(Studi Kasus di Kampung Pancasila Desa Tanjung Sari Kecamatan Pabuaran
Kabupaten Serang)
(Diterima 21 November 2016; direvisi 29 Desember 2016; disetujui 30 Desember 2016)
Damanhuri1, Wika Hardika L2, Febrian Alwan B3, Ikman Nur Rahman4
1,2,3,4 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
Abstrak
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berfikir
dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara. Banyaknya pengaruh negatif terhadap suatu negara salah staunya adalah lunturnya nilai-nilai luhur yang melakat disuatu negara, dan inipun yang terjadi di Indonesia saat ini, dengan banyaknya pengaruh gelobalisasi salah satunya adalah pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Permasalahan tersebut dihawatirkan masyarakat Indonesia akan lupa terhadap jati diri bangsanya sendiri yang menjungjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk warga negara yang baik (Good Citizen) yang merupakan aplikasi karakter bangsa Indonesia ini sendiri. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Perkampungan Pancasila Desa Tanjungsari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang Provinsi Banten karena di desa ini nilai-nilai Pancasila masih diimplemetasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Subjek penelitian merupakan pihak-pihak yang menajadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Agar memperoleh infomasi yang valid dan kompeten maka sampel penelitian adalah sebagai berikut : Pemerintah (kecamatan, kelurahan, desa), Masyarakat setempat, Budayawan, Akademisi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkampungan pancasila merupakan perkampungan yang menerapkan nilai pancasila sebagai upaya pembentukan karakter bangsa. Dalam implementasinya peneramapn nilai pancasila masih belum banyak dukungan dari masyarakat serta kesadaran akan perilaku yang mencerminkan nilai pancasila sebagai penguatan karakter bangsa. Hal ini perlu adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang berwenang di dalamnya.
Kata kunci : Nilai-nilai Pancasila, Karakter Bangsa
186
185
PENDAHULUAN atau masyarakat yang tidak atau
Pancasila merupakan ideologi kurangnya memahami betapa dasar bagi negara Indonesia dan pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk menjadi warega negara yang tersebut dikarenakan pengaruh baik (good citizen) di Indonesia negaritif gelobalisasi. harus sesuai dengan Pancasila dan Ancaman yang muncul dari Undang-Undang Dasar 1945.Hal pengaruh negatif globalisasi terhadap inilah yang mendasari betapa ideologi suatu negara atau bangsa pentingnya Pancasila sebagai acuan merupakan suatu ancaman yang besar ataupun pedoman tentang bagaimana dan tidak bisa dianggap kecil, dengan berperilaku menjadi warga negara begitu mudahnya pengaruh negatif yang baik (good citizen) di dari luar yang masuk ke Indonesia, Indonesia. Nilai-nilai yang perlahan-lahan akan berdampak terkandung dalam Pancasila akan secara tidak disadari terhadap mengajarkan cara berfikir dan karakter masyarakat yang tidak sesuai bertindak yang sesuai dengan dengan karakter bangsa dan inilah ideologi negara. yang sedang terjadi di Indonesia saat Pada zaman modern atau ini. zaman globalisasi seperti sekarang Permasalahan tersebut ini, banyaknya pengaruh negatif dihawatirkan masyarakat Indonesia terhadap suatu negara salah staunya akan lupa terhadap jati diri bangsanya adalah lunturnya nilai-nilai luhur sendiri yang menjungjung tinggi yang melakat disuatu negara, dan nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk inipun yang terjadi di Indonesia saat warga negarayang baik (Good ini, dengan banyaknya pengaruh Citizen) yang merupakan aplikasi gelobalisasi saalah satunya adalah karakter bangsa Indonesia ini sendiri. pengaruh dari budaya luar yang Hal ini terlihat dari Majlis tidak sesuai dengan nilai-nilai PermusyawaratanRakyat (2013, Pancasila, banyaknya warga negara hal.103) yang terlah
