Anda di halaman 1dari 17

Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial

Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL


MODUL 9 : PRODUKTIVITAS

Deskripsi Singkat: Modul ini menguraikan tentang pengertian produktivitas, cara


menghitung produktivitas, dan dampak finansial produktivitas
Kegiatan Belajar: Pengertian produktivitas, Cara menghitung produktivitas, dan Dampak
finansial produktivitas
Tujuan Kegiatan Belajar: Mampu merancang proposal penelitian dengan metodologi
yang benar khususnya terkait dengan pengembangan analisis .

A. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS
Pada dasarnya, kata produktivitas adalah kata serapan yang diambil dari bahasa
Inggris, yaitu productivity. Namun, productivity itu sendiri adalah gabungan dari dua kata
yang digabung menjadi satu, yaitu product dan activity. Jadi berdasarkan asal katanya
tersebut, seperti yang dilansir dari laman dictionary.cambridge, arti produktivitas adalah
suatu bentuk aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa.
Sedangkan arti produktivitas secara umum adalah kemampuan setiap orang, sistem atau suatu
perusahaan dalam menghasilkan sesuatu yang diinginkan dengan cara memanfaatkan sumber
daya secara efektif dan juga efisien. Arti kata produktivitas sendiri masih memiliki
kandungan yang sama dengan daya produksi dan keproduktifan. Kata tersebut biasa
digunakan untuk menilai tingkat efisiensi suatu pabrik, mesin, perusahaan, sistem atau
seseorang dalam mengubah input menjadi output yang diinginkan.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita pahami bahwa produktivitas sendiri
mempunyai tiga unsur penting di dalamnya. Pertama, efektivitas yang dijadikan sebagai nilai
dari ketepatan dalam memilih cara dalam melakukan sesuatu agar bisa mencapai target.
Kedua, efisiensi yang digunakan untuk menilai ketepatan dalam melaksanakan sesuatu
dengan cara menghemat sumber daya yang ada. Ketiga, kualitas yang akan menyatakan
seberapa jauh tingkat pemenuhan atas berbagai persyaratan, spesifikasi, atau harapan
pelanggan.

Pengertian Produktivitas berdasarkan Para Ahli


 Eddy Herjanto

1
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Eddy Herjanto mengatakan bahwa arti produktivitas adalah suatu nilai yang menyatakan
bagaimana sebaiknya suatu sumber daya diatur dan juga digunakan guna mencapai sesuatu
secara maksimal.

 Kung H. Chen, Thomas W. Lin, Blocher Edward J.


Chen, Lin, dan Blocher berpendapat bahwa arti produktivitas adalah suatu hubungan yang
terjalin antara jumlah output yang dihasilkan dan sejumlah output yang diperlukan untuk
membuat output tersebut.

 Husein Umar
Husein Umar menjelaskan bahwa arti produktivitas adalah suatu perbandingan antara output
yang diraih dengan memanfaat sumber daya input.

 Heny Kuswanti Daryanto


Heny Kuswanti Daryanto berpendapat bahwa arti produktivitas adalah suatu konsep yang
merefleksikan hubungan antara hasil produk dengan sumber daya yang diperlukan untuk
membuat hasil yang dimaksud.

 Muchdarsyah Sinungan
Muchdarsyah Sinungan mengatakan bahwa arti produktivitas adalah hubungan hasil nyata
produk dan input yang sebenarnya.

 J. Ravianto
Ravianto menjelaskan bahwa arti produktivitas berdasarkan konsep akan menunjukan
hubungan antara hasil kerja dengan suatu satuan waktu yang diperlukan untuk menciptakan
produk dari seorang pekerja.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas


Terdapat delapan faktor yang mampu mempengaruhi produktivitas di dalam ruang
lingkup organisasi, yaitu faktor teknis, faktor produksi, faktor organisasi, faktor personel,
faktor finansial, faktor manajemen, faktor lokasi, dan faktor pemerintah.

1. Faktor Teknis

2
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Beberapa poin yang harus diperhatikan dalam faktor teknis adalah penentuan lokasi, ukuran
pabrik, tata letak, mesin produksi, cara menggunakan mesin dan beberapa peralatan lain,
pengembangan, dan juga penerapan komputerisasi. Faktor teknis ini sangat mempengaruhi
tingkat produksi suatu perusahaan. Tingkat produktivitas suatu perusahaan akan semakin baik
jika mampu menggunakan teknologi terbaru dengan cara yang tepat.

