Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN PENELITIAN

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan
Dosen Pengampu : Bapak Muhammad Mustofa, M. Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 13

Fajar Ari Laksana 1911010313


Fitri Nurjanah 1911010324

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
RADEN INTAN LAMPUNG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Penelitian” ini. Sholawat
beserta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita semua dari alam kejahilia ke alam yang terang benderang
yang disinari oleh ilmu pengetahuan, iman dan islam.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Penelitian” ini. Kami sadar,
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Bandar Lampung, 08 Desember 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kebijakan .................................................................... 2

B. Urgensi Dan Fokus Penelitian Kebijakan ...................................................... 4

C. Karakteristik Penelitian Kebijakan ................................................................ 6

D. Metode Penelitian Kebijakan......................................................................... 9

E. Format Penelitian Kebijakan ......................................................................... 14

F. Contoh Kerangka Isi Penelitian Kebijakan ................................................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 20

B. Saran ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tatanan kehidupan manusia semakin melaju dengan pesatnya seiring dengan
perkembangan zaman dan era globalisasi saat ini. Tatanan kehidupan modern
memungkinkan munculnya berbagai konsep penelitian yang bersinergi dengan
berbagai gejala kehidupan modern tersebut dengan serasi. Penelitian yang dilakukan
dapat bermacam-macam sesuai dengan keinginan dari para peneliti yang akan
melakukan penelitian. Salah satunya adalah penelitian kebijakan yang dapat disebut
sebagai penelitian ilmiah karena didukung dari berbagai teori yang ada.

Penelitian kebijakan, termasuk ke dalam kelompok penelitian terapan atau


didalam lingkup penelitian sosial yang dalam aplikasinya mengikuti prosedur umum
penelitian yang berlaku, disertai dengan sifat spesifiknya. Secara sederhana
penelitian kebijakan dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan
untuk mendukung kebijakan. Oleh karena sifatnya mendukung kebijakan, maka
penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti mengada-ada. Penelitian kebijakan
berfokus pada gejala sosial, yang salah satunya adalah menyangkut tentang
pendidikan bahkan pada pemerintahan pun dikatakan sebagai gejala sosial. Dari
gejala tersebut yang selalu muncul ke permukaan pada era sekarang ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, Urgensi dan Fokus Penelitian Kebijakan?
2. Bagaimana Karakteristik dan Metode Penelitian Kebijakan?
3. Bagaimana Format Penelitian Kebijakan?
4. Bagaimana Contoh Kerangka Isi Penelitian Kebijakan?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami Pengertian, Urgensi dan Fokus Penelitian Kebijakan?
2. Memahami Karakteristik dan Metode Penelitian Kebijakan?
3. Memahami Format Penelitian Kebijakan?
4. Megamati Contoh Kerangka Isi Penelitian Kebijakan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kebijakan


Istilah lain dari penelitian adalah riset. Riset berasal dari bahasa
Inggris research, research yang berasal dari kata re (kembali) dan search (mencari).
Secara etimologi penelitian berarti "mencari kembali" yaitu mencari fakta-fakta baru
yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teori untuk memperdalam dan
memperluas ilmu tertentu. Setiap ilmuwan baik eksakta maupun sosial dalam
melakukan penelitian harus didasari dengan adanya rasa keingintahuan. Rasa ingin
tahu itu dapat menimbulkan keinginan mereka dalam melakukan penelitian untuk
memperdalam dan memperluas ilmu yang ditekuni.1

Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa
Inggris. Kata policy diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan
mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan,
partai politik, dan lain-lain. Kebijakan juga diartikan sebagai pernyataan-pernyataan
mengenai kontrak penjaminan atau pernyataan tertulis. Dengan demikian,kebijakan
merupakan suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-
cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan
tertentu.

Ann Majchrzak (1984) mendefinisikan penelitian kebijakan sebagai proses


penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis terhadap
masalah-masalah sosial yang bersifat fundamental secara teratur untuk membantu
pengambil kebijakan memecahkan dengan jalan menyediakan rekomendasi yang
berorientasi pada tindakan atau tingkah laku pragmatik. Oleh karena sifatnya
berorientasi kepada tingkah laku pragmatik, maka yang perlu dihasilkan oleh
peneliti kebijakan adalah bukan terletak pada hingga mana bobot ilmiah sebuah

1
Bob Susanto, “Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli,” diakses 10 Desember 2021,
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/8-pengertian-penelitian-menurutpara.html.

2
hasil penelitian, namun hingga mana hasil penelitian punya aplikabilitas atau
kemamputerapan dalam rangka memecahkan masalah sosial.2

Robert P. Meyer dan Ernest Greenwood mengartikan penelitian kebijakan


adalah penelitian empirik yang dilakukan untuk memverifikasi proposisi-proposisi
mengenai beberapa aspek hubungan antara-tujuan dalam perbuatan kebijakan.
Penelitian kebijakan dapat dipikirkan sebagai penelitian sosial terapan karena
penelitian kebijakan memiliki fokus utama yang sama dengan penelitian sosial
terapa yaitu dalam pemecahan masalah praktis.