menidentifikasikan dalam ketetapan masyarakat, karena apabila nilai-nalai
MPR bahwa Ketetapan MPR No/ Pancasila tidak dilaksanakan maka V /MPR/2000 tentang Pemantapan akan terjadi damapak negatif terhadap Persatuan dan Kesatuan dan Kondisi negara Indonesia ini, maka diperlukan Bangsa Indonesia saat ini adalah inovasi dan solusi untuk dapat sebagai berikut : Nilai-nilai agama menunbuhkan kembali nilai-nilai dan nilai-nilai budaya bangsa tidak Pancasila yang luntur tersebut. dijadikan sumber etika dalam berbangsa dan bernegara oleh METODE PENELITIAN sebagian masyarakat hal itu akhirnya Pendekatan penelitian yang melahirkan krisis akhlak dan moral digunakan dalam penelitian ini adalah yang berupa ketidakadilan, pendekatan kualitatif yang didasarkan pelanggaran hukum, dan pelanggaran pada dua alasan. Pertama, hak asasi manusia dan kurangnya permasalahan yang dikaji dalam pemahaman, penghayatan, dan penelitian tentang implementasi nilai- kepercayaan akan keutamaan nilai Pancasila dalam upaya nilainilai yang terkandung pada setiap penguatan karakter bangsa ini sila pancasila dan keterkaitannya satu membutuhkan sejumlah data sama lain, untuk kemudian diamalkan lapangan yang sifatnya aktual dan secara konsisten disegala lapis dan kontekstual. Kedua, pemilihan bidang kehidupan berbangsa dan pendekatan ini didasarkan pada bernegara. keterkaitan masalah yang dikaji Berdasarkan peryataan di atas dengan sejumlah data primer dari dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian yang tidak dapat betapa pentingnya nilai-nilai yang dipisahkan dari latar alamiahnya, terkandung pada setiap sila Pancasila tanpa ada rekayasa serta pengaruh sebagi wujud dari karakter bangsa dari luar. Atas dasar itulah maka Indonesia itu sendiri yang merupakan peneliti menggunakan pendekatan cerminan sebagai bentuk warga kuatitataif. Sebagaimana yang negara yang baik (Good Citizen), dan diungkapkan oleh Cresswel (1998 : inipun yang akan diterapkan melalui 15) “Qualitative research is an perkakampungan Pancasila sebagai inquiry process of understanding contoh untuk menjadikan uapaya based on distinct methological pembangunan karakter bangsa di traditions of inquiry that explorea
social or human problem. The multisumber bukti dimanfaatkan”.
researcher build a complex, holistic Dipilih metode ini karena peneliti picture, analysis words, reports akan menyelidiki secara cermat suatu detailed views of informants, and program, peristiwa, aktivitas, proses conducts the study in a natural atau sekelompok individu yang setting” dibatasi oleh waktu dan peristiwa. Pendapat tersebut menjelaskan Penelitian ini dilakukan secara bahwa penelitian kualitatif didasarkan intensif, terperinci dan mendalam pada tradisi metodologi penelitian terhadap suatu kelompok dalam hak dengan cara menyelidiki masalah ini masyarakat di perkampungan sosial atau kemanusiaan. Peneliti Pancasila. membuat gambaran yang kompleks, Penelitian ini menggunakan gambaran yang menyeluruh, sampel purposif seperti yang menganalisis kata-kata, melaporkan diungkapkan Cresswel (1998 : 266) pandangan-pandangan para informan partisipan dan lokasi penelitian itu secara menyeluruh dan melakukan dipilih secara dengan sengaja dan penelitian pada situasi yang alamiah. penuh perencanaan, penelitian yang Peneliti memilih pendekatan ini dapat membatu peneliti memahami karena ingin mengetahui secara masalah penelitian. Sehingga langsung implementasi nilai-nilai besarnya sampel ditentukan dengan Pancasila di Desa Tanjungsari adanya pertimbangan informasi Kecamatan Pabuaran yang disebut dengan teknik snowball. Penentuan sebagai perkampungan Pancasila sampel dianggap telah memadai sebagai upaya pembangunan karakter apabila telah disampaikan pada titik bangsa. jenuh. Agar memperoleh infomasi Metode yang digunakan dalam yang valid dan kompeten maka penelitian ini adalah studi kasus sampel penelitian adalah sebagai berdasarkan Robert K. Yin (1995 : berikut : 18) bahwa “studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki 1. Pemerintah (kecamatan,
