Anda di halaman 1dari 44

7

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengantar
Secara teoritis pengukuan yang berkaitan dengan
produktivitas pada tingkat perusahaan masih berada dalam
tahap pengembangan. Para ilmuwan dan praktisi telah
memberikan perhatian yang besar terhadap hal ini beberapa
tahun terakhir.

Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat


produktivitas dimana ia beroperasi agar dapat
membandingkannya dengan produktivitas baku (standar)
yang telah ditetapkan manajemen atau membandingkannya
dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan
produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat
meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di pasar,
baik di pasar domestik atau pasar internasional.

Sumanth (1985) mengemukakan beberapa mamfaat


pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan,
diantaranya;
1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber
dayanya agar dapat menghasilkan lebih bayak
barang-barang atau jasa untuk sejumlah penggunaan
sumber daya tertentu.
8

2. Perencanaan sumber daya akan lebih mudah melalui


pengukuran produktivitas, baik berupa perencanaan
jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.
3. Tujuan ekonomi dan nonoekonomi dari perusahaan
dapat diorganisasikan kembali dengan memberikan
prioritas tertentu yang dipandang dari sudut
produktivitas.
4. Target tingkat produksi yang direncanakan untuk
masa mendatang dapat dimodifikasi kembali
berdasarkan tingkat produktivitas sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat
ditetapkan berdasarkan tingkat perbedaan (gap)
yang ada pada tingkat produktivitas yang
direncanakan dengan tingkat produktivitas yang
diukur.
6. Pengukuran produktivitas dapat membantu dalam
membandingkan tingkat produktivitas di antara
organisasi dalam katagori tertentu.
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu
pengukuran dapat berguna dalam merencanakan
tingakat keuntungan dari suatu organisasi.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan
tindakan kompetitif
9

Dalam study-study tentang produktivitas dipergunakan


beberapa pendekatan seperti ahli ekonomi menggunakan
pendekatan angka indeks, pendekatan fungsi produksi,
pendekatan analisisi input-output. Insinyur menggunakan
pendekatan angka indeks, pendekatan utility. Manajer
menggunakan pendekatan ratio-ratio keuangan (financial),
akuntan menggunakan pendekatan penganggaran modal
(capital budgeting approach).

2.2 Definisi Produktivitas

Apabila ukuran produksi haya dipandang dari sisi output,


maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yakni
sisi output dan sisi input. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan
input dalam memproduksi output berupa barang atau jasa.

Mali 1978 menyatakan bahwa produktivitas tidak sama


dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-
hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan
demikian produktivitas merupakan suatu kombinasi dari
efektifitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur
berdasarkan pengukuran berikut;
10

berdasarkan definisi produktivitas diatas, sistem produksi


dalam industri dapat digambarkan sebagai berikut;

Sumanth 1985 memperkenalkan suatu konsep formal yang


disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle)
untuk dipergunakan dalam produktivitas terus-menerus. Pada
dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap
utama yaitu;
1. Tahap pengukuran produktivitas
2. Evaluasi produktivitas
3. Perencanaan produktivitas
4. Peningkatan produktivitas
11

konsep produktivitas ini seperti yang ditunjukan apad gambar


dibawah ini;

dari gambar diatas tampak bahwa siklus produktivitas


merupakan suatu proses yang kontinu, yang melibatkan
aspek-aspek; pengukuan, evaluasi, perencanaan, dan
pengendalian produktivitas. Berdasarkan konsep siklus
produktivitas, secara formal program peningkatan
produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas
dari sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai
teknik pengukuran dapat dipergunakan dan dikembangkan
dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai
yang lebih kompleks dan komperhensif.

Apabila dari sistem industri itu telah dapat diukur langkah


selanjutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual
untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.
Kesenjangan yang tejadi antara tingkat produktivitas aktual
dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah
12

produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab


yang dapat menimbulkan kesenjangan produktivitas itu.
Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan
kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Untuk
mencapai tingkat prodiktivitas yang telah direncanakan,
berbagai program formal dapat dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas secara terus-menerus. Siklus
produktivitas tersebut diulang kembali secaraa kontinu untuk
mencapai peningkatan produktivitas terus-menerus dalam
sistem industri.

Apabila konsep produktivitas ini diakaitkan secara langsung


dengan profitabilitas perusahaan, kita dapat membangun
suatu strategi peningkatan produktivitas dan profitabilitas
perusahaan secara terus-menerus melalui suatu diagram yang
lebih komperhensif seperti diagram dibawah ini,
13

dari gambar diatas tampak bahwa landasan untuk


meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan
adalah membangun suatu sistem industri yang memperhatikan
secara fokus dan bersama sekaligus pada aspek-aspek
kualitas, efektivitaas pencapaian tujuan, dan efisiensi
penggunaan sumner-sumber daya. Selanjutnya indikator
keberhasilan sistem industri dipantau melalui pengukuran
produktivitas dan profitabilitas secara terus-menerus, dimana
pengukuran profitabilitas menberikan informasi tentang
masalah-masalah eksternal dari sistem industri.

Produktivitas yang menyatakan bagai mana keluaran akan


berubah apabila masukan berubah, pertama kalinya dicetukan
oleh david Ricardo pada tahun 1810.

