Anda di halaman 1dari 6
\ Q \ * © Soat Latihan 2.5 Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jlas! 1. _Jelaskanlah pendapat H. Kern bahwa bahasa-bahasa yang digunakan di Nusantara berasal dai indule yang samal Jelaskan persamaan pendapat antara H. Kern dengan Von Heine Geldren tentang penyebaran manusia di kepulauan Indonesia! {5, Mengapa kepulauan Nusantara dihuni oleh beragam suku bangsa? 4, Bagaimanakah proses persebaran bangsa Melayu ke kepulauan Indonesia? i A Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara Kamu tentu telah mengenal gerabah, perkakas rumah tanga yang terbuat dari tanah fiat yang dibentuk dan dibakar. Berbagai bentuk gerabah hingga saat ini masih dipergunakan oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Ada yang berupa gentong sebagai wadah untuk menyimpan air, vas, atau pot untuk tanaman bunga, dan berbagai bentuk dan fungsi gerabah lainnya, Coba kamu sebutkan bentuk dan fungsi gerabah lainnya dan tuliskanlah dalam buku tugasmu! Tahukah kamu bahwa gerabah telah dikenal sejak masa Praaksara? Keperluan untuk menyimpan makanan menyebabkan masyarakat Praaksara menciptakan gerabah. Pembuatan gerabah menunjukan kemajuan cara hidup masyarakat Praaksara yang sebelumnya mengonsumsi makanan yang langsung didapat dari alam. Kehidupan masyarakat pada masa Praaksara melalui beberapa tahap atau masa yang mencerminkan perkembangan corak kehidupan mereka. Tahap-tahap perkembangan masyarakat masa Praaksara, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjur, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. 4. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Pada mulanya manusia hidup dengan berburn dan mengumpulkan makanan. Saat itu, lingkungan hidup manusia mash liar dan keadaan bumi labil. Banyak terjadi lerusan gunung berapi dan daratan diturupi oleh hutan yang lebat. Berbagai binatang purba masih hidup di dalamnya. Sungai sering berpindah- pindah aliran karena perubahan bentuk permukaan bumi. . . Keadaan seperti ini berlangsung sckitar 600,000 tahun, Perkembangan kebudayaan pada masa ini sangat lambar, Hal ini disebabkan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, keadaan alam masih sangat liar dan labil. Selain itu, manusia pendukungnya masih termasuk manusia purba, seperti Pithecanthropus Erectus, Pithecantrhopus Soloensis, dan Homo Wajakensis. Kehidupan mereka masih Sumber: Worpresco sangat bergantung pada alam. a pi pero paar mig hhidup secaraberkelompok untuk mempertahankan dan mengembanglan kehidupannya. Bab 2 Menelusuri Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia ® vipinaal aengan Vamsca Kelompok berburu tersusun dalam keluarga kkecil. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki bertugas melakukan perburuan dan kaum Perempuan mengumpulkan makanan (cumbuh- tumbuhan dan hewan-hewan kecil), yang tidak memerlukan tenaga besar dan juga bertugas mengurus anak-anak. ‘Upaya-upaya yang dilakukan manusia purba dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya pada masa ini adalah sebagai berikus. a, Menciprakan berbagai alat dari batu dan tulang untuk menutupi kekurangan fisiknya, alat- alat tersebut, seperti kapake genggam, kapak petimbas, alat-alat serpih (flake), dan alat-alat tulang. z Hidup berkelompok antara 10 sampai 15 orang. ¢. Hidup berpindah-pindah di daerah-daerah dekat sumber air, seperti sungai dan danau, a Suatu hal yang sangat membantu manusia purba adalah penemuan api. Mereka menggunakan api untuk menghangatkan badan pada musim dingin dan memasak makanan schingga daging binatang buruan menjadi lebih lunak untuk dikunyah, 2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut berlangsung pada kala pases, Pleistosen. Corak hidup dari masa sebelumaya smasih berpengaruh. Kehidupan mereka macin bergancung kepada alam. Mereka hidup berburg binatang di dalam hutan, menangkap ikan, dan mengumpulkan malanan seperti umbi-umbian, buah-buahan, bij-bjian, dan daun-daunan, Alat-alat