Anda di halaman 1dari 22

PRASEJARAH INDONESIA

Dosen Pengampu:

Drs. Zul Asri, M.Hum

Disusun Oleh :

Meisya Rahma Deswita

Program Studi Pendidikan Keagamaan Islam

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang

2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmad dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Sejarah Indonesia”
oleh bapak Drs. Zul Asri, M.Hum Dalam makalah ini akan membahas “PRASEJARAH
INDONESIA “. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran Agama Islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Matakuliah
Pengantar Sejarah Indonesia. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
diperbaiki.

Padang, Februari 2022

Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pra-sejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di saat
catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Tidak jauh berbeda dengan istilah praaksara
yang berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara
berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum
manusia mengenal bentuk tulisan. Masa pra-sejarah dan pra-aksara disebut juga dengan
masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan.
Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas prasejarah Indonesia, mulai
dari karakteristik umum, pembentukan wilayah kepulauan, temuan fosil, penyebaran
penduduk, budaya dan evolusi kehidupan sosial dan ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik umum prasejarah?
2. Bagaimanakah pembentukan wilayah kepulauan?
3. Apa saja temuan fosil manusiaa dan artefak?
4. Bagaimana penyebaran penduduk, kepercayaan dan bahasa?
5. Bagaimana evolusi kehidupan sosial ekonomi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui karakteristik umu prasejarah
2. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan wilayah kepulauan
3. Untuk mengetahui apasaja temuan fosil dan artefak
4. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran penduduk, kepercayaan budayad an
bahasa
5. Untuk mengetahui evolusi kehidupan sosial dan ekonomi

BAB II
PEMBBAHASAN

A. KARAKTERISTIK UMUM
Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi salah satu pemilik wilayah
lautan terluas di dunia. Total luas wilayah Indonesia mencapai 5.139.250 kilometer
persegi yang mencakup daratan dan lautan. Merujuk data situs Kemdikbud, luas daratan
negara Indonesia adalah 1.919.440 kilometer persegi yang tersebar di 17.508 pulau.
Sedangkan luas lautan Indonesia mencapai 3.273.810 kilometer persegi yang terbentang
sejauh 3.977 mil. Data lebih detail dan terbaru mengenai luas wilayah Indonesia dirilis
oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves)
pada 2018 lalu. Data tersebut merupakan hasil kajian dari Badan Informasi Geospasial
(BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI AL sejak 2015. BIG dan
Pushidros TNI AL mengerjakan kajian teknis yang memanfaatkan best available data dan
metode teknis paling mutakhir untuk menghasilkan data rujukan nasional mengenai luas
wilayah Indonesia yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Potensi Geografis Indonesia untuk Ketahanan Pangan Nasional
2. Mengenal Letak Geografis Indonesia dan Pengaruhnya pada Musim
3. Mengutip informasi di laman Kemenko Marves, data luas wilayah Republik
Indonesia yang menjadi rujukan nasional tersebut adalah sebagai berikut:
a. Luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000
km
b. Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2
c. Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2
d. Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2
e. Luas landas kontinen Indonesia adalah 2.800.000 km2
f. Luas total perairan Indonesia adalah 6.400.000 km2
g. Luas total wilayah Republik Indonesia (daratan dan perairan) adalah
8.300.000 km2
h. Panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km
i. Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.504
j. Jumlah pulau Indonesia yang sudah dibakukan dan disubmisi ke PBB adalah
16.056.
k. Wilayah Indonesia yang sedemikian luas tersebut berbatasan dengan sejumlah
negara jiran. Batas: 1. Sebelah Utara: Malaysia, Filipina, Laut Cina Selatan,
dan Singapura, 2. Sebelah Selatan: Australia, Timor Leste, dan Samudera
Hindia 3. Sebelah Barat: Samudera Hindia, 4. Sebelah Timur: Papua Nugini
dan Samudera Pasifik.
Hingga tahun 2021, pemerintah Indonesia masih memperjuangkan perluasan
wilayah, khususnya di kategori landas kontinen. Merujuk kajian di Jurnal RechtsVinding
terbitan BPHN (Oktober 2020), pengertian landas kontinen di Indonesia masih
didasarkan pada UU Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen.
UU tersebut mengatur pengertian landas kontinen adalah dasar laut dan tanah di
bawahnya, yang berada di luar perairan wilayah RI, sebagaimana diatur dalam UU
Nomor 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia, sampai kedalaman 200 meter atau
lebih yang masih mungkin diselenggarakan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam.
Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, Indonesia memiliki letak geografis yang unik karena diapit oleh sejumlah lempeng
tektonik, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, serta Jalur
Pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Karakteristik wilayah daratan
Indonesia bisa dilihat berdasarkan beberapa kategori. Empat kategori pertama adalah
bentuk muka bumi (relief), jalur pegunungan, gerakan muka bumi, serta dataran. Adapun
penjelasan yang terperinci adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik wilayah daratan Indonesia berdasarkan relief (bentuk muka bumi)]