Sudarwan Danim3 mendefinisikan penelitian kebijakan sebagi penelitian yang


dimaksudkan untuk membuat kebijakan dalam rangka pemecahan masalah sosial.
Penelitian kebijakan juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian yang
dilakukan untuk mendukung kebijakan. Kekhasan penelitian kebijakan terletak pada
fokusnya, yaitu berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial
yang unik, yang jika tidak segera dipecahkan akan memberikan efek negatif yang
sangat luas.

Dengan demikian, bahwa penelitian kebijakan merupakan salah satu jenis


penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
Suharsimi Arikunto dalam bukunya Manajemen Penelitian memberikan batasan
pengertian tentang penelitian deskriptif, yaitu penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa
adanya” tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam
penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum
adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Jadi
Secara sederhana penelitian kebijakan didefinisikan sebagai kegiatan penelitian
yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Oleh karena sifatnya mendukung
kebijakan, maka penelitian ini bersifat khas, namun tidak berarti mengada-ada.4

2
HAR Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016). Hal. 241.
3
Sudarman Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). Hal. 23.
4
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2009).

3
B. Urgensi Dan Fokus Penelitian Kebijakan
Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling
urgen, khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun
masalah publik. Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka
semakin banyak pula masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan
sendiri tanpa pendapat atau informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun
kualitatif.

Kegiatan penelitian kebijakan diawali dengan pemahaman yang menyeluruh


terhadap masalah publik, seperti kekurangan nutrisi, kemiskinan, ledakan penduduk,
urbanisasi, inflasi, kerawanan sosial dan lain-lain, dilanjutkan dengan pelaksanaan
penelitian untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Kegiatan akhir dari
penelitian kebijakan adalah merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk
disampaikan kepada pembuat kebijakan. Tapi, kebanyakan hanya membuat
kebijakan tanpa memberi solusi untuk dapat mengatasi dari permasalahan dari
kebijakan tersebut.5

Sebagaimana yang dipaparkan Sudarwan Danim, Penelitian kebijakan (policy


research) secara spesifik ditujukan untuk membantu pembuat kebijakan
(policymaker) dalam menyusun rencana kebijakan, dengan jalan memberikan
pendapat atau informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah yang
kita hadapi sehari-hari. Dengan demikian, penelitian kebijakan merupakan
rangkaian aktifitas yang diawali dengan persiapan peneliti untuk mengadakan
penelitian atau kajian, pelaksanaan penelitian, dan diakhiri dengan penyusunan
rekomendasi.
Selain itu penelitian kebijakan juga dipersepsikan sebagai:
a. Basic social research; yakni penelitian kebijakan harus dilaksanakan secara
sesuai prosedur kerja ilmiah.
b. Technical social researh; yakni bahwa penelitian kebijakan harus
mampu merumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang dapat dikembangkan

5
Nehru Meha, “Studi Penelitian Kebijakan,” diakses 10 Desember 2021, http://mehas3paudunj2010.
blogspot.co.id/2011/01/studi-penelitian-kebijakan.html.

4
instrumen-instrumen teknisnya.
c. Policy research harus menghasilkan kebijakan publik.6

Berdasarkan paparan di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian kebijakan harus


dipersepsi dari sisi kemanfaatannya. Walaupun sebuah penelitian semestinya
bernuansa ilmiah, namun penelitian kebijakan kiranya belum perlu dipersepsikan
sebagai kajian ilmiah atau tidak, melainkan harus dilihat dari kemanfaatannya bagi
pemecahan masalah sosial atau masalah publik. Tentu saja jika rekomendasai yang
dihasilkan oleh peneliti kebijakan dapat diimplementasikan oleh pembuat kebijakan
dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Penelitian kebijakan memiliki sifat yang sangat khas. Kekhasan penelitian ini
terletak pada fokusnya. Sudarwan Danim7 menjelaskan fokus penelitian kebijakan
secara umum adalah: berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah
sosial yang unik, yang jika tidak dipecahkan akan memberi efek negatif yang
sangat luas. Tidak ada ukuran pasti mengenai luas atau sempitnya suatu masalah
sosial. Sebagai contoh tentang analisis kebijakan yaitu, rendahnya kualitas
pendidikan dapat dipersepsi dari banyak sisi yang menyebabkan rendahnya kualitas
itu, seperti: Kualitas guru, Kualitas proses belajar mengajar, Kualitas kurikulum,
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta sumber belajar, Kualitas raw
input lembaga pendidikan, Kondisi lingkungan sosial budaya dan ekonomi. Nehru
Meha menyebutkan kekhasan penelitian kebijakan antara lain adalah rendahnya
ketertiban ilmiah akibat kuatnya pengaruh lingkungan sosio-politik (sociopolitical
environtment) dan kemauan pembuat kebijakan (user) hasil penelitian, serta lebih
menekankan kepada sintesis terfokus dan data sekunder. Arah penelitian kebijakan,
diwarnai oleh political will pembuat kebijakan. Sehingga pengaruh lingkungan
sosio-politik mewarnai proses perumusan hasil penelitian kebijakan sangat
ditentukan oleh budaya politik suatu negara.

6
Sun Un, “Penelitian Kebijakan,” diakses Juni 6, 2018, http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com
/2009/11/penelitian-kebijakan.html,.
7
Danim, Op. Cit., hal.

5
Oleh karena penelitian kebijakan berorientasi kepada fokus, maka pengkajian
atau penelitian mengenai rendahnya kualitas pendidikan, misalnya, akan
dititikberatkan kepada fokus mana kualitas guru, kualitas proses belajar mengajar
dan sebagainya. Jika penelitian kebijakan difokuskan kepada kualitas proses belajar
mengajar, misalnya, maka fokus kajian dapat menyangkut masalah yang luas,
seperti: Intensitas proses belajar siswa di kelas, Intensitas proses belajar siswa di
luar kelas, Kualitas guru dalam mengajar, Kualitas interaksi guru dengan siswa,
Kualitas jaringan-jaringan belajar, Kualitas menu sajian dalam proses belajar
mengajar, Kualitas kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kegiatan inti di
lembaga pendidikan.8

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa fokus penelitian kebijakan pada
dasarnya adalah beorientasi pada solusi dari permasalahan yang muncul akibat
diterapkannya sebuah kebijakan.

C. Karakteristik Penelitian Kebijakan


Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik masing-masing. Demikian
juga dengan penelitian kebijakan. Kekhususan karakteristik penelitian kebijakan
terlihat pada proses kerjanya. Menurut Ann Majchrzak sebagaimana yang dikutip
Sudarwan Danim dalam bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan,
karakteristik penelitian kebijakan adalah sebagai berikut:
a. Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak dimensi
Maksudnya yang dalam terminologi penelitian tradisional sering disebut
pendekatan antar lintas bidang. Kebijakan publik secara tipikal dimaksudkan
untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang kompleks yang munculnya
disebabkan banyak dimensi faktor, efek dan peristiwa. Sebagai contoh mobilitas
pembangunan sekolah dasar inpres tidak dapat di pelajari dari satu sisi saja
misalnya, dari sisi calon siswa mobilitas ini harus dikaji dari banyak focus,
seperti : Calon siswa dan penyebarannya, Sarana transportasi, Keamanan,
Kesehatan dan kenyamaan (dilihat dari segi bahaya becana alam, pencemaran,
dll.), Jumlah kebutuhan guru dan persyaratannya, Sarana pendukung lain seperti

8
Ibid.,

6
sarana kesehatan dan olahraga serta sarana ibadah, Tempat hunian guru dari
luar daerah. Fokus multidimensional ini sangat bermanfaat bagi pengkajian
terhadap masalah yang kompleks. Artinya, masalah-masalah sosial yang
kompleks itu dipersepsi dari banyak sisi.

b. Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif


Maksudnya penelitian ini diawali dengan pemahaman terhadap masalah-
masalah sosial dan usaha-usaha empiris untuk menyusun konsep dari teori-teori
kausal sebagai kajian dari perkembangan masalah-masalah sosial. Alasan
induktif adalah cara berfikir untuk memberi alasan yang dimulai dengan
pernyataan-pernyataan efektif yang spesifik untuyk menyusun suatu
argumentasi yang bersifat umum. Alasan secara induktif banyak digunakan
untuk menjajaki aturan-aturan alamiah dari suatu fenomena misalnya dari
pengamatan bahwa ikan ada mulut, kodok ada mulut, kuda ada mulut, burung
ada mulut maka ditarik kesimpulan binatang ada mulut.

c. Berfokus pada variabel-variabel lunak


Maksudnya untuk mewujudkan penelitian kebijakan yang benar-benar
menghasilkan orientasi tindakan dan rekomendasi-rekomendasi yang dapat
implementasikan, penelitian harus terfokus pada aspek-aspek masalah sosial
yang terbuka untuk mempengaruhi dan menginterprensi. Variabel-variabel yang
terbuka untuk mempengaruhi dan menginterfrensi disebut variabel lunak. Tidak
ada cara yang pasti untuk menentukan apakah sebuah variabel tentu bersifat
lunak atau tidak. Cara yang paling mungkin adalah dengan Tendensi focus
primernya. contohnya penelitian kebijakan tentang mobilitas pembangunan
pemukiman mempunyai tendensi focus primer kepindahan segera atau alasan-
alasan mengapa keluarga memutuskan untuk pindah. Penelitian kebijakan yang
berfokus pada variabel-variabel lunak memberikan sumbangan yang lebih besar
bagi dihasilkannya produk penelitian yang berguna dan rekomendasi-
rekomendasi yang dapat di implementasikan, kerja penelitian kebijakan
hanyalah pekerjaan yang sia-sia.

