TUGAS KELOMPOK
Disusun Oleh :
Kelompok 6
PEMBAHASAN :
PENDAHULUAN
Setiap bangunan yang didirikan pasti memiliki izin pembangunan dan sertifikasi
keamanan. Salah satu sertifikasi keamanan yang di perlukan yaitu tentang sistem proteksi
kebakaran. Suatu bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran. Terlebih lagi jika
bangunan tersebut terbuat dari material yang mudah terbakar atau digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan yang mudah terbakar
Kebakaran dapat memberikan efek yang berbahaya bagi pengguna bangunan
maupun pada lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu sistem proteksi kebakaran
merupakan hal yang sangat penting pada bangunan terutama pada bangunan dengan
jumlah lantai lebih dari tiga.
Pada dunia konstruksi tentu banyak sekali perkembangan pembangunan seperti
bangunan pabrik, apartemen, perumahan dll yang ada disekitar kita, tentunya kita pasti
merasakan dampak baik dan buruk nya dari pembangunan tersebut. Mengingat besarnya
kerugian yang disebabkan oleh kebakaran serta terbatasnya kemampuan peralatan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dimiliki oleh Dinas Pemadam Kebakaran
(DPK) atau Pemerintah Daerah.
Berdasarkan KEPMEN PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. Maka
diperlukan perencanaan dan perancangan instalasi pemadam kebakaran yang dirancang
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan diharapkan dapat memberikan keamanan,
keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Kasus kebakaran digedung-gedung lainnya, mengingatkan pemilik untuk menjaga aset
yang dimilikinya agar aman dan nyaman. Sehingga perlu perencanaan dan perancangan sistem
pemadam kebakaran (Fire Fighting System) untuk melindungi bangunan dan asetnya.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka pada penelitian ini kami akan membuat perencanaan
dan perancangan sistem pemadam kebakaran digedung Rusunawa Buruh Industri, yaitu:
Sistem sprinkler otomatis, sistem hidran dan pemadam api ringan (APAR).
1. Sistem sprinkler otomatis adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarkan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau mencegah
meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara permanen didalam bangunan yang
dapat memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air di tempat mula
terjadi kebakaran.
2. Hidran kebakaran adalah suatu sistem instalasi pemipaan berisi air bertekanan tertentu
yang digunakan sebagai sarana untuk memadamkan kebakaran.
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berfungsi sebagai alat pemadam kebakaran
pertama/ awal pada peristiwa kebakaran yang masih kecil. APAR tetaplah penting meskipun
suatu bangunan telah dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.
4. Smoke Detector (Pendeteksi Asap) adalah perangkat yang merasakan asap, biasanya
sebagai indikator kebakaran. Perangkat keamanan komersial mengeluarkan sinyal ke
panel kontrol alarm kebakaran sebagai bagian dari sistem alarm kebakaran.
Setiap sistem pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan sekurang – kurangnya 1 (satu)
jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup,
serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik
bangunan. Apabila pemilik tidak dapat mengendalikannya harus ditujuk badan lain yang
diberikan kuasa penuh untuk maksud tersebut. Air yang digunakan tidak boleh mengandung
serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya sistem.
Gambar 1. Denah Lantai Dasar dan lantai 1-4 Rusunawa Buruh Industri
Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki cadangan
listrik yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi pemadaman listrik dari
jaringan PLN. Rusunawa ini memiliki beberapa fasilitas yang membutuhkan daya listrik
seperti lampu, stopkontak, CCTV, pompa air, serta pemadam kebakaran. Untuk mewadahi
instalasi listrik diperlukan Main Distribution Panel dan ruang genset. Automatic Transfer
Switch atau ATS bekerja mengalirkan listrik dari genset ketika terjadi pemadaman listrik dari
PLN. Listrik yang berasal dari Main Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution
Panel pada tiap-tiap lantai Rusunawa kemudia dialirkan ke fasilitas yang membutuhkan daya
listrik tersebut.
Peletakan detektor berapa pada langit-langit pada setiap ruangan di Rusunawa serta di
lorong dengan jarak tertentu. Detektor akan mendeteksi adanya asap atau tanda-tanda lain
kebakaran kemudian secara otomatis mengaktifkan alarm atau sirine kebakaran, namun jika
alarm otomatis tidak berfungsi terdapat tuas manual yang ditarik untuk mengaktifkan sirine
kebakaran. Kemudian sprinkler akan bekeja menyemprotkan air ketika alarm berbunyi. Air
yang digunakan sprinkler berasal dari roof tank untuk pemadaman pada instalasi air bersih.
Selain Sprinkler terdapat pula hidrant yang terdapat masing-masing dua diletakkan di
pojok lorong pada setiap lantai, sumbernya dari roof tank pemadaman kebakaran pada instalasi
air bersih. Pada saat terjadi kebakaran para penghuni menggunakan tangga darurat yang berada
di sisi kanan dan kiri bangunan untuk melakukan evakuasi.
METODE PENILAIAN
Dalam penilaian ini menggunakan objek bangunan Rusunawa buruh industri. Dalam
mengevaluasi utilitas bangunan Rusunawa buruh industri, digunakan metode Scoring yang
berdasarkan pada pemeriksaan aspek utilitas bangunan secara visual yang mengacu pada
standar.
Dalam penskoran, skor dikategorikan dalam skala sebagaimana ditunjukan pada Tabel
di bawah ini, untuk tingkat penilaian dibagi 3 kategori, yaitu Tidak Handal, Kurang Handal
dan Handal.
Komponen utilitas
Kesesuaian Nilai Nilai
No Pengaman Ketersediaan Kondisi
Standard Rata2 Keseluruhan
Kebakaran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada Gedung Rusunawa Buruh Industri, terdapat sistem
proteksi kebakaran yang belum diterapkan maupun tidak memenuhi standard yang berlaku.
Standar analisa sistem proteksi kebakaran tersebut didasarkan pada Permen PU No. 26 Tahun
2008, SNI serta standar-standar kebutuhan ruang yang berkaitan dengan sistem proteksi
kebakaran. Rekomendasi pada Gedung Rusunawa Buruh Industri perlu dilakukan untuk
memaksimalkan sistem proteksi kebakaran. Rekomendasi tersebut terdiri dari penyesuaian
program ruang Gedung Rusunawa Buruh Industri terhadap resiko kebakaran yang ada,
perbaikan sistem proteksi kebakaran yang sudah ada, penambahan sistem proteksi kebakaran
yang belum diterapkan di Gedung Rusunawa Buruh Industri serta peningkatan manajemen
kebakaran supaya sistem proteksi kebakaran selalu dalam kondisi siap digunakan bila
terjadi kebakaran dan meningkatkan kesadaran penghuni bangunan dalam melakukan
pencegahan kebakaran atau penyelamatan kebakaran.
2. Saran
Untuk hasil saran yang didapat bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
11 Pipa tegak Belum menerapkan sistem pipa Gedung yang memiliki lebih
dan selang tegak dan selang kebakaran dari 3 tingkat dan memiliki
kebakaran karena tidak menerapkan hydran ketinggian lebih dari 15
bangunan maupun sprinkler meter wajib untuk
menyediakan sistem pipa
tegak dan selang kebakaran
oleh karena itu, perlu
dilakukan penambahan
sistem pipa tegak dan selang
kebakaran serta hydran
bangunan untuk pemadaman
bila terjadi kebakaran.
Perletakan shaft dan kotak
hydran disesuaikan dengan
letak ruang pompa sehingga
kinerja selang kebakaran
akan lebih optimal