Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lina Indriani Aryanto

Nim : 20402009

Kelas : 3E

Prodi : Perbankan Syariah

Matkul : Akuntansi Keuangan

Menganalisis Laporan Keuangan Terhadap Neraca/Laporan Posisi Keuangan.


Analisis Laporan Keuangan (Neraca)

1. Neraca atau daftar neraca keuangan disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan,
laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pada saat tertentu.
Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan sumber-seumber ekonomis
dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajibannya atau utang. Dan hak para
pemilik perusahaan yang tertananm dalam perusahaan tersebut atas ekuitas pemilik
suatu saat tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya
dinamakan statementsof financial position.
Didalam neraca terdapat Aset Lancar yang bisa diartikan dengan aset yang dapat
digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya tidak lebih satu tahun. Contohnya: kas,
piutang, persediaan, beban dibayar dimuka, dan aset lainnya yang diharapkan dapat
dikonversi ke kas dalam jangka waktu dekat, ada juga aset tidak lancer yaitu aset yang
umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. Contoh aset tak lancer ialah tanah, bangunan
mesin dan sejenisnya. Aset tidak lancar terdiri dari aset tetap, aset tak terwujud, aset
pajak bangunan, dan aset lain-lain contoh: investasi jangka panjang, bangunan, mesin
pabrik
Ada juga kewajiban (liablities) kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu, diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
2. Analisis Horizontal
Dalam laporan diatas maka untuk melakukan analisis horizontal, akan mencari
persentase dari oerbuatan modal pada tahun 2017 dan 2018 dengan cara :
= (pendapatan tahun 2018-pendapatan tahun 2017)
=Rp.53.550.937.421 – Rp.21.571.180.744
=Rp.31.979.756.677
=59.72%
Maka terdapat penurunan dari persentase ini, kita dapat melihat penyebab adanya
penurunan dari data ini pada persentase pos-pos lain dari perbandingan neraca yang
diatas
3. Analisis Vertikal
Pada analisis ini kita dapat membandingkan dua laporan keuangan berupa total aset dan
juga utang jangka pendek perusahaan dalam satu periode. Melalui rumus rasio
likuiditas lancar maka pada periode 2018
=total aset lancar : utang jangka pendek
=Rp. 49.895.532.638 : Rp. 11.524.039.722 X 100%
=Rp. 0,043
Pada current ratio, jika diperbandingkan angkanya dibawah 1, maka perusahaan
terbilang tidak aman dan belum mampu membayar melunasi utang lancar atau jangka
pendek melalui rumus rasio likuiditas lancar maka pada periode 2017
=total aset lancar : utang jangka pendek X 100%
= Rp. 18.589.588.825 : Rp. 8.249.640.257 X 100%
=Rp. 0,022
Pada current ratio, jika perbandingan angkanya dibawah 1, maka perusahaan terbilang
tidak aman dan belum mampu untuk mebayar dan melunasi utang lancar atau jangka
pendek
 Kesimpulan
a. Suatu perusahaan yang dikatakan aman harus memiliki tingkat pengembalian
yang rendah, dan modal yang besar, dan pertumbuhan yang lambat, dengan
hutan dan aktiva jangka pendek yang sedikit
b. Suatu perusahaan dikatakan berisiko jika memiliki tingkat pencairan aktiva
yang tinggi (aktiva sulit dicairkan nilainya), aktiva jangka panjang yang tinggi,
dana pendukung dari luar yang nilainya lebih dari separuh bisnis, dasar modal
yang kecil, tingkat pertumbuhan yang tinggi, dan pendapatannya sangat
fluktuatif
c. Hutan jangka panjang berkurang, hal ini dikarenakan adanya kemampuan
perusahaan untuk mebayar utang jangka panjangnya sehingga mamou
menunjukkan reputasi perusahaan khususnya respon
d. Dari segi liabilitas mengalami penurunan pada tingkat rasio yang berhati utang
lancar perusahaan mampu menjamin
e. Jumlah aset lancar dan tidak lancar pada juni 2018 dan desember 2018
mengalami penurunan disebabkan berkurangnya hutan
f. Modal pada juni 2017 lebih besar dibandingkan modal pada desember 2018

Anda mungkin juga menyukai