Anda di halaman 1dari 9

 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

BAB II
DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

2.1  Dasar Teori


2.1.1 Definisi Defleksi
Defleksi dalam istilah struktural adalah perpindahan dari sebuah balok dari
 posisi awal selama gaya dan beban diaplikasikan pada elemennya. Defleksi dapat
terjadi akibat dari beban eksternal yang diaplikasikan atau gaya berat strukturnya
sendiri (Skyciv, 2017).
2017). Bila sebuah balok dibebani maka sumbu longitudinal
longitudinal yang
semula lurus akan berubah menjadi sebuah kurva yang disebut kurva lendutan dari
 balok (Stephen P. Timoshenko, dkk., 1996:379). Dengan kata lain suatu batang
akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi
merata akan mengalami defleksi.
Defleksi dapat dibedakan
dibedakan menjadi 2 macam, diantaranya adalah
1.  Defleksi Vertikal (Δw)
(Δw)  
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal (tarik, tekan)
hingga membentuk
membentuk sudut defleksi, dan posisi batang vertikal,
vertikal, kemudian kembali
ke posisi semula.

Gambar 2.1 Defleksi Vertikal


 
Sumber: Ferdinand P. Beer, dkk. (2015, 694)
2.  Def leksi
leksi Horisontal (Δp) 
(Δp) 
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal (bending) posisi
 batang horizontal, hingga membentuk sudut defleksi,
def leksi, kemudian kembali ke posisi
semula.

Gambar 2.2 Defleksi Horizontal 


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 108)  

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


1
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi diantaranya adalah


1.  Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang
akan semakin kecil.
2.  Besarnya kecil gaya yang diberikan
Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya
defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami batang
maka defleksi yang terjadi pun semakin kecil.
3.  Jenis tumpuan yang diberikan
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika
karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah
sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka
defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan
defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.
4.  Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva defleksi
yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian

 batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik.


ti tik. Ini karena sepanjang batang
mengalami beban sedangkan pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu
saja.

2.1.2 Macam - Macam Tumpuan dan Jenis Pembebanan


Macam – 
Macam  –  macam
 macam tumpuan diantaranya adalah
1.  Engsel
Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal dan gaya
reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak ini mampu melawan gaya yang bekerja
dalam setiap arah dari bidang.

Gambar 2.3 Tumpuan Engsel


Sumber : J.L. Meriam dan L.G. Kraige (2012, 112)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


2
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

2.  Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi
vertikal. Jenis tumpuan ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang
spesifik.

Gambar 2.4 Tumpuan Rol 


Sumber: J.L. Meriam dan L.G. Kraige (2012, 111) 
3.  Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal, gaya reaksi
horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang.
Tumpuan jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga
mampu melawan suatu kopel atau momen.

Gambar 2.5 Tumpuan Jepit


Sumber : J.L. Meriam dan L.G. Kraige (2012, 112)

Jenis-jenis pembebanan diantaranya adalah


1.  Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas
kontaknya kecil.

Gambar 2.6 Pembebanan Terpusat


Sumber : Ferdinand P. Beer, dkk. (2015, 346)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


3
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

2.  Beban merata


Disebut beban merata karena terdistribusi merata di sepanjang batang dan
dinyatakan dalam qm (kg/m atau kN/m)

Gambar 2.7 Pembebanan Terbagi Merata 


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 120)

3.  Beban bervariasi uniform


Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang
 besarnya tidak merata.

Gambar 4.8 Pembebanan Bervariasi Uniform  


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 120)

2.1.3 Perbedaan Defleksi dan Deformasi


Seperti disebutkan diatas defleksi terjadi karena adanya pembebanan
vertical pada balok atau batang. Sedangkan deformasi tidak hanya terjadi karena
 pembebanan vertical saja, tetapi karena adanya berbagai macam perlakuan yang
dialami balok atau batang. Selain itu defleksi yang terjadi pada balok hanya
merubah bentuk (lendutan) pada balok tersebut, sedangkan deformasi dapat
merubah bentuk dan ukuran balok tersebut.