fenomena di dalam konteks kelurahan, desa)
kehidupan nyata bilamana batasbatas 2. Masyarakat setempat
Perimbangan peneliti untuk memiliki nilai nilai keagamaan yang
memilih subjek penelitian di atas tinggi yang tercermin dari sholat didasari oleh beberapa alasan seperti ; berjamaah sebagai nilai taat dalam dari segi pemerintah peneliti ingin menjalankan perintah agama, mengetahui kegiatan-kegiatan yanng pengajian bersama sebagai bentuk dilaksanakan oleh pemerintah untuk dari nilai agama serta sebagai bentuk menunjang proses implementasi nilai- menjalin tali silaturahmi antar sesama nilai Pancasila. dari segi masyakarat warga yang ada di perkampungan peneliti ingin mengetahui nilai-nilai Pancasila, serta menjalankan Pancasila apa saja yang perintah-perintah agama laianya diimplementasikan oleh masyarakat sebagai wujud nilai sila pertama yaitu desa tersebut dalam kehidupan sehari- ketuhanan, selain nilai ketuhaan, hari. Dari segi budayawan, peneliti dapat terlihat pula nilai-nilai ingin mengkaji adakah pengaruh Pancasila liannya yaitu nilai budaya lokal Banten di kampung kemanusian yang tertera di sila ke Pancasila tersebut. Dari segi dua Pancasila“Kemanusiaan yang adil akademisi peneliti ingin mengetahui dan beradab” terkandung nilai telaah akademik mengenai nilai-nilai kemanusiaan. makna dari nilai budaya lokal terhadap pengembangan kemanusiaan yaitu mengakui dan karakter bangsa. menghormati martabat dan hak orang lain antar sesama manusia, saling HASIL DAN PEMBAHASAN tolong menolong, dan bersikap Berdasarkan hasil penelitian sebagai manusia yang beradab yang telah dilakukan bahwa keadaan sebagai perwujudan sila kedua hal ini nilai-nilai Pancasila di tercermin dari masyarakat perkampungan Pancasila perkampungan Pancasila salang desa tanjung sari sebagai upaya menghormati antar sesama warga pembengunan karakter bangsa sudah serta nilai-nilai kekeluargaanya begitu berjalan cukup baik, hal ini tinggi. Nilai Pancasila ketiga yaitu dikarenakan perkampungan nilai persatuan yang diterapkan di Pancasila sudah dapat menerapkan perkampungan Pancasila yang paling nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan terlihat dengan adanya kegiatan sehari-hari, sperti nilai ketuhanan gotong royong yang selalu yang mencerminkan masyarakat dilaksanakan rutin, gotong royong
yang dilaksanakan di kampong harus dijungjung tinggi antar sesama
pancasila mencerminkan masyarakat warga, hal ini dapat terlihat dari yang penuh rasa semangat prilaku warga perkampungan kebersamaan dan kekeluargaan dalam Pancasila yang selalu mematuhi melaksanakan suatu hal. Selanjutnya atauran-atauran yang telah ditetapkan, nilai kerakyatan merupakan cerminan sehingga menjadi masyarakata yang dari sila keempat yang berbunyi taat akan aturan yang berlaku secara “Kerakyatan yang dipimpin oleh lokal di kampong Pancasila aupun hikmat kebijaksanaan dalam aturan secara Nasioanal, karana permusyawa ratan/perwakilan” yang warga negara yang baik adalah yang memiliki nilai yang terkandung dalam mampu melaksanakan hak dan sila ini adalah nilai kerakyatan yang kewajibannya dan itulah yang berarti kedaulatan berada ditangan dicerminkan mayoritas warga rakyat itu sendiri, maka rakyat berhak perkampungan pancasila. memilih perwakilan mereka, dan Pembangunan masyarakat desa rakyat juga memiliki kedudukan mengandung makna pendekatan antara hak, dan kewajiban yang sama kemasyaraatan, partisipasi di negara ini, salah satu yang masyarakat dan pengorganisasian dan tercermin dari sila Pancasila