7
d. Berorientasi kepada pemakai hasil studi
Penelitian kebijakan dimaksudkan untuk merespon kebutuhan calon
pemakai hasil studi. Karakteristik kritis penelitian kebijakan adalah
mengidentifikasi dan mengenal calon pemakai hasil studi (study user), hal ini
merupakan fase tersendiri dalam keseluruhan proses kerja penelitian kebijakan.
Pemakai hasil studi kebijakan banyak dan bervariasi, bisa dalam bentuk
individu/kelompok dan bisa juga dalam bentuk lembaga/organisasi. Oleh karena
itu, beberapa hal yang harus di identifikasi atau dikenal oleh peneliti kebijakan
berkenaan dengan study user adalah :
1. Status lembaga pemakai,
2. Peran yang ditampilkan oleh lembaga pemakai,
3. Harapan-harapan lembaga pemakai mengenai hasil akhir studi (biasanya
diketahui melalui diskusi awal untuk merumuskan masalah penelitian,
4. Karektiristik individu/kelompok pemakai, kepribadian dan asumsi-asumsi
individu/kelompok pemakai, disposisi kebutuhan individu/kelompok
pemakai,
5. Masyaratkan kerja sama.9

Berdasarkan paparan di atas, maka langkah-langkah penelitian kebijakan


menurut Ann Mjchrzak (1984), bahwa lima langkah penelitian kebijakan sebagai
berikut:
a) Persiapan,
b) Konseptualisasi studi,
c) Analisis teknikal,
d) Perumusan rekomendasi,
e) Mengkomunikasikan hasil studi.

Kelima langkah ini sangat esensial dalam usaha mewujudkan penelitian


kebijakan yang berhasil. Informasi yang diperlukan untuk persiapan studi, berupa
kondisi lingkungan sosio-politik harus diidentifikasi, demikian juga masalah-

9
“Karakteristik Studi Penelitian Kebijakan,” diakses 10 Desember 2021, http://dokumen.tips/docum
ents/ karakteristik-studi-penelitian-kebijakan.html.

8
masalah sosial lokal yang bersifat khas. Pendekatan harus dirancang secara baik,
rekomendasi yang dibuat harus dianalisis ulang untuk kemungkinan dimodifikasi,
hasil penelitian harus dikomunukasikan secara tepat. Dan dapat dinyatakan bahwa
nilai special karakteristik penelitian kebijakan adalah pada penekanan-penekanan
khusus dari masing-masing karakteristik tersebut serta kepaduannya.

D. Metode Penelitian Kebijakan


Menurut Coleman sebagaimana yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya
Pengantar Studi Penelitian Kebijakan bahwa dikarenakan penelitian kebijakan
beroperasi pada batas metodologi penelitian pada umumnya (terutama penelitian
ilmu-ilmu sosial), maka tidak ada metodologi tunggal, metodologi yang
komprehensif untuk melaksanakan analisis teknikal dari penelitian kebijakan.

Sudarwan Danim10 menyatakan bahwa ada beberapa metode penelitian


kebijakan, yaitu:
a. Sintesis terfokus. Sintesis terfokus merupakan pendekatan penelitian
kepustakaan terpilih yang diinterpretasikan secara kritis oleh peneliti.
b. Analisis data sekunder. Analisis data sekunder yaitu analisis terhadap data-data
yang telah dipakai oleh pihak lain. James H.Mc Millan memaparkan bahwa
metode analisis data sekunder ialah analisis dan reanalisis database yang ada.
Namun, pertanyaan kebijakan atau keputusan yang memandu reanalisis model
lain dari pertanyaan penelitian tradisional dalam studi meta-analisis. Alih-alih
memeriksa database untuk menentukan keadaan pengetahuan tentang ukuran
pengaruh praktik pendidikan tunggal, analisis kebijakan menghasilkan model
kebijakan yang berbeda dan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan database untuk
memeriksa database.
Selain itu Sudarman Danim juga menyatakan bahwa Metode analisis data
sekunder sebegitu jauh dikatakan sebagai metode yang dilihat dari dimensi
biaya paling efisien. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian kebijakan. Tidak terdapat ketentuan pasti mengenai pada jenjang
mana data tersebut dikatakan sebagai data sekunder. Untuk memudahkan

