Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TAXN6042
Introduction to
Taxation (Minor)
Week 8
Income Tax
For Micro Business
LO 3 : Analyze tax subject and tax object, tax calculation and how to report of miicro
business income tax (PP 23 / Tahun 2018).
Subjek pajak
1. Wajib pajak Orang Pribadi
2. Wajib Pajak badan Tertentu
a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi, CV dan Firma
Yang menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha tidak melebihi 4,8 Milyar dalam 1
Tahun Pajak terhitung sejak:
• Tahun pajak wajib pajak terdaftar, bagi WP yang terdaftar sejak PP 23 Tahun 2018; atau
• Tahun Pajak berlakunya PP ini, bagi WP yang telah terdaftar sebelum berlakunya PP 23
Tahun 2018
Bila melebihi Rp 4,8 M pada tahun berjalan atau melewati jangka waktu
Jika pada tahun berjalan peredaran bruto (omset) melebihi Rp 4,8M atau melewati jangka waktu
maka penghasilan yang diperoleh wajib pajak pada Tahun Pajak – Tahun Pajak berikutnya
dikenai ketentuan umum Pajak Penghasilan berdasarkan tarif:
• Pasal 17 ayat (1) huruf (a) bagi Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penentuan pengenaan PP
Pengenaan PP ini didasarkan pada peredaran bruto dari usaha 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak
terakhir sebelum tahun pajak bersangkutan.
Peredaran bruto merupakan imbalan atau nilai penganti berupa uang atau nilai yang yang
diterima atau diperoleh dari usaha sebelum dikurangi potongan penjualan, potongan tunai,
dan/atau potongan sejenis.
Bagi wajib pajak yang memiliki lebih dari satu tempat usaha, penentuan pengenaan didasarkan
pada jumlah peredaran bruto seluruh gerai atau counter atau outlet atau sejenisnya baik pusat
maupun cabang.
Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Kawin status Pisah Harta datau Memilih Terpisah (MT),
penetuan pengenaan didasarkan dari besarnya peredaran bruto penggabungan usaha suami dan
isteri.
PPh UMKM sesuai PP23/2018 dikenakan atas penghasilan dari kegiatan usaha yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dengan peredaran bruto (omset) tidak melebihi Rp
4,8M dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) Tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
Usaha meliputi usaha dagang, industri, dan jasa seperti jasa pelayanan penginapan (rumah
kos/asrama untuk mahasiswa/pelajar, asrama atau pondok pekerja), toko.kios/los kelontong,
pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan/restoran, salon, dn usaha lainnya,
baik dilakukan secara langsung atau melalui media online.
Tidak termasuk penghasilan dari usaha yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
sebagai berikut:
a. penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dari jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas;
b. penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri yang pajaknya terutang atau
telah dibayar di luar negeri;
c. penghasilan yang telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri; dan
d. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Contoh:
Tuan Berkat seorang dokter dan memiliki usaha apotek. Pada Tahun 2018, peredaran bruto dari
memberikan jasa dokter atas nama sendiri diperoleh sebesar Rp2M dan dari usaha apotek
Meskipun jumlah peredaran bruto Tuan Bermat sebesar Rp5M, penentuan batasan peredaran
bruto hanya berdasarkan peredaran bruto usaha apoteknya, yakni Rp3M (tidak melebihu
Rp.4.8M).
Penghasilan apotek dari usaha apotek Tuan Berkat untuk Tahun Pajak 2019 dikenai PPh final
berdasarkan ketentuan PP Nomr 23 Tahun 2018, sedangkan penghasilan dari jasa dokter dikenai
PPh berdsarkan tarif Pasal 17 ayat (1) HURUF A Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Tarif PPh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu sesuai dengan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 adalah sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari
peredaran bruto.
Contoh:
Wajib Pajak B memenuhi syarat dikenai PPh bersifat final 0,5% pada bulan Februari 2019
memiliki perdaran bruto sebagai berikut:
- Di pasar X (KPP Sleman) sebesar Rp 90.000.000
- Di pasar Y (KPP Yogyakarta) sebesar Rp 70.000.000
- Di Pasar Z (KPP Bantul) sebesar Rp 50.000.000
Nilai PPh disetor adalah :
- 0,5% X Rp 90.000.000 = Rp 450.000 (untuk pasar X KPP Sleman)
- 0,5% X Rp 70.000.000 = Rp 350.000 (untuk pasar Y KPP Yogyakarta)
- 0,5% X Rp 50.000.000 = Rp 250.000 (untuk pasar Z KPP Bantul)
Jadwal pembayaran : paling lambat tanggal 15 Maret 2019.
Jadwal pelaporan paling lambat tgal 30 Maret 2020 jika WP Badalah WP OP, tanggal 30
Aparil 2020 jika WP B adalah WP Badan.
2. Dipotong/dipungut
Pelunasan
Dalam hal bertransaksi dengan pemotong/pemungut, penyetoran PPh Final wajib dilakukan oleh
pemotong/pemungut, dan WP harus mengajukan permohonan ke KPP guna diterbitkan Surat
Pelaporan
Pelaporan Pajak dilakukan oleh Pemotong/Pemungut dengan menyampaikan SPT Masa PPh
Pasal 4 ayat 2 ke kantor KPP tempat Pemotong/Pemungut pajak terdaftara paling lambat 20 hari
setelah masa pajak berakhir.
1. Siti Resmi. (2017). Perpajakan : Teori dan Kasus (Buku 1). Edisi 10. Salemba Empat.
Jakarta. ISBN: 978-979-061-715-5.
2. Undang – Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
3. http://www.pajak.go.id
4. Taxbase 6.0