Di kategori ini, wilayah daratan Indonesia dapat dibagi menjadi 3 bagian, yakni
relief bagian barat, tengah, dan timur.
1) Bagian barat biasa disebut sebagai paparan Sunda, meliputi pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, dan Selat Malaka.
2) Bagian tengah disebut sebagai daerah peralihan, yang meliputi pulau Sulawesi,
Maluku, dan Nusa Tenggara.
3) Sedangkan bagian timur yang disebut paparan Sahul mencakup Pulau
Halmahera, Irian Jaya, dan Laut Arafuru.

2. Karakteristik wilayah daratan Indonesia berdasarkan jalur pegunungan


Jalur ini disebut sebagai karakteristik karena Indonesia berada di jalur
pegunungan aktif, yakni Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Keduanya ternyata
menghasilkan barisan pegunungan yang titik akhirnya ada di laut Banda.Berikut ini
jalur pegunungan tersebut:

- Busur Indonesia Selatan: dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Laut
Banda

- Busur Indonesia Timur: terbentang sepanjang Irian dan utara Maluku.

Keberadaan jalur pegunungan ini mengakibatkan munculnya daerah pulau yang


terbentuk berkat terbenturnya lempeng-lempeng di bawah permukaan bumi. Selain itu,
ada juga jalur patahan yang ternyata membuat beberapa bagian Indonesia rawan
terkena gempa bumi.

3. Karakteristik wilayah daratan Indonesia berdasarkan gerakan muka bumi


Wilayah Indonesia berada di titik temu antara tiga gerakan muka bumi, yakni
sistem Sunda Barat, sistem Pegunungan Asia Timur, dan Sirkum Australia. Oleh
karena itu, Indonesia sering mengalami bencana akibat aktivitas vulkanisme.

4. Karakteristk wilayah daratan Indonesia berdasarkan datarannya.


Berdasarkan datarannya, wilayah Indonesia bisa diklasifikasikan menjadi 2
kategori daratan, yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Di dataran tinggi, Indonesia
memiliki wilayah yang mencakup pegunungan yang notabene berpenduduk padat.
Contoh dataran tinggi di Indonesia adalah wilayah Gayo, Karo, Agam, Bandung,
Malang, Madi atau Kalimantan, dan Toraja. Sedangkan bagian dataran rendah,
terdapat di wilayah yang ketinggiannya tidak lebih dari 200 meter dari permukaan laut
(mdpl). Wilayah dataran rendah Indonesia tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
kepulauan Nusa Tenggara dan lain sebagainya.