10
Ibid., hal. 175-201

9
pemahaman mengenai perbedaan antara data primer dengan data sekunder
dapat dijelaskan, bahwa setiap data yang bukan diperoleh dari sumber utamanya
disebut dengan data sekunder.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode analisis data
sekunder hanya mungkin dilakukan jika data dasar yang diinginkan diperoleh
secara mencukupi. Apabila tidak mencukupi maka perlu membangun data dasar
baru (new database) yang diseleksi dari kombinasi data dasar yang berbeda.
Jika data dasar tidak tersedia, peneliti harus memakai metode lain.

c. Eksperimen lapangan
Eksperimen lapangan yaitu suatu metode megumpulkan data primer dengan
jalan melakukan eksperimen lapangan. Metode eksperimen lapangan diartikan
juga sebagai field experiments and quasi-experiments investigate the effect or
change as a result of policy implementation. Because experimental approaches
attempt to explain existing educational conditions, the result may not be useful
in projecting into the future. Policy conditions may be so dynamic that the
result are confined to that particular period of implementation.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan metode ini


adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara
pengeksposan satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih
kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

e. Metode kualitatif
Metode kualitatif yaitu penelitian dengan ciri menggunakan setting alami,
bersifat deskriptif, menekankan kepada proses, menggunakan pendekatan
induktif, dan memberikan perhatian kepada makna.

Beberapa bentuk metode kualitatif yang digunakan untuk mencari data


primer dalam penelitian ini antara lain wawancara, observasi dan kelompok
terfokus. Kelompok terfokus ialah salah satu jenis teknik yang dapat dipakai,

10
dimana individu dicari secara terseleksi dalam kelompok dan diarahkan kepada
diskusi yang terfokuskan pada topik pra spesifik. Kelompok semacam ini sangat
baik untuk membangun isu dan menjejaki faktor-faktor potensial sebagai
penyebab suatu peristiwa.
Aplikasi metode kualitatif dalam penelitian kebijakan dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah sebagai fokus studi penelitian kebijakan.
2) Mengumpulkan data lapangan.
3) Menganalisis data.
4) Merumuskan hasil studi.
5) Menyusun rekomendaasi untuk pembuatan kebijakan.

d. Metode survei
Metode survei yaitu metode untuk mengumpulkan data primer baik secara
sensus maupun sampling. Secara umum aplikasi metode survai dalam penelitian
kebijakan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Perencanaan dan perancangan survai.
2) Memilih subjek.
3) Menyusun instrument.
4) Menentukan prosedur pengumpulan data.
5) Melatih pewawancara atau pengumpul data.
6) Pengumpulan data.
7) Pengolahan dan analisis data.
8) Penyusunan laporan dan rekomendasi hasil peneltian untuk pembuatan
kebijakan.

e. Penelitian kasus
Penelitian kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara mendalam terhadap unit
sosial tertentu dengan metode penelitian yang cepat, baiya efisien, dan ada
ruang yang memungkinkan bagi analisis impresionistik dari sebuah situasi.

11
Penelitian kasus atau studi kasus seringkali digunakan dalam metode penelitian
kebijakan sebagai studi yang cepat, biaya efisien dan ada ruang yang
memungkinkan untuk mendalami sebuah situasi. Beberapa langkah-langkah
studi kasus dalam konteks penelitian kebijakan adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai
2) Menentukan atau merancang pendekatan yang akan digunakan.
3) Mengumpulkan data yang relevan.
4) Menganalisis data.
5) Membuat laporan dan rekomendasi hasil penelitian.

f. Analisis biaya-keuntungan (cost-benefit analysis),


Analisis biaya-keuntungan yaitu metode yang dilakukan dengan cara
pembandingan keuntungan terhadap biaya dari suatu kebijakan. Analisis biaya
keuntungan me-refer kepada set metode dimana peneliti kebijakan
membandingkan biaya (cost) dengan keuntungan (benefit) yang akan diperoleh
oleh masyarakat berdasarkan alternatif pilihan kebijakan. Dalam makna yang
lebih luas, analisis biaya-keuntungan untuk aplikasi sebuah kebijakan dapat
dilihat dari dua sisi. Pertama, keuntungan jangka pendek dari biaya yang
diinvestasikan. Kedua, keuntungan jangka panjang dari biaya yang
diinvestasikan.

g. Analisis keefektifan biaya,


Analisis keefektifan biaya yaitu metode yang menekankan kepada efektivitas
biaya, dalam analisis keefektifan biaya, biaya moneter pilihan kebijakan dapat
dihitung. Bagaimanapun keuntungan dari kebijakan dapat dituangkan dalam
terminologi biaya aktualnya atau hasil yang diharapkan. Analisis semacam ini
relative sangat mudah dilakukan, oleh karena yang dihitung adalah biaya yang
paling fisibel, dalam arti tidak berlebihan dan tidak pula terlalu kecil.
Berdasarkan kutipan di atas metode ini bertujuan untuk mempertimbangkan
tuntutan pembiayaan yang menjadi dasar dalam menentukan kebijakan oleh
pembuat kebijakan.