2. Faktor Produksi
Beberapa poin yang masuk dalam faktor produksi antara lain adalah koordinasi, perencanaan,
kualitas bahan baku, pengendalian produksi, dan standarisasi proses produksi.

3. Faktor Organisasi
Terdapat lima poin yang masuk dalam faktor organisasi, antara lain adalah jenis organisasi
yang diterapkan, otoritas dan tanggung jawab individu atau departemen, keahlian pekerjaan,
serta pembagian atau alokasi pekerjaan, dan pendefinisian organisasi.

4. Faktor Personal
Enam poin yang termasuk dalam faktor personal adalah penempatan posisi, kualitas SDM,
pelatihan serta pengembangan SDM, kesempatan berkarir, kesempatan dalam memberikan
saran atau pendapatan, dan kondisi lingkungan kerja.

5. Faktor Finansial
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa seluruh bisnis akan bisa dijalankan dengan baik jika
memiliki kondisi finansial yang baik. Untuk itu, pengelolaan keuangan atau pengendalian
keuangan serta modal kerja harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Tingkat produktivitas
perusahaan atau organisasi akan lebih baik jika mampu menjalankan manajemen keuangan
yang baik pula.

6. Faktor Manajemen
Manajemen perusahaan harus mampu memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia agar mampu menghasilkan sesuatu dengan biaya yang cukup rendah. Adanya
pemanfaatan teknologi terbaru dalam suatu produksi, lingkungan kerja yang baik, dan
motivasi yang tinggi terhadap karyawan, juga secara signifikan mampu meningkatkan
kegiatan produktivitas perusahaan.

3
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

7. Faktor Lokasi
Tingkat produktivitas suatu perusahaan juga bisa dipengaruhi dengan lokasi. Beberapa poin
yang tergolong dalam faktor lokasi antara lain adalah jarak lokasi dengan sumber bahan baku,
jarak dengan pasar, fasilitas infrastruktur, keahlian SDM, dll.

8. Faktor Pemerintah
Berbagai peraturan dan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah juga mampu
mempengaruhi tingkat produktivitas suatu organisasi, seperti peraturan ketenagakerjaan, dan
kebijakan fiskal.

https://accurate.id/bisnis-ukm/arti-produktivitas/

Sebenarnya isu produktivitas telah merebak dan menjadi perhatian kalangan bisnis
sejak era manajemen ilmiah, ketika Frederic W. Taylor, dan kawan-kawannya seperti
Frank dan Lillian Gilbreth melakukan studi tentang metode kerja untuk meningkatkan
efisiensi tenaga kerja. Kemudian tahun 1970-an, produktivitas kembali menjadi salah satu
isu paling penting, baik pada tingkatan mikro - organisasi-, maupun pada tingkatan makro
- nasional. Jauh-jauh hari sebelum itu, Jepang termasuk salah satu negara yang perhatian
besar atas soal produktivitas dan sangat paham mengenai soal itu. Dari satu kata yang
disebut produktivitas tersebut, kemudian Jepang menjabarkannya ke dalam strategi yang
holistik-integratif, yakni strategi pembangunan, strategi pendidikan, strategi
pembudayaan-pemberdayaan masyarakat, dan strategi industri.
Hasilnya, pada periode tahun 1967 sampai 1974, Jepang sukses meningkatkan
produktivitasnya sampai pada angka 99,6%. Sementara, pada periode yang sama
produktivitas Jerman - waktu itu Jerman Barat - hanya mencapai angka 43,3% dan
Amerika Serikat lebih rendah lagi yaitu 29,25% (David R Anderson: 1984). Sekarang,
Jepang dapat dijadikan contoh dan bukti bahwa produktivitas membantu bangsa itu
mencapai posisi yang lebih kompetitif di pasar internasional dan ketahanan ekonomi yang
kuat.
Pendapat James R. Evans dalam bukunya Applied Production and Operation
Management. Beliau mengatakan bahwa produktivitas yang rendah dapat memberikan
konsekuensi-konsekuensi seperti meningkatnya kesulitan dalam menjual produk baik
domestik, maupun di pasar internasional, menyulitkan dalam pencapaian tujuan-tujuan