Adapun definisi-definissi produktivitas yang berkembang


pada saat ini yang telah dibentuk oleh para pakar di negara-
negara dan badan internasional, yaitu antara lain;
1. Peter F Drucker mengemukakan definisi bahwa
Produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh
faktor-faktor produksi yang akan memberikan
keluaran yang bayak melalui penggunaan sumber
yang lebih hemat.
2. Paul Mali mengemukakan defenisi sebagai berikut;
Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan
seberapa irit sumber daya yang digunakan
14

3. Organization for Economic Cooperation pada tahun


1950 mengajukan definisi produktivitass sebagai
berikut; Produktivitas adalah rasio antara keluaran
dengan salah satu dari faktor-faktor produksi, yaitu;
modal, investasi, atau bahan baku.
4. Webster mengemukakan definisi bahwa;
Produktivitas adalah keluaran per unit dari usaha
produktif, tingkat efektivitas adalah dari manajemen
industri dalam penggunaan pasilitas-pasilitas untuk
poduksi, serta tingkat efektivitas dari tingkat
penggunaan tenaga kerja dan peralatan.
5. John Kendrick mengemukakan definisi bahwa;
Produktivitas adalah hubungan antara keluaran dari
barang-barang dan jasa dengan masukan dari sumber
daya manusia yang digunakan dalam proses
produksi.
6. Dewan Produktivitas Nasional Mendefinisikan
bahwa, Produktivitas mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan untuk itu.
Atau dapat diformulasikan secara sederhana;

2.3 Pengertian Produktivitas


15

Dari definisi-definisi diatas dapat dipisahkan dua pengertian.


Pertama adalah menyatakan bahwa produktivitas
berhubungan dengan suatu kumpulan hasil-hasil. Di dalam
pengertian ini menunjukan efektivitas dalam mencapai suatu
tujuan. Sedangkan pengertian kedua, menyatakan bahwa
Produktivitas berhubungan dengan penggunaan sumber daya.
Pengertian ini menunjukan jumlah, tipe, dan tingkat dari
sumber daya yang dibutuhkan. Atau menunjukan efesiensi
dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan.

Secara umum produktivitas adalah perbandingan dari


beberapa keluaran dengan masukan. Yang dimaksud dengan
keluaran adalah hasil yang bermamfaat bagi manusia yang
diperoleh dari proses produksi, baik yang berupa barang
ataupun jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan masukan
adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh
hasil-hasil tersebut. Adapun masukan-masukan utama berupa
tenaga kerja, modal, material, dan energi.
Sehingga dengan demikian produktivitas total dapat
diformulasikan sebagai berikut;

Dalam masalah produktivitas yang diperhatikan tidak hanya


produksi, tetapi juga bagai mana menggunakan sumber-
sumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu
16

peningkatan produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh


peningkatan produksi. Bahkan pada kasus tertentu bisa jadi
dimana produksinya meningkat tetapi produktivitasnya
menurun.

Produktivitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan


efisiensi. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil optimal
yang direncanakan, sedangkan efisiensi adalah tingka
penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin. Sehingga
produktivitas merupaka gabungan dari efektivitas dan
efisiensi. Dalam bentuk formulasi matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut;

Namun demikian kombinasi diatas kenyataannya tidak selalu


benar, karena dari persamaan diatas seolah-olah menunjukan
bahwa produktivitas dapat ditingkatkan dengan menurunkan
efisiensi. Hal ini dapat dihindarkan dengan menyatakan
indeks produktivitas sebagai berikut;

Dimana f dan F adalah fungsi-fungsi tertentu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa


produktivitas adalah perbandingan antara keluaran dengan
17

masukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas


berarti sama dengan memperbesar rasio antara keluaran dan
masukan, diman hal ini dapat dicapai dengan cara;
1. Penggunaan sumber daya lebih sedikit untuk
memperoleh jumlah produksi yang sama. Dalam
perusahaan tidak memperbesar keluaran
produksinya, tetapi sumber-sumber yang ada untuk
menghasilkan keluaran digunakan sehemat mungkin
dengan cara menghilangkan segala jenis
pemborosan.
2. Penggunaan sumber daya yang lebih sedikit untuk
memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
Dalam hal ini perusahaan meningkatkan produksinya
dengan cara mengerahkan seluruh kemampuan yang
dimilikinya dengan bekerja lebih efektif dalam
menghasilkan keluaran, sementara itu biaya-biaya
yang dikelurkan ditekan serendah mungkin.
3. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar
untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar
lagi. Dalam hal ini perusahaaan dapat dikatakan
dalam kondisi tumbuh dan berkembang yang
diperlihatkan dengan tingkat hasil penjualan dan
produksi yang lebih besar dibanding dengan
18

penambahan nilai investasi yang ditanam serta


biaya-biaya yang dikeluarkan.
4. Pengurangan jumlah produksi dengan konsekuensi
pengurangan jumlah sumber daya yang lebih besar
lagi. Dalam hal ini perusahaan mengalami penuruna
jumalah volume penjualan atau produksi yang
diikuti dengan penggunaan sumber-sumber dan
pengeluaran biaya-biaya secara lebih hemat lagi.
5. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk
memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.
Dalah hal ini perusahaan untuk meningkatkan
produktivitasnya dengan cara memamfaatkan faktor-
faktor produksi semaksimal mungkin melaluai
usaha-usaha yang cerdik,cerdas dan kreatif.