yang pelaksanaannya berorientasi pada keempat di kampong Pancasila yaitu inisiatif dan daya kreasi masyarakat masyarakatnya selalu mengutaman (Swalem,1997). musyawarah untuk mencapai mufakat Pengertian pembangunan desa juga dan inipun dijungjung tinggi oleh dapat dilihat dari berbagai segi masyarakat kampung Pancasila itu (Zein, 1983; Suwignyo, 1985; sendiri. Yang terakhir adalah nilai Sarmato, 1985; Arkanudin,1995), keadilan sebagai nilai yang terdapat yaitu: (1) Pembangunan desa dalam sila kelima sila Pancasila yaitu sebagai suatu “Proses”, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat merupakan suatu perubahan dari indonesia” yang artinya sila kelima cara hidup tradisional masyarakat ini memiliki nilai keadilan yang pedesaan menuju cara hidup yang berarti keadilan dalam kehidupan lebih maju. Dalam hal ini sosial haruslah meliputi seluruh pembangunan desa lebih di tekankan rakyat Indonesia tanpa terkecuali, pada aspek perubahan yang terjadi persamaan hak dan kewajiban yang dalam kehidupan masyarakat, baik
yang menyangkut segi-segi sosial, mendasar yang mengarahkan proses,
ekonomi maupun psikologis; (2) metoda dan program pembangunan Pembangunan desa sebagai suatu desa. “Metode”, yaitu mengusahakan agar Pembangunan yang terjadi masyarakat berkemampuan dalam saat ini mulai bergeser pada membangun diri mereka sendiri pembanguan pembaharuan sesuai dengan kemampuan dari pemukiman. Salah satu contoh sumber-sumber yang mereka miliki. pembangunan pada pemukiman yaitu Jadi pembangunan desa di sini lebih banyak dibangunnya ditekan pada cara-cara untuk perumahanperumahan yang secara mencapai atau mewujudkan tidak langsung dapat menggeser tujuantujuan pembangunan; (3) keberadaan kampung, tetapi juga Pembangunan desa sebagai suatu “ membangkitkan rasa iri bagi Program”, yaitu untuk masyarakat sekitar. Perumahan meningkatkan taraf hidup dan merupakan representasi dari kesejahteraan masyarakat, lahir dan masyarakat kelas menengah ke atas, bathin. Pembangunan desa di sini sedangkan kampung merupakan lebih ditekankan kepada bidang representasi masyarakat kelas bawah. kegiatan pemerintah dalam Pola komunikasi antara masyarakat di pelayanan terhadap masyarakat, perumahan dengan masayarakat seperti di bidang pendidikan, kampung sudah jauh berbeda. Kalau kesehatan, pertanian, industri, di perumahan, semua jenis keamanan koperasi, keluaga berencana dan sudah terjamin karena rata-rata transmigrasi dan lain-lain; (4) menggunakan jasa keamanan. Pola Pembangunan desa sebagai suatu komunikasi pun cendrung “Gerakan”, yaitu tekanannya lebih individualistik, tidak mengenal satu diarahkan untuk menunjukkan dengan tetangga yang lainnya. masyarakat secara terkoordinir dan Sementara di perkampungan, terarah sesuai dengan cita-cita tanggung jawab keamanan ada di nasional kita, yaitu terwujudnya setiap penghuni kampung. Ronda “masyarakat Pancasila” yang kita malam merupakan bagian dari cara inginkan bersama. Jadi penekanan masyarakat berkomunikasi dengan pembangunan desa di sini adalah warga lainnya, khususnya dalam dalam kerangka ideologis yang menjaga keamanan dan ketertiban di
wilayah perkampungannya globalisasi. Lewat kampung
masingmasing. Keadaan seperti ini, Pancasila, masyarakat disadarkan tidak bisa dibiarkan begitu saja. untuk bisa menangkal budaya luar. Butuh solusi yang pas untuk Yang baik diterima yang jelek mengatasinya. ditolak. Kampung pancasila juga bisa Sebelum semuanya "musnah", merubah pola kehidupan msayarakat alangkah baiknya mengambil modern ala perumahan yang tindakan antisipatif. Mendorong lahir individualistik. Karena dalam dan terbentuknya kampung Pancasila kampung Pancasila semua bisa menjadi salah satu alternatif mekanisme diatur. Seperti setiap dalam menjembatani keadaan warganya wajib melafal sila tersebut. Lewat kehadiran "kampung