Revisi PL Online Prilaku Kekerasan Putri
Revisi PL Online Prilaku Kekerasan Putri
TINGKAT : 3A S1 keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
PERILAKU KEKERASAN
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, di bawa ke RS iwa di antar keluarga dan polisi dalam
keadaan di borgol, menurut keluarga, pasien mengamuk, marah-marah, teriak-teriak dan
melempar kaca jendela tetangga, saat di kaji intonasi bicara pasien tinggi, membentak-bentak,
dan mengancam , ekspresi tegang
2. Mekanisme koping
a. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu
dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada obyek lain, seperti
meremas abdomen kue, meninju bantal dan sebagainya, tujuannya untuk mengurangi
ketegangan akibat marah
b. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya tidak baik.
Misalnya seorang wanita yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terhadap temn sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba
merayu dan mencumbunya
c. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam sadar.
Misalnya seorang anak yang benci terhadap orang tuanya yang tidak disukainya.
Tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterima sejak kecil bahwa membenci orang
tua meupakan hal yang tidak baik, sehingga perasaan benci itu dapat ditekannya dan
akhirnya ia dapat melupakannya
d. Reaksi pormasi
Mencegah keinginan yang berbahaya biala di ekspresikan, dengan melebih-lebihkan
sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan.
Misalnya seseorang tertarik dengan teman suaminya akan memperlakukan orang
tersebut dengan kasar
e. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang tidak
begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu.
Misalnya anak 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya
karena menggambar di dinding kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan
dengan temannya
Indikasi : Perilaku amuk, Agitasi (kecemasan memuncak) yang tidak dikendalikan dengan
pengobatan, Ancaman terhadap integritas fisik berhubungan dengan penolakan klien untuk
beristirahat, makan, dan minum, Permintaan klien untuk mengendalikan perilaku
eksternal, pastikan tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik
CARA MELAKUKAN RESTRAIN (EKSTREMITAS)
- Melakukan komunikasi terkait dengan pelaksanaan tindakan
- Memastikan area pemasangan restrain bebas dari lecet / luka, bengkak / memar
- Memasang padding pada ekstremitas
- Memasang restrein dengan menggunakan simpul pangkal diatas padding
- Mengikat tali Restrein pada kaki tempat tidur/ bagian tempat tidur
- Mengatur rentang gerak klien tetap optimal (tidak terlalu mengikat kencang
sehingga pasien masih bisa bergerak optimal)
PENTING
- Restraint (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika dengan
intervensi verbal, restrain kimia mengalami kegagalan.
- Untuk pasien dewasa maksimal dilakukan selama 4 Jam.
PENTING
- Tiap 10-15 menit harus dilakukan observasi:
- Tanda-tanda cidera
- Hidrasi dan Nutrisi
- Sirkulasi dan rentang gerak
- Tanda-Tanda Vital
4. Justifikasi tanda gejala (mayor minor)
Data minor
-
7. Pohon masalah
Resiko mencederai orang lain, diri sendiri, lingkungan
HDR (etiologi)
Data minor
Ds
-
Do
- Tangan mengepal
- Melotot/pandngan
tajam
- Wajah memerah
- Rahang mengatup
- Postur tubuh kaku
9. Intervensi
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Perilaku TUM: klien dapat Setelah 3x intervensi: Bina hubungan saling percaya Kepercayaan dari klien
Kekerasan mengontrol atau dengan: merupakan hal yang mutlak
mengendalikan perilaku Klien menunjukkan Beri salam setiap berinteraksi. serta akan memudahkan
kekerasan tanda-tanda percaya Perkenalkan nama, nama dalam melakukan pendekatan
kepada perawat: panggilan perawat dan tujuan keperawatan terhadap klien
Wajah cerah, perawat berkenalan
tersenyum Tanyakan dan panggil nama
TUK: Mau berkenalan kesukaan klien
Ada kontak mata Tunjukkan sikap empati, jujur dan
Klien dapat membina Bersedia menepati janji setiap kali
hubungan saling menceritakan berinteraksi
percaya perasaan Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan perasaan
klien
2. Klien dapat Setelah 3x intervensi Bantu klien mengungkapkan Menentukan mekanisme
mengidentifikasi perasaan marahnya: koping yang dimiliki klien
penyebab perilaku 2. Klien menceritakan Motivasi klien untuk menceritakan dalam menghadapi masalah
kekerasan yang penyebab perilaku penyebab rasa kesal atau serta sebagai langkah awal
dilakukannya kekerasan yang jengkelnya dalam menyusun strategi
dilakukannya: Dengarkan tanpa menyela atau berikutnya
memberi penilaian setiap
Menceritakan ungkapan perasaan klien
penyebab
perasaan
jengkel/kesal baik
dari diri sendiri
maupun
lingkungannya
3. Klien dapat Setelah 3x intervensi 3. Bantu klien mengungkapkan Deteksi dini sehingga dapat
mengidentifikasi tanda-tanda perilaku mencegah tindakan yang
tanda-tanda perilaku 3. Klien menceritakan kekerasan yang dialaminya: dapat membahayakan klien
kekerasan keadaan dan lingkungan sekitar
Motivasi klien menceritakan
Fisik : mata merah, kondisi fisik saat perilaku
tangan mengepal, kekerasan terjadi
ekspresi tegang, Motivasi klien menceritakan
dan lain-lain. kondisi emosinya saat terjadi
Emosional : perilaku kekerasan
perasaan marah, Motivasi klien menceritakan
jengkel, bicara kondisi psikologis saat terjadi
kasar. perilaku kekerasan
Sosial : Motivasi klien menceritakan
bermusuhan kondisi hubungan dengan orang
yang dialami saat lainh saat terjadi perilaku
terjadi perilaku kekerasan
kekerasan.
