Anda di halaman 1dari 8

Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

FORMULASI SABUN PADAT HERBAL EKSTRAK DAUN


KETEPENG CINA (Cassia alata.Linn)
Nur Saadah Daud, Musdalipah, Muhammad Harun Ibrahim
nursaadah.akfarbinhus@gmail.com

1
Laboratorium Farmaseutika dan Teknologi Farmasi
Akademi Farmasi Bina Husada Kendari

Abstrak
Ekstrak ketepeng cina (CassiaalataL.) diketahui mengandung beberapa
metabolit sekunder seperti resin, saponin, fenol, flavonoid, antrakuinon, glikosida
dan alkaloid yang memiliki efek antifungi dan antibakteri yang bermanfaat dalam
pembuatan sabun herbal. Penelitian ini bertujuan membuat sediaan sabun padat
herbal padat ekstrak etanol daun ketepeng cina. Proses ekstraksi daun ketepeng
cina dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%.
Ekstrak kental yang diperoleh diformuasi ke dalam bentuk sediaan sabun dengan
variasi konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO) 15%, 20% dan 25%. Parameter
evaluasi fisik sediaan yang diteliti adalah uji organoleptik, uji stabilitas busa dan
uji pH yang dilakukan sekali seminggu pada penyimpanan suhu kamar selama
kurun waktu 4 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ketepeng cina
dapat dibuat sediaan sabun padat herbal dengan konsentrasi VCO 15%, 20%, dan
25%. Sabun padat herbal yang dihasilkan berbentuk padat, beraroma minyak
mawar, berwarna hijau kecoklatan dan pH bernilai 11 yang memenuhi standar
pH sabun yang aman bagi kulit. Keempat parameter tersebut stabil selama
penyimpanan. Semakin tinggi konsentrasi VCO yang digunakan, semakin tinggi
busa sabun yang dihasilkan.
Kata Kunci : Daun Ketepeng cina, sabun padat, VCO

Abstract
Extract of Cassia alata L. known to contain several secondary metabolites
such as resins, saponins, phenols, flavonoids, anthraquinone, glycosides and
alkaloids which have antifungal and antibacterial effects that are useful in the
manufacture of herbal soap. The aim of this study was toformulatethe ethanolic
extract of Cassia alata L.into herbal bar soap form. The extraction process used
maceration method with 96% ethanol as solvent. The herbal bar soap were made
with various concentration of Virgin Coconut Oil (VCO) of 15%, 20% and 25%.
Evaluation parameters were the organoleptic test, the foam stability test and pH
test. They were done once a week at room temperature for 4 weeks period.
The results showed that ethanolic extract of Cassia alata L.could be made
intobar soap with VCO concentrations of 15%, 20% and 25%. The herbal bar
soaps were solid, have scented rose oil, coloured of brownish green and pH-value
of 11 that met the standards of the skin safety. These four parameters were stable

13
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

during 4 weeks of storage. The higher concentration of the VCOresulted the


higher of bar soap’s foam.
Keywords : Ketepeng cina, bar soap, physical evaluation

PENDAHULUAN berpotensi dikembangkan menjadi


Tanaman ketepeng cina sediaan sabun antiseptik (Esimone et
(Cassia alata.Linn) al, 2007).
dilaporkanmemiliki aktivitas Menurut SNI 06-3532-1994,
antifungi dan antibakteri terhadap sabun merupakan sediaan pembersih
berbagai fungi dan bakteri seperti yang terdiri atas senyawa natrium
Candida albicans, Aspergilus dan kalium dengan asam lemak dari
fumigatus, dan Staphylococcus minyak nabati dan atau lemak
aureus (Majekodunmi & Essien, hewani. Pembuatan sabun
2014; Tomothy et al, 2012). berdasarkan pada reaksi saponifikasi
Ketepeng cina juga bermanfaat antara minyak atau lemak dengan
dalam perawatan kondisi kulit yang alkali kuat.Salah satu sumber minyak
berjerawat dengan caramenggosok yang dapat digunakan adalah VCO.
daun segar ketepeng cina tersebut Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
setelah dilumatkan pada bagian yang minyak dari buah kelapa yang
terinfeksi. Ketepeng cina diketahui bening, berbau harum dan
mengandung beberapa metabolit mengandung asam lemak rantai
sekunder seperti resin, saponin, menengah (Medium Chain Fatty
fenol, flavonoid, antrakuinon, Acid). Minyak kelapa biasa memiliki
glikosida dan alkaloid (Akinde et al, kadar air dan asam lemak bebas yang
1999). Senyawa-senyawa tersebut cukup tinggi yang merugikan
dapat dimanfaatkan dalam kesehatan, berwarna kecokelatan
pembuatan sabun herbal yang kini hingga cepat berbau tengik.
popularitasnya semakin meningkat. Penggunaan VCO sebagai sumber
Sabun herbal ketepeng cina minyak memiliki banyak keuntungan
menunjukkan aktivitas yang tinggi di antaranya adalah sebagai
dalam mengatasi patogen-patogen pelembut, mencegah terjadinya
umum pada kulit, sehingga bercak di kulit karena proses

