Anda di halaman 1dari 12

SISTEM UTILITAS BANGUNAN

EVALUASI SISTEM UTILITAS PROTEKSI KEBAKARAN

TUGAS KELOMPOK
Disusun Oleh :

Kelompok 6

Viryananda Yogi C2B019304


Amelinda Azalia Savira C2B221004
Faisal Amin C2B221013

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
SOAL :
• Carilah Gambar Bangunan Gedung
• Buat Evaluasi Sistem Utilitas Proteksi Kebakaran
✓ Sistem Hidrant dan Springler
✓ Sistem Smoke Detektor
✓ Sistem APAR Sistem
• Meliputi Gambar Penempatan, Jumlah Kebutuhan

PEMBAHASAN :
PENDAHULUAN

Setiap bangunan yang didirikan pasti memiliki izin pembangunan dan sertifikasi
keamanan. Salah satu sertifikasi keamanan yang di perlukan yaitu tentang sistem proteksi
kebakaran. Suatu bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran. Terlebih lagi jika
bangunan tersebut terbuat dari material yang mudah terbakar atau digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan yang mudah terbakar
Kebakaran dapat memberikan efek yang berbahaya bagi pengguna bangunan
maupun pada lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu sistem proteksi kebakaran
merupakan hal yang sangat penting pada bangunan terutama pada bangunan dengan
jumlah lantai lebih dari tiga.
Pada dunia konstruksi tentu banyak sekali perkembangan pembangunan seperti
bangunan pabrik, apartemen, perumahan dll yang ada disekitar kita, tentunya kita pasti
merasakan dampak baik dan buruk nya dari pembangunan tersebut. Mengingat besarnya
kerugian yang disebabkan oleh kebakaran serta terbatasnya kemampuan peralatan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dimiliki oleh Dinas Pemadam Kebakaran
(DPK) atau Pemerintah Daerah.
Berdasarkan KEPMEN PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan. Maka
diperlukan perencanaan dan perancangan instalasi pemadam kebakaran yang dirancang
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan diharapkan dapat memberikan keamanan,
keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Kasus kebakaran digedung-gedung lainnya, mengingatkan pemilik untuk menjaga aset
yang dimilikinya agar aman dan nyaman. Sehingga perlu perencanaan dan perancangan sistem
pemadam kebakaran (Fire Fighting System) untuk melindungi bangunan dan asetnya.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka pada penelitian ini kami akan membuat perencanaan
dan perancangan sistem pemadam kebakaran digedung Rusunawa Buruh Industri, yaitu:
Sistem sprinkler otomatis, sistem hidran dan pemadam api ringan (APAR).
1. Sistem sprinkler otomatis adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarkan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau mencegah
meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara permanen didalam bangunan yang
dapat memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air di tempat mula
terjadi kebakaran.
2. Hidran kebakaran adalah suatu sistem instalasi pemipaan berisi air bertekanan tertentu
yang digunakan sebagai sarana untuk memadamkan kebakaran.
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berfungsi sebagai alat pemadam kebakaran
pertama/ awal pada peristiwa kebakaran yang masih kecil. APAR tetaplah penting meskipun
suatu bangunan telah dilengkapi dengan sistem proteksi kebakaran.
4. Smoke Detector (Pendeteksi Asap) adalah perangkat yang merasakan asap, biasanya
sebagai indikator kebakaran. Perangkat keamanan komersial mengeluarkan sinyal ke
panel kontrol alarm kebakaran sebagai bagian dari sistem alarm kebakaran.
Setiap sistem pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan sekurang – kurangnya 1 (satu)
jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup,
serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik
bangunan. Apabila pemilik tidak dapat mengendalikannya harus ditujuk badan lain yang
diberikan kuasa penuh untuk maksud tersebut. Air yang digunakan tidak boleh mengandung
serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya sistem.
Gambar 1. Denah Lantai Dasar dan lantai 1-4 Rusunawa Buruh Industri