4
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Selain itu, produktivitas yang rendah
dapat juga berakibat pada tingginya harga jual, dan meningkatnya kebutuhan akan
sumber-sumber masukan, yang selanjutnya akan mendorong inflasi. Sebaliknya,
produktivitas yang tinggi dapat berdampak pada penurunan biaya operasi sehingga
mendukung daya saing, peningkatan keluaran industri dan keuntungan sehingga
menciptakan lebih banyak pekerjaan, serta perbaikan kepuasan dan semangat kerja.
Produktivitas sering dianggap sama dengan efektivitas, prestasi, hasil, atau kerja
keras. Paham yang salah semacam itu akan mengakibatkan kekacauan semantik, di mana
orang memakai kata yang sama - produktivitas - untuk pengertian yang berbeda-beda.
Yang menjadi kekhawatiran adalah bahwa kekacauan semantik ini memberikan dampak
ikutan pada pelbagai strategi dan implementasi tindakan yang mengatasnamakan
produktivitas, pada hal yang dimaksudkan lain sama sekali.
Produktivitas bukanlah berarti sama dengan jumlah keluaran ataupun hasil.
Produktivitas juga bukan berarti proses produksi/operasi atau kerja keras ataupun sibuk.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan kaitan antara keluaran
atau hasil yang dicapai dengan sumber atau masukan yang digunakan untuk
mencapai hasil (J Sadiman : 1983) . Dengan kata lain, produktivitas menggambarkan
kaitan antara tingkat efektivitas yang dicapai dengan tingkat efisiensi penggunaan sumber
daya (J. G. Belcher Jr. : 1984).
Dalam pengertian produktivitas yang dinyatakan oleh J Sadiman, maupun oleh J.
G. Belcher terkandung makna bahwa ada lebih dari satu kemungkinan kombinasi atau
bauran masukan yang dapat digunakan untuk menghasilkan tingkat keluaran tertentu.
Dengan demikian, tingkat efisiensi produktif total akan tercapai bila terpenuhi
kondisi di mana:
1. untuk berbagai-bagai bauran masukan yang digunakan dalam menghasilkan tingkat
kuantitas dan kualitas keluaran tertentu, tidak ada kombinasi kuantitas masukan lain
yang lebih kecil, yang dapat digunakan untuk menghasilkan tingkat keluaran yang
sama (technical efficiency)
2. kombinasi masukan tertentu yang memenuhi kondisi pertama, dipilih kombinasi
masukan yang biayanya terendah (price efficiency).

5
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Dari pesan itu juga, dapat digali cara-cara bagi terciptanya efisiensi produktif
total. Dalam hal memenuhi kondisi technical efficiency, cara yang dilakukan antara lain
dengan menemukan suatu kombinasi penggunaan masukan yang lebih sedikit untuk
menghasilkan tingkat kuantitas dan kualitas keluaran yang sama.
Sementara, untuk mendapatkan kondisi price efficiency, dapat dilakukan dengan
cara menemukan alternatif pengganti masukan yang harganya mahal dengan masukan
yang harganya relatif lebih murah.

B. CARA MENGHITUNG PRODUKTIVITAS


Secara umum, produktivitas dapat diukur dengan menghitung rasio keluaran
terhadap masukan. Bentuk umum bahasa matematiknya untuk menghitung produktivitas
adalah sebagai berikut:

Produktivitas Parsial (Partial Productivity)


Sering juga disebut produktivitas factor tunggal (single factor productivity),
yaitu menunjukkan produktivitas factor tertentu yang digunakan untuk
menghasilkan keluaran. Factor tersebut hanya berupa hal berikut:

Produktivitas Multifaktor (Multi Factor Productivity)


Menunjukan produktivitas output bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga
kerja yang digunakan. Output bersih (net-output) adalah output total dikurangi output
dalam proses produksi. Jenis input yang digunakan dalam pengukuran ini hanya faktor
tenaga kerja dan modal saja.

6
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Produktivitas Total (Total Factor Productivity)


Produktivitas ini menunjukkan produktivitas dari semua faktor yang digunakan untuk
menghasilkan output. Faktor tersebut adalah bahan baku, tenaga kerja, energi, modal,
dan lain-lainnya.

Pengukuran berdasarkan pendekatan rasio output per input dapat menggunakan satuan
fisik dari output dan input (ukuran berat, panjang, isi dan lain-lainnya) atau satuan
moneter dari output dan input (dolar, rupiah, pound sterling, dan lain-lainnya).

CONTOH PERHITUNGAN

PT ABC mempunyai data (dalam satuan juta rupiah) tentang output yang dihasilkan
selama tahun 2018 sebagai berikut.