4. Klien dapat Setelah 3x intervensi 4. Diskusikan dengan klien Melihat mekanisme koping
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang klien dalam menyelesaikan
jenis perilaku 4. Klien menjelaskan: dilakukannya selama ini: masalah yang dihadapi
kekerasan yang Jenis-jenis ekspresi
pernah dilakukannya kemarahan yang selama Motivasi klien menceritakan jenis-
ini telah dilakukannya jenis tindak kekerasan yang
Perasaannya saat selama ini permah dilakukannya.
melakukan kekerasan Motivasi klien menceritakan
Efektivitas cara yang perasaan klien setelah tindak
dipakai dalam kekerasan tersebut terjadi
menyelesaikan masalah Diskusikan apakah dengan tindak
kekerasan yang dilakukannya
masalah yang dialami teratasi.
5. Klien dapat Setelah 3x intervensi 5. Diskusikan dengan klien akibat Membantu klien melihat
mengidentifikasi negatif (kerugian) cara yang dampak yang ditimbulkan
akibat perilaku 5. Klien menjelaskan dilakukan pada: akibat perilaku kekerasan yang
kekerasan akibat tindak dilakukan klien
kekerasan yang Diri sendiri
dilakukannya Orang lain/keluarga
Lingkungan
Diri sendiri : luka, dijauhi
teman, dll
Orang lain/keluarga :
luka, tersinggung,
ketakutan, dll
Lingkungan : barang atau
benda rusak dll
6. Klien dapat Setelah 3x intervensi 6. Diskusikan dengan klien: Menurunkan perilaku yang
mengidentifikasi cara destruktif yang akan
konstruktif dalam 6. Klien : Apakah klien mau mempelajari menciderai klien dan
mengungkapkan cara baru mengungkapkan marah lingkungan sekitar
Menjelaskan cara-cara yang sehat
kemarahan sehat mengungkapkan Jelaskan berbagai alternatif
marah pilihan untuk mengungkapkan
marah selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan marah:
Cara fisik: nafas
dalam, pukul bantal
atau kasur, olah raga.
Verbal:
mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal kepada orang
lain.
Sosial: latihan asertif
dengan orang lain.
Spiritual:
sembahyang/doa,
zikir, meditasi, dsb
sesuai keyakinan
agamanya masing-
masing
7. Klien dapat Setelah 3x intervensi 7. 1. Diskusikan cara yang keinginan untuk marah
mendemonstrasikan mungkin dipilih dan anjurkan tidak tahu kapan
cara mengontrol 7. Klien memperagakan klien memilih cara yang munculnya, serta siapa
perilaku kekerasan cara mengontrol mungkin untuk yang akan memicunya
perilaku kekerasan: mengungkapkan meningkatkan
kemarahan. kepercayaan diri klien
Fisik: tarik nafas dalam, serta asertifitas klien saat
memukul bantal/kasur 7.2. Latih klien memperagakan marah/jengkel
Verbal: mengungkapkan
cara yang dipilih:
perasaan kesal/jengkel
pada orang lain tanpa Peragakan cara melaksanakan
menyakiti cara yang dipilih.
Spiritual: zikir/doa, Jelaskan manfaat cara tersebut
meditasi sesuai Anjurkan klien menirukan
agamanya peragaan yang sudah dilakukan.
Beri penguatan pada klien,
perbaiki cara yang masih belum
sempurna
7.3. Anjurkan klien menggunakan
cara yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
8. Klien mendapat Setelah 3x intervensi 8.1. Diskusikan pentingnya peran Keluarga merupakan sistem
dukungan keluarga serta keluarga sebagai pendukung utama bagi klien
untuk mengontrol 8. Keluarga: pendukung klien untuk
perilaku kekerasan Menjelaskan cara mengatasi perilaku
merawat klien dengan kekerasan.
perilaku kekerasan 8.2. Diskusikan potensi keluarga
Mengungkapkan rasa untuk membantu klien
puas dalam merawat mengatasi perilaku
klien kekerasan
Pasien Keluarga
SP I SP I
1. Mengidentifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala dirasakan keluarga dalam
PK merawat pasien
3. Mengidentifikasi akibat PK 2. Menjelaskan pengertian PK,
4. Menyebutkan cara mengontrol PK tanda dan gejala, serta proses
(teknik relaksasi) terjadinya PK
5. Membantu pasien mempraktekkan 3. Menjelaskan cara merawat
latihan cara mengontrol PK pasien dengan PK
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal SP II
kegiatan harian 1. Melatih keluarga
mempraktikkan cara merawat
SP II pasien dengan PK
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 2. Melatih keluarga melakukan
harian pasien cara merawat langsung kepada
2. Melatih pasien mengontrol PK pasien PK
dengan cara fisik (mis, memukul
bantal) SP III
3. Menganjurkan pasien 1. Membantu keluarga membuat
memasukkan dalam jadwal jadwal aktivitas dirumah
kegiatan harian termasuk meminum obat
2. Menjelaskan follow up pasien
SP III setelah pulang
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK
dengan cara verbal
(bercerita/mengungkapkan rasa
marah)
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam kegiatan
harian
SP IV
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK
dengan cara spiritual (misalnya
berdoa, beribadah)
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP V
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara mengontrol PK
dengan minum obat
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian