Anda di halaman 1dari 11

Desain Pembelajaran PAI

“Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran”

KELOMPOK 5

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran PAI


Yang diampu oleh: Dr. Wirdati,S.Ag, M.Ag

Nama Anggota Kelompok 5:

1. Melinnia Elcery (19329174)


2. Melisa Defani (19329031)
3. Meisya Rahma Deswita (19329173)
4. Mohammad Raihan(19329175)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas
tentang “Kompetensi dan Tujuan Pembelajaram”. Dan sholawat beserta salam
diberikan kepada junjungan Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam jahiliah hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan, wawasan
dan pengalaman bagi penulis dan pembaca. Dan kami berharap makalah yang kami buat
ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa
makalah kami memiliki banyak kekurangan dalam melakukan penulisan makalah, maka
dari itu jika ada kesalahan dalam makalah ini, kami meminta maaf. Dan terima kasih atas
perhatiannya.

Padang, 23 Maret 2021

PENULIS

Kelompok 5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kompetensi (competency)? Secara
umum, pengertian kompetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang
dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas di bidang
tertentu, sesuai dengan jabatan yang disandangnya.
Pendapat lain mengatakan arti kompentesi adalah suatu keterampilan,
pengetahuan, sikap dasar, dan nilai yang terdapat dalam diri seseorang yang
tercermin dari kemampuan berpikir dan bertindak secara konsisten. Dengan kata
lain, kompetensi tidak hanya tentang pengetahuan atau kemampuan seseorang,
namun kemauan melakukan apa yang diketahui sehingga menghasilkan manfaat.
Menurut Jack Gordon (1998), ada 6 aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi, yaitu;
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Pemahaman (understanding)
3. Kemampuan (skill)
4. Nilai (value)
5. Sikap (attitude)
Secara etimologis kata “kompetensi” diadaptasi dari bahasa Inggris, yaitu
“competence” atau “competency” yang artinya kecakapan, kemampuan, dan
wewenang. Sehingga pengertian kompetensi adalah gabungan antara pengetahuan,
keterampilan dan atribut kepribadian seseorang sehingga meningkatkan
kinerjanya dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasinya.
Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa arti kompetensi, maka kita dapat merujuk pada
pendapat para ahli berikut ini:
1. Stephen Robbin
Menurut Stephen Robbin (2007:38), pengertian kompetensi adalah suatu
kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk melakukan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan tersebut ditentukan oleh faktor
intelektual dan fisik.
2. Van Looy, Van Dierdonck, dan Gemmel
Menurut Van Looy, Van Dierdonck, dan Gemmel (1998:212), arti kompetensi
adalah suatu karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektivitas
performa, yang dapat dilihat dari perilaku, cara berpikir, dan gaya bertindak.
3. Sedarmayanti
Menurut Sedarmayanti, pengertian kompetensi adalah suatu karakteristik yang
mendasari seseorang dan berhubungan dengan efektivitas kinerja individu dalam
melakukan pekerjaannya.
4. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara
Menurut Mangkunegara, pengertian kompetensi adalah suatu faktor mendasar
yang ada pada seseorang yang memiliki kemampuan lebih dan membuatnya
berbeda dengan orang lain dengan kemampuan rata-rata.
5. UU No. 13 Tahun 2003
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, kompetensi kerja
adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
B. 3 Ranah Kompetensi
a. Ranah Kognitif
Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang
telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut
Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan
sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C
(Cognitive) (Dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives.
Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York. Benyamin
Bloom pada tahun 1956) yaitu:
 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali
materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus,
konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta
metodologi. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang,
mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indeks,
memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru,
mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan,
mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dam menulis.
 (Pemahaman/Comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam
memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut
yaitu :
- Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
- Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
- Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya
sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
 (Penerapan/Application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi
nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara
menggunakannya secara nyata.. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
jenjang ini adalah : menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapakan,
menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung,
membangun, membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai, melatih,
menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan,
mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi,
memproses, mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan,
dan mentabulasi.
 (Analisis/Analysis)
Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-
komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
- Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
- Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
- Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi
organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan
fakta  serta  menemukan  hubungan  sebab  akibat.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi,
mendiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan,
mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah,
membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan,
memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan
mentransfer.
 (Sintesis/Synthesis)
Sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan
elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini
dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang
utuh, dan seperangkat hubungan abstrak.
 (Evaluasi/Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan
nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk
mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru
serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis.