Produktivitas Parsial

7
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Terlihat nilai produktivitas parsial untuk tenaga kerja adalah 8,00 menunjukkan bahwa
setiap penggunaan input tenaga kerja sebesar 1 juta rupiah akan menghasilkan output
sebesar 8 juta rupiah (karena dihitung dalam jutaan rupiah). Demikian pula dengan nilai
produktivitas parsial untuk input lainnya, cara mencarinya sama dengan produktivitas
tenaga kerja

Produktivitas Multi Faktor


Produktivitas multifaktor = (Output bersih/Input tenaga kerja + modal) atau (Output total
– material dan jasa yang digunakan)/(Input tenaga kerja + modal) Diasumsikan bahwa
PT ABC membeli semua material dan jasa termasuk energi, jasa lainnya seperti
pemasaran, periklanan, pengolahan informasi, konsultasi, dan lainnya sehingga diperoleh
output bersih = 2400 – (400 + 300 + 200) = 1500
Produktivitas multifaktor = 1500 / (300 + 500)

= 1500 / 800

= 1,875

Nilai produktivitas multifaktor sebesar 1,875 dapat diartikan bahwa setiap penggunaan

input tenaga kerja dan modal secara bersama sebesar 1 juta rupiah akan menghasilkan

output bersih sebesar 1,875 juta rupiah.

Produktivitas Total

Produktivitas total = Output total / Input total

= 2400 / 1700

= 1,41

8
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Terlihat bahwa nilai produktivitas total sebesar 1,41 rupiah dapat diartikan bahwa setiap
penggunaan input total sebesar 1 juta rupiah menghasilkan output total sebesar 1,41 juta
rupiah.

Contoh produktivitas lainnya:

Keterangan :

-Data penjualan cenderung naik , berarti tidak ada masalah eksternal

-Produktivitas cenderung stabil, hanya pada tahun 2016 agak menurun berarti terdapat
masalah internal, mungkin berkaitan dengan efisiensi penggunaan sumber daya
perusahaan.

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/1467/slug/produktivitas-cara-menghitung-
produktivitas-2-3hitung-produktivitas
Bentuk matematik yang sederhana tersebut ternyata tidak dapat melepaskan
ukuran-ukuran produktivitas dari persoalan-persoalan yang memang inheren dengan
kesederhanaan yang dimiliki. Beberapa persoalan yang perlu diperhatikan antara lain
adalah:
1. bahwa ukuran-ukuran produktivitas merupakan angka-angka statistik matematik.
Sebagaimana halnya statistik matematik, angka-angka produktivitas sangat mudah
untuk dimanipulasi dan disalahgunakan sehingga melahirkan informasi yang
terdistorsi dan memihak pada kepentingan-kepentingan tertentu.
2. bahwa persamaan matematik di atas akan memberikan angka-angka ukuran
produktivitas yang bisa jadi sangat berbeda, bergantung pada bagaimana ukuran
keluaran-masukan dinyatakan. Apakah satuan keluaran-masukan akan dinyatakan
dalam satuan kuantitas fisik yang nantinya akan memberikan ukuran produktivitas
operasional, ataukah dalam satuan unit moneter yang memberikan ukuran
produktivitas finansial ?
3. Persoalan ketiga yang berkaitan dengan pengukuran produktivitas adalah cakupan
masukan yang diperhitungkan dalam menentukan angka produktivitas. Apakah
masukan yang digunakan dihitung secara parsial sehingga angka produktivitas yang
dihasilkan adalah produktivitas parsial setiap jenis masukan ? Ataukah keseluruhan
masukan yang digunakan, seperti tenaga kerja, modal, bahan baku, energi, dan

9
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

kemampuan manajemen, secara bersama-sama diperhitungkan sehingga


menghasilkan angka produktivitas total ?