B. PEMBENTUKAN WILAYAH KEPULAUAN


Kepulauan Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan tektonik kepulauan
yang berasal dari proses lempeng tektonik. Berdasarkan klasifikasinya, kepulauan
Indonesia terbentuk dari tiga hasil pergerakan lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik di
sebelah barat, lempeng samudera Hindia di sebelah selatan dan lempeng Asia di sebelah
utara. Aktifitas lempeng besar tersebut telah terjadi sejak zaman Neogen atau sekitar 50
juta tahun yang lalu dan hingga sekarang ketiga lempeng tersebut masih aktif yang
seringkali menyebabkan adanya guncangan gempa bumi yang berskala ringan hingga
berat.
Maka dari penjelasan di atas, kepulauan Indonesia terletak pada jalur lempeng
samudera dan benua dimana lempeng-lempeng tersebut beraktifitas layaknya ban
berjalan atau convetor belt dan lempeng-lempeng tersebut dipisahkan oleh adanya suatu
batas lempeng yang sifat pergerakannya adalah konvergen atau saling bertumbukan dan
divergen atau sebar pisah. Akibat dari aktifitas lempeng tersebut maka tidak
mengherankan jika kepulauan Indonesia sering mengalami gempa bumi dan letusan
gunung berapi dimana dari dua aktifitas alam ini menyebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Terbentuknya pulau-pulau baru;
2. Adanya deformasi atau perubahan struktur geomorfologi di sejumlah wilayah
Indonesia;
3. Adanya likuifaksi (tanah ambles) dan pergeseran tanah; dan
4. Adanya perubahan topografi permukaan wilayah di Indonesia.
Beberapa daerah rawan gempa di Indonesia dan letusan gunung berapi
diantaranya adalah Pulau Krakatau, Pulau Alor, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau
Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur karena pulau tersebut berada di jalur aktif
lempeng bumi dan jalur pegunungan berapi. Maka, proses pendidikan tentang mitigasi
bencana di Indonesia perlu ditingkatkan dan dibudidayakan dengan jalan sosialisasi
formal.
C. TEMUAN FOSIL MANUSIA PADA ZAMAN PRASEJARAH
Ditemukannya berbagai fosil,alat rumah tangga, dan artefak lainnya di Indonesia
dengan menunjukkan beberapa bukti yang autentik membuat eksistensi keberadaan
manusia purba sebagai fosil manusia semakin kuat. Dengan adanya bukti autentik
tersebut ahli arkeolog bisa mengidentifikasi berbagai jenis manusia purba yang ada di
Indonesia, sehingga kita dapat mengeahui lebih lanjut, mengenai manusia apa saja yag
pernah hidup di zaman pra sejarah yang jauh sebelum kita hidup, berikut akan saya
jelaskan ddengan ringkas dan jelas.
a. Meganthropus
Manusia purba yang ditemukan oleh Van Koenigswald ini merupakan manusia
purba tertua, ia ditemukan pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran, Jawa Tengah.
Meganthropus ini memiliki jenis terkenal yaitu megantrhopus paleojavanicus
yang memiliki dua arti yaitu “megan” berarti besar dan “paleojavanicus” berarti
dari Jawa, jadi arti lengkapnya, manusia bertubuh besar yang berasal dari Jawa.
Megantrhopus ini hidup pada kisaran 2.500.000 hingga 1.250.000 tahun yang
lalu. Meganthropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berbadan tegap
2) Mempunyi otot kunyah, gigi serta rahang yang kuat
3) Adanya tonjolan tepat dibelakang kepala
4) Adanya pipi serta tonjolan kening yang mencolok
5) Tidak memiliki dagung sehingga menyerupai kera
6) Memakan tumbuhan
7) Hidupnya berkelompok serta berpindah-pindah
b. Pithecantropus
Manusia purba jenis ini banyak ditemukan di Indonesia. Jenis ini diperkirakan
hidup pada kisaran 2.500.000 hingga 1.250.000 tahun yang lalu. Pithecantropus
ini punya arti aitu manusia kera. Jenis pithecantropus ini ada tiga yaitu
1) Pithecantropus erectus. Jenis ini ditemukan oleh Eufene Dubois di lembah
Sunga Bengawan Solo,Trinil Jawa tengah, pada tahun 1981. Adapun fosil
yang ditemukan Dubois terhadap manusia jens ini yaitu, tulang atas,
tengkorak dan tulang kaki.
2) Pithecntropus Mojokertensis/Robustus. Jenis ini ditemukan di Mojokerto,
Jawa Tengah pada tahun 1936 oleh Von Konigswald. Jenis fosil yang
ditemukan yaitu tulang tengkorak anak-anak.
3) Pithecantropus Soloeinsis. Ditemukan oleh Van Koenigswald dan Oppernoth,
di Ngandong dan Sangiran pada tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan
berupa tengkorak dan tulang kering.

