut majid (2013) kepercayaan dapat dibangun oleh penjelasan bahwa hanya itu jauh dari kita,

karena itu orang harus mampu menghilangkan rasa takut yang tidak berasalan maka dengan

menghilangkan rasa ketakutaan yang sedang yang dihadapi maka akan muncul sesuatu rasa

kepercayaan diri pada seseorang.

Baron dan bryne (2005) menambahkan anak-anak yang kurang percaya diri menyebapkan seseorang

cenderung menjadi pemalu, memiliki self-esteem yang rendah dan merasakan self-concius ketika

berinteraksi dengan orang lain. Perbedaan tingkah laku yang spesifik ditemukaan berasosisasi dengan

keterampilan sosisal yang baik atau buruk.

Kepercayaan diri merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang untuk menapaki roda

kehidupan, rasa percaya diri berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter seseorang,

mental dan karakter seseorang menjadi modal penting bagi masa depan seseorang (aprianto, 2013)

percaya diri adalah sesuatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang

kita ketahui dan segala yang kita kerjakaan. Sama seperti kebanyakan orang, awalnya saya pun
mendasarkan rasa percaya diri itupada kemampuaan saya mengerjakaan sesuatu. Jika berhasil, maka

saya merasa percaya diri

Elfiky (2014) percaya adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekeutaan

yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri.

Menurut ghufron & risnawati (2012) kepercayaan diri merupakan sikap, mental seseorang dalam

menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai keyakinaan akan

kemampuaan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya

Risman (dalam molloy, 2004) mengatakan percaya diri (self confidance) adalah meyakinkan kepada

kemampuaan dan penilaiaan (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan

yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin

menentang dan kepercayan atas keputusan atau pendapat. Orang yang tidak percaya diriakan terus

menerus merasa jauh, takut untuk mencoba, merasa ada yang salah dan khawatir

Wibowo (2007) mengatakan rasa peraya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri.

Sebagai contoh, seorang remaja bisa mengerti bahwa dia tidak hanya seseorang, tetapi ia juga seorang

yang baik. Tentu saja tidak semua remaja memiliki gambaran positif yang menyeluruh tentang diri

mereka

Lauster (dalam ghufron & risnawati, 2012) mengungkapkan kepercayaan diri diperoleh dari

pengalaman hidup. Kepercayan diri merupakan salah satu aspek kehidupan yang berupa keyakinan

akan kemampuan diri seorang sehingga tidak terpengaruh orang lain dan dapat bertindak sesuai

kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Kepercayaan berhubungan

dengan kemampuaan melakukan sesuatu yang baik. Anggapan seperti ini membuat individu tidak

pernah menjadi orang yang mempunyai kepercayaan diri yang sejati. Bagaimana kemampuan manusia

terbatas pada sejumlah hal yang dapat dilakukan dengan baik dan sejumlah kemampuan yang dikuasai

Menurut angelis (dalam wibowo, 2007) kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki

seorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti

yang diharapkan. Kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala yang

di inginkan dan dibutuhkan dalam hidup serta terbina dari keyakinan diri sendiri. Anthony mengatakan

keprcayan diri adalah keyakinan seseorang yang diperoleh melalui menolong dengan dirinya sendiri
yang bersifat internal, keyakinan yang mendukung pencapayan berbagai tujuan hidupnya untuk idak

berputus asa walaupun menuai kegagalan

Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang artinya percaya pada kemampuan,

kekuatan dan penilaia ndiri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah

berupa penilaian yang positif.Penilaian positif inilah yang nantinya akan menimbulkan sebuah motivasi

dalam diri individu untuk lebih mau menghargai dirinya.

Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala

aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnyamerasa mampu untuk

bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya (Thursan, 2002Hal. 63).Menurut Hakim (dalam Polpoke,

2004) secara sederhanamengungkapkan bahwasanya kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan

seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut mempunyai

merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.Kepercayaan diri merupakan

factoryang sangat penting bagi siswa,

karena sikap percaya diri akan membuat individu merasa optimis dan mampu untuk melakukan

penyesuaian dengan lingkungan sosialnya. Kepercayaan diri didefinisikan berbeda-beda dalam

literature psikologi. Pengertian secara 11sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan

seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut

membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya (Thursan, 2002Hal.6).

D. Defenisi Operasional

Sebagai mahasiswa mempunyai kepercayaan diri yang berbeda dalam hal penampilan. Berdasarkan

beberapa penjelasaan ahli diatas maka dapat disimpulkan bahawa kepercayaan diri adalah keyakinan

individu yang menganggap bahawa dirinya mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya

dan orang lain serta mapmpu mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya.

Mahasiswa merupakan orang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi baik negeri

ataupun swasta.
a) Aspek-Aspek Kepercayaan Diri

Menurut gufron dan risnawati (2012) individu yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan

terlihat lebih tenang, tidak memiliki rasa takut dan mampu memperlihatkan kepercayaan setiap

saat. Aspek untuk mengukur kepercayaan diri adalah sebagai berikut:

a. Keyakinan kemampuan diri

Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seorang tentang dirinnya, bahwa ia

mampu secara sungguh-sungguh akan apa dilakukannya

b. Optimis

Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik

dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya

c. Objektif

Objektif adalah sikap memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan

kebenaraan yang semestinya, bukan menurut kebenaraan pribadi atau menurut

dirinya sendiri

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang

telah menjadi konsekuensinya.

e. Rasional dan reaalistis

Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu

kejadiaan dengan menggunakan pemikiraan yang dapat diterima oleh akal dan sesuai

dengan kenyataan
BAB III

A. Metode penelitian

1. Desain Penelitian

Menurut David Williams (dalam Moleong, 2012) mengemukakan bahwa penelitian

kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode

alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (natural). Peneliti

terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami,

mencatat, menganalisis, menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan

dari proses tersebut. Penelitian ini lebih menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus

adalah suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci, dan mendalam serta lebih

diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat

kontemporer, kekinian (Bungin, 2012).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dimana dalam

metode ini data berupa kalimat, argumentasi, penjelasan gambar, dan bukan dalam bentuk

angka (statistik). Penelitian ini menyuguhkan data berdasarkan kejadian yang ada disuatu

lingkungan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumentasi resmi lainnya

(Moleong, 2012). Penggunaan data-data tersebut berfungsi untuk memudahkan dan

membantu penelitian dalam melakukan penelitiannya. Pertanyaan dengan kata tanya

mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti

(Moleong, 2012).

