Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmad dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Sejarah Indonesia”
oleh bapak Drs. Zul Asri, M.Hum Dalam makalah ini akan membahas “PRASEJARAH
INDONESIA “. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran Agama Islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Matakuliah
Pengantar Sejarah Indonesia. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
diperbaiki.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pra-sejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di saat
catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Tidak jauh berbeda dengan istilah praaksara
yang berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara
berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum
manusia mengenal bentuk tulisan. Masa pra-sejarah dan pra-aksara disebut juga dengan
masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan.
Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas prasejarah Indonesia, mulai
dari karakteristik umum, pembentukan wilayah kepulauan, temuan fosil, penyebaran
penduduk, budaya dan evolusi kehidupan sosial dan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik umum prasejarah?
2. Bagaimanakah pembentukan wilayah kepulauan?
3. Apa saja temuan fosil manusiaa dan artefak?
4. Bagaimana penyebaran penduduk, kepercayaan dan bahasa?
5. Bagaimana evolusi kehidupan sosial ekonomi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui karakteristik umu prasejarah
2. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan wilayah kepulauan
3. Untuk mengetahui apasaja temuan fosil dan artefak
4. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran penduduk, kepercayaan budayad an
bahasa
5. Untuk mengetahui evolusi kehidupan sosial dan ekonomi
BAB II
PEMBBAHASAN
A. KARAKTERISTIK UMUM
Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi salah satu pemilik wilayah
lautan terluas di dunia. Total luas wilayah Indonesia mencapai 5.139.250 kilometer
persegi yang mencakup daratan dan lautan. Merujuk data situs Kemdikbud, luas daratan
negara Indonesia adalah 1.919.440 kilometer persegi yang tersebar di 17.508 pulau.
Sedangkan luas lautan Indonesia mencapai 3.273.810 kilometer persegi yang terbentang
sejauh 3.977 mil. Data lebih detail dan terbaru mengenai luas wilayah Indonesia dirilis
oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves)
pada 2018 lalu. Data tersebut merupakan hasil kajian dari Badan Informasi Geospasial
(BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI AL sejak 2015. BIG dan
Pushidros TNI AL mengerjakan kajian teknis yang memanfaatkan best available data dan
metode teknis paling mutakhir untuk menghasilkan data rujukan nasional mengenai luas
wilayah Indonesia yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Potensi Geografis Indonesia untuk Ketahanan Pangan Nasional
2. Mengenal Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya pada Musim
3. Mengutip informasi di laman Kemenko Marves, data luas wilayah Republik
Indonesia yang menjadi rujukan nasional tersebut adalah sebagai berikut:
a. Luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000
km
b. Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2
c. Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2
d. Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2
e. Luas landas kontinen Indonesia adalah 2.800.000 km2
f. Luas total perairan Indonesia adalah 6.400.000 km2
g. Luas total wilayah Republik Indonesia (daratan dan perairan) adalah
8.300.000 km2
h. Panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km
i. Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.504
j. Jumlah pulau Indonesia yang sudah dibakukan dan disubmisi ke PBB adalah
16.056.
k. Wilayah Indonesia yang sedemikian luas tersebut berbatasan dengan sejumlah
negara jiran. Batas: 1. Sebelah Utara: Malaysia, Filipina, Laut Cina Selatan,
dan Singapura, 2. Sebelah Selatan: Australia, Timor Leste, dan Samudera
Hindia 3. Sebelah Barat: Samudera Hindia, 4. Sebelah Timur: Papua Nugini
dan Samudera Pasifik.
Hingga tahun 2021, pemerintah Indonesia masih memperjuangkan perluasan
wilayah, khususnya di kategori landas kontinen. Merujuk kajian di Jurnal RechtsVinding
terbitan BPHN (Oktober 2020), pengertian landas kontinen di Indonesia masih
didasarkan pada UU Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen.
UU tersebut mengatur pengertian landas kontinen adalah dasar laut dan tanah di
bawahnya, yang berada di luar perairan wilayah RI, sebagaimana diatur dalam UU
Nomor 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia, sampai kedalaman 200 meter atau
lebih yang masih mungkin diselenggarakan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam.
Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, Indonesia memiliki letak geografis yang unik karena diapit oleh sejumlah lempeng
tektonik, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, serta Jalur
Pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Karakteristik wilayah daratan
Indonesia bisa dilihat berdasarkan beberapa kategori. Empat kategori pertama adalah
bentuk muka bumi (relief), jalur pegunungan, gerakan muka bumi, serta dataran. Adapun
penjelasan yang terperinci adalah sebagai berikut.
- Busur Indonesia Selatan: dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Laut
Banda
a. Meganthropus
Manusia purba yang ditemukan oleh Van Koenigswald ini merupakan manusia
purba tertua, ia ditemukan pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran, Jawa Tengah.
Meganthropus ini memiliki jenis terkenal yaitu megantrhopus paleojavanicus yang
memiliki dua arti yaitu “megan” berarti besar dan “paleojavanicus” berarti dari
Jawa, jadi arti lengkapnya, manusia bertubuh besar yang berasal dari Jawa.