Berikut akan saya uraikan ciri-ciri pithecantropus:

1) Badan tegap, namun tak stegap meganthropus


2) Memiliki tinggi sekitar 165 sampai 180 cm
3) Memiliki volume otak sekitar 750-1350cc
4) Rahang yang kuat serta geraham yang besar
5) Memiliki hidung lebar dan tidak berdagu
6) Kening yang menonjol tebal dan melintang sepanjang pelipis
7) Tulang tengkorak yang cukup tebal serta lonjong
8) Hidup bergantung dari berburu dan mengumpulkan makanan
9) Hiup di pdang terbuka dan hidup secara berkelompok
10) Makanannya ttumbuhan dan daging hewan
c. Homo
Homo sapiens hidup sekitar pada tahun 25.000-40.000 tahun yang lau. Jenis ini
sudah termasuk manusia purba yang maju, karena homo sapiens mirip dengan
pola hidup masyarakat manusia modern sekarang. Secara umum homo memiliki
ciri sebagai berikut:
1) Sudah berdiri tegak serta cara berjalan yang lebih sempurna
2) Memiliki tinggi sekitar 130-210 cm
3) Volume otaknya sekitar 1000cc-1200cc
4) Muka tidak menonjol kedepan dan otot tengkuk menyusut.
Manusia jenis homo ini memiliki 3 jenis yaitu homo soloensis (manusia dari
solo), homo wajakenesis ( manusia dari wajak) dan homo sapiens (manusia
cerdas).

Ditemukannya berbagai fosil,alat rumah tangga, dan artefak lainnya di Indonesia


dengan menunjukkan beberapa bukti yang autentik membuat eksistensi keberadaan
manusia purba sebagai fosil manusia semakin kuat. Dengan adanya bukti autentik
tersebut ahli arkeolog bisa mengidentifikasi berbagai jenis manusia purba yang ada
di Indonesia, sehingga kita dapat mengeahui lebih lanjut, mengenai manusia apa
saja yag pernah hidup di zaman pra sejarah yang jauh sebelum kita hidup, berikut
akan saya jelaskan ddengan ringkas dan jelas.

a. Meganthropus

Manusia purba yang ditemukan oleh Van Koenigswald ini merupakan manusia
purba tertua, ia ditemukan pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran, Jawa Tengah.
Meganthropus ini memiliki jenis terkenal yaitu megantrhopus paleojavanicus yang
memiliki dua arti yaitu “megan” berarti besar dan “paleojavanicus” berarti dari
Jawa, jadi arti lengkapnya, manusia bertubuh besar yang berasal dari Jawa.
Megantrhopus ini hidup pada kisaran 2.500.000 hingga 1.250.000 tahun yang lalu.
Meganthropus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berbadan tegap

2) Mempunyi otot kunyah, gigi serta rahang yang kuat

3) Adanya tonjolan tepat dibelakang kepala

4) Adanya pipi serta tonjolan kening yang mencolok

5) Tidak memiliki dagung sehingga menyerupai kera

6) Memakan tumbuhan

7) Hidupnya berkelompok serta berpindah-pindah

b. Pithecantropus
Manusia purba jenis ini banyak ditemukan di Indonesia. Jenis ini diperkirakan
hidup pada kisaran 2.500.000 hingga 1.250.000 tahun yang lalu. Pithecantropus ini
punya arti aitu manusia kera. Jenis pithecantropus ini ada tiga yaitu

1) Pithecantropus erectus. Jenis ini ditemukan oleh Eufene Dubois di lembah


Sunga Bengawan Solo,Trinil Jawa tengah, pada tahun 1981. Adapun fosil yang
ditemukan Dubois terhadap manusia jens ini yaitu, tulang atas, tengkorak dan
tulang kaki.

2) Pithecntropus Mojokertensis/Robustus. Jenis ini ditemukan di Mojokerto, Jawa


Tengah pada tahun 1936 oleh Von Konigswald. Jenis fosil yang ditemukan yaitu
tulang tengkorak anak-anak.

3) Pithecantropus Soloeinsis. Ditemukan oleh Van Koenigswald dan Oppernoth,


di Ngandong dan Sangiran pada tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa
tengkorak dan tulang kering.