kehidupan, seperti ka flake, dan alat-alat culang pada (@) seicoh indonesia A Ketos x pak genggam, masa ini masih 2 | digunakan dan dikembangkan, Pada macy mempunyai peranan dasar sebagai “\,., aly Di antara kelompok-elompok many masa berburu dan mengumpulkan mrakanan ght lanjue ada yang hidup di daerah pesisiz, M he, pokok mereka adalah kerang dan ikan lau, bekas tempat tinggal mereka ditemukan cunpae kulic kerang dan alat-alat yang mereka pe, seperti kapak genggam, mata panah, » Mata tomy dan mata kail. Gambar 2.26 Keglatan berburu dan mengumpulkan makaran Tatihterdapat di beberapa suku di daerah pedalaman d) Indonesia sampai sa at ini seperti yang dilakukan oleh suk Dayak di Kalimantan Ketika manusia telah mampu mengumpulk# ‘makanan dalam jumlah cukup banyak, mereka 'ebih lama mendiami suacu tempat (semi sede Kemudian, mereka memiliki kemampuan i menyimpan dan mengawetkan makanan. D: binarang buruan diawetkan dengan cats dit Setelah terlebih dahulu diberi ramuan. Hes? menjadi semacam dendeng. Mereka ving Bua (abris cous roche). Mereka memilih ae letakenya culcup tinggi di lereng-lereng bukit melindung divi dari iim dan binatang Y Coe ect ' yang tidak banyak teriba Kstiatan perburuan, lebih banyak ber ie e i? n kepada lingkungan yans vipinaal aengan vamsca maka ia mampu memperluas pengetahuannya tentang seluk-beluk tumbuk-tumbuhan yang dapat dibudidayakan. GGambar 2.25 Abris sous roche atau gua di dinding bukit. Gua ini dijaditan sebagai tempat tinggal pada masa berburu dan rmengumputkan makanan, Bercocok tanam mulai dikerjakan dengan amat sederhana dan dilakukan secara berpindah-pindah (berhuma). Hutan yang akan ditanami mereka tebang, dibakar, dan dibersihkan. Setelah tidak subur lagi, tanah tersebut mereka tinggalkan untuk mencari lahan yang baru. Kehidupan semi menetap memberikan banyak waktu luang bagi manusia pendukung masa ini. ‘Waktu luang itu mereka gunakan untuk membuat alat-alat batu dan tulang serta membuat lukisan- lukisan pada dinding-dinding gua. Lukisan-lukisan mereka, antara lain berupa cap telapak cangan, babi, kadal, dan perahu. Lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua peninggalan masyarakat praaksara antara lain ditemukan di Gua Leang- Leang, Sulawesi Selatan; lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara; di Pulau Seram, Maluku; dan di gua-gua di Papua. Dari lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua tersebut diperkirakan bahwa sistem kepercayaan mulai dikenal oleh masyarakat Praaksara. Sikap hidup manusia tergambar dalam lukisan-lukisan tersebut, termasuk nilai-nilai estetika dan magis yang bertalian dengan torem dan upacara-upacara yang belum diketahui dengan jelas. Cap merah mungkin berarti kekuatan atau lambang kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat, cap-cap tangan dengan jari-jari yang tidak lengkap mungkin dianggap sebagai tanda berkabung. Gambar 2.26 Gambar Lukisan pada dinding gua Leang-Leang i Sulawesi Selatan. Roder dan Galis yang meneliti lukisan-lukisan peninggalan masyarakat Praaksara di Papua berpendapat lukisan-lukisan tersebut bertalian dengan upacara-upacara penghormatan nenek moyang, upacara penguburan, dan mungkin juga untuk keperluan perdukunan, untuk meminta hujan atau kejadian penting lainnya. Lukisan kadal di Pulau Seram (Maluku) dan Papua dianggap sebagai penjelmaan nenek moyang atau kepala suku sebagai kekuatan magis. Pemujaan terhadap binatang yang memiliki kekuatan magis tersebut disebut dengan toremisme. Selain totemisme, masyarakat Praaksara juga memiliki kepercayaan yang disebut animisme dan dinamisme, ‘Animisme adalah kepercayaan terhadap roh, sedangkan dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang memiliki kekuatan gaib. Lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua selain menunjukkan dikenalnya sistem kepercayaan masyarakat Praaksara saat itu, juga menunjukkan dikembangkannya kesenian oleh masyarakat Praaksara. Bab 2 MenelusuriKehidupan Manusa Prosar Indonesia (i) vipinaal aengan Lamsca 3. Masa Bercocok Tanam Masa bercocok tanam merupakan masa yang penting bagi perkembangan masyarakat dan peradaban, Beberapa penemuan baru dalam rangka penguasaan sumber alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan hewan mulai dipelihara dan dijinakkan, Cara bercocok tanam dengan berhuma mulai dikembangkan schingga muncullah ladang-ladang pertanian yang sederhana. Pada mulanya kegiatan bercocok tanam menghasilkan keladi, ubi, pisang, manggis,rambutan, salak, dan kelapa. Penanaman tumbuhan yang berasal daribi memerlukan pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan tersebut mulai dikenal secara perlahan-lahan ketika para pendukung kebudayaan kapak persegi berpengaruh di Kepulauan Nusantara. Tanaman keladi membutuhkan air yang cukup. Uncuk itu dibuackan pematang-pematang yang dilengkapi dengan saluran-saluran air. Dengan demikian, pada masa ini masyarakat mulai mengenal irigasi. Tanaman berikutnya yang dikenal ditanam adalah tanaman rumput-rumputan (jewawut dan padi gaga) yang ditanam di tanah kering dengan hanya menaburkan biji-bijinya, Gambac 2.27 Pada masa bercocok tana, me membakar hutan untuk dijadikan tem; = {anam sudh dala seca ergoteng eye bang dan at tnggl dan becock Binatang yang pertama kali dijinayy,, anjing yang dipergunakan sebagai teman wae berburu dan sebagai penjaga. Kemudian, gy juga menjinakkan babi, ayam, dan kerba dimakan. Babi dan kerbau selain untuk juga sebagai hewan korban, Un dima, Berdasarkan peninggalan-peninggzlan ditemukan, maka dapat disimpulkan ap pada masa bercocok tanam kepulauan Nusani telah dihuni secara meluas. Ada kecenderun penduduk pada masa itu untuk mendiamitenpy cempat terbuka yang dekae sumber ai. Adstalay, mereka mendiami tempat-tempat yang agak ti dan bukit-bukit kecil yang dikelilingi sung atau jurang serta dipagar oleh hutan, Tujuanaa untuk melindungi diri dari serangan musth ata gangguan binatang- binatang buas. Pada masa bercocok tanam sudah ada tandt tanda cara hidup menetap di suatu perkampungin Pada masa ini sudah ada desa-desa kecil semacan perdukuhan. Pada setiap dukuh terdapat bebere tempat tinggal yang dibangun secara tidit beraturan, Membangun rumah, menebang sett membakar hutan, menanam serta memanel berburu, menangkap ikan, serta membuat g dilakukan secara bergotong royong. Walaupt® demikian, ada pembagian kerja berdasarkan jem Kelamin dan usia, Pekerjaan yang menghabis tenaga dan beresiko, seperti membuat rum ‘menggali lubang untuk benih, dan mena! ikan di laut lepas pantai dilakukan oleh 4" taki-laki, sedangkan merawat bayi, menabut ben" merawat rumah, dan membuat gerabah dilsk™" | oleh kaum wanita. Anak-anake membantu ib | membuat gerabah dan pekerjaan ringan hin"! | 5 Di tempat-tempat yang tandus dan bos ‘uncul industriindustri lokal yang me alatalat kerja, seperti kapak persegi 4" lonjong. Bukti-bukei ini ditemukan di be* tap ot | vipinaal aengan vamha tempat seperti di Punung (Pacitan), Kendeng Lembu (Banyuwangi), Wonogiri (Surakara), Bogor, Purwakarta, dan di Lahat (Sumatra § Jatan). Kelebihan waktw antara waktu menanam dengan wakeu panen memungkinkan berkembangnya kegiatan lain di luar sektor pertanian yang, mereka gunakan untuk membuat alat pemukul kulit kayu, membuat anyam-anyaman, membuat dan gerabah. Pada masa bercocok tanam telah muncul perdagangan barter. Barang-barang yang dipertukarkan berupa hasil-hasil bercocok tanam, hasil kerajinan (gerabah, kapak dan pethiasan), garam, dan ikan laut yang dikeringkan. Barang-barang tersebut diangkut melalui jalan darat, laut, dan sungai. Perahu dan rakie memegang peranan penting sebagai sarana transportasi. 