b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,
emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar
mengajar. Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)
membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
 Receiving/Attending/Penerimaan
Yaitu tingkat afektif yang terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi,
gejala, nilai  dan  keyakinan  secara  pasif.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : memilih,
mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, dan meminati.
 Responding/Menanggapi
Yaitu berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau
merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menjawab, membantu, mengajukan, mengompromi, menyenangi, menyambut,
mendukung, menyetujui, menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan,
memilah, dan menolak.
 Valuing/Penilaian
Yaitu memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala
atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan akan tetapi berkemampuan pula untuk menilai fenomena itu baik atau
buruk. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar
mengajar serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses
pembelajaran.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan, memperjelas,
memprakarsai, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, menekankan, dan
menyumbang.
 Organization/Organisasi/Mengelola
Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan
menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap
kehidupan manusia.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan, mengombinasi,
mempertahankan, membangun, membentuk pendapat, memadukan, mengelola,
menegosiasikan, dan merembuk.
 Characterization/Karakteristik
Yaitu yang berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses
internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini
dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak
mendukung pendapatnya.

c. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan
melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik)
yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah:
 Meniru
Meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang
diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun hakikatnya dari keterampilan
itu. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah :
mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar, mengatur, mengumpulkan,
menimbang, memperkecil, membangun, mengubah, membersihkan, memposisikan,
dan mengonstruksi.
 Memanipulasi
Merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih apa yang
diperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih,
memperbaiki, mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat,
memanipulasi, mereparasi, dan mencampur.
 Pengalamiahan
Merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan dijadikan
sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan
lebih meyakinkan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini
adalah : mengalihkan, menggantikan, memutar, mengirim, memindahkan,
mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, dan
membungkus.
 Artikulasi
Merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang
lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan,
mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menyetir,
menjeniskan, menempel, mensketsa, melonggarkan, dan menimbang

C. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Kompetensi adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan peserta didik setelah
mengalami suatu proses pembelajaran. Standar Kompetensi adalah suatu ukuran kompetensi
yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses dalam satuan pendidikan
tertentu. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Dalam Pasal 1 ayat 2: Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar
kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Manfaat utama SKL ini adalah:

1) Sebagai batas kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan;

2) Sebagai rujukan untuk penyusunan standar-standar pendidikan lainnya;

3) Sebagai arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

3. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan
ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

D. Kompetensi Inti
1. Pengertian Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang
menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi lulusan tersebut meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu. Di dalam mempermudah operasionalnya, kompetensi
inti pada ranah sikap dibedakan menjadi dua, yaitu sikap spiritual dan sikal sosial.
Sikap spiritual terkait dengan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk peserta
didik yang beriman dan bertakwa. Sedangkan sikap sosial terkait dengan tujuan
pendidikan nasional untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.Dengan demikian, Kompetensi Inti mencakup empat
dimensi yang mencerminkan :
(1) sikap spiritual;
(2) sikap sosial;
(3) pengetahuan;
(4) dan keterampilan.

2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang
harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Pengertian Kompetensi Dasar
merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari
Kompetensi Inti.
Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran. Di dalam setiap rumusan Kompetensi Dasar, terdapat unsur kemampuan
berpikir yang dinyatakan dalam kata kerja dan materi. Kompetensi Dasar berisi sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, dan ciri suatu mata pelajaran.

Referensi :

- http://p3ai.polsri.ac.id/admin/assets/files/7325Taksonomi%20Bloom.pdf
- https://www.amongguru.com/pengertian-kompetensi-inti-dan-kompetensi-dasar-serta-
fungsinya/

Anda mungkin juga menyukai