2. Subjek penelitian

Dalam penelitian kualitatif subjek penelitian dikenal dengan istilah partisipan (Hadi,

2004). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Kerlinger (dalam Hamidi, 2010) meyatakan bahwa purposive sampling ditandai secara khas

oleh pengguna pertimbangan dan upaya yang hati-hati untuk memperoleh sample yang

representatif dengan memasukkan daerah atau kelompok yang dinilai mempunyai kekhasan.

Dengan kata lain, purposive sampling diartikan sebagai pengambilan sampel secara bertujuan.

Pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian (Moleong, 2004).


Sutrisno Hadi (dalam Hamidi, 2010) mengemukakan bahwa purposive sampling

adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya. Pemilihan sampel atas ciri-ciri tersebut didasarkan karena ada

pertimbangan-pertimbangan tertentu agar benar-benar mendapatkan sampel yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Kelompok yang dipertimbangkan secara cermat (intuisi) dari

kelompok terbaik (yang dinilai akan memberikan informasi yang cukup), utnuk dipilih

menjadai responden penelitian (Hamidi, 2010).

Partisipan dalam penelitian memiliki karakteristik sebagai berikut:

3. Teknik pengambilan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan obervasi.

Adapun metode-metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi merupakan suatu metode yang utama dalam penelitian kualitatif.

Observasi adalah metode yang berupa pengamatan untuk melihat perilaku, karakteristik,

dan aktivitas yang terjadi terhadap suatu objek. Tujuan utama metode observasional

adalah untuk mendeskripsikan perilaku (Shaughnessy dkk, 2007). Pengamatan perilaku

dilakukan secara langsung, sistematis, faktual, dan akurat.

Bungin (dalam Satori & Komariah, 2011) mengemukakan bahwa observasi

adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan. Indra penglihatan berperan utama dalam

melakukan observasi, karena proses observasi yang berlangsung melibatkan mata dalam

melihat segala kegiatan yang terjadi. Selain indra penglihatan, indra lainnya juga terlibat

dalam proses observasi yaitu misalnya, indra pendengaran, indra penciuman dan

sebagainya. Metode pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal berkaitan dengan ruang,

tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan (Satori &

Komariah, 2011).

Metode observasi yang digunakan yaitu Spaciment Record. Speciment Record

dengan teknik Narrative. Metode pencatatannya menggunakan narasi dimana


pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan

kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.

2) Wawncara

Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interksi komunikasi atau

percakapan antara pewawancara (interviwer) dengan maksud menghimpun informasi dari

interviwee (Saroti & Komariah, 2011).

Menggunakan wawancara semi terstruktur. Wawamcara semi terstruktur adalah

pertanyaan-pertanyaan sudah ada pada pedoman wawancara sebelumnya, namun tidak

berserta jawaban. Urutan pertanyaan boleh diubah, ditambah, atau dikurangi oleh

interviwer. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh interviwer terhadap

subjek itu tergantung pada jawaban subjek sendiri. Menggunakan metode semi terstruktur

karena ingin menggali informasi yang lebih banyak.

B. Teknik analisis data

1. Teknik analisis data

Bungin (2012) mengemukakan bahwa adapun teknik data yang digunakan terdiri

dari 3 tahap, yaitu reduksi data (data reduction), display data, dan kesimpulan (conclution

drawing and verification)

a. Reduksi data (data reduction), adalah penggolongan data ( mulai editing, koding, hingga

tabulasi data) yaitu mencakup hasil pengumpulan data selengkap mungkin dan memilah-

milahkannya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.

b. Display data, seperangkat hasil reduksi data juga diorganisasikan ke dalam suatu bentuk

tertentu (display data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Display data dapat

dibentuk sketsa, sinopsis, matriks, atau bentuk-bentuk lain.

c. Kesimpulan (conclution drawing and verification), setelah melalui display data maka

langkah selanjutnya adalah kesimpulan. Menggunakan sketsa, sinopsis, matriks, atau

bentuk-bentuk lain dalam display data akan sangat diperlukan untuk memudahkan upaya

pemaparan dan penegasan kesimpulan.

2. Kredibillitas penelitian
Menurut Sugiyono (2012) tedapat enam cara pengujian kredibilitas pada penelitian kualitatif,

yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawt, analisis kasus negative, dan member check.

a. Perpanjangan pengamatan

Penelitian kembali ke lapangan, melakukan pengamatan wawancara lagi dengan

sumber data yang pernah ditemua maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan

ini berarti hubungan peneliti dengan sumber data akan semakin terbentuk rapport,

semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh,

apakah data itu diperoleh setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau

tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka

waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

b. Meningkatkan ketekunan.

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara berlebihan cermat

dan berkeseinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa

akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. triangulasi teknik, dilakukan

dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu,

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda.

4. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus berarti penelitian mencari data yang berbeda atau bahkan

bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau

bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

5. Menggunakan bahan referensi


Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.
6. Mengadakan member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi

data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberian data.

Anda mungkin juga menyukai