Sebagai ilustrasi, dimisalkan seorang pekerja pabrik sepatu kulit berpenghasilan


sebesar Rp.15.000,00 per hari. Dalam seharinya, dia mampu membuat sepatu sebanyak
15 unit. Kalau ukuran komponen masukan dinyatakan dalam satuan kuantitas tenaga
kerja, maka angka produktivitas tenaga kerja adalah sebesar 15 unit per orang-hari (15
unit/1orang-hari = 15). Namun, bila ukuran komponen masukan dinyatakan dalam satuan
unit moneter, maka hasil perhitungan angka produktivitas tenaga kerja sebesar 0,001 per
rupiah per hari (15/15.000).
Kemudian perusahaan merekrut pekerja baru yang memiliki ketrampilan lebih
rendah dengan penghasilan Rp.10.000,00 per hari. Secara bersama-sama, setiap harinya
mereka mampu menghasilkan 28 unit sepatu. Bila digunakan ukuran kuantitas fisik untuk
mengukur komponen masukan, maka angka produktivitas menjadi 14 unit per orang-hari.
Ini berarti bahwa produktivitas tenaga kerja setelah ada penambahan tenaga kerja baru
menunjukkan penurunan sebesar 6,7% (1/15 = 0,067 x 100%) dibanding sebelum ada
tambahan tenaga kerja baru. Akan tetapi, bila ukuran masukannya adalah unit moneter,
maka produktivitas tenaga kerja berada pada angka 0,00112 per rupiah-hari atau
mengalami kenaikan sebesar 12% (0,00012/0,001= 0,12 x 100%) dari sebelumnya. Hasil
perhitungan yang terakhir ini ternyata memberikan informasi yang berlawanan arah
dengan hasil perhitungan yang menggunakan cara pertama.
Perbedaan hasil ukuran produktivitas tenaga kerja pada contoh di atas disebabkan
oleh penggunaan satuan ukuran masukan yang berbeda. Yang pertama, satuan masukan
dinyatakan dalam kuantitas fisik jumlah tenaga kerja. Bentuk matematik produktivitas
akan menghitung angka rata-rata keluaran dari setiap tenaga kerja. Ini berarti perhitungan
tersebut secara implisit mengasumsikan bahwa semua pekerja berada pada posisi yang
sama. Pada hal tidak demikian. Dua pekerja tersebut dalam contoh memiliki upah
berbeda. Perbedaan upah di sini menunjukkan perbedaan tingkat ketrampilan yang
dimiliki. Menghadapi keadaan semacam ini, kiranya menjadi lebih baik bila masukan
tenaga kerja dinilai secara relatif dalam satuan unit moneter.
Pengukuran produktivitas secara parsial memungkinkan manajemen untuk
memusatkan perhatian pada komponen masukan tertentu. Lebih jauh, ukuran-ukuran

10
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

operasional parsial memberikan kemudahan untuk akses kinerja produktivitas karyawan


operasional, misalnya pekerja. Kinerja pekerja dapat dikaitkan dengan misalnya, unit
yang dihasilkan per jam, atau unit yang dihasilkan per kg bahan. Dari ukuran-ukuran
operasional parsial yang semacam itu, dapat diperoleh umpan balik tentang kinerja
karyawan operasional sehubungan dengan penggunaan komponen masukan tertentu yang
menjadi tanggung jawabnya.
Di sisi lain, ukuran-ukuran produktivitas parsial, bila digunakan secara terpisah
dan terdapat memberikan informasi yang menyesatkan. Dalam kasus di mana terjadi
penurunan produktivitas salah satu komponen masukan, ada kemungkinan menyebabkan
peningkatan produktivitas pada komponen masukan yang lain. Demikian pula sebaliknya.
Jadi ada semacam tradeoff yang bisa jadi dikehendaki karena secara keseluruhan terjadi
kenaikan produktivitas. Ini tidak akan tampak bila digunakan ukuran parsial dan isolatif.
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret berikut ini diberikan sebuah ilustrasi.
Misalkan saja sebuah unit usaha pada bulan yang lalu menghasilkan barang
sejumlah 10.000 unit, dengan biaya tenaga kerja dan peralatan masing-masing sebesar
Rp.50.000,00 dan Rp.25.000,00 per bulan. Selanjutnya ada tawaran investasi untuk
peralatan baru yang lebih canggih untuk mengganti mesin yang ada. Meski biaya per
bulannya sebesar Rp.40.000,00, namun akan mengakibatkan penghematan biaya tenaga
kerja sebesar Rp.10.000,00. Bila tawaran investasi tersebut dievaluasi dengan melihat
produktivitas parsial dari sisi tenaga kerja, maka akan diperoleh informasi yang
mengarahkan keputusan pada menerima tawaran itu. Ini karena dengan menerima
tawaran investasi mesin baru yang lebih canggih, produktivitas tenaga kerja meningkat
dari sebelumnya. Sebelum menggunakan peralatan baru angka produktivitas parsial
tenaga kerja sebesar 0,20 unit keluaran per tenaga kerja-rupiah (10.000/50.000), sedang
setelah digunakannya mesin yang lebih canggih produktivitas tenaga kerja mencapai 0,25
unit keluaran per tenaga kerja-rupiah (10.000/40.000).
Akan tetapi, bila investasi mesin baru yang ditawarkan seperti dalam ilustrasi
dievaluasi dengan cara yang berbeda, yakni dengan melihat akibatnya terhadap
produktivitas total, maka informasi yang diperoleh dari hasil perhitungan produktivitas
total tenaga kerja dan mesin akan membawa pada keputusan menolak tawaran itu.
Produktivitas total tenaga kerja dan mesin menunjukkan penurunan dari 0,133 unit
keluaran per rupiah masukan (10.000/(50.000+25.000)) menjadi 0,125 unit keluaran per