12
h. Analisis kombinasi,
Analisis kombinasi yaitu kombinasi antara analisis biaya-keuntungan dan
efektivitas biaya Kombinasi analisis biaya keuntungan dengan analisis
keefektifan biaya dipandang cocok bagi usaha untuk merumuskan kebijakan,
mengingat pada kedua analisis tersebut dimensi biaya dinilai dari variable
sejenis. Ada tiga jenis variable biaya dalam analisis kombinasi, yaitu:
1) Biaya-biaya langsung, seperti untuk keperluan personalia dan fasilitas fisik.
2) Biaya-biaya tidak langsung.
3) Biaya-biaya oportunitas, seperti apa yang akan dicapai jika sumber-sumber
digunakan secara berbeda.
Menganalisi biaya dari sudut keefektifanya relatif mudah dilakukan, namun
untuk menganalisis variasi biaya yang muncul sebagai dampak kebijakan itu
tidak jarang sangat sulit. Disinilah diperlukannya peranan para peneliti dari
sebuah kebijakan melalui penelitian kebijakan.

i. Penelitian tindakan (action research)


Penelelitian tindakan yaitu penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan
pendekatan-pendekatan baru dalam memecahkan masalah. Pada dasarnya
penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan atau pendekatan-pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial dengan aplikasi langsung di ruangan atau pada situasi
dunia kerja. Sedangkan relevansinya dengan penelitian kebijakan adalah Bahwa
penelitian tindakan (action research) mengkombinasikan dua sisi secara
langsung, yaitu sisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan sisi kebijakan
atau tindakan yang dilakukan oleh klien atau pembuat kebijakan untuk
mencapai tujuan tertentu berupa ketrampilan prakits dan pendekatan baru yang
relevan bagi perbaikan atau pengembangan tatanan sosial. Dari kutipan diatas
dapat dinyatakan bahwa ada titik temu antara penelitian tindakan dengan
penelitian kebijakan, meskipun tidak dapat dikatakan identik. Beberapa titik
temunya adalah: Pada tahap perumusan masalah, baik pada penelitian tindakan
maupun pada penelitian kebijakan, kerja sama antara peneliti dengan pembuat
kebijakan mutlak diperlukan. Kedua jenis penelitian ini sama-sama bersifat

13
empiris dan lemah ketertiban ilmiahnya, sama-sama berpijak pada acuan
teoretis yang tajam. Sebagai salah satu metode dalam penelitian kebijakan,
penelitian tindakan harus diakhiri dengan rekomendasi yang aplikatif bagi
pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah sosial.

j. Penelitian grounded
Penelitian grounded yaitu proses pencariandata sebanyak-banyaknya tanpa
berbekal hipotessis, dengan tujuan mendeskripsikan peristiwa dan
memformulasikan penjelasan perihal munculnya peristiwa itu atas dasar
observasi.

E. Format Penelitian Kebijakan

Penelitian disusun sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh


pemberi dana atau jenis metode penelitian yang digunakan. Berikut ini disampaikan
panduan penyusunan penelitian yang dipadukan dari Pedoman Penelitian yang
dikeluarkan Lembaga Penelitian UNY (2010) dan Pusat Penelitian Kebijakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. Format penelitian
ini lebih tepat untuk jenis penelitian survei dan data kuantitatif. Jika penelitian
kebijakan akan didekati dengan penelitian kualitatif, maka populasi dan sampel
diganti dengan sumber data penelitian. Kementrian Pendidikan Nasional. Format
penelitian ini lebih tepat untuk jenis penelitian survei dan data kuantitatif. Jika
penelitian kebijakan akan didekati dengan penelitian kualitatif, maka populasi dan
sampel diganti dengan sumber data penelitian.

14
F. Contoh Kerangka Isi Penelitian Kebijakan
Garis besar isi penelitian kebijakan dan contoh aplikasinya dapat disimak pada
paparan berikut ini.
1. Judul Penelitian
Judul penelitian dirumuskan dengan singkat dan jelas, menncerminkan
permasalahan kebijakan yang akan diteleti dan rekomendasi yang akan
dihasilkan.

2. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah. Bagian ini menguraikan latar belakang kasus
aktual, konseptual ideologik, isu-isu kebijakan yang menunjukkan adanya
permasalahan kebijakan. Kriteria permasalahan kebijakan yang paling
menonjol adalah adanya keinginan masyarakat untuk mencari alternatif baru
yang dapat meningkatkan atau memperbaiki kebijakan yang sedang
diimplementasikan.
b. Rumusan Masalah. Permasalahan penelitian kebijakan dirumuskan untuk
menghasilkan rekomendasi yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan

15
demi tercapainya tujuan kebijakan.
c. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian kebijakan menggambarkan berbagai
alternatif rekomendasi kebijakan yang dibutuhkan dan layak untuk
memecahkan permasalahan kebijakan tertentu. Tujuan penelitian ditulis
secara konsisten dengan rumusan masalah penelitian.
d. Manfaat Penelitian. Oleh karena penelitian kebijakan berorientasi pada
pencairan alternatif rekomendasi kebijakan, maka perumusan manfaat
penelitian harus dapat menunjukkan sasaran strategik yang akan
memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Sasaran strategik pengguna hasil
evaluasi kebijakan terdiri dari: perancang, penentu (decision making),
pelaksana dan sasaran kebijakan.
e. Ruang Lingkup. Ruang lingkup ditulis mengacu kepada Rencana Strategis
Pendidikan Nasional 2010-2014 yang sedang berlaku. Ruang lingkup
Rencana Strategis Kemendiknas 2010-2014 meliputi:
1) Penyelarasan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia
industri;
2) Akselerasi pembangunan pendidikan di daerah perbatasan, tertinggal
dan bencana;
3) Koordinasi antar Kementerian/Lembaga serta pusat dan daerah;
4) Reformasi birokrasi;
5) Penguatan dan perluasan pendidikan nonformal dan informal (PNFI);
6) Pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha;
7) Rasionalisasi pendanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat;
8) Penyediaan buku teks murah;
9) Penguatan dan perluasan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK);
10) Keterpaduan sistem evaluasi pendidikan;
11) Pengembangan metodologi pendidikan yang membangun manusia
berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha;
12) Penerapan metodologi pendidikan akhlak mulia dan karakter bangsa;
13) Pemberdayaan kepala sekolah dan pengawasan sekolah;
14) Peningkatan mutu LPTK dan lulusannya;
15) Sertifikasi dan kualifikasi guru

3. Kajian Pustaka
Kajian pustaka diperlukan untuk: (a) mempertajam permasalahan

16
kebijakan, (b) mendasari pengembangan strategi dan rancangan penelitiannya,
(c) mendasari penyusunan instrumen dan penafsiran makna dari data yang akan
diperoleh, dan (d) mendasari analisis dan perumusan alternatif kebijakan.

Oleh karena itu, kajian pustaka hendaknya dapat menunjukkan kebijakan


dan peraturan yang menjadi konteks permasalahan penelitian, keluasan dan
kedalaman konsep yang mendasari penelitian, serta informasi empirik untuk
mendukung argumentasi yang dikembangkan dalam usulan penelitian tersebut.

4. Metode Penelitian
Metode penelitian kebijakan bertujuan menghasilkan saran alternatif
rekomendasi kebijakan. Penetapan metode disesuaikan dengan hasil yang ingin
dicapai. Komponen penting dalam usulan penelitian kebijakan sebagai berikut:
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian kebijakan pada umumnya menggunakan berbagai pendekatan
penelitian seperti deskriptif eksploratoris, eksplanatoris, analisis dokumen
dan evaluative. Pendekatan penelitian yang dipilih tergantung pada peran
penelitian dalam proses pengembangan kebijakan, jumlah sampel yang
akan diteliti dan jenis data yang dikumpulkan. Jika sampel penelitian
banyak (>100) maka pendekatan penelitian survei tepat untuk digunakan.
Jika penelitian hanya bekerja dengan data sekunder dan dokumen maka
jenis penelitian analisis dokumen tepat untuk dipilih.
b. Populasi dan Sampling
Pada bagian ini perlu disebutkan secara eksplisit populasi sasaran
penelitian dan teknik penentuan sampelnya. Hasil penelitian yang akan
digeneralisasikan menuntut teknik pengambilan sampel secara acak, bisa
menggunakan stratified atau cluster sampling. Apabila penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif, maka subjek yang menjadi sumber
data penelitian perlu disebutkan siapa saja. Pertimbangan yang diambil
untuk menetapkan sumber data /subjek penelitian juga perlu dijelaskan
alasannya.