Sementara itu menurut dewan produksi nasianal,


peningkatan produktivitas dapat tercapai hanya dengan
cara;
1. Jumlah produksi yang meningkat dengan
mengunakan sumber daya yang sama
2. Jumlah produksi yang jauh meningkat dicapai denga
penambahan sumber daya yang relative lebih kecil.
3. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai
dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit.
19

2.4 Jenis-Jenis Produktivitas


Menurut sumanth, pada dasarnya ada tiga jenis
peroduktivitas yaitu;
1. Produktivitas total
Produktivitas total adalah rasio keluaran total
terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran
produktivitas total mencerminkan pengaruh dari
semua masukan dalam menghasilkan keluaran.
2. Produktivitas Faktor total
Produktivitas faktor total adalah rasio keluaran
bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja
dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran
total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang
dibeli.
3. Produktivitas Parsial
Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap
salah satu faktor masukan. Sebagai contoh,
produktivitas modal ( rasio dari keluaran dengan
masukan modal ) adalah ukuran produktivitas
parsial.

Dari ketiga produktivitas diatas, baik keluaran ataupun


masukan harus dinyatakan dalam bentuk ukuran “nyata” atau
secara ‘fisik” yang direduksi berdasarkan harga konstan pada
20

periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan


pengaruh perubahan harga, sehingga haya jumlah dari
masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.

2.5 Ruang Lingkup Produktivitas

Menurut David J. Sumanth , ada empat ruang lingkup


produktivitas. Yaitu dianyaranya;
1. Ruang Lingkup Internasional
Dengan semakin saling tergantungnya Negara-negara di
dunia yang ditandai dengan mengalirnya arus barang,
teknologi, dan jasa antar Negara, serta dengan
meningkatnya persaingan, maka perbandingan
produktivitas ditingkat internasional dapat digunakan
sebagai alat untuk memahami dan mengevaluasi
pengaruh produktivitas dari negar-ngara yang saling
bersaing. Ukuran yang digunakan untuk mengukur
produktivitas internasional ini adalah GNP (gross
National Product) dan GDP (gross domestic product).
2. Ruang Lingkup Nasioanal
Pengukuran produktivitas nasioanal memiliki beberapa
keuntungan, antara lain;
 Dapat digunakan untuk meramalkan tingkat
produktivitas nasional.
 Merupakan indeks pertumbuhan, terutama
produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja
21

yang meningkat memiliki arti bahwa tiap tenaga


kerja menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang
lebih besar, sehingga pendapatan nyata untuk tiap
tenaga kerja juga meningkat.
 Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi, dimana
dapat dilihat aliran sumber daya dalam suatu Negara.
3. Ruang Lingkup Industri
Yang diperhitungkan disini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi dan berhungan dengan satu jenis industri
yang sama. Keuntungan pengukuran produktivitas dalam
ruang lingkup industri ini dalah;
 Dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi
suatu Negara, diman pengukuran produktivitas dapat
mengidentifikasikan industri-industri yang
berkembang dan tertinggal disuatu Negara, sehingga
dapat diketahui sektor-sektor industri yang
memerlukan perhatian khusus.
 Dapat digunakan untuk meramalkan trend
petumbuhan industri di masa yang akan datang.
 Dapat digunakan sebagai analisis kinerja perusahaan,
dengan membandingkan kinerja masing-masing
perusahaan dengan kinerja industri yang
bersangkutan dalan suatu Negara.
22

 Dapat digunakan untuk analisis tenaga kerja, yang


meliputi perubahan tenaga kerja, proyeksi tenaga
kerja dimasa yang akan datang, kecenderungan
ongkos tenaga kerja dan pengaruh penggunaan
teknologi tinggi terhadap ketersediaan kesempatan
kerja.
4. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisai
Adapun manfaat dari pengkuran produktivitas dalam
ruang lingkup perusahaan/organisasi adalah;
 Dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya
perusahaan /organisasi
 Dapat mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya
perusahaan/organisasi
 Dapat digunakan untuk menentukan target tingkat
produktivitas pada masa yang akan datang secara
realistis.
 Dapat digunakan untuk membandingkat tingkat
produktivitas antar perusahaan /organisasi dalam
katagori tertentu.
 Dapat membantu dalam menentukan strategi
perbaikan produktivitas, berdasarkan kesenjangan
antara produktivitas nyata yang dicapai
 Dapat digunakan untuk merencanakan tingkat
keuntungan dalam perusahaan /organisasi.
23

2.6 Siklus Produktivitas

Pada dasarnya program produktivitas adalah merupakan


program yang berkesinambungan. Dalam kaitan ini David J.
Sumanth mengemukakan tentang konsep produktivitas yang
dikenal dengan siklus MEPI.
Konsep ini terdiri dari empat konsep yang saling
berkesinambungan, yaitu;
1. Pengukuran Produktivitas (Productivity Measurement)
2. Evaluasi Produktivitas (Productivity Evaluation)
3. Perencanaan Produktivitas (Productivity Planning)
4. Perbaikan Produktivitas (Productivity Improvement)

Adapun ke-empat tahap siklus produktivita diatas dapat


dilihat pada Gambar 2.2 di atas dalam bentuk skema siklus
produktivitas.