Pancasila, memahami arti dan simbol Pancasila" kita disadarkan untuk dalam Pancasila. Lebih dari itu setiap mengenang betapa pentingnya waktu perlu digalakan lomba antar menjaga persatuan dan kesatuan. "kampung Pancasila", guna Kampung Pancasila juga menjadi menanamkan nilai-nilai Pancaila bagian penting dalam menjaga kepada anak-anak sejak dari kecil. kebhinekaan. Perlombaan kampung Pancasila Salah satu latar belakang dari bertujuan sebagai media komunikasi dibentuknya Kampung Pancasila antar masyarakat. Lewat berbagai karena dasar negara tersebut belum lomba tersebut, masyarakat bisa sepenuhnya menjiwai kehidupan mengenal satu sama lain, bisa berbangsa dari tingkat elit hingga menumbuhkan rasa toleransi, masyarakat umum termasuk di menumbuhkan rasa kebersamaan, dalamnya generasi muda. Berbagai tenggang rasa dan menghargai bentuk pengamalan Pancasila yang perbedaan satu dengan yang lainnya. setidaknya harus dimiliki masyarakat, Untuk itu, penguatan perangkat diantaranya adalah pada semangat pemerintahan perlu disiapkan. RT, gotong royong dalam kehidupan, RW, Dukuh, Lurah, merupakan garda misalnya menyangkut kebersihan, terdepan dalam mengapresiasi keamanan, menghidupkan potensi pembentukan kampung pancasila adat dan budaya. Di samping itu, tersebut. Para perangkat kampung Pancasila bisa menjadi pemerintahan tersebut, perlu garda terdepan dalam menangkal arus penguatan dalam memahami nilainilai
Pancasila. Kalau perangkat sosial dan spiritual dirangsang dengan
pemerintahan tersebut sudah siap, motif material, sehingga terjadi erosi maka langkah selanjutnya adalah nilai-nilai spritiual dan sosial. Hal ini sosialisasi kepada masyarakat umum. adalah ancaman bagi penerapan sila- Dalam sosialisasi kepada masyarakat sila Pancasila dalam kehidupan perlu melibatkan banyak pihak seperti seharihari. Contohnya, di desa karang taruna, remaja masjid, pemuda muncul persaingan, eksploitasi bahan- gereja, tokoh agama, tokoh bahan alam, dan konflik kepentingan. masyarakat, serta stakeholders, yang Seharusnya pembangunan di desa ada di tengah masyarakat. Kita semua diikuti dengan pemberdayaan sepakat tentunya lewat kehadiran masyarakat untuk menerapkan kampung Pancasila, menjadi Pancasila dalam kehidupan penangkal melawan nilainilai asing bermasyarakat. Penerapannya yaitu: dan juga nilai-nilai primordialistik. Di 1. Sila pertama, ini adalah sila harapkan kampung Pancasilia pengutamaan spiritualisme bukan kedepannya menjadi produk materialisme. kebudayaan baru dalam masyarakat, 2. Sila kedua, pemberdayaan akan sehingga bisa menjadi "role model" menghilangkan dehumanisasi dan masyarakat Indonesia dari Sabang mencegah eksploitasi sumber sampai Merauke. daya alam. Problem yang berhubungan 3. Sila ketiga, pemberdayaan akan dengan desa Pancasila adalah memperkuat azas kekeluargaan penerapan esensi Pancasila pada dan gotong royong. tingkat desa. Alasannya, masyarakat 4. Sila keempat, pemberdayaan desa sudah terkena masyarakat akan mencegah kebiasaankebiasaan orang kota yaitu konflik. individualis. Perubahan-perubahan 5. Sila kelima, kekeayaan bangsa kebiasaan itu terjadi karena akan tetap tersalur untuk semua pembangunan bersifat sentralistik penduduk desa melalui koperasi. (dari pusat tanpa melibatkan orang Dalam implementasi nilainilai daerah). Contoh perubahan kebiasaan Pancasila tidak selalu berjalan mulus. pada orang desa yaitu terlihat pada Banyak sekali hambatanhambatan perubahan alat pemuas kebutuhan yang terjadi. Disebutkan bahwa yang bersifat material. Kebutuhan hambatan itu terjadi karena proses
globalisasi yang begitu cepat, (Kemanusiaan yang adil dan