Berikut akan saya uraikan ciri-ciri pithecantropus:

1) Badan tegap, namun tak stegap meganthropus

2) Memiliki tinggi sekitar 165 sampai 180 cm

3) Memiliki volume otak sekitar 750-1350cc

4) Rahang yang kuat serta geraham yang besar

5) Memiliki hidung lebar dan tidak berdagu

6) Kening yang menonjol tebal dan melintang sepanjang pelipis

7) Tulang tengkorak yang cukup tebal serta lonjong

8) Hidup bergantung dari berburu dan mengumpulkan makanan

9) Hiup di pdang terbuka dan hidup secara berkelompok

10) Makanannya ttumbuhan dan daging hewan


c. Homo

Homo sapiens hidup sekitar pada tahun 25.000-40.000 tahun yang lau. Jenis ini
sudah termasuk manusia purba yang maju, karena homo sapiens mirip dengan pola
hidup masyarakat manusia modern sekarang. Secara umum homo memiliki ciri
sebagai berikut:

1) Sudah berdiri tegak serta cara berjalan yang lebih sempurna

2) Memiliki tinggi sekitar 130-210 cm

3) Volume otaknya sekitar 1000cc-1200cc

4) Muka tidak menonjol kedepan dan otot tengkuk menyusut.

Manusia jenis homo ini memiliki 3 jenis yaitu homo soloensis (manusia dari solo),
homo wajakenesis ( manusia dari wajak) dan homo sapiens (manusia cerdas).

2. Temuan Artefak pada zaman prasejarah

Artefak adalah benda peninggalan sejarah beerupa logam,batu,prasasti


lempeng dan lain-lain yang dibuat dan divariasikan oleh manusia. Artefak pada
zaman prasejarah memiliki banyak jenis,sesuai dengan perkembangan pada zaman
pra sejarah terebut, mulai dari zaman batu: paleolitikum,neolitikum,megalitikum
dan mesolitikum hingga zaman logam: perunggu,tembaga dan besi.

a. Zaman Batu

1. Paleolitikum ( zaman batu tua)

Pada zaman ini, kehidupan manusia masih sederhana sehingga alat-alat dapur pun
masih terbuat dari batu kasar dan masih belum diasah. Alat dapur dan berburu
seperti kapak perimbas, kapak genggam serta alat serpih yang berguna untuk
memburu hewan, mengiris daging kemudian memotong buah-buahan.
2. Mesolitikum ( zaman batu tengah)

Pada zaman ini ada dua bentuk kebudayaan, sehingga dalam dua kebudayaan
tersebut, terbagi pula benda peninggalannya. Kebudayaan yang pertama yaitu
Kjokkenmoddinger, dimana artinya timbunan sampah dapur yang terdiri dari
kerang dan siput. Pada kebudyaaan ini, ditemukkan beberapa peninggalan berupa
kapak pendepk yaitu jenis batu tipis dan batu penggiling kemudian ada kapak
perimbas dari batu yang lebih halus. Kapak di zaman ini sudah memiliki perbedaan
dengan zaman paleolitikum,sehingga kapak ini jua disebut dengan pebble atau
kapak sumatra. Kebudayaan yang kedua yaitu abris sous roche, yang berarti
manusia pra aksara yang menempati gua-gua untuk berlindung diri dari cuaca serta
serangan hewan. Alat peninggalan yang ditemukan pada kebudayaan ini seperti
flakes, mata panah, batu pipisan serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.

3. Neolitikum ( zaman batu muda)

Dizaman ini, kehidupan manusia purba lebih maju sehingga corak


kehidupannya pun berubah menjadi mengupam atau mengasah. Alat peninggalan
yang diasah ditemukan disini berupa mata panah dan tombak yang terbuat dari
batu, beliung persegi serta kapak lonjong. Hasil dari beliung persegi yang sudah
diasah akan berbentu pacul yang memiliki fungsi untuk menebang kayu dan
membuat perahu lesung. Kemudian ada kapak lonjong, yang terbuat dari batu yang
menyerupai telur kemudian ujungnya diasah sampai tajam. Kapak ini memiliki
fungsi sebagai alat untuk keterampilan dalam memotong kayu dan lain-lai n, benda
wasiat serta alat untuk upacar adat.

4. Megalitikum (zaman batu besar)

Zaman megalitikum ini menghasilkan benda peninggalan dari batu yang


ukurannya sangat besar, dizaman alat yang dibuat diperlukn untuk pemujaan roh
nenek moyang. Jenis bangunn tersebut yaitu

1) Menhir. Terbuat dari batu utuh yang memiliki fungsi untuk menghormati ruh
nenek moyang. Ditemukan di Sumatera selatan, Sulawesi tengah dan kalimantan.
2) Dolmen. Batu besar yang dibuat seperti meja. Berfungsi untuk meletakkan
sajen yang berguna sebagai memuja arwah nenek moyamg. Ditemukan di
Kabupaten Bondowoso dan Sumtera Selatan.