14
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

penuaan, dan melindungi kulit dari bahan terhadap pelarut 1 : 7,5),


sengatan sinar matahari dengan sesekali diaduk.Pelarut
(Herlambang, 2005). dalam ekstrak cair selanjutnya
Pada penelitian ini uji diuapkan menggunakan rotary
organoleptik, uji derajat keasaman evaporator, hingga diperoleh
(pengukuran pH) dan uji stabilitas ekstrak kental yang siap
busa dilakukan pada sabun herbal digunakan.
padat ekstrak daun ketepeng cina b. Formulasi sabun herbal padat
yang telah diformulasi dengan Formula sabun herbal
penambahan beberapa bahan padat ekstrak daun ketepeng cina
tambahan.Melalui penelitian ini menggunakan beberapa bahan
diharapkan dapat memberi nilai tambahan sebagaimana tertera
tambah pada tanaman ketepeng cina pada Tabel 1. Proses pembuatan
secara medis, industri dan ekonomi diawali dengan melelehkan asam
dalam bentuk sediaan sabun herbal stearat dalam lumpang panas
padat yang memenuhi syarat evaluasi (campuran 1). Selanjutnya
fisik. ditambahkan VCO, minyak
zaitun, gliserin, natrium lauril
METODOLOGI sulfat dan minyak mawar pada
a. Ekstraksi daun ketepeng cina campuran 1 dan dijaga suhunya ±
Simplisia daun ketepeng 50 oC (campuran 2).NaOH 30%
cina yang muda dengan tekstur ditambahkan ke dalam campuran
yang lunak diperoleh dari 2 sambil dihomogenkan
Kelurahan Latoma, Unaaha. menggunakan mixer (New Viva).
Setelah melalui proses Pada tahap akhir ditambahkan
pengolahan hingga proses sortasi NaCl dan ekstrak daun ketepeng
kering, simplisia sebanyak 600 g cina sedikit demi sedikit sambil
diekstraksi dengan metode terus dimixing hingga terbentuk
maserasi selama 3 malam massa sabun dengan suhu tetap
o
menggunakan etanol 96% terjaga ± 50 C. Campuran
sebagai pelarut (perbandingan homogen dituang ke dalam

15
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

cetakan dan disimpan pada suhu


kamar selama 1 bulan.

Tabel 1.Formula Sabun Herbal Padat Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina.Tiap 50 g sabun
padat mengandung :
Formula
Bahan Kegunaan
A (%) B (%) C (%)
Ekstrak daun ketepeng
3 3 3 Bahan aktif
cina
VCO 15 20 25 Sumber minyak
Sumber minyak
Minyak zaitun 10 10 10
dan emolien
Pengeras sabun
Asam stearat 10 10 10
dan penstabil busa
NaOH 30% 30 30 30 Sumber alkali
Gliserin 10 10 10 Humektan
Surfaktan dan
Natrium lauril sulfat 1 1 1
pembentuk busa
NaCl 0,2 0,2 0,2 Penetral pH
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 Pelarut
Minyak mawar qs qs qs Pewangi
Keterangan :
q.s = quantum sufficit (secukupnya)

c. Evaluasi Hasil Sediaan baliknyaselama 10 menit. Amati


Evaluasi hasil sediaan tinggi busa yang terbentuk 5
dilakukan sekali seminggu menit kemudian; dan (3) Uji nilai
selama 4 minggu penyimpanan pH menggunakan kertas pH
pada suhu kamar. Evaluasi yang universal.
dilakukan meliputi : (1) Uji
organoleptik, yang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan mengamati bentuk, warna Ekstrak etanol daun ketepeng
dan aroma sediaan; (2) Uji cina yang diperoleh dari proses
stabilitas busa, yang dilakukan maserasi berupa ekstrak kental
dengan menambahkan 1 g berwarna hijau kehitaman. Hasil
sediaan sabun ke dalam gelas evaluasi sediaan sabun herbal padat
ukur 25 mL yang ditambahkan dengan bahan aktif ekstrak tersebut,
aquadest ad 10 mL, lalu dikocok secara lengkap tertera pada Tabel 2.
dengan membolak-

16
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

Tabel 2. Hasil Evaluasi Sediaan Sabun Herbal Padat Ekstrak Daun Ketepeng Cina (n =3).
Minggu ke-
Parameter Formula
I II III IV
A Padat Padat Padat Padat
Bentuk B Padat Padat Padat Padat
C Padat Padat Padat Padat
A Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan
Warna B Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan
C Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan Hijau kecoklatan
A Minyak mawar Minyak mawar Minyak mawar Minyak mawar
Aroma B Minyak mawar Minyak mawar Minyak mawar Minyak mawar
C Minyak mawar Minyak mawar Minyak mawar Minyak mawar
A 11 11 11 11
Ph B 11 11 11 11
C 11 11 11 11
A 4,5 3,5 2,0 1,2
Tinggi
B 5,5 4,0 2,5 1,5
busa (cm)
C 6,0 5,5 4,5 1,5
Keterangan :
Formula A = Sabun herbal padat dengan VCO 15%
Formula B= Sabun herbal padat dengan VCO 20%
Formula C= Sabun herbal padat dengan VCO 25%

a. Uji Organoleptik formula B nampak distribusi


Hasil uji organoleptik warna kurang homogen. Hal
pada Tabel 2 menunjukkan tersebut disebabkan proses
bahwa ketiga formula sabun pencampuran pada saat
herbal yang dibuat berbentuk penambahan ekstrak yang kurang
padat, berwarna hijau kehitaman maksimal. Sediaan sabun padat
dan beraroma minyak mawar terbentuk sebagai hasil reaksi
sebagaimana ditunjukkan pada saponifikasi antara sumber
Gambar 1. Bentuk sabun minyak (VCO dan minyak
tergantung pada cetakan yang zaitun) dengan alkali kuat
digunakan, sedangkan warna (NaOH) menghasilkan produk
sabun disebabkan oleh warna gliserin dan asam lemak
ekstrak daun ketepeng cina yang (sabun).Bentuk, warna dan aroma
berwarna hijau kehitaman yang sabun tidak mengalami
ditambahkan pada formula.Pada perubahan selama penyimpanan

17
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

4 minggu.

A B C

Gambar 1.Sabun herbal padat ekstrak daun ketepeng cina.


(A) dengan VCO 15%; (B) dengan VCO 20%; (C) dengan VCO 25%.

Melalui pengamatan Hasil pengukuran nilai


secara visual menunjukkan pH pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi bahwa ketiga formula sabun
VCO tidak menunjukkan mempunyai nilai pH yang sama
pengaruh yang nyata terhadap yaitu 11 dan stabil selama 4
organoleptik sabun yang minggu penyimpanan pada suhu
dihasilkan. Kepadatan sabun, kamar. Nilai pH ini menunjukkan
warna dan aroma pada ketiga sabun yang dihasilkan bersifat
formula relatif sama. Hal ini juga basa. Nilai pH sabun herbal ini
disebabkan oleh penambahan masih memenuhi syarat yang
asam stearat dengan konsentrasi ditetapkan oleh ASTM
yang sama sebagai pengeras (American Society for Testing
sabun pada ketiga formula. and Material) D 1172-95 untuk
Walaupun demikian, untuk pH sabun mandi yaitu 9-11.
pengujian kepadatan sabun Sabun merupakan
disarankan untuk dilakukan pada kosmetik pembersih yang dibuat
penelitian lanjutan, dengan dengan mereaksikan minyak-
mengukur kekerasan sabun lemak dengan basa dalam jumlah
menggunakan hardness tester. yang berlebihan. NaOH sebagai
b. Uji pH sumber alkali yang terlibat pada