Megantrhopus ini hidup pada kisaran 2.500.000 hingga 1.250.000 tahun yang lalu.
Meganthropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berbadan tegap
6) Memakan tumbuhan
b. Pithecantropus
Manusia purba jenis ini banyak ditemukan di Indonesia. Jenis ini diperkirakan
hidup pada kisaran 2.500.000 hingga 1.250.000 tahun yang lalu. Pithecantropus ini
punya arti aitu manusia kera. Jenis pithecantropus ini ada tiga yaitu
Homo sapiens hidup sekitar pada tahun 25.000-40.000 tahun yang lau. Jenis ini
sudah termasuk manusia purba yang maju, karena homo sapiens mirip dengan pola
hidup masyarakat manusia modern sekarang. Secara umum homo memiliki ciri
sebagai berikut:
Manusia jenis homo ini memiliki 3 jenis yaitu homo soloensis (manusia dari solo),
homo wajakenesis ( manusia dari wajak) dan homo sapiens (manusia cerdas).
a. Zaman Batu
Pada zaman ini, kehidupan manusia masih sederhana sehingga alat-alat dapur pun
masih terbuat dari batu kasar dan masih belum diasah. Alat dapur dan berburu
seperti kapak perimbas, kapak genggam serta alat serpih yang berguna untuk
memburu hewan, mengiris daging kemudian memotong buah-buahan.
2. Mesolitikum ( zaman batu tengah)
Pada zaman ini ada dua bentuk kebudayaan, sehingga dalam dua kebudayaan
tersebut, terbagi pula benda peninggalannya. Kebudayaan yang pertama yaitu
Kjokkenmoddinger, dimana artinya timbunan sampah dapur yang terdiri dari
kerang dan siput. Pada kebudyaaan ini, ditemukkan beberapa peninggalan berupa
kapak pendepk yaitu jenis batu tipis dan batu penggiling kemudian ada kapak
perimbas dari batu yang lebih halus. Kapak di zaman ini sudah memiliki perbedaan
dengan zaman paleolitikum,sehingga kapak ini jua disebut dengan pebble atau
kapak sumatra. Kebudayaan yang kedua yaitu abris sous roche, yang berarti
manusia pra aksara yang menempati gua-gua untuk berlindung diri dari cuaca serta
serangan hewan. Alat peninggalan yang ditemukan pada kebudayaan ini seperti
flakes, mata panah, batu pipisan serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
1) Menhir. Terbuat dari batu utuh yang memiliki fungsi untuk menghormati ruh
nenek moyang. Ditemukan di Sumatera selatan, Sulawesi tengah dan kalimantan.
2) Dolmen. Batu besar yang dibuat seperti meja. Berfungsi untuk meletakkan
sajen yang berguna sebagai memuja arwah nenek moyamg. Ditemukan di
Kabupaten Bondowoso dan Sumtera Selatan.
3) Sarkofagus. Banguan batu yang berupa lesung tertutup. Berfungsi untuk peti
mayat dan keperluan acara adat lainnya. Peninggalan ini ditemukan di Bali dan ini
dikeramtaan.
4) Kubur batu. Terbuat dari kepingan batu yang berfungsi sebagai menguburkan
mayat tau peti mayat. Ditemukan di Kuningan Jawa Barat dan Sumatra bagian
tengah.
5) Punden berundak. Banguna yag terbuat ari btu yang disusun bertingkat.
Fungsiny untuk pemujaan.
b. Zaman Logam
Dizaman ini manusia purba tidak hanya pandai untuk membuat bahan
perlengkapan rumah dari batu tapi juga dari logam zaman ini juga bisa disebut
zaman perundagian. Selain membuat peraltan dari batu dan logam, dizaman ini,
manuisa purba juga telah bisa menggunakn teknik pengecoran yang teknik bivalve
dan teknik acire perdure.
1. Zaman perungggu
2. Zaman besi
1. Penyebaran Penduduk
Sama seperti dikebanyakan negara, Indonesia tentu juga pernah dihuni berbagai
jenis manusia purba. Kebanyakan dari mereka tentu sudah punah karena perkembangan
zaman. Meskipun beberapa di antara mereka masih bertahan, pastinya sudah mengalami
perubahan secara perlahan. Salah satu yang masih bertahan adalah Homo wajakensis.
Tri Worosetyaningsih dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara,
Masa Hindu Budha, dan Masa Islam (2019) mengatakan bahwa persebaran nenek
moyang bangsa Indonesia ke arah timur dan barat.
Di bagian timur, mereka berada di Papua, Pulau Seran, Sulawesi Selatan, dan
Kepulauan Kai. Untuk di bagian barat, mereka menetap di Sumatera Timur. Nenek
moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini
dipelajari berasal dari Benua Asia. Menurut von Heine Gelden, nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Yunan.