membawa masyarakat Indonesia beradab): konflik social di cenderung berorientasi pada nilai perkampungan pancasila yang datang dari luar. Nilai merupakan hal yang tidak bisa individual, materialistis, pragmatis dihindari, seperti contoh semakin kuat, lebih-lebih dengan masih ada konflik antar perkembangan pariwisata yang pesat masyarakat dalam setiap dan gelombang hegemoni pasar keputusan yang dilakukan bebas. Adapun oleh aparat desa. Hal itu hambatanhambatannya antara lain bertentangan dengan prinsip sebagai berikut: kemanusiaan yang 1. Masih banyak masyarakat yang mengedepankan kasih sayang belum ikut berpartisipasi aktif sesama manusia dan rasa dalam kegiatan yang dilakukan saling menghormati antar di perkampungan pancasila manusia. 2. Nilai-nilai yang c. Pada sila ketiga (Persatuan terkandung dalam Indonesia): kegiatan di pancasila belum perkampungan pancasila yaitu terealisasi dengan baik, contoh: kegiatan gotong royong a. Pada sila pertama (Ketuhanan dengan cara membersihkan Yang Maha Esa): kegiatan setiap jalan, tapi dalam penanaman keagamaan yang implementasinya masyarakat selalu dilakukan di masih banyak yang kurang perkampungan pancasila berpartisipasi dan belum ada masih belum ada partisipasi kesadaran akan tanggung aktif dari masyarakat sebagai jawab terhadap kepemilikan contoh kegiatan pengajian dan perkampungan pancasila. acara-acara keagamaan d. Pada sila keeempat kurang dilaksanakan oleh (Kerakyatan Yang Dipimpin masyarakat karena selalu oleh Hikmat Kebijaksanaan berbenturan dengan pekerjaan dalam Permusyawaratan yang sebagian besar mata Perwakilan): dalam pencahariannya sebagai petani mengambil keputusan, b. Pada sila kedua kalangan atas masih
mengutamakan kepentingan e. Memperkenalkan nilai-nilai
sendiri tanpa memikirkan Pancasila melalui media massa. nasib yang lain. f. warga dari anak-anak dan orang e. Pada sila kelima (Keadilan tua diharuskan menghafal sosial bagi seluruh Rakyat pancasila Indonesia). Status social yang g. Penyuluhan tentang terjadi di perkampungan Bahaya
pancasila terkadang menjadi Narkoba bagi Pemuda/Pemudi
masalah yang bisa h. Penyuluhan tentang Kenakalan
memecahbelah masyarakat Remaja
diperkampungan pancasila. i. Penyuluhan tentang Bahaya latin
Solusi atau cara yang efektif Komunis
dalam menerapkan nilai-nilai j. Penyuluhan tentang antisipasi
Pancasila sebagai upaya adanya Teroris
pembangunan karakter bangsa di k. Penyuluhan Tentang potensi
perkampungan Pancasila masuknya aliran sesat
Desa Tanjung Sari Pabuaran l. Membiasakan pengambilan
Serang keputusan melalui musyawarah
Banten untuk mencapai mufakat
a. Menumbuhkan kesadaran m. Gerakan Terima kasih Pancasila
masyarakat desa dalam dalam ber kegiatannya, berupa : Sholat
bangsa dan ber negara serta subuh berjamaah dan
kesadaran bela negara melalui n. Dialog interaktif oleh Tokoh
semangat gotong royong dan masyarakat, Tokoh daerah dan
Wawasan Kebangsaan Mahasiswa.
b. Menanamkan semangat o. Menanamkan budaya Paguyuban
nasionalisme NKRI adalah harga (gotong-royong, silaturahmi,
mati kekeluargaan dll)
c. Penyuluhan tentang pentingnya p. menjunjung tinggi
toleransi menerapkan/mengamalkan kehidupan antar umat beragama Pancasila KESIMPULAN d. Penyuluhan tentang Keamanan Pertimbangan yang melatar dan ketertiban masyarakat belakangi penentuan lokasi untuk pembentukan Kampung
Pancasila di desa Tanjungsari Kec. masyarakat individualistis,
Pabuaran, Kab. Serang adalah kecenderungan kurang rasa tanggung didasarkan dari beberapa faktor yang jawab dan tidak mengindahkan aturan dititikberatkan pada aspek sejarah, yang ada di perkampungan pancasila. aspek kesejahteraan dan aspek Dalam mengimplementasikan pertahanan. nilai-nilai Pancasila di nilai-nilai pancasila demi perkampungan Pancasila desa tanjung terwujudnya masyarakat yang sari sebagai upaya pembengunan berkarakter perlu ada solusi untuk karakter bangsa sudah berjalan cukup meminimalisir hambatan atau baik, hal ini dikarenakan tantangan yang dihadapi di perkampungan perkampungan pancasila diantaranya Pancasila