Diajukan untuk memenuhi memenuhi salah satu tugas keperawatan medical bedah
Nama : Nurmatasuri
NIM : 211FK04056
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang
Sukarmin, 2008).
elin, 2009).
1. Etiologi
a) Faktor genetik :
b) Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
c) Faktor lingkungan
dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada
masa kanak-kanak.
diantaranya adalah:
tahun)
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga
d) Kelompok etnik
menjadi 3 yaitu :
2. Manifestasi Klinis
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita DM,
yaitu:
biasa.
4) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
sebagai energi.
perifer.
5) Kelemahan tubuh
bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan
mengalami gangguan.
3. Patofisiologi
Menurut (Corwin, EJ. 2009), Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu
hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan
serta ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak
glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi
gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia
lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut
polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau
4. PATHWAY
5. Klasifikasi
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel
tahun.
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi
pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa
Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan
4. DM tipe lain
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.
6. Komplikasi
jangka panjang :
a) Hyperglikemia.
tersebut sangat cocok dengan daerah yang kaya glukosa. Setiap kali
yaitu :
berat.
sebagai berikut:
1) Hipoglikemia ringan
2) Hipoglikemia sedang
3) Hipoglikemia berat
buah atau teh manis, 2-3 sendok teh sirup atau madu. Bagi
pembekuan darah
7. Penatalaksanaan Medis
glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada
yaitu :
1) Diet
pedoman 3 J yaitu:
atau ditambah
b. Jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) Penyuluhan
sebagainya.
4) Obat-Obatan
berat badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang
:
a) Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik
reseptor insulin
intraselluler
b. Insulin
a. DM tipe I
dengan OAD
c. DM kehamilan
h. DM operasi
i. DM patah tulang
j. DM dan underweight
a) Gula darah puasa (GDO) 70-110 mg/dl. Kriteria diagnostik untuk DM >
140 mg/dl paling sedikit dalam 2 kali pemeriksaan. Atau > 140 mg/dl
b) Gula darah 2 jam post prondial <140 mg/dl digunakan untuk skrining
c) Gula darah sewaktu < 140 mg/dl digunakan untuk skrining bukan
diagnostik.
d) Tes toleransi glukosa oral (TTGO). GD < 115 mg/dl ½ jam, 1 jam, 1 ½
h) C-Pepticle 1-2 mg/dl (puasa) 5-6 kali meningkat setelah pemberian glukosa.
i) Insulin serum puasa: 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml, dapat
9. Kriteria Diagnostik
Kriteria diagnostik WHO dalam (Mansjoer, A dkk. 2008) untuk Diabetes Melitus pada
mengkonsumsi 75 gram karbohidrat (2 jam post prandial (pp)) > 200 mg/dl
(11,1mmol/L).
Pengkajian
A. Identitas
Status :Kawin
Pekerjaan :Sopir
Pendidikan :Smp
Alamat :Jl. Hamka no.4 Tarok Dipo Guguak Panjang Bukitinggi Penanggung
Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 43 Th
Pekerjaan : IRT
B. Alasan Masuk
Klien diantar keluarga ke Rumah Sakit Achmad Mocthar Bukittingi pada tanggal
13 Juni 2019 dengan keluhan badan lemas, pusing, gula darah tinggi dan juga ada
Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa letih Dan lemah, dan
sering merasa haus dan lapar,klien mengatakan klien sering mual dan muntah,
dan belum BAB sejak masuk rumah sakit, klien mengatakan sering BAK yaitu
sebanyak 10 x/perhari, klien mengatakan gula darah tinggi saat masuk rumah
sakit, karena klien jarang kontrol ke rumah sakit kadar gula darah klien yaitu:
284,klien mengatakan ada luka dikaki sebelah kanan dan nyeri pada bagian
luka,klien mengatakan tidak nyaman dengan luka nya dikaki terdapat pus pada
Klien menderita penyakit Diabetes selama 14 tahun yang lalu ,pasien tidak
pernah dirawat karna penyakit Diabetes, klien hanya berobat kepukesmas , tapi
Keterangan
: laki laki
: Perempuan
: Klien
Meninggal
: serumah
D. Pemeriksaan fisik
= 21 x/i Suhu=
36,8 °C
1. Kepala
a. Rambut
Bentuk kepala bulat, rambut hitam , tidak terdapat benjolan, rambut bersih,
b. Mata
ada menggunakan alat bantu penglihatan ( Kaca mata), reflek pupil isokor,
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pendarahan, tidak ada serumen, telinga
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, ada benjolan di hidung, pasien tidak terpasang O2,
penciman normal
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, gigi klien kelihatan bersih , tidak
2. Leher
Simetris kiri dan kanan, Vena jugularis tidak teraba, dan tidak ada
3. Thorax
1) Paru- paru
2) Jantung
I : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada pembesaran
pada jantung.
A: bunyi jantung I (lup) dan bunyi jantung II (dup), tidak ada bunyi
tambahan, Teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur dan
gallop.
4. Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, warna kulit sama, tidak
5. Punggung
Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
6. Ektermitas
Bagian Atas : Tangan sebelah kiri terpasang infus Nacl 20 tts, tidak ada
4444 5555
7. Genetalia
8. Integumen
Kulit tampak tidak bersih,ada bekas luka dikulit, kering, luka di bagian sela
9. Persyarafan
Tabel 3.1 persyarafan
No Nervus Hasil pemeriksaan
1. Olfaktorius Baik, tidak ada gangguan penciuman
2. Optikus Baik, tidak ada gangguan penglihatan
3. Oculomotorius Pergerakan bola mata tidak terganggu
4. Trochlearis Pergerakan bola mata tidak terganggu
5. Abdusen Pergerakan mata tidak terganggu
6 Trigeminus Reaksi sentuhan baik, pergerakan rahang
tidak terganggu
7. Facialis Tidak ada gangguan pengecapan, mampu
mengekspresikan rasa manis,asam, pahit, asin
dengan baik
8. Vestibulotrochlearis
Mampu menjaga keseimbangan dengan baik,
9. Glassofaringeus tidak ada gangguan pendengaran Tidak ada
10. Vagus gangguan pengecapan
11. Assesorius Tidak ada gangguan
12 Hipoglasus Tidak ada gangguan pada pergerakan kepala
Tidak ada gangguan pada pergerakan
lidah
E. Data Biologis
2 Eliminasi
a. BAB
1x dalam sehari 1x seminggu
1. Frekuensi
Kuning Kuning Khas
2. Warna
Khas Lembab
3. Bau Lembab ada
4. Konsistensi Tidak ada
5. Kesulitan 3x sehari
b. BAK 5-6 x sehari kuning
1. Frekuensi Kuning Pesing
Pesing Cair
2. Warna
Cair Tidak ada
3. Bau
Tidak ada
4. Konsistensi
5. Kesulitan
3. Istirahat dan tidur
a. waktu tidur malam siang malam
b. lama tidur 8 jam 9 jam,
Tidak ada Tidak ada
c. hal yang mempermudah
Tidak ada Ada, karna
tidur
nyeri
d. kesulitan tidur
4 Personal hygine
a. mandi 2x sehari 1 x 2 sehari
b. cuci rambut 1 x sehari Tidak ada 1
2 kali sehari x 2 sehari
c. gosok gigi
1 x seminggu 1x seminggu
d. potong kuku
F. Riwayat Alergi
G. Data Psikologis
Prilaku Verbal
a. Cara menjawab
Klien selalu memberi informasi dengan jelas dan mudah dipahami orang
lain
c. Emosi
Klien tidak mudah emosi saat ada masalah baik kekeluarga maupun orang
lain
d. Persepsi penyakit
timbul perasaan sedih karena tidak bisa melakukan apa apa lagi ,terutama
e. Adaptasi
Klien yakin terhadap tuhan dan percaya penyakit ini adalah ujian dari yang maha
kuasa, klien yakin dengan agamanya, klien sebelum sakit sholat 5 waktu sehari
semalam, selama klien dirawat klien tidak pernah melakukan sholat 5x sehari dan
tidak pernah berdzikir, tetapi selama dirawat di Rs klien tidak mampu untuk sholat
dan berdzikir
J. Data Penunjang
a. Pemeriksaan labor
13-06-2019
K. Data Pengobatan
Data Subjektif
Data Objektif
Skala nyeri 7
ANALISA DATA
3 DS Infeksi Peningkatan
Klien mengatakan luka
masih basah dan berbau Leukosit
klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kiri
klien mengatakan luka sejak 3
bulan sebelum masuk
DO
Terdapat pus didaerah kaki
yang luka
Leukosit 27.33[10^3/ul}]
Tampak edema, terdapat (luka
terbuka),ukuran 2x2x3 cm
Terapeutik :
34
- Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
Kolaborasi
Terapeutik :
Edukasi:
3 Infeksi b.d Peningkatan Setelah dilakukan tintdakan keperawatan selama Pengcegahan Infeksi
Leukosit. 1x 24 jam maka tingkat infeksi menurun
KH : Observasi
DS
Tingkat nyeri menurun - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
Klien mengatakan Integritas kulit dan jaringan dan sistematik
luka masih basah dan
Berbau membaik Terapetik
klien mengatakan ada Kontrol resiko meningkat
luka dikaki sebelah kiri - Berikan perawatan kulit pada area edema
klien mengatakan luka - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
sejak 3 bulan sebelum dengan pasien dan lingkungan pasien
masuk Edukasi
DO
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Terdapat pus didaerah - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
kaki yang luka Kolaborasi
Leukosit
27.33[10^3/ul] - Kolaborasi pemberian analgetik
Tampakedema, terdapat Perawatan luka
(luka
Observasi :
terbuka) ,ukuran
2x2x3 cm - Monitor karakteristik luka (drainase, warna
ukuran, bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
Terapeutik :
Edukasi:
Kolaborasi:
4 Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan tintdakan keperawatan selama Terapi aktivitas
imobilitas 1x 24 jam intoleransi aktivitas membaik
KH : Observasi :
DS
Toleransi aktivitas - Identifikasi defisit tingkat aktivitas
klien mengtakan Ambulasi - Identifikasi kemapuan berpartisipasi
aktivitas dibantu Tingkat keletihan dalam aktivitas tertentu
keluarga
Terapeutik :
klien mengatkan
aktivitas tebatas
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
DO menyesuiakan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang di pilih
aktivitas klien tampak - Libatkan keluarga dalam aktivitas
dibantu keluaraga
aktivitas tampak Edukasi:
terbatas
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
saat makan klien
dipilih
nampak dibantu
keluarga
Manajenen program latihan
Observasi :
- Identifikasi pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik sebelumnya
- Identifikasi kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
Edukasi:
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi
1 : Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
: Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
1 : Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Jakarta : EGC