11
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

rupiah masukan (10.000/(40.000+40.000)). Penurunan produktivitas total disebabkan oleh


kenaikan produktivitas parsial tenaga kerja di satu sisi, tidak dapat menutup penurunan
produktivitas mesin di sisi lain.
Dengan demikian, dalam kasus-kasus yang memiliki kemungkinan adanya
tradeoff produktivitas parsial inter komponen masukan, dianjurkan untuk menggunakan
ukuran produktivitas total. Namun demikian, penggunaan ukuran produktivitas parsial
maupun total secara bersamaan, akan memberikan informasi yang jauh lebih lengkap bagi
manajemen untuk analisis dan pengambilan keputusan, karena manajemen memperoleh
gambaran lengkap mengenai dampak dari keputusannya terhadap keseluruhan
produktivitas, sekaligus dampaknya secara spesifik terhadap produktivitas parsial dari
setiap komponen masukan.
Ukuran produktivitas memberi manajer operasi suatu petunjuk tentang bagaimana
meningkatkan produktivitas, yakni meningkatkan numerator dari ukuran produktivitas,
atau menurunkan denominator, atau keduanya.
Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan oleh manajer operasi untuk
meningkatkan produktivitas, yakni:
1. Meningkatkan efisiensi dengan menurunkan total biaya operasi, meningkatkan
penghematan jam tenaga kerja dan jam mesin, serta mengurangi pemborosan.
2. Meningkatkan efektivitas dengan pengambilan keputusan dan komunikasi yang lebih
baik.
3. Mencapai performance yang lebih tinggi dengan meningkatkan kualitas, mengurangi
kecelakaan kerja dan waktu yang terbuang, dan meminimisasi kerusakan peralatan.
4. Membangun kesehatan situasi, kondisi organisasi yang lebih baik dengan
memperbaiki moral pekerja, kondisi lingkungan kerja, kepuasan dan kerja sama.

C. DAMPAK FINANSIAL PRODUKTIVITAS


Perlu diketahui bahwa nilai perbaikan produktivitas tidak terletak pada angka-
angka rasio produktivitas semata-mata, tetapi perlu ditelusur lebih jauh pada pengaruhnya
terhadap laba atau dengan kata lain dampaknya secara finansial dari produktivitas..
Karenanya, perlu dilakukan tinjauan finansial untuk mengetahui keterkaitan perubahan
produktivitas terhadap perubahan laba (profit-linked productivity).

12
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Analisis profit-linked productivity dilakukan dengan mengikuti aturan yang


dikenal dengan nama Profit-Linkage Rule, yang berbunyi sebagai berikut : "For the
current period, calculate the cost of the inputs that would have been used in the absence
of any productivity change and compare this cost with the cost of the inputs actually used.
The difference in costs is the amount by which profits changed because of productivity
change" (Don R. Hansen : 1992).
Atas dasar aturan profit-linkage tersebut di atas, dicoba untuk memberikan
tinjauan finansial terhadap simulasi skenario kinerja produktivitas seperti yang tersaji
pada tabel 1. Lebih jauh, simulasi yang penulis buat dimaksudkan untuk melihat apakah
perbaikan atau peningkatan produktivitas selalu dapat diartikan positif.

Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa bila dibandingkan dengan angka patokan, yakni
angka yang dianggarkan, maka situasi dalam skenario I menunjukkan produktivitas
tenaga kerja lebih tinggi 11%, dan di sisi lain produktivitas bahan mentah lebih rendah
2%. Sementara skenario II, III dan IV menampilkan kinerja produktivitas yang lebih
tinggi 11% untuk produktivitas tenaga kerja dan 25% untuk produktivitas bahan
dibanding yang dianggarkan.
Untuk dapat melakukan penelusuran lebih jauh tentang apa yang terjadi di balik
angka-angka indeks produktivitas pada tabel 1, tidak cukup hanya dengan melihat pada
ukuran-ukuran teknis operasional, tetapi diperlukan juga analisis yang mengupas angka-
angka produktivitas tersebut dari sisi finansial. Pada tabel 2 berikut, ditampilkan hasil
perhitungan tinjauan dampak finansial dari kinerja produktivitas untuk setiap skenario
yang ada.

13
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 2, terlihat bahwa kinerja produktivitas


pada skenario I tidak memberikan pengaruh pada laba yang ditunjukkan dengan selisih
antara biaya dianggarkan dengan aktual yang bernilai nol rupiah. Artinya, total biaya
dianggarkan sama dengan total biaya aktual sekalipun terjadi perbaikan produktivitas
tenaga kerja. Ini terjadi karena adanya tradeoff antara perbaikan produktivitas tenaga
kerja (11%) dengan penurunan produktivitas bahan mentah (2%) pada tingkat harga dan
tingkat biaya per satu satuan keluaran-masukan yang sama dengan tingkat yang
dianggarkan. Tradeoff ini tidak akan terlihat bila analisis dilakukan hanya pada
komponen masukan tertentu secara parsial dan terisolir dari komponen masukan yang
lain.

14
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

Pada skenario II dan III, keduanya menunjukkan produktivitas tenaga kerja dan
bahan mentah yang lebih tinggi dari angka patokan anggaran. Dibandingkan dengan
angka patokan anggaran, terdapat perbaikan produktivitas tenaga kerja sebesar 11%, dan
produktivitas bahan mentah sebesar 25% untuk skenario II maupun skenario III.
Perbaikan produktivitas kedua komponen masukan tersebut memberikan dampak
finansial yang positif. Terbaca dari adanya selisih positif antara total biaya yang
dianggarkan dengan total biaya aktual. Pada skenario II terdapat selisih positif sebesar
Rp.132,50, dan selisih positif sebesar Rp.65,00 pada skenario III. Ini berarti bahwa pada
tingkat jumlah keluaran dan harga jual per satu satuan keluaran yang sama dengan yang
dipatokkan, akan terjadi kenaikkan keuntungan untuk skenario II maupun skenario III,
yang masing-masing kenaikkannya sebesar Rp.132,50 dan Rp.65,00.
Detail dari skenario II dan III memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
biaya per satu satuan tenaga kerja di antara kedua skenario tersebut. Pada skenario III,
biaya per satu satuan tenaga kerja sebesar Rp.15,00. Angka ini 50% lebih besar dari
patokan, dan 100% lebih besar dari yang diberikan pada skenario II.
Perbaikan produktivitas tenaga kerja maupun bahan mentah pada skenario yang
terakhir, yaitu skenario IV, tidak mampu memberikan dampak finansial yang
menggembirakan, dengan catatan tingkat harga jual aktual per satu satuan keluaran sama
dengan harga jual yang dijadikan patokan.
Selisih negatif antara total biaya yang dianggarkan dengan yang aktual sebesar
Rp.1.970,00 menunjukkan adanya penurunan keuntungan sebesar angka tersebut,
sehingga bila tingkat harga jual per unit keluaran sebesar Rp.25,00, akan menyebabkan
kerugian sebesar Rp.70,00. Akan tetapi, kerugian tersebut dapat dihindari karena harga
jual per unit keluaran pada skenario IV adalah sebesar Rp.27,00, atau Rp.2,00 lebih tinggi
dari yang dianggarkan. Artinya, bahwa perubahan biaya komponen masukan dapat
ditutup oleh perubahan penghasilan, atau dengan kata lain ada price recovery.

Studi Kasus Perhitungan Produktivitas


Suatu perusahaan yang bergerak dalam industri makanan memanfaatkan 200 kg bahan
baku tepung sebagai input untuk melahirkan produk matang atau produk jadi sebagai output
sebanyak 150 kg. lalu, perusahaan tersebut tetap menggunakan 200kg bahan tepung tersebut

15
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

pada bulan ketiga, namun jumlah produk matangnya meningkat menjadi 170 kg. Lantas,
perhitungan produktivitas perusahaan tersebut pada bulan pertama dan bulan ketiga adalah
sebagai berikut.