Semua perusahaan yang ingin menjalankan program


produktivitasnya, maka pertama-tama yang harus dilakukan
adalah pengukuran produktivitasnya. Dengan melukukan
pengukuran produktivitas tersebut kita dapat mengetahui
situasi yang sedang dihadapi atau yang sedang berjalan.
Tanpa melakukan pengukuran produktivitas kita sulit
mengevaluasi kinerja yang telah dicapai selama ini. Apakah
kita telah bekerja dengan lebih baik atau lebih buruk atau juga
untuk mengetahui beberapa besar perbaikan atau kemunduran
24

yang telah kita lakukan. Jika pengukuran produktivitas telah


dilakukan, maka hasil yang diperoleh dievaluasi atau
dibandingkan dengan rencana sebelumnya. Berdasarkan
evaluasi tersebut kita dapat menetepkan sasaran produktivitas
yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Untuk
mencapai sasaran yang telah diperoleh dari hasil evaluasi
tersebut maka dibuatlah perencanaan, yaitu rencana untuk
melakukan perbaikan atau untuk mencapai sasaran baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Kemudian setelah itu,
dilakukan tahap terakhir dari siklus produktivitas, yaitu
melakukan perbaikan produktivitas itu sendiri.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk


melakukan perbaikan produktivitas harus didahului dengan
melakukan pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas,
dan perencanaan produktivitas yang selanjutnya pada tahap
perbaikan produktivitas. Siklus ini akan terus berlangsung
selama program produktivitas dijalankan oleh perusahaan.

2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Menurut David J. Sumanth, secara garis besar terdapat dua


belas faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas,
diantaranya;
1. Investasi
25

Besar kecilnya investasi, akan berpengaruh terhadap


modal usaha yang berdampak terhadap promosi produk,
market share atau penggunaan kapasitas.
2. Rasio Kapital-Buruh
Rasio kapital buruh yang tinggi berarti perusahaan
menggunakan teknologi tinggi, sehingga jumlah produksi
per unit meningkat.
3. Penelitian dan Pengembangan
Penetitian dan pengembangan dapat meningkatkan
produktivitas dengan menghasilkan inovasi-inovasi yang
dapat memperbaiki keadaan produksi dipabrik.
4. Pemakaian Kapasitas
Besar kecilnya keluaran per unit per jam ditentukan oleh
persentase pemakaian kapasitas
5. Peraturan Pemerintah
Dalam hal ini peraturan pemerintah berperan dalam
pengaturan pencapaian sasaran baik jangka panjang atau
pun jangka pendek
6. Umur Pabrik dan Peralatan
Umur pabrik dan peralatan dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan, sehingga juga berpengaruh terhadap
produktivitasnya.
7. Ongkos Energi
26

Ketersediaan dan kemudahan memperoleh energi


berpengaruh secara langsung terhadap biaya produksi
dan biaya pabrik.
8. Komposisi Tenaga Kerja
Dengan adanya pergeseran komposisi kerja, dari pekerja
pabrik kepekerja yang mengandalkan pengetahuan, maka
akan semakin dibutukan adanya kerja sama, keterampilan
dan keahlian.
9. Etika kerja
Seiring dengan meningkatnya penghargaan orang
terhadap waktu maka pemaanfaatan waktu harus
seproduktif mungkin.
10. Ketakutan Pekerja Akan Kehilangan Pekerjaan
Program peningkatan produktivitas di perusahaan tanpa
diimbangai dengan adanya komunikasi antara
manajemen dengan pekerja maka akan menimbulkan
perasaan takut pada pekerja, bahwasannya usaha-usaha
peningkatan produktivitas yang dilakukan itu akan
mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan mereka.
Misalnya dengan mekanisasi atau otomatisasi.
11. Pengarruh Serikat Pekerja
Pengaruh serikat pekerja ini sangat kuat sehingga
diperlukan adanya pengetian dari pihak manajamen.
27

Terutama yang berhubungan dengan kompensasi dan


kenaikan gaji.
12. Manajemen
Manajemen adalah merupakan faktor dominan, terutama
dalam proses perencanaan dan pengendalian,
pengetahuan beban kerja, kejelasan intruksi pada para
pekerja, evaluasi serta upaya menumbuhkan motivasi dan
loyalitas kepada para pekerja.

2.8 Pengukuran Produktivitas

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan pada berbagai


skala unit pekerjaan. Dimulai dari skala yang terkecil hingga
yang terbesar, yaitu;
1. Statsiun kerja
2. Seksi atau unit pekerjaan
3. Industri
4. Nasional
5. Internasioanal
Masing-masing tingkat unit tersebut membentuk lingkup
pengukuran produktivitas yang mempunyai manfaat sendiri-
sendiri.

Pendekatan dalam membandingkan tingakat hasil pengukuran


produktivitas dapat dibedakan dengan beberapa cara, yaitu;
28

1. Membandingkan kinerja pada periode yang diukur


dengan kinerja pada periode darsar.
2. Membandingkan kinerja suatu unit organisasi dengan
unit organisasi lain.
3. Membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan target
yang telah ditetapkan.

Dalam tugaas akhir ini, pendekata yang digunakan adalah


membendingkan antara kinerja pada periode yang diukur
dengan kinerja pada perode dasar.