17
c. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian kebijakan dapat berasal dari berbagai sumber data dan tidak
tertutup kemungkinan suatu penelitian kebijakan menggunakan berbagai
metode dan alat pengumpulan data. Dalam penelitian kebijakan harus jelas
data yang diperlukan, sumber data, metode serta alat pengumpulan datanya.
Keterkaitan antara jenis data satu dengan lainnya dapat ditata dalam suatu
kerangka sistemik yang diturunkan berdasarkan kajian teoretik. Mengenai
alat pengumpulan data dalam penelitian kebijakan, harus dapat menjamin
bahwa informasi yang dihasilkan sahih dan handal, sehingga dapat menjadi
dasar untuk perumusan alternatif rekomendasi kebijakan. Triangulasi antar
metode dilakukan untuk memenuhi kualitas yang dapat dipertanggung
jawabkan.

Jika sumber data dan metode pengumpulan data yang digunakan bervariasi,
peneliti dapat menuliskannya dalam bentuk matriks. Dalam matriks ditulis
sumber data, jumlah sumber data, jenis data/informasi yang dikumpulkan
dan metode pengumpulan data yang digunakan.

f. Analisis Data
Penelitian kebijakan memuat rencana analisis data secara rinci, sesuai
dengan tujuan dan fokus permasalahannya. Pada umumnya analisis data
dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis data deskriptif
kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi,
diagram dan persentase. Analisis data deskriptif kualitatif dilaporkan
berdasarkan kelompok data dan sesuai dengan urutan rumusan masalahnya.

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan.


Hasil penelitian disampaikan secara berurutan sesuai dengan urutan pemecahan
masalahnya.

6. Kesimpulan dan Rekomendasi


Rekomendasi kebijakan dapat diputuskan dengan cara membandingkan

18
fakta yang ditemukan dengan standar terbaik yang diperlukan untuk
mengimplementasikan kebijakan. Rekomendasi kebijakan dapat berisi alternatif
untuk memperbaiki kebijakan, melanjutkan atau bahkan menghentikan
kebijakan yang tidak layak diimplementasikan. Rumusan alternatif rekomendasi
kebijakan harus disampaikan dengan kata-kata yang operasional dapat
ditindaklanjuti oleh pejabat yang berwenang mengambil keputusan kebijakan.

7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun sesuai dengan bahan acuan yang dipakai dalam
penyusunan usulan penelitian, baik yang mengenai substansi isi maupun
metodologi penelitiannya.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penelitian kebijakan adalah termasuk ke dalam kelompok penelitian terapan atau
didalam lingkup penelitian sosial yang dalam aplikasinya mengikuti prosedur
umum penelitian yang berlaku, disertai dengan sifat spesifiknya. Secara
sederhana penelitian kebijakan dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelitian
yang dilakukan untuk mendukung kebijakan.
2. Urgensi dari penelitian kebijakan ini berkenaan dengan pemecahan masalah
sosial atau pun masalah publik. Semakin kompleks dan luas tugas-tugas
keorganisasiannya, maka semakin banyak pula masalah yang dihadapi, sehingga
tidak dapat dipecahkan sendiri tanpa pendapat atau informasi yang memadai,
baik kuantitatif maupun kualitatif.
3. Karakteristik Penelitian Kebijakan adalah fokus penelitian bersifat
multidimensional atau banyak dimensi, orientasi penelitian bersifat empiris-
induktif, berfokus pada variabel-variabel lunak, berorientasi kepada pemakai
hasil studi.
4. Metode penelitian kebijakan dalam penelitian kebijakan yaitu; sintesis terfokus,
analisis data sekunder, eksperimen lapangan, metode kualitatif, metode survei,
penelitian kasus, analisis biaya keuntungan, analisis keefektifan biaya, analisis
kombinasi, penelitian tindakan, penelitian grounded.
5. Kerangka Isi Penelitian Kebijakan. Garis besar isi penelitian kebijakan dan
contoh aplikasinya dapat disimak pada paparan berikut ini. Judul penelitian,
pendahuluan (latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, ruang lingkup), kajian pustaka, metode penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi, daftar pustaka.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk
memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini bermafaat dan menambah referensi
pengetahuan kita. Terimakasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarman. 2005. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tilaar, HAR, dan Riant Nugroho. 2016. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Meha, Nehru. “Studi Penelitian Kebijakan.” http://mehas3paudunj2010.blogspot.co.id


/2011/01/studi-penelitian-kebijakan.html. (Diakses pada 10 Desember 2021, pukul
8.02)

Susanto, Bob. “Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli.” http://www.seputar


pengetahuan.com/2014/12/8-pengertian-penelitian-menurutpara.html. (Diakses
pada 10 Desember 2021, pukul 20.12)

Un, Sun. “Penelitian Kebijakan.” http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com/2009/11/


penelitian-kebijakan.html. (Diakses pada 10 Desember 2021, pukul 8.10)

“Karakteristik Studi Penelitian Kebijakan.” http://dokumen.tips/documents/karakteristik


studi-penelitian-kebijakan.html. (Diakses pada 10 Desember 2021, pukul 9.18)

21

Anda mungkin juga menyukai