Gambar 2. Denah Instalasi Listrik Gedung

Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki cadangan
listrik yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi pemadaman listrik dari
jaringan PLN. Rusunawa ini memiliki beberapa fasilitas yang membutuhkan daya listrik
seperti lampu, stopkontak, CCTV, pompa air, serta pemadam kebakaran. Untuk mewadahi
instalasi listrik diperlukan Main Distribution Panel dan ruang genset. Automatic Transfer
Switch atau ATS bekerja mengalirkan listrik dari genset ketika terjadi pemadaman listrik dari
PLN. Listrik yang berasal dari Main Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution
Panel pada tiap-tiap lantai Rusunawa kemudia dialirkan ke fasilitas yang membutuhkan daya
listrik tersebut.

Gambar 3. Skema Instalasi Pemadam Kebakaran Gedung

Peletakan detektor berapa pada langit-langit pada setiap ruangan di Rusunawa serta di
lorong dengan jarak tertentu. Detektor akan mendeteksi adanya asap atau tanda-tanda lain
kebakaran kemudian secara otomatis mengaktifkan alarm atau sirine kebakaran, namun jika
alarm otomatis tidak berfungsi terdapat tuas manual yang ditarik untuk mengaktifkan sirine
kebakaran. Kemudian sprinkler akan bekeja menyemprotkan air ketika alarm berbunyi. Air
yang digunakan sprinkler berasal dari roof tank untuk pemadaman pada instalasi air bersih.

Selain Sprinkler terdapat pula hidrant yang terdapat masing-masing dua diletakkan di
pojok lorong pada setiap lantai, sumbernya dari roof tank pemadaman kebakaran pada instalasi
air bersih. Pada saat terjadi kebakaran para penghuni menggunakan tangga darurat yang berada
di sisi kanan dan kiri bangunan untuk melakukan evakuasi.
METODE PENILAIAN

Dalam penilaian ini menggunakan objek bangunan Rusunawa buruh industri. Dalam
mengevaluasi utilitas bangunan Rusunawa buruh industri, digunakan metode Scoring yang
berdasarkan pada pemeriksaan aspek utilitas bangunan secara visual yang mengacu pada
standar.

Dalam penskoran, skor dikategorikan dalam skala sebagaimana ditunjukan pada Tabel
di bawah ini, untuk tingkat penilaian dibagi 3 kategori, yaitu Tidak Handal, Kurang Handal
dan Handal.

Tidak Handal kurang Handal Handal


<90 90 - 95 > 95

Tabel penilaian Komponen Pengaman Kebakaran

Komponen utilitas
Kesesuaian Nilai Nilai
No Pengaman Ketersediaan Kondisi
Standard Rata2 Keseluruhan
Kebakaran

1 Jalur evakuas 100 100 100 100


2 Detektor kebakaran 100 100 95 98
3 Sprinkler 100 100 100 100
4 Alarm Kebakaran 100 100 100 100
5 Hidran Halaman 100 100 95 98 89,2
6 Hidran Bangunan 100 100 95 98
7 Apar 100 100 100 98
8 Pompa Air 100 100 100 100
Panel Kontrol
9 100 100 100 100
Kebakaran
10 Gas Pemadam Api 0 0 0 0
Dilihat dari nilai keseluruhan maka untuk Komponen Pengamanan Kebakaran Masuk
dalam kategori Tidak Handal yaitu < 90
KESIMPULAN DAN HASIL