Gambar 2.9 Defleksi pada Beam 


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012, 237)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


4
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Gambar 2.10 Deformasi pada Sebuah Balok


Sumber: Branislav Hucko dan Roland Janco (2013, 38) 

2.1.4 Macam-macam Deformasi


Deformasi dalah perubahan bentuk atau ukuran objek diterapkan karena
adanya gaya. Gaya ini dapat berasal dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser dan
torsi. Deformasi dibagi menjadi dua diantaranya adalah
1.  Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah perubahan yang terjadi bila ada gaya yang
 bekerja, serta akan hilang bila beban ditiadakan. Dengan kata lain bila beban
ditiadakan, maka benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula.
2.  Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun
 bebannya dihilangkan. Pada tinjauan mikro, deformasi plastis mengakibatkan
 putusnya ikatan atom dengan atom tetangganya dan membentuk ikatan yang baru
dengan atom lainya. Jadi jika beban dilepaskan atom ini tidak kembali ke ikatan
awalnya.

Gambar 2.11 Grafik Tegangan Regangan


Sumber : Andrew Pytel, dkk. (2012,34)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


5
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

2.1.5 Momen
Penyebab terjadinya gerak translasi adalah gaya. Sedangkan pada gerak
rotasi, penyebab berputarnya benda dinamakan momen gaya. Momen Gaya adalah
gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak harus tegak lurus.
 Untuk benda panjang:  =     (2.1)
 Untuk benda berjari jari:  =     (2.2)
Keterangan :   = Momen Gaya [Nm]
F = Gaya [N]
l = panjang [m]
r = jari –  jari
jari – 
 jari [m]
Momen inersia (Satuan SI: kg.m 2) adalah ukuran kelembaman suatu benda
untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa.
Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika
dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut,
momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain.
Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari
sembarang objek, baik massa titik atau struktur tiga
ti ga dimensi, diberikan oleh rumus:
 = ∫  2   (2.3)
Keterangan : m = massa [kg]
r = jarak tegak lurus terhadap sumbu rotasi [m]
Tabel 2.1 Momen Inersia Benda  

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


6
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

Sumber : Andrew Pytel dan Jaan Kiausalaas (2012, 492)

Menentukan besarnya defleksi dari suatu struktur, dapat digunakan metode


luas momen. Metode luas momen diperkenalkan oleh Saint  –   Venant dan
dikembangkan oleh Mohr dan Greene.
1.  Teori Momen Luas Pertama

Gambar 4.13 Asal Mula Teori Momen Luas Pertama 


Sumber : James M. Gere (2004, 626)

Sudut θ  B/A antara Tan A dan Tan B pada kurva defleksi sama dengan luasan diagram
antara kedua titik dibagi EI.
 
/ = ∫   (2.4) 

  θ  B/A
o

Keterangan :   = Sudut kemiringan [ ]

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


7
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

M = Momen lentur dengan jarak x dari titik B [Nm]


E = Modulus elastisitas balok [N/m2]
I = Momen-area kedua [Nm]
Teori Momen Luas Pertama ini dipergunakan untuk:
- Menghitung lendutan
- Menghubungkan putaran sudut antara titik-titik yang dipilih sepanjang sumbu
 balok

2.  Teori Momen Luas Kedua

Gambar 4.13 Asal Mula Teori Momen Luas Kedua  


Sumber : James M. Gere (2004, 629)
Jarak vertikal B pada kurva defleksi dan tangen
t angen A sama dengan momen dikali jarak
(centroid area) dibagi EI.
  
∆ = ∫   (2.5) 

Keterangan : ∆  = defleksi [m]
Teori momen luasan kedua berguna untuk mendapatkan lendutan,
karena memberikan posisi dari suatu titik pada balok terhadap garis
singgung disuatu titik lainnya.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


8
 

DEFLECTION OF CURVED BARS APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN UM


9

Anda mungkin juga menyukai