Di susun oleh:
Npm : 101901030
Kelas: A Akuntansi
Semester:IV
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tak lupa pula
Shalawat beserta Salam kepada junjungan Alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita umat Nya kepada alam yang berilmu pengetahuan. Adapun tugas ini berjudul “
Kebijakan Industri dan Perdagangan Internasional Indonesia”. Yang menjadi tujuan penulisan
tugas ini adalah untuk menyelesaikan tugas kuliah kami
Dalam Makalah dan pengerjaan tugas ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