4 Masa Perundagian Pada masa bercocok tanam tingkat lanjut (masa perundagi .), manusia di Indonesia hidup di desa-desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai dalam tata kehidupan yang makin teracur dan terpimpin. Sisa-sisa tempat tinggal mereka yang tersebar, antara lain di Sumatea, Jawa, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Di tempat-tempat itu ditemukan peninggalan-peninggalan berupa benda- benda perunggu, benda besi, gerabah yang indah, dan manik-manik. Kemampuan baru yang terpenting pada masa ini yaitu kemampuan peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan alat-alat dari logam (Neolitikum). Kemajuan dalam pembuatan alat-alat dari logam ini meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Penemuan pisau, sabit, dan bajak menunjukkan masyarakat pada masa ini sudah mengenal teknik bersawah. Pertanian dalam bentuk perladangan dan persawahan menjadi mata pencaharian tetap. Pengaturan air untuk sawah diadakan sehingga pertanian tidak sepenuhnya bergantung pada hujan, kemajuan ini menimbulkan surplus bahan pangan, kelebihan bahan pangan ini, kemudian mereka perdagangkan. Sistem kepercayaan masyarakat Praaksara terus berkembang dan mencapai puncaknya pada masa bercocok tanam dan kehidupan menetap. Salah satu hal yang menonjol dalam masyarakat adalah sikap tethadap alam kehidupan setelah orang meninggal. Roh dianggap mempunyai kehidupan di alamnya sendiri sesudah seseorang meninggal. Kepercayaan terhadap roh pun terus berkembang dan semakin kompleksnya bentuk upacara penghormatan, penguburan dan pemberian sesajen. Dalam upacara penguburan, orang yang meninggal biasanya dibekali dengan macam-macam barang keperluan sehari-hari seperti perhiasan dan periuk yang dikubur bersama, Hal ini dimaksudkan agar perjalanan si orang yang meninggal ke dunia arwah akan terjamin dengan sebaik-baiknya, Selain itu, untuk keperluan pemujaan terhadap arwah nenek moyang, mereka mendirikan monumen dari batu-batu besar (megalit) sebagai sarana upacara ritual untuk memuja dan menghormati arwah nenek moyangnya, Kesenian yang telah dikenal oleh masyarakat Praaksara pada masa hidup seminomaden berkembang pesat pada masa bercocok tanam, Adanya waktu senggang dari menanam hingga memanen dimanfaatkan oleh masyarakat Praaksara untuk mengembangkan jiwa seninya, seperti seni membatik, gamelan, bahkan seni wayang. Pengetahuan manusia pada Zaman Logam dalam berbagai bidang meningkac pesat. Ilmu tentang perbintangan (astronomi) dan iklim telah dikuasai untuk mengatur kegiatan pertanian dan pelayaran, Aornell menyimpulkan bahwa perahu bercadik atau perahu bersayap adalah perahu khusus dari Indonesia. Perahu bercadik tersebut dibuat dari barang pohon yang bagian dalamnya dikeruk sehingga berbentuk Bab 2 Menelusuri Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia @& vipinaal aengan Lamsca jiberi cadik atau sie lesung, Perahu tersebut kemudian ae akan sebagal di basin kanan dan kitinya, Cadik ini ig ed alat ee agar perahu tidak mu hempasan ombak. i Nusantara ee ee ape re mampu mengarungi lautan luas, Mereka| al ae dia Samudra Hindia sampai ke India Selatan, Pipe Aftika Timur. Mereka juga mencapai Australia 4 di Samudra Pasifik, dan menjelajah laut Cina Selatan hingga ke Daratan Cina, O antivitas 2.4 Pan masyarakat Praaksara d: Pan perkembangan tersebut esvaralat Praaksara, Misalnya, dalans hal sist ewalnya masih sangatsedethana berburu dan men “ri Yang sederhana hingga yang bt Srlihat kemajuan berbagai cork kehidupa rem kemasyarakcat, an pada masyarakat Praaksara ju Mereka hidup berkel lompok dalam jumlah kecl pada ns i Dahm kclompok teehee terdapat hubungan yang ent “ghadapi beratnya ‘antangan alam, Kemudian sistem Kemasyarakatanis sine “ne aden, Pola hidup enetap sehingga mendorong = . Pada m, jan ¢. J Haren maya ebb menjadi bee ten emasyarakatan pun been Cobalah bentuk kelompol 20g end dar eaten buku tugas kalant Kemudian ish tabet tetsebye ae Kemudian bua keablian yang dimiliin® Praaksara dalam bidang Sistem keper tlah tabel berikut ini di cayaan Uraian tentan, kehidupan masya™* aan, '8 Corak kehidup } Pelayaran, dan kesenian, sistem mata “neahatian hidup, ilmu pengetahua" | vipiriaal aengan Lamsca

Anda mungkin juga menyukai