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada Gedung Rusunawa Buruh Industri, terdapat sistem
proteksi kebakaran yang belum diterapkan maupun tidak memenuhi standard yang berlaku.
Standar analisa sistem proteksi kebakaran tersebut didasarkan pada Permen PU No. 26 Tahun
2008, SNI serta standar-standar kebutuhan ruang yang berkaitan dengan sistem proteksi
kebakaran. Rekomendasi pada Gedung Rusunawa Buruh Industri perlu dilakukan untuk
memaksimalkan sistem proteksi kebakaran. Rekomendasi tersebut terdiri dari penyesuaian
program ruang Gedung Rusunawa Buruh Industri terhadap resiko kebakaran yang ada,
perbaikan sistem proteksi kebakaran yang sudah ada, penambahan sistem proteksi kebakaran
yang belum diterapkan di Gedung Rusunawa Buruh Industri serta peningkatan manajemen
kebakaran supaya sistem proteksi kebakaran selalu dalam kondisi siap digunakan bila
terjadi kebakaran dan meningkatkan kesadaran penghuni bangunan dalam melakukan
pencegahan kebakaran atau penyelamatan kebakaran.

2. Saran

Untuk hasil saran yang didapat bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

No Item Evaluasi Saran

1 Tangga Tidak menerapkan tangga Menerapkan tangga


Kebakaran kebakaran kebakaran yang sesuai
dengan standardisasi

2 Jalur Tidak adanya jalur evakuasi Jalur evakuasi keluar


Evakuasi keluar bangunan selain pintu bangunan selain pintu masuk
masuk sesuai standard

3 Penghalan Konstruksi bangunan belum Konstruksi bangunan


g Api dan sepenuhnya menggunakan direkomendasikan
Dinding konstruksi tahan api menggunakan konstruksi
Api tahan api seperti :
1. Kaca tempered yang
diterapkan pada kaca jendela
dan pintu
2. UPVC yang diterapkan
pada kusen jendela
3. Beton yang diterapkan
pada dinding jalur evakuasi
darurat (tangga kebakaran)
4. Gips yang diterapkan pada
plafon
5. Dinding partisi serta pintu
kayu pada tiap ruang UKM
dilapisi dengan zat kimia
tahan api

4 Pintu Dimensi dan arah ayun pintu Persyaratan pintu keluar


Keluar belum memenuhi persyaratan yaitu memiliki dimensi
minimal 2 meter dan arah
ayun pintu mengarah ke luar
bangunan untuk
memudahkan evakuasi bila
terjadi kebakaran.
Rekomendasi pintu keluar
Gedung UKM yaitu merubah
dimensi dan arah ayun pintu
keluar sesuai dengan
persyaratan yaitu minimal
2m dan pemberian
penandaan menuju pintu
keluar tersebut

5 Koridor Koridor menuju pintu keluar Penghalang disepanjang


samping dalam keadaan tertutupi koridor gedung UKM
oleh barang-barang seperti meja, dipindahkan ke ruangan lain
galon dan lain-lain sehingga sehingga tidak menghalangi
koridor dan pintu samping tidak jalur evakuasi
berfungsi optimal
6 Jalan Dimensi jalan keluar kurang dari Dimensi jalan keluar dirubah
Keluar persyaratan dan konstruksi yang menjadi 2m dan diberi
digunakan tidak tahan api. Tidak penandaan. Posisi parkir
memiliki penandaan dan motor yang menghalangi
posisinya terhalang oleh parkir jalan keluar juga dirubah ke
sepeda motor di bagian depan area pakir yang tidak
bangunan sehingga menghalangi menutupi jalan keluar
jalur evakuasi

7 Evakuasi Tidak menerapkan tangga darurat Penyediaan tangga darurat


darurat atau tangga kebakaran. Hanya dengan memanfatkan tangga
(tangga terdapat 1 tangga utama yang umum pada gedung sebagai
darurat/tan berada pada bagian tengah tangga darurat di bagian
gga bangunan dengan kondisi terbuka tengah bangunan dan
kebakaran) dan tidak dilengkapi dengan penggunaan konstruksi tahan
signage api

8 Pengendali Belum menerapkan pengendalian Penambahan pengendali asap


an Asap asap yaitu berupa exhaust fan dan
pressure fan pada tangga
darurat yang berfungsi untuk
mencegah asap masuk
kedalam ruang tangga darurat
serta penggunaan tirai asap
dan rolling door pada area
koridor. Tirai asap dapat
membantu menahan asap
masuk ke dalam ruang tangga
darurat dan bila kebakaran
semakin membesar, rolling
door akan digunakan

9 Detektor Belum menerapkan sistem Penambahan sistem deteksi


Asap deteksi kebakaran kebakaran berupa detektor
asap karena lebih cepat
dalam mendeteksi kebakaran
daripada detektor panas.
Jenis detektor asap yang akan
digunakan pada gedung ini
adalah detektor asap ionisasi.
Detektor asap ionisasi
memiliki kelebihan yaitu
hanya bekerja karena asap
hasil pembakaran saja dan
tidak terpengaruh oleh
cahaya

10 APAR Jumlah APAR berdasarkan radius Jumlah APAR seharusnya


maksimum tiap unit APAR adalah 3 buah pada tiap lantai
kurang memenuhi persyaratan dengan diberi penandaan
dan tidak ada penandaan/signage
pada APAR. Pada bangunan
klasifikasi kebakaran kelas A,
luas lantai maksimum tiap unit
APAR adalah 100 m2

11 Pipa tegak Belum menerapkan sistem pipa Gedung yang memiliki lebih
dan selang tegak dan selang kebakaran dari 3 tingkat dan memiliki
kebakaran karena tidak menerapkan hydran ketinggian lebih dari 15
bangunan maupun sprinkler meter wajib untuk
menyediakan sistem pipa
tegak dan selang kebakaran
oleh karena itu, perlu
dilakukan penambahan
sistem pipa tegak dan selang
kebakaran serta hydran
bangunan untuk pemadaman
bila terjadi kebakaran.
Perletakan shaft dan kotak
hydran disesuaikan dengan
letak ruang pompa sehingga
kinerja selang kebakaran
akan lebih optimal

12 Pasokan Gedung ini tidak memiliki Untuk menunjang sistem


Air pasokan air khusus untuk sistem proteksi kebakaran,
proteksi kebakaran ditambahkan pasokan air
yang berbeda dari pasokan
air yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari.
Perletakan pasokan air
kebakaran diletakan
berdekatan dengan ruang
pompa dan berada di bawah
tanah untuk menghindari
runtuhnya konstruksi saat
terjadi kebakaran

13 Tapak Belum tersedia sumber air, titik 1. Penyediaan hydrant


Gedung kumpul evakuasi , hidran halaman beserta pasokan
halaman dan komunikasi umum airnya. Hydrant yang
digunakan merupakan jenis
hydrant barel basah.
Perletakan hydrant halaman
harus berada pada tempat
yang mudah dilihat dan
berada di dekat jalur
pemadam kebakaran
sehingga mudah untuk
dijangkau
2. Sisi bangunan yang
berhimpitan dengan
bangunan lain akibat jarak
antar bangunan yang terlalu
dekat diberi material tahan
api sehingga menurunkan
potensi menjalarnya
kebakaran dari bangunan lain
3. Penyediaan titik kumpul
evakuasi dan komunikasi
umum dengan dilengkapi
penandaan. lokasi titik
kumpul dan komunikasi
umum berada pada tempat
yang mudah dijangkau, dekat
dengan jalur evakuasi
bangunan, dan aman dari
bahaya kebakaran

14 SOP Sudah menerapkan SOP 1. Melakukan pemeriksaan,


Kebakaran kebakaran tetapi belum berjalan pemeliharaan dan pengujian
secara optimal dengan frekuensi berkala
pada sistem proteksi
kebakaran. pemeriksaan,
pemeliharaan dan pengujian
dilakukan oleh pengelola
2. Bangunan dengan dibantu
supervisi/petugas yang
kompeten untuk menjamin
kinerja sistem proteksi
kebakaran
3. Melakukan pelatihan
evakuasi kebakaran secara
rutin. Pelatihan kebakaran
dilakukan oleh seluruh
penghuni bangunan

Anda mungkin juga menyukai