Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER

“TEKNIK GEMPA DAN DINAMIKA STRUKTUR”

SAFAAT
F 111 18 237

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S-1TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
1. Hasil UJi SPT di sebiah lokasi sebuah lokasi sebagai berikut :

Lapisan Ke.. Tebal Lapisan ( m ) Jenis Tanah N – SPT )

1 3 Kerikil 38
2 4 Kerikil Berpasir 13
3 5 Lempung Berpasir 10
4 7 Kerikil Berpasir 39
5 9 Lempung Berpasir 69
6 10 Kerikil 39

Menentukan kelas situs


di = d1 + d2 + d3 + d4 + d5 + d6

= 3 + 4 + 5 + 7 + 9 + 10

= 38 m

di d1 d2 d3 d4 d5 d6
= + + + + +
Ni N1 N2 N3 N4 N5 N6

3 4 5 7 9 10
= + + + + +
38 13 10 39 69 39

= 1,45

di 38
=
di
1,45
Ni
= 26,21 Tanah Sedang (SD) 15 - 50
Menentukan nilai Ss

2,0 – 2,5 g

Menentukan nilai SS dilihat dari pada peta tersebut daerah Kota Palu, Sulawesi Tengah
berwarna ungu muda jadi nilai Ss yaitu = 2,0 – 2,5 g (Diambil nilai maksimum yaitu 2,5)
Menentukan Nilai Fa terhadap nilai Ss yang telah diketahui
Koefisien Situs, Fa (Sumber : SNI 1726-2019)
Koefisien Situs, Fa (Sumber : SNI 1726-2019)

Jadi nilai Fa adalah 1,0


Jadi, nilai Fa untuk nilai Ss = 2,5 pada tanah sedang (SD) yaitu = 1,0

• Menentukan Nilai S1

0,6 – 07 g
Menentukan nilai S1 dilihat dari pada peta tersebut daerah Kota Palu, Sulawesi Tengah
berwarna orange muda jadi nilai S1 yaitu = 0,6 – 0,7 g (Diambil nilai maksimum yaitu 0,7
Menentukan Nilai Fa terhadap nilai Ss yang telah diketahui
Koefisien Situs, Fv (Sumber : SNI 1726-2019)

Jadi, nilai FV untuk nilai S1 = 0,7 pada tanah sedang (SD) yaitu = 1,7

Maka kesimpulan Respon Spektrum Percepatan sebagai berikut :


SD (Tanah Sedang)
SS 2,5
S1 0,7
Fa 1
Fv 1,7

SMS Fa x SS = 1 x 2,5 = 2,5 g


SM1 Fv x S1 = 1,7 x 0,7 = 1,19 g
SDS 2/3 x SMS = 2/3 x 2,5 = 1,67 g
SD1 2/3 x SM1 = 2/3 x 1,19 = 0,79 g
Ts SD1/SDS = 0,7 / 1,67 = 0,48 detik
T0 0,2 x TS = 0,2 x 0,4 = 0,095 detik
Maka di dapat respon spektrum rencana sebagai berikut
Respons spektrum rencana dalam perhitungan beban gempa dibuat dengan berdasarkan
pada peta percepatan batuan dasar untuk periode pendek 0,2 detik dan percepatan
batuan dasar untuk periode 1 detik , semuanya untuk probabilitas terlampaui 2%
dalam 50 tahun

T Sa (g)
0 0,67
0,095 1,67
0,48 1,67
1 0,79
1,5 0,53
2 0,4
2,5 0,32
3 0,26
3,5 0,23
4 0,2
4,5 0,18
5 0,16
5,5 0,14
6 0,13
6,5 0,12
7 0,11
7,5 0,11
8 0,1
8,5 0,09
9 0,09
9,5 0,08
10 0,08
10,5 0,08
11 0,07
11,5 0,07
12 0,07
12,5 0,06
13 0,06
13,5 0,07
14 0,06
14,5 0,06
15 0,05
15,5 0,05 KESIMPULAN
16 0,05
16,5 0,04
Dari grafik Desain Respon Soectral Acceleration Wilayah Palu, Sulawesi Tengah
17 0,04
berdasarkan hubungan antara waktu dan Pecepatan diatas
17,5 0,04
18 0,04 Diperoleh T0 = 0,095 detik
18,5 0,03
19 0,03 Ts = 0,48 detik
19,5 0,03
20 0,03 Pada waktu 0,2 detik percepatan batuan dasarnya di peroleh SDS = 1,67
Pada waktu 1 detik percepatan batuan dasarnya di peroleh SD1 = 0,79
Contoh Soal :
2. Proyek Gedung
Sebuah Rumahrumah
Gedung Sakit sakit dibangun dilokasi sebagaimana soal no 1, bangunan
Data Tanah Lokasi = Situs kelas
Gedung 6 lantai (dengan atap deck). Rencanakan gaya gempa static ekivalen
Bangunan gedung 6 lantai (dengan atap deck)
rumah sakit
Rencanakan tersebut.
gaya gempa statik ekivalen !

