V. Pembahasan
Pemeriksaan makroskopik yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan,
berat jenis, bau dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan
hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk
menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan. Pengukuran volume urin
yang dikerjakan bersamaan dengan berat jenis urin bermanfaat untuk menentukan
gangguan faal ginjal . Apabila ditemukan kelainan dalam pemeriksaan urin maka
orang tersebut kemungkinan terkena suatu penyakit atau gangguan dari saluran
ureter atau faal ginjal.
Dari hasil praktikum pemeriksaan urin secara makroskopis didapat beberapa
data yang dapat di simpulkan :
Dilihat dari volume urin tidak menunjukkan gejala poliuri atau oliguri.
Poliuria merupakan simtoma medis berupa kelainan frekuensi diuresis /
buang air kecil sebagai akibat kelebihan produksi air seni. Gejala poliuria
dapat timbul bersamaan dengan polidipsia. Oliguria adalah produksi urin
sedikit, biasanya kurang dari 400 ml /hari pada orang dewasa, dan dapat
menjadi salah satu tanda awal dari gagal ginjal dan masalah urologi lainnya
atau penyumbatan di dalam saluran kemih. Kondisi ini dapat diobati dengan
diagnosis yang tepat dan pengobatan. Oliguria dapat menjadi prekursor untuk
Anuria, yaitu tidak adanya produksi urin atau urin sangat sedikit.
Warna urin kuning tua menunjukkan bahwa warna urin disebabkan oleh
urobilin dan urokrom. Ini menunjukkan bahwa urin normal.
Dilihat dari kekeruhan tidak terdapat kekeruhan, yaitu jernih. Ini
menunjukkan bahwa kekeruhan urin normal.
Nilai keasaman urin normal pH antara 4,6 – 8,5 dengan rata-rata 6,5. Dari uji
yang didapat nilai pH urin 7, jadi urin ini normal. Jika urin terlalu asam maka
terjadi peradangan saluran kencing atau infeksi.
Bau urin khas (amoniak). Ini berarti urin yang diperiksa dalam keadaan
normal.Urin yang normal berbau khas yang disebabkan oleh sebagian asam-
asam organik yang mudah menguap.
Dari berat jenis yang didapat dengan piknometer didapatkan hasil
Bj urin Irza : 1,19826 N/m3
Bj urin Anggi : 1,18428 N/m3
Bj urin Rakha : 1,13925 N/m3
Pemeriksaan protein dalam urin ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi adanya pre-klampsia pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan
masalah dalam kehamilan maupun persalinan dan terkadang menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi bila tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan
protein urin adalah pemeriksaan protein dengan menggunakan asam asetat 5%,
dan apabila setelah dipanaskan urin menjadi keruh berarti ada protein dalam urin.
Mekanisme terjadinya protein urin disebabkan oleh dinding pembuluh
darah dan struktur jaringan yang ada disekitarnya berperan penting sebagai barier
terhadap melintasnya makromulekuler seperti globulin dan albumin. Hal ini
terjadi karena peran dari endotel pada kapiler, membran basal dari glomerlus dan
epitel viseral, mikroglobulin, vasopresin, insulin dan hormon paratiroid. Secara
bebas melalui filter glomerulus dan selanjutnya diabsorbsi serta dikatabolisme
pada tubulus kontortus proksimalis.
Kerusakan pada epitel tubulus proksimalis menyebabkan kegagalan untuk
mereabsorbsi protein dengan berat molekul rendah yang selanjutnya keluar
melalui urin. Protein urin merupakan indikasi terjadinya pre-eklampsia, sehingga
ibu hamil pada saat melakukan kunjungan antenatal care dianjurkan melakukan
pemeriksaan protein di laboratorium.
Dari hasil praktikum kami semua anggota kelompok negatif urinnya
mengandung protein yang ditandai dengan tidak adanya kekeruhan setelah
dipanaskan.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1. Pemeriksaan volume urin
2. Pengukuran BJ urin
3. Pengukuran pH urin