2.9 Kriteria Pengukuran Produktivitas

David Bain dalam bukunya yang berjudul “the production


Prescription“ mengemukakan bahwa pengukuran
produktivitas harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini;
1. Keabsahan (validity)
Adalah merupakan ukuran yang secara tepat
menggambarkan perubahan dari masukan menjadi
keluaran dalam satu proses produksi yang sebenarnya
2. Kelengkapan (completeness)
Kelengkapan disini berhubungan dengan ketelitian, yang
mana seluruh keluaran atau hasil yang diperoleh dan
masukan atau sumber yang digunakan, dapat diukur dan
termasuk didalamnya perbandingan produktivitas
tersebut
29

3. Dapat dibandingkan (comparability)


Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada
kemampuan untuk dapat dibandingkan antara periode
dengan periode, periode dengan standar, atau periode
dengan target, sehingga dapat dilihat apabila penggunaan
sumber tersebut lebih efisien atau tidak mencapai hasil
4. Ketermasukan (inclusiveness)
Pengukuran produktivitas seharusnya meliputi juga
aspek-aspek yang lain diluar kegiatan produksi yang
selama ini sering menjadi pusat perhatian, misalnya
kualitas, peralatan dan fasilitas
5. Tepat waktu (timeliness)
Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang
efektif bagi manajemen, sehingga harus dikomunikasikan
pada setiap manejer yang bertanggung jawab pada
bidangnya masing-masing dalam waktu yang secepat-
cepatnya, tetapi dalam batas-batas yang praktis untuk
dilakukan
6. Keefektifan ongkos (cost effectiveness)
Pengukuran produktivitas dilakukan dengan cara
memperhatikan semua ongkos yang dikeluarkan untuk
keperluan pengukuran tersebut

2.10 Periode Dasar Pengukuran


30

Pengukuan baru memiliki arti bila hasilnya dapat


dibandingkan, baik antar periode waktu, atau dengan suatu
standar. Untuk mengetahui perkembangan produktivitas
perusahaan diperlukan perode dasar yang digunakan sebagai
bahan perbandingan.

Menurut Marvin E. Mundel dalam bukunya “ improving


productivity and effectiveness”, depenisi periode dasar adalah
periode yang mendahului tahun ini (current year), biasanya
secara spesifik ditentukan oleh pihak yang berwenang (higher
authority).

Sementara itu David J. Sumanth mengemukakan beberapa hal


yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan periode
dasar, diantaranya;
a) Dimulai satu program produktivitas untuk pertama kali
b) Status produk yang dihasilkan, apakah produk lama atau
produk yang baru diperkenalkan
c) Frekuensi terjadi pengenalan produk baru
d) Lamanya satu periode pengukuran, apakah dinyatakan
dalam bulan, kuartal, semester, tahun.
e) Pola permintaan produk, misalnya pola permintaan
produk bersifat musiman atau juga yang lainnya
f) Ketersediaan sistem pengumpulan dan updating data
yang memadai
31

g) Adanya kejadian luar biasa dalam perusahaan, misalnya


kegiatan produksi atau pemogokan

2.11 Model-Model Pengukuran Produktivitas

Ada berbagai macam metode atau model pengukuran


produktivitas pada tingkat perusahaan, diantaranya;
1) Model David J. Sumanth
2) Model POSPAC
3) Model Marvin E. Mundel
4) Model Craig-Harris
5) Model Pendekatan Angka indeks
6) Model APC ( the American production center)
7) Model Kendrick-Creamer

Model pengukuran produktivitas yang digunakan dalam


penelitian ini adalah model pengukuran produktivitas total
David J. Sumanth dan model pengukuran parial POSPAC,
maka penjelasan mengenai model-model pengukuran
produktivitas diatas akan lebih bayak ditekankan pada kedua
model pengukuran produktivitas tersebut.

2.11.1 Model Produktivitas Total David J. Sumanth

Model peroduktivitas total ini dikembangkan oleh David J.


Sumanth untuk lingkup perusahaan dengan
mempertimbangkan seluruh faktor masukan dalam
32

menghasilkan keluaran. Model ini disamping dapat


diterapkan pada perusahaan manufaktur juga dapat diterapkan
pada perusahaan jasa.

Sehingga dalam hal ini yang dimaksud dengan ‘produk’


meliputi produk secara fisik pada perusahaan manufaktur
maupun produk non fisik pada perusahaan yang bergerak
pada bidang jasa.

Model produktivitas total David J. sumanth dinyatakan


sebagai berikut;

atau

dimana;

Total keluaran meliputi;


 Nilai unit produk jadi
 Nilai unit produk setengan jadi
 Deviden
 Bunga
 Pendapatan lainya
Total masukan meliputi
 Nilai tenaga kerja
 Nilai bahan
33

 Nilai energi
 Nilai modal
 Biaya lainnya

Yang dimaksud dengan tangible disini ialah besaran yang


dapat diukur, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jumlah mobil yang dirakit, jumlah cek yang diproses, ton baja
yang dihasikan adalah beberapa contoh dari keluaran yang
bersifat tangible. Sedangkan beberapa contoh dari
pengeluaran yang bersifat intangible adalah bayaknya
goodwill yang dihasilkan oleh suatu organosasi dan bayaknya
polusi yang tercipta.

Perlu ditekankan disini, bahwa yang dimaksud dengan


keluaran adalah seluruh keluaran yang diproduksi, sedangkan
yang dimaksud dengan masukan adalah seluruh sumber daya
yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran tersebut.
Dalam hal ini baik keluaran taupun masukan dinyatakan
dalam nilai uang yang bersifat konstan dari periode ataupun
masukan dinyatakan dalam nilai uang yang bersipat konstan
dari periode dasar pengukuran. Misalnya masukan manusia
dan energi dapat dinyatakan dalam jam orang dan kilo watt
jam. Lebih jauh lagi, jika perusahaan memperoduksi lebih
dari satu jenis produk misalnya, baja (dalam ton) dan sandal
(dalam jumlah pasang), keluaranya bukan dinyatakan sebagai
ton baja + pasang sandal. Tetapi, nilai-nilai produk itu
34

dinyatakan dalam satuan nilai mata uang yang dapat


dijumlahkan.