 Produktivitas di Bulan Pertama


Tingkat Produktivitas = Output/ Input

Tingkat Produktivitas  = 150 kg/ 200 kg

Tingkat Produktivitas  = 0,75 atau 75%

 Produktivitas di Bulan Ketiga


Tingkat Produktivitas = Output/ Input

Tingkat Produktivitas Produktivitas = 170 kg/ 200 kg

Tingkat Produktivitas Produktivitas = 0,85 atau 85%

Studi kasus di atas menggambarkan bahwa perusahaan tersebut mampu meningkatkan


produktivitasnya pada bulan ketiga, yaitu dari 75% menjadi 85% dengan input yang sama.

Pengukuran Produktivitas
Pada umumnya, pengukuran produktivitas karyawan dilakukan oleh seluruh pihak
manajemen perusahaan guna memantau performa kinerja dan prestasi yang mampu diraih
oleh setiap karyawan di dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya pengukuran
produktivitas, maka akan membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengukur dan
menilai kinerja seorang karyawan. Nantinya, hasil penilaian prestasi karyawan ini akan
menjadi patokan bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil suatu tindakan.
Apabila proses penilaian prestasi kerja bisa dilakukan secara objektif dan juga jujur, maka hal
ini  akan mampu meningkatkan motivasi karyawan untuk terus bekerja dengan giat lagi
kedepannya. Sedangkan proses penilaian karyawan tersebut akan memungkinkan karyawan
untuk mendapat pelatihan, dipromosikan, diberikan kompensasi, atau di demosikan.
Tujuan Adanya Pengukuran Produktivitas
Tujuan adanya pengukuran produktivitas secara umum adalah demi mendapatkan
informasi terkait jenis rasio mana yang akan diterapkan dari beberapa jenis nilai produktivitas
yang ada, dan produktivitas pada nilai tambah untuk nantinya bisa menilai peningkatan

16
Teknik Pengambilan Keputusan Manajerial
Modul 9 : Produktivitas
Hery Purnomo, S.E., M.M.

produktivitas serta pembagian hasilnya. Kenapa? Karena biasanya nilai tambah adalah
sumber dari adanya pembagian hasil produksi pada tingkat ekonomi.
Manfaat Pengukuran Produktivitas
Vincent Gaspersz dalam bukunya yang berjudul Manajemen Produktivitas Total
menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat yang didapat perusahaan jika melakukan
pengukuran produktivitas, yaitu:

 Perusahaan akan mendapatkan informasi dan bisa menilai efisiensi berbagai sumber
dayanya.
 Upaya proses perencanaan sumber daya tentunya akan menjadi lebih efisien dan
efektif.
 Perusahaan mampu menyelaraskan kembali tujuan ekonomis serta non-ekonomisnya
dengan cara membuat skala prioritas berdasarkan nilai produktivitasnya.
 Perusahaan mampu mengubah perencanaan target tingkat produktivitas yang
dilakukan dimasa depan dengan berpatokan pada tingkat produktivitas saat ini.
 Perusahaan bisa menetapkan strategi untuk memperbaiki kondisi produktivitas dengan
berpatokan pada kesenjangan produktivitas yang terdapat dalam tingkat perencanaan
dan yang mampu diukur.
 Perusahaan bisa mendapatkan informasi terkait nilai produktivitasnya yang
dibandingkan dengan kompetitor lain.
 Perusahaan bisa segera mengambil tindakan yang kompetitif untuk selalu berusaha
dalam meningkatkan produktivitas secara lebih berkelanjutan.

Kesimpulan
Pada umumnya, kata produktivitas ini seringkali dikaitkan dengan kegiatan
produktivitas produksi dalam dunia kerja. Produktivitas juga sering kali digunakan dalam
kegiatan sehari-hari manusia pada umumnya. Berdasarkan apa yang sudah kita bahas di atas,
bisa kita pahami bahwa arti produktivitas pada suatu perusahaan akan sangat tergantung pada
performa dan berbagai elemen lainnya secara keseluruhan. Seperti yang sudah disebutkan
diatas, faktor finansial adalah faktor utama yang mampu mempengaruhi produktivitas. Untuk
itu, jika Anda ingin meningkatkan produktivitas perusahaan atau bisnis Anda, maka Anda
harus memiliki manajemen keuangan yang baik. 
https://accurate.id/bisnis-ukm/arti-produktivitas/

17

Anda mungkin juga menyukai