Diperkirakan sejak tahun 2000 Sebelum Masehi hingga 50-0 Sebelum Masehi,
terjadi gelombang perpindahan dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat
tersebut dikuatkan dengan kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung
atau kapak persegi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Alat yang
berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Burma, Vietnam,
Kamboja, dan khususnya di Yunan.
2. Budaya
Perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia tidak dapat terlepas dari
pengaruh kebudayaan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara. Interaksi antara
bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Indonesia mampu mengembangkan kebudayaan
manusia prasejarah di Indonesia.
Bacson-Hoabinh merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki pengaruh
besar terhadap perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia. Kebudayaan
Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 hingga 4.000 Sebelum
Masehi.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh berasal dari peradaban manusia purba di lembah
sungai Mekong, Vietnam. Secara geografis, Bacson dan Hoabinh merupakan sebuah
wilayah subur di sekitar teluk Tonkin Vietnam.
Dalam buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 (1981) karya R.
Soekmono, kebudayaan Bacson-Hoabinh merupakan pusat kebudayaan mesolithikum
di Asia Tenggara. Bangsa pendukung dari kebudayaan Bacson Hoabinh adalah Papua
Melanosoid.
1) Bacson-Hoabinh di Indonesia
Persebaran kebudayaan Bacson Hoabinh di Indonesia terjadi pada sekitar tahun
2000 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu
jalur Barat dan jalur Timur. Jalur Barat memiliki rute : Vietnam – Thailand –
Semenanjung Melayu – Indonesia Barat.
Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh
melalui jalur barat adalah Melayu Austronesia. Hasil kebudayaan dari Bacson-
Hoabinh jalur barat yang ditemukan di Indonesia adalah:
a.Pebble (Kapak Sumatera)
b. Kapak Pendek
c.Alat-alat dari tulang
Sedangkan jalur Timur memiliki rute : Vietnam – Taiwan – Filiphina-
Indonesia Timur. Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan
Bacson-Hoabinh jalur Timur adalah Papua Melanosoid. Hasil kebudayaan dari
Bacson Hoabinh jalur timur yang ditemukan di Indonesia adalah Flakes (alat
serpih).
Ciri-ciri kebudayaan Bacson-Hoabinh
Dalam situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, ciri utama kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah pembuatan alat
kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu. Jenis batu yang dipakai dalam
kebudayaan Bacson-Hoabinh umumnya berasal dari sungai.
Alat Batu hasil kebudayaan Bacson Hoabinh dikerjakan dengan teknik
penyerpihan pada satu atau dua sisi batu. Melalui proses penyerpihan, batu-batu
tersebut dapat divariasikan menjadi beberapa bentuk.
Pengaruh budaya Bacson-Hoabinh di Indonesia banyak ditemukan di
pulau Sumatera. Hal tersebut karena letak pulau Sumatera dekat dengan kawasan
Indocina yang merupakan tempat asal kebudayaan Bacon Hoabinh.
4. Masyarakat perundingan
1) Pengertian Perundagian adalah pertukangan, artinya orang yang memiliki
ketrampilan atau kemampuan dalam melakukan pekerjaan tertentu.
2) Telah memiliki kehidupan yang menetap (sedenter).
3) Hasil kebudayaan berkembang dengan pesat, seperti benda-benda yang
terbuatdari: perunggu,besi, dangerabah yang sangat halus ,serta perhiasan/
manik-manik yang terbuat dari batu-batuan, dan dari kulit kerang.
4) Mata pencaharian adalah pertanian dengan cara berladang dan bersawah,
masyarakatnya sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter
5) Sistem kepercayaan yang berkembang adalah pemujaan taerhadap roh nenek
moyang, yang didahului persembahan terhadap roh nenek
moyang( ditemukannya bangunan pemujaan).
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi salah satu pemilik wilayah
lautan terluas di dunia. Kepulauan Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan
tektonik kepulauan yang berasal dari proses lempeng tektonik. Berdasarkan
klasifikasinya, kepulauan Indonesia terbentuk dari tiga hasil pergerakan lempeng besar,
yaitu lempeng Pasifik di sebelah barat, lempeng samudera Hindia di sebelah selatan dan
lempeng Asia di sebelah utara. Ditemukannya berbagai fosil,alat rumah tangga, dan
artefak lainnya di Indonesia dengan menunjukkan beberapa bukti yang autentik membuat
eksistensi keberadaan manusia purba sebagai fosil manusia semakin kuat perkembangan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat pra aksara melalui beberapa tahapan yaitu:
Masyarakat berburu dan meramu, Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut,
Masyarakat bercocok tanam dan beternak Masyarakat perundingan
DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional
Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud, 1991, Album Peninggalan Sejarah dan Purbakala, (Jakarta: Direktorat Perlindungan dan
Pembinaan).
M. Idwar Saleh, 1991, ”Sejarah Lokal Kerajaan Banjarmasin Dan Kebudayaan Sungainya”, Buletin Kayuh
Baimbai, Nomor 1 Tahun 1, Pebruari 1991.