2.11.1.a Elemen-Elemen Keluaran (Tangible)

Elemen-elemen keluaran tangible tediri atas;


1. Unit produk jadi
Unit-unit dinyatakan baik dalam bentuk fisik maupaun
dalam nilai uang. Sebagai contoh kita bisa kataka bahwa
keluaran produk dalam satu periode tertentu adalah 5000
ton atau Rp. 5.000.000,00 yang berarti harga jual perton
adalah Rp. 1.000,00 atau dapat dinyatakan sebagai
berikut;

Nilai produk jadi Jumlah unit produk Harga jual


Yang dihasilkan pada Jadi yang dihasilkan unit pada
Periode tetentu = X periode dasar
Pada periode sekarang

periode dasar adalah periode normal dimana produksi


tidak bayak berbeda dari rata-rata. Jadi kalau tedapat satu
periode tertentu dimana pada periode itu, misalnya
perusahaan memecat sejumlah pekerja karen
kekeurangan bahan mentah, hal ini tidak dapat dianggap
sebagai periode dasar.

Apabila suatu perusahaan membuat produk yang


dinyatakan dalam lebih dari satu ukuran tertentu, dalam
hal ini perusahaan memiliki produk yang heterogen.
35

Sehingga nilai produk jadi adalah jumlah terbobot yang


sesuai dengan produk masing-masing.

Perlu ditegaskan disini bahwa yang dihitung adalah unit


yang diproduksi bukan unit yang terjual. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi overstated output (ada unit
yang terjual berasal dari persediaan barang jadi) ataupun
understated output (ada unit yang diproduksi dan tidak
terjual tapi tidak dihitung).
2. Produk Setengah Jadi

3. Dividen
Faktor keluaran ini, meskipun biasanya diabaikan, tetapi
tetap harus dimasukan karena diproduksi dengan
menggunakan sebagai masukan baik masukan manusia
maupun masukan modal
4. Bunga
Faktor keluaran ini pun harus tetap dimasukan karena
diproduksi dengan menggunakan sebagai masukan baik
masukan manusia maupun masukan modal

5. Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan lain-lain dimasukan sebagai faktor keluaran
karena satu atau lebih masukan dikonsumsi untuk
36

mengasilkan dan atau memelihara pendapatan lain-lain


tersebut.

Untuk lebih jelasnya elemen-elemen keluaran diatas dapat


digambarkan pada sekema sebagai berikut ini;

Gambar 2.4 Elemen-Elemen Keluan Dalam model Pengukuran Produktivitas


Total David J. Sumanth

2.11.1.b Elemen-Elemen Masukan (Tangible)

1. Masukan Tenaga Kerja


Sering kali pada kenyataannya haya buruh langsung yang
dipertimbangkan dalam menentukan masukan tenaga
kerja ini, padahal kita juga harus mempertimbangkan
seluruh sumber daya manusia yang dipekerjakan untuk
menghasilkan keluaran.
Menurut becer dan gordan, terdapat empat katagori
pekerja dalam setiap organisasi, yang ditandai dengan
bayaknya koordinasi dan kebijakan yang digunakan serta
37

sejauh mana mereka melakukan fungsi produksi,


diantaranya;
1. Manajer, yaitu yang tugas utamanya menangani
proses koordinasi dan memiliki kekuasaan untuk
membuat kebijakan contoh; menejer produksi
2. Birokrat, yaitu mereka yang terlibat dalam proses
koordinasi tetapi hanya memiliki kekuasaan yang
sedikit atau bahkan tidak memiliki kekuasaan untuk
membuat kebijakan dalam menjalankan tugasnya
karena prosedur kerjanya ditentukan oleh manajer.
Contoh petugas pembukuan
3. Profesional, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan
untuk menentukan kebijakan dalam kegiatannya
sendiri. Contoh Insinyur
4. Buruh, yaitu mereka yang secara langsung bekerja
dipabrik yang mana pekerjaannya ditentukan oleh
pihak lain
Kita menggunakan klasifikasi masukan tenaga kerja ini dalam
setiap kajian produktivitas total. Jam orang dan besarnya gaji
rata-rata dari ke-empat jenis masukan pekerja ini disusun
untuk masing-masing produk dalam setiap periode analisis.
2. Masukan Bahan
Masukan bahan ini terdiri dari bahan baku dan kompone
yang dibeli.
38

yang dimaksud dengan nilai total bahan baku selama


periode berjalan adalah penjumlahan nilai total bahan
baku yang terpakai dengan nilai total komponen yang
dibeli selama periode berjalan. Jika lebih dari satu produk
yang dibuat oleh perusahaan, maka nilai masukan bahan
total diperoleh dengan menjumlahkan nilai produk
masing-masing. Sedangkan jika ada produk baru yang
tidak diproduksi pada periode dasar tetapi diproduksi
pada periode berjalan maka perhitungan untuk masing-
masing bahan baku adalah sebagai berikut;

3. Masukan Energi
Masukan energi adalah merupakan ongkos-ongkos untuk
membayar sumber-sumber energi , seperti listrik,
minyak, gas, batubara, dan air. Bila perusahaan
menggunakan energi matahari maka ongkos panel-
panelnya dianggap sebagaian dari modal tetap
4. Masukan Modal
Modal ini terdiri dari modal lancar dan modal tetap.
Yang termasuk modal lancar diantaranya uang kas,
tagihan piutang, uang yang diperlukan untuk persediaan
39

dan uang yang akan dibayarkan. Adapun yang termasuk


modal tetap adalah tanah, bangunan, mesin, peralatan,
dan lain-lain.
5. Masukan Biaya Lain-Lain
Yang termasuk katagori masukan biaya lain-lain adalah
semua jenis biaya-biya atau pengeluaran yang tidak
termasuk pada ke-empat katagori masukan diatas.
Misalnya; biaya tranportasi, pajak, biaya profesional,
biaya pemasaran, biaya pemrosesan informasi, dan lain-
lain.