18
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

proses ini biasanya jumlahnya tinggi konsentrasi VCO yang


yang berlebihan, maka dalam digunakan, maka semakin tinggi
kebanyakan sabun masih terdapat busa yang dihasilkan. Akan
sisa-sisa basa sehingga sabun tetapi, busa yang terbentuk tidak
banyak bersifat basa(Rostamilis stabil setelah penyimpanan
2005). Hasil serupa juga selama 4 minggu walaupun pada
dilaporkan oleh Kasor (2015) ketiga formula sabun
yang membuat sabun transparan ditambahkan asam stearat dan
menggunakan VCO 7,5%-30% natrium lauril sulfat pada
dengan nilai pH rata-rata berkisar konsentrasi yang sama.
10,22 – 10,51. Ketidakstabilan busa sabun ini
c. Uji Stabilitas Busa akan berpengaruh terhadap
Uji stabilitas busa penerimaan konsumen dalam
bertujuan untuk mengetahui penggunaannya. Perilaku
pengaruh VCO terhadap konsumen menunjukkan bahwa
kestabilan busa yang dihasilkan mereka akan puas jika sabun
oleh sabun herbal padat, dengan yang digunakan banyak berbusa.
penambahan asam stearat sebagai
penstabil busa dan natrium lauril KESIMPULAN
sulfat sebagai surfaktan dan Hasil penelitian menunjukkan
pembentuk busa. Banyaknya bahwa ekstrak daun ketepeng cina
busa yang dihasilkan menjadi dapat diformulasi menjadi sediaan
salah satu parameter penting sabun herbal padat ekstrak daun
yang perlu diperhatikan dalam ketepeng cina memenuhi syarat uji
penentuan mutu sabun. organoleptik dan uji pH, akan tetapi
Parameter yang digunakan adalah stabilitas busa yang dihasilkan tidak
dengan melihat tinggi busa sabun stabil.
pada tabung reaksi dan diamati
penurunan tinggi busa tiap
minggunya. Hasil uji pada Tabel
2 menunjukkan bahwa semakin

19
Warta Farmasi, 5(1), 13 – 20, 2016 Nur Saadah Daud, dkk

DAFTAR PUSTAKA Containing The Methanolic


1. Akinde, B.., Okeke & Extract of Cassia alata for
Orafidiya, O.., 1999. Skin Diseases. Journal of
Phytochemical and Coastal Life Medicine, 2(11),
Antibacterial Evaluations of pp.872–875.
Cassia alata Leaves-Extracts. 6. Rostamilis, 2005. Perawatan
Afr. J. Med. and Pharm. Sci, Badan, Kulit dan Rambut,
1, pp.38–43. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2. Esimone, C. et al., 2007. No 7. Timothy, SY, et al., 2012.
TitleEvaluation of The Antifungal Activity of
Antiseptic Properties of Aqueous and Ethanolic Leaf
Cassia alata Based Herbal Extracts of Cassia Alata
Soap. The Internet Journal of Linn. , 2(7), pp.182–185.
Alternative Medicine, 6(1),
pp.1–5.
3. Herlambang, A.., 2005.
Terapi Minyak Nabati
Keampuhan VCO dan 16
Minyak Ajaib, Jakarta.
4. Kasor, F., 2015. Pengaruh
Penggunaan Virgin Coconut
Oil (VCO) Sebagai Emolient
Terhadap Sifat Fisik dan
Stabilitas Vitamin C dalam
Sabun Transparan.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
5. Majekodunmi, S.. & Essien,
A.., 2014. Development and
Evaluation of Antimicrobial
Herbal Formulations

20

Anda mungkin juga menyukai