3) Sarkofagus. Banguan batu yang berupa lesung tertutup. Berfungsi untuk peti
mayat dan keperluan acara adat lainnya. Peninggalan ini ditemukan di Bali dan ini
dikeramtaan.

4) Kubur batu. Terbuat dari kepingan batu yang berfungsi sebagai menguburkan
mayat tau peti mayat. Ditemukan di Kuningan Jawa Barat dan Sumatra bagian
tengah.

5) Punden berundak. Banguna yag terbuat ari btu yang disusun bertingkat.
Fungsiny untuk pemujaan.

b. Zaman Logam

Dizaman ini manusia purba tidak hanya pandai untuk membuat bahan
perlengkapan rumah dari batu tapi juga dari logam zaman ini juga bisa disebut
zaman perundagian. Selain membuat peraltan dari batu dan logam, dizaman ini,
manuisa purba juga telah bisa menggunakn teknik pengecoran yang teknik bivalve
dan teknik acire perdure.

1. Zaman perungggu

Dizaman ini masyarakat sudah menggunakan alat perunggu. Alat peninggalannya


berupa kapak perunggu/kapak corong, nekara, bejana perunggu, perhiasan dan arca
perunggu,dengan memiliki fungsi yng berbeda. Keseluruhan peninggalan benda ini
ditemukan di Sumatera, Jawa, dan Bali.

2. Zaman besi

Di zaman ini, kebudayaan besi banyak menghasilkna benda peralatan hidup. Di


zaman ini lah orag sudah dapat menggunakan teknik peleburan untuk membuat
alat rumah tangga. Alat rumah tangga yang dihasilkan di zaman besi yaitu tombak,
mata panah, sabit, mata pisau, kapak, pedang, dan mata bajak. Keseluruhan beda
ini ditemukan di Bogor, Punung Jaa Timur dan sekitar daerah Gnung Kidul
Yogyakarta

D. PENYEBARAN PENDUDUK, BUDAYA, KEPERCAYAAN DAN BAHASA

1. Penyebaran Penduduk
Sama seperti dikebanyakan negara, Indonesia tentu juga pernah dihuni berbagai
jenis manusia purba. Kebanyakan dari mereka tentu sudah punah karena perkembangan
zaman. Meskipun beberapa di antara mereka masih bertahan, pastinya sudah mengalami
perubahan secara perlahan. Salah satu yang masih bertahan adalah Homo wajakensis.
Tri Worosetyaningsih dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara,
Masa Hindu Budha, dan Masa Islam (2019) mengatakan bahwa persebaran nenek
moyang bangsa Indonesia ke arah timur dan barat.
Di bagian timur, mereka berada di Papua, Pulau Seran, Sulawesi Selatan, dan
Kepulauan Kai. Untuk di bagian barat, mereka menetap di Sumatera Timur. Nenek
moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini
dipelajari berasal dari Benua Asia. Menurut von Heine Gelden, nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Yunan.
Diperkirakan sejak tahun 2000 Sebelum Masehi hingga 50-0 Sebelum Masehi,
terjadi gelombang perpindahan dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat
tersebut dikuatkan dengan kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung
atau kapak persegi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Alat yang
berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Burma, Vietnam,
Kamboja, dan khususnya di Yunan.

Dua gelombang nenek moyang

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tersebar ke seluruh Indonesia.


Persebaran nenek moyang di Indonesia terbagi menjadi dua gelombang, yakni:
1) Proto Melayu (Melayu tua)
Bangsa Proto Melayu tiba di Indonesia sekitar 2000 Sebelum Masehi. Mereka
membawa budaya neolitikum (batu baru). Arah persebarannya terdiri dari dua
cabang, yaitu:
1. Cabang pertama adalah bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong dan
disebut sebagai ras Papua-Melanososid, kemudian menyebar ke Sulawesi Utara,
Maluku, dan Papua.
2. Cabang kedua adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Ras
ini menyebar melalui Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau
lain. Hasil kebudayaan yang mereka bawa adalah kapak persegi.

2) Bangsa Deutero Melayu (Melayu muda)


Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, bangsa Deutero Melayu tiba di
Kepulauan Indonesia. Kedatangan mereka tidak serta merta hanya singgah,
melainkan juga menetap. Mereka juga membawa kebudayaan logam yang berasal
dari Vietnam Utara. Kebudayaan logam yang dibawa seperti nekara, bejana,
perunggu, candrasa, arca, dan manik-manik.
Penyebaran bangsa ini bermula dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia,
dan menuju Indonesia. Gelombang terakhir ini masih tergolong ras Austronesia.
Pada perkembangannya, ras Papua-Melanosoid, Asutronesia, dan sisa ras Austro-
Melanesoid melahirkan berbagai macam suku bangsa yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia menjelang memasuki
zaman sejarah dibedakan sebagai berikut:
1. Masyarakat agraris.
2. Masyarakat bahari.
3. Masyarakat seni.
4. Masyarakat religious.

2. Budaya
Perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia tidak dapat terlepas dari
pengaruh kebudayaan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara. Interaksi antara
bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Indonesia mampu mengembangkan kebudayaan
manusia prasejarah di Indonesia.
Bacson-Hoabinh merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki pengaruh
besar terhadap perkembangan masyarakat prasejarah di Indonesia. Kebudayaan
Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 hingga 4.000 Sebelum
Masehi.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh berasal dari peradaban manusia purba di lembah
sungai Mekong, Vietnam. Secara geografis, Bacson dan Hoabinh merupakan sebuah
wilayah subur di sekitar teluk Tonkin Vietnam.
Dalam buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 (1981) karya R.
Soekmono, kebudayaan Bacson-Hoabinh merupakan pusat kebudayaan mesolithikum
di Asia Tenggara. Bangsa pendukung dari kebudayaan Bacson Hoabinh adalah Papua
Melanosoid.
1) Bacson-Hoabinh di Indonesia
Persebaran kebudayaan Bacson Hoabinh di Indonesia terjadi pada sekitar tahun
2000 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu
jalur Barat dan jalur Timur. Jalur Barat memiliki rute : Vietnam – Thailand –
Semenanjung Melayu – Indonesia Barat.
Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh
melalui jalur barat adalah Melayu Austronesia. Hasil kebudayaan dari Bacson-
Hoabinh jalur barat yang ditemukan di Indonesia adalah:
a.Pebble (Kapak Sumatera)
b. Kapak Pendek
c.Alat-alat dari tulang
Sedangkan jalur Timur memiliki rute : Vietnam – Taiwan – Filiphina-
Indonesia Timur. Jenis manusia purba yang melakukan penyebaran kebudayaan
Bacson-Hoabinh jalur Timur adalah Papua Melanosoid. Hasil kebudayaan dari
Bacson Hoabinh jalur timur yang ditemukan di Indonesia adalah Flakes (alat
serpih).
Ciri-ciri kebudayaan Bacson-Hoabinh
Dalam situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, ciri utama kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah pembuatan alat
kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu. Jenis batu yang dipakai dalam
kebudayaan Bacson-Hoabinh umumnya berasal dari sungai.
Alat Batu hasil kebudayaan Bacson Hoabinh dikerjakan dengan teknik
penyerpihan pada satu atau dua sisi batu. Melalui proses penyerpihan, batu-batu
tersebut dapat divariasikan menjadi beberapa bentuk.
Pengaruh budaya Bacson-Hoabinh di Indonesia banyak ditemukan di
pulau Sumatera. Hal tersebut karena letak pulau Sumatera dekat dengan kawasan
Indocina yang merupakan tempat asal kebudayaan Bacon Hoabinh.

E. EVOLUSI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI


Bila ditinjau dari sistem mata pencaharian, perkembangan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pra aksara melalui beberapa tahapan yaitu
1) Masyarakat berburu dan meramu
2) Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut
3) Masyarakat bercocok tanam dan beternak
4) Masyarakat perundingan

1. Masyarakat berburu dan meramu


1) Perkembangan masyarakat pada masa ini berjalan sangat lamban.
2) Manusia hidup tergantung dengan alam,makanan diperoleh dengan cara
berburu,mengumpulkan umbi-umbian dan menangkap ikan.
3) Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil,hal ini untuk memudahkan
langkah dan gerak mereka dalam mengikuti binatang buruannya,atau
mengumpulkan makanan,
4) Hidup berpindah-pindah tempat (nomaden)Pemilihan pemimpin dengan
menggunakan sistem Primus Inter Pares
5) Menggunakan berbagai alat dari batu dan tulang

2. Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut


1) Mereka hidup masih tergantung dengan alam
2) Mulai lama tinggal disuatu tempat, didalamgua-gua(semi seden air).Karena
tidak lagi berpindah pindah tempat, mereka memiliki waktu luang untuk
melakukan hal lain seperti membuat lukisan di dinding gua yang mereka
tinggali.
3) Lukisan yang mereka buat masih berkaitan dengan kepercayaan awal:
penghormatan kepada arwah nenek moyang,menggambarkan binatang
buruan,atau binatang yang dianggap suci dangan bartelapak tangan yang
berwarna merah(sebagai penolak roh jahat dan upacara kesuburan)

3. Masyarakat bercocok tanam dan beternak


1) Mereka sudah hidup menetap,sudah ada perkampungan yang dekat dengan
mata air,seperti sungai.
2) Adanya pembagian kerja secara sederhana antara laki-laki dan perempuan,
laki-laki tugasnya ada hubungannya dengan mengerjakan lahan ,sedangkan
perempuan berkaitan dengan tugas-tugas penyelenggaraan rumah tangga.
3) Dalam corak bercocok tanam mereka mulai menggarap tanahnya dan
berusaha menyimpan makanannya dengan cara mengawetkan.Bentuk kerja
mereka adalah dengan cara berhuma,dan ladang berpindah

4. Masyarakat perundingan
1) Pengertian Perundagian adalah pertukangan, artinya orang yang memiliki
ketrampilan atau kemampuan dalam melakukan pekerjaan tertentu.
2) Telah memiliki kehidupan yang menetap (sedenter).
3) Hasil kebudayaan berkembang dengan pesat, seperti benda-benda yang
terbuatdari: perunggu,besi, dangerabah yang sangat halus ,serta perhiasan/
manik-manik yang terbuat dari batu-batuan, dan dari kulit kerang.
4) Mata pencaharian adalah pertanian dengan cara berladang dan bersawah,
masyarakatnya sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter
5) Sistem kepercayaan yang berkembang adalah pemujaan taerhadap roh nenek
moyang, yang didahului persembahan terhadap roh nenek
moyang( ditemukannya bangunan pemujaan).
BAB III

KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dan menjadi salah satu pemilik wilayah
lautan terluas di dunia. Kepulauan Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan
tektonik kepulauan yang berasal dari proses lempeng tektonik. Berdasarkan
klasifikasinya, kepulauan Indonesia terbentuk dari tiga hasil pergerakan lempeng besar,
yaitu lempeng Pasifik di sebelah barat, lempeng samudera Hindia di sebelah selatan dan
lempeng Asia di sebelah utara. Ditemukannya berbagai fosil,alat rumah tangga, dan
artefak lainnya di Indonesia dengan menunjukkan beberapa bukti yang autentik membuat
eksistensi keberadaan manusia purba sebagai fosil manusia semakin kuat perkembangan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat pra aksara melalui beberapa tahapan yaitu:
Masyarakat berburu dan meramu, Masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut,
Masyarakat bercocok tanam dan beternak Masyarakat perundingan

DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional
Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anwarsari, 1995, Sejarah Nasional Indonesia I, (Malang: IKIP Malang).

Depdikbud, 1991, Album Peninggalan Sejarah dan Purbakala, (Jakarta: Direktorat Perlindungan dan
Pembinaan).

M. Idwar Saleh, 1991, ”Sejarah Lokal Kerajaan Banjarmasin Dan Kebudayaan Sungainya”, Buletin Kayuh
Baimbai, Nomor 1 Tahun 1, Pebruari 1991.

KataData.co.id. ( 2022, 9 Februari), Pengertian Artefak dan Penemuannya di Indonesia.


https://katadata.co.id/intan/berita/62032e26b3059/pengertian-artefak-dan-penemuannya-di-
indonesia Diakses pada 26 Februari 2022 pukul 16.50
PPPK, Calon Guru. 2021. Pembelajaran 1. IPS SEJARAH 2021.pdf, https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBELAJARAN
%201.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf Diakses pada 26 Februari 2022 pukul 17.45

Anda mungkin juga menyukai