Untuk lebih jelasnya elemen-elemen masukan ditas dapat


digambarkan dalam skema dibawah ini;

Gambar 2.5 Elemen-Elemen Masukan Dalam model Pengukuran


Produktivitas Total David J. Sumanth

2.11.2 Model Produktivitas Parsial POSPAC

Model produktivitas parsial POSPAC pertama kali dicetuskan


pada saat berlangsungnya kongres produktivitas dunia ke-4,
40

pada bulan mei 1984 di olso, norwegia. Sehingga model


pengukuran produktivitas ini diberi nama model pengukuran
skandinavia atau habberstad.

Pada dasarnya model ini, merupakan gabungan dari beberapa


ukuran produktivitas parsial yang masing-masing akan
menggambarkan produktivitas sebagai kelompaok aktivitas
yang dikalsifikasikan kedalam enam kelompok, yang masing-
masing kelompok menunjang kepada perbaikan suatu jenis
produktivitas di dalam perusahaan.

Adapun ke-enam bidang yang dapat memungkinkan adanya


peningkatan nilai tambah atau pengunaan sumber-sumber
yang lebih efektif adalah;
1. Produktivitas produksi (Production productivity)
2. Produktivitas organisasi (Organization productivity)
3. Produktivitas penjualan (Sales prodduktivity)
4. Produktivitas produk (Produc productivity)
5. Produktivitas tenaga kerja (Arbieter productivity)
6. Produktivitas modal (Capital productivity)
Untuk memberikan gambaran yang lebih lanjut tentang
tindakan perbaikan produktivitas dari ke-enam jenis
produktivitas parsial POSPAC. Dibawah ini akan disajikan
table yang memperlihatkan contoh tindakan untuk perbaikan
produktivitas tersebut;
PRODUKTIVITAS TINDAKAN UNTUK PERBAIKAN
41

JENIS PRODUKTIVITAS
Produktivitas produksi  perencanaan produksi
 penyusunan pabrik
 pengendalian ongkos dan kualitas
 analisis metode pengolahan produk
 penjadwalan pemeliharaan
Produktivitas  starategi perusahaan
organisasi  pengembangan organisasi perusahaan
 peningkatan manajemen perusahaan
 rasionalisasi administrasi
 analisa personil
Produktivitas  analisis permintaan
penjualan  strategi tarip
 analisis distribusi/logistic
 organisasi fungsi pemasaran
Produktivitas produk  perencanaan produk
 pengembangan produk
 keuntungan produk
 analisis kebutuhan
 tanggapan pelanggan
Produktivitas tenaga  pendidikan dan latihaan
kerja  perbaikan metode-metode
 gaji sesuai prestasi
 motivasi
42

 lingkungan kerja
Produktivitas modal  pengendalian persediaan perusahaan
 manajemen keuangan
 analisis investasi
 perencanaan pengendaliaan ekonomi
perusahaan

Table 2.1 beberapa contoh tindakan untuk perbaikan produktivitass

Adapun formulasi matematis dari masing-masaing jenis


produktivitas parsial POSPAC ini adalah;

Nilai
Tambah = Penjualan – Biaya Bahan

2.11.3 Model Marvin E. Mundel


43

Mervin E. Mundel mengemukakan tentang pengukuran


indeks produktivitas (IP), dalam hal ini terdiri atas dua
bentuk, yaiu;

1.

2.

dimana:
IP = indeks produktivitas
AOMP = keluaran agregat untuk periode dasar
RIMP = masukan untuk periode yang diukur
RIBP = masukan untuk periode dasar

Dari kedua bentuk pengukuran indeks produktivitas Marvin


E. mundel di atas, tampak bahwa keduanya serupa, sehingga
dalam penerapan produktivitas pada perusahaan, kita dapat
menggunakan salah satunya. Bentuk formula yang pertama
merupakan perbandingan antara indeks kinerja pada periode
terukur dengan indeks kinerja dasarnya. Sedangkan bentuk
formula yang kedua merupakan perbandingan antara indeks
keluaran dengan indeks masukan.

2.11.4 Model Craig-Harris

Menurut Craig-Harris pengukuran produktivitas total


dinyatakan dalam formulasi matematis sebagai berikut;
44

dimana;
Pt = produktivitas total
Ot = keluaran total
L = factor masukan tenaga kerja
C = factor masukan modal
R = factor masukan bahan baku dan alat
Q = paktor masukan lain pada barang dan jasa