1. Menentukan Kategori Resiko Bangunan Gedung Untuk Beban Gempa


(HAL 14-15 SNI-1726-2012)

- Apabila jenis gedung rumah sakit maka kategori resiko IV


2. Menentukan Faktor Keutamaan Gempa (Ie)
(HAL 15 SNI-1726-2012)

Apabila jenis gedung rumah sakit dengankategori resiko IV


Maka faktor keutamaan gempanya (Ie) = 1,50 (untuk rumah sakit)

Tabel -Faktor R , C d , dan W 0 untuk sistem penahan gaya gempa

Berdasarkan tabel diatas, digunakan sistem Dinding geser beton beton bertulang biasa
R = 4
Berdasarkan table diatas, diperoleh Ct = 0,0488 dan x = 0,75

Mencari nilai periode Struktur, Ta

Ta = Ct . hnx

= 0,0488 . 21,50,75

= 0,487 detik

Menentukan nilai K

Maka diperoleh K = 1

1,67

1,67
Tinggi Gedung = 21,5 m

Wtotal = 3500 + 4000 + 4000 + 4000 + 4000 + 4200

=23700 KN

V = Cs . Wtotal

= 0,67 . 23700

= 15879 KN

Menghitung Distribusi Gaya Gempa

k
Berat per lantai Wi (kN) k hi Wi x hi Cvx Fx (kN)
Lantai 6 3500 1 21,5 75250 0,254 4036
Lantai 5 4000 1 18 72000 0,243 3862
Lantai 4 4000 1 14,5 58000 0,196 3111
Lantai 3 4000 1 11 44000 0,149 2360
Lantai 2 4000 1 7,5 30000 0,101 1609
Lantai 1 4200 1 4 16800 0,057 901
Total 23700 296050 1
Tinggi Gedung = 21,5 m
dengan Metode SAP 2000 diperoleh Analisis Beban Gempa Dinamik
3. Uraikan secara ringkas dan jelas mekanisme gempa dan dampaknya terhadap perilaku
struktur bangunan.
Jawab :
gempa yang banyak terjadi disebabkan oleh pergeseran lempengan sepanjang
sesar dan terjadi secara tiba-tiba atau dikenal dengan istilah sudden slip. Hal ini terjadi
pasa lapisan kerak bumi. Lebih lanjut para ahli berpendapat bahwa penyebab utama
bencana gempa bumi prosesnya diawali dengan sebuah gaya pergerakan yang terdapat di
titik interior bumi. Gaya ini dikenal juga dengan istilah gaya konveksi mantel. Proses
gempa bumi ini dimulai dari gaya konveksi mantel yang kemudian menekan bagian kerak
bumi yang dikenal juga dengan nama outer layer. Kerak ini memiliki sifat yang rapuh,
dengan demikian saat ia tak lagi bisa menahan gaya konveksi mantel ini maka sebagai
akibatnya sesar akan bergeser dan dirasakan manusia sebagai sebuah gempa. Proses
gempa bumi yang satu ini masuk ke dalam jenis gempa tektonik. Tentu jika jenis
gempanya vulkanik, buatan, tumbukan serta runtuhan, maka prosesnya akan berbeda
Namun, menurut para ahli, dari semua total gempa yang terjadi di seluruh dunia, jenis
gempa tektonik inilah yang mendominasi. Bahkan jenis gempa vulkanik sendiri pun
hanya mencapai 7% dari semua total gempa yang terjadi.

Dampak gempa terhadap perilaku struktur bangunan


Gempa akan menyebabkan terjadinya getaran pada tanah, dan selanjutnya akan
menggerakkan struktur bagian bawah bangunan yang berdiri di atasnya.
Sebagaimana dijelaskan dengan Hukum Newton I, ketika terjadi gempa bumi, maka
tanah bergetar dan menggerakkan lantai dan pondasi. Dalam keadaan demikian,
sebenarnya struktur bagian atas bangunan seperti atap punya kecenderungan untuk tetap
bertahan pada kondisi semula, tetapi karena terikat dengan dinding dan kolom, maka atap
tertarik oleh gerakan dinding dan kolom.

Dalam keadaan statis, sebuah bangunan hanya memikul beban gravitasi yaitu beratnya
sendiri dan beban hidup. Bila tanah bergetar, bangunan ini mengalami pengaruh dari
getaran itu yang diteruskan keatas melalui pondasinya. Bila sangat kaku, bangunan itu
sepenuhnya mengikuti gerakan dari permukaan tanah.
Namun pada kenyataanya suatu konstruksi bangunan tidak pernah sangat kaku sehingga
tidak dapat sepenuhnya mengikuti pergerakan tanah. Sehingga timbul percepatan dan
kecepatan yang berbeda dari tiap bagian bangunan.
Dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Bangunan Tahan Gempa, Tular
menjelaskan ada tiga gaya yang timbul pada bangunan yang terjadi selama
gempa berlangsung, yaitu:
1. Gaya Inertia, yang terjadi akibat masa mengalami percepatan
2. Gaya Redaman, yang terjadi akibat masa mengalami kecepatan.
3. Gaya Pegas, yang terjadi akibat adanya perpindahan relatip diantara berbagai masa.

Anda mungkin juga menyukai