sudah dapat menerapkan yaitu, Menumbuhkan kesadaran nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat desa dalam dalam ber sehari-hari, hal ini diharapkan bangsa dan ber negara serta kesadaran penanaman nilai nilai pancasila dapat bela negara melalui semangat gotong menumbuhkan nilai karakter pada royong dan Wawasan Kebangsaan, masyarakat di perkampungan Menanamkan semangat nasionalisme pancasila. NKRI adalah harga mati, Penyuluhan Hambatan yang terjadi dalam tentang pentingnya menerapkan/ perkampungan pancasila yaitu mengamal kan Pancasila, Penyuluhan sebagian masyarakat masih belum tentang berpartisipasi maksimal dalam Keamanan dan ketertiban penerapan nilai-nilai Pancasila karena masyarakat, Memperkenalkan masih banyak masyarakat yang nilainilai Pancasila melalui media kurang mendukung serta massa, warga dari anak-anak dan menumbuhkan kesadarannya akan orang tua diharuskan menghafal pentingnya penanaman dan pancasila, Penyuluhan tentang pengamalan nilai-nilai pancasila Bahaya Narkoba bagi dalam penguatan karakter Pemuda/Pemudi, Penyuluhan tentang masyarakat. sikap apatis tersebut Kenakalan Remaja. dipengaruhi oleh pengaruh globalisasi yang dibawa oleh masyarakat yang DAFTAR PUSTAKA pulang setelah berkerja di luar kota. Budimansyah, Dasim. 2010. Pengaruh inilah yang menjadikan Penguatan Pendidikan
Membangun Karakter Bangsa. Pendidikan Karakter?. Kaji Bandung: Widya Aksara Press. Ulang Pengalaman di FISE Universitas Negeri Eri Hendro Kusuma. Implementasi Yogyakarta(Bahan pendidikan karakter pada Sosialisasi Mata Kuliah kegiatan ekstrakurikuler di Pendidikan Karakter di FISE sman 02 kota batu. Universitas UNY di Wonosobo, 14 Negeri Malang. Tanggal 1 Januari 2011) desember 2013. (artikel) (artikel)
Kementrian Pendidikan Nasional Sri Wahyuni Tanzil,
(2011). Hibah penyusunan M.Pd. Pembangunan buku model pendidikan kemandirian warga negara karakter di perguruan tinggi. melalui pendidikan Jakarta : Direktorat Jendral kewarganegaraan pada Pendidikan Tinggi lingkungan pondok pesantren (Studi Kasus Pada Kementrian Pendidikan Nasional Lingkungan Pondok Pesantren (2010). Pengembangan Cipasung pendidikan budaya dan Tasikmalaya). (Tesis) karakter bangsa. Jakarta : Badan penelitian dan Usmi Karyani. Pendidikan karakter pengembangan pusat kurikulum di sekolah: Apakah menjadikan anak-anak lebih Marinasari Fithry Hasibuan, S.Ag baik?. Fakultas Psikologi ,M.Pd (2013). Efektivitas Universitas Muhammadiyah pengelolaan kelas dalam Surakarta. membentuk karakter bangsa Tanggal 21 April 2012 pada peserta didik. Yulita Muspitasari (2012). Widyaiswara Balai Diklat Implementasi pendidikan Keagamaan Medan. Dalam karakterpada sekolah http://sumut.kemenag.go.id/ berasrama (boarding tanggal 02/09/2013 school)di madrasah aliyah Miles, M.B dan Huberman, A.B. negeri 1 1992. Analisis Data Kualitatif. surakarta. (Karya tulis) Jakarta : UI Press Borba, Michele (2008). Membangun Moleong,LJ. 2010. Metodologi kecerdasan moral. Jakarta : Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Remaja Rosda Karya Utama
Retno Mumpuni dkk. Efektivitas Creswell. Jhon. (2010). Research
pendidikan karakter pada mata Design, Pendekatan pelajaran sejarah kelas xi ips Kualitatif, Kuantitatif, dan sman 10 pekanbaru. Tanggal 2 mixed. Yogjakarta: Pustaka desember 2013 Pelajar.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Miles, M.B dan Huberman, A.B.
1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press
Wahab, Abdul Azis. (2001).
Implementasi dan Arahan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia. Bandung : Civicus Jurnal Ilmu Politik, Hukum dan PKn Edisi I
Wintaputra, Udin S dan
Budimansyah, Dasim. (2007). Civic Education. Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Wuryan dan Syaifullah. (2008). Ilmu
Kewarganegaraan (civics). Bandung : Laboratorium PKn