Adapun penjelasan dari model craig-harris diatas adalah


sebagai berikut;
1. Keluaran = (jumlah unit yan g diproduksi
X harga jual) + dividen +
bunga + sumber-umber
pendapatan lainnya
2. Masukan tenaga kerja = Jumlah jam kerja tiap
klasifikasi pekerja X upah rata-
rata pada periode dasar para
pekerja
3. Masukan modal = Modal lancar + modal tetap
4. Masukan bahan baku Jumlah unit bahan baku dan
dan alat = komponen yang dibeli X harga
bahan baku dan komponen
45

pada periode dasar

2.11.5 Pendekatan Angka Indeks

Pada dasarnya angka indeks suatu besaran yang menunjukan


variasi perubahan dalam waktu dan ruang mengenai suatu hal
tertentu. Pengukuran angka indeks yang telah umum
dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks
harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk
mengukur perubahan harga atau perubahan produksi
sepanjang waktu tertentu. Dengan demikian angka indeks
yang diperoleh dapat diperbandingkan dengan keadaan
periode dasar itu. Dari sini akan dapat terlihat perubahan
apakah perubahan bersifat naik, tetap, atau juga turun.
Sebagai contoh; misalnya harga suatu produk sebear 40 ribu
rupiah dalam tahun dasar, katakanlah pada tahun 1989.
kemudian diketahuai harga produk itu telah meningkat
sebesar 60 ribu rupiah pada tahun 1990 dan 68 ribu rupiah
pada tahun 1991. dengan memperlakukan harga 40 ribu
rupiah sebagai seratus dalan tahun 1989 (tahun dasar). Maka
indeks untuk tahun 1990 dan 1991, akan menjadi

indeks harga 1990 =

indeks harga 1991=


46

berdasarkan angka indeks harga yang dihitung, kita


mengetahuai bahwa harga produksi itu telah meningkat
sebesar 50% dalam tahun 1990 dibandingkan terhadap harga
tahun dasar 1989, serta harga telah meningkat sebesar 70%
pada tahun 1991 dibandingkan pada harga tahun dasar 1989.
kita dapat membuktikan secara mudah besar poersentase
keniakan itu dengan rumus sebagai beruikut;

dan

dengan menggunakan angka indeks kita dapat menyatakan


produktivitas pada titik waktu yang berbeda. Beberapa
pendekatan angka indeks akan dibahas berikut ini;

2.10.6 Model Kendrick dan D. Creamer

J.W. Kendrick dan D. Creamer pada tahun 1965


memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas
pada tingkat perusahaan. Angka indeks yang diperkenalkan
Kendrick dan Creamer terdiri dari tiga jenis yaitu;
produktivitas total, produktivitas faktor total, dan
produktivitas parsial.
Indeks prodduktivitas total untuk periode tertentu diukur
sebagai berikut:
Output periode tertentu dalam harga-harga periode dasar
47

Input periode tertentu dalam harga-harga periode dasar


Selisih antara output periode tertentu dalam harga-harga
periode dasar dan input dalam harga-harga periode dasar
menunjukan peningkatan ( atau penurunan ) produktivitas
dalam periode itu.
Indeks produktivitas faktor total diukur berdasarkan:
Output bersih
Infut faktor total
Dimana;
Output bersih = output total – barang dan jasa antara
Input faktor total = ( input jam kerja dari periode waktu
tertentu yang diboboti berdasarkan
rata-rata penghasilan per jam dalam
periode dasar) + (input modal dari
periode tertentu yang dinyatakan dalam
harga-harga periode dasar dan diboboti
berdasarkan “rate of return” periode
dasar, dengan penyusustan
diperlakukan sebagai jasa antara)

Peningkatan atau penurunan produktivitas dapat dilihat


berdasarkan selisih antara output bersih dan input faktor total.

Berdasarkan depenisi pengukuran diatas, tampak bahwa


indeks produktivitas faktor total ditentukan dengan jalan
48

mengeluarkan pengaruh dari barang-barang dan jasa antara


yang ada pada sisi input dan output.

Indek produktivitas parsial dapat ditentukan sebagai berikut;


Produktivitas parsial dari tenaga kerja
Output dalam harga–harga periode dasar
Input tenaga kerja dalam harga-harga periode dasar
Produktivitas parsial dari material
Output dalam harga-harga periode dasar
Input material dalam harga-harga periode dasar
Catatan: Angka indeks pada periode dasar harus ditentukan
sedemikian rupa agar bernilai 100 (seratus).

2.10.7 Model APC


Pusat produktivitas amerika ( the American productivity
center = APC ) telah mengemukanan ukuran produktivitas
yang didefinisikan sebagai berikut:

Frofitabilitas =

=
= IP X indeks perbaikan harga
Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak
adanya hubungan frofitabilitas dengan produktivitas dan
faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan
49

suatu indikasi penggunaan sumber-sumber dalam penghasilan


output perusahaan.

Model APC untuk pengukuran produktivitas pada tingkat


perusahaan dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.6 model APC untuk pengukuran produktivitas prusahaan


Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun
digandakan dengan harga-harga dan biaya per unit setiap
tahun digandakan dengan kuantitas output dan input pada
tahun tertentu akan menghasilkan indeks perbaikan harga
pada tahun itu. Dengan diketahui indeks produktivitas dan
indeks perbaikan harga. Maka indeks profitabilitas dapat
ditentukan dengan jalan :
Indeks frofitabilitas = indeks produktivitas X indeks perbaikan harga
Atau
Indeks produktivitas = indeks profitabilitas / indeks perbaikan harga
Indeks perbaikan haga menunjukan perubahan dalam input
terhadap biaya output perusahaan.
50

Dalam model APC, biaya-biaya per unit tenaga kerja,


material, dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung,
sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan
depresiasi total ditambah keuntungan relative terhadap harta
total ( harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan. Dengan
demikian, input modal untuk satu periode tertentu =
depresiasi untuk (periode itu + (ROA periode dasar) X (harta
sekarang yang dipergunakan).
Catatan ROA = return of asset

Anda mungkin juga menyukai