Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium merupakan
zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Masalah GAKY
merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang mencakup 3 aspek,
yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek perkembangan sosial dan aspek perkembangan
ekonomi.
B. LATAR BELAKANG
Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah tangga
yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 77,1%, yang mengonsumsi
garam kurang mengandung yodium sebesar 14,8% dan yang tidak mengandung yodium sebesar
8,1%. Berkaitan dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat
Edaran Nomor : JM.03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009, mengenai Percepatan
Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara lain menginstruksikan kepada
seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait
dalam peningkatan garam beryodium dan menghentikan suplementasi kapsul minyak yodium
pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD/MI). Hal ini diperkuat
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tersedianya informasi secara terus menerus setiap tahun tentang konsumsi garam
beryodium rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan kandungan yodium
cukup (>=30 ppm), kurang ( < 30 ppm) dan tidak mengandung yodium.
b. Diperolehnya informasi tentang :
1) Jenis garam yang digunakan di rumah tangga.
2) Merk garam yang digunakan di rumah tangg
3) Kualitas yodium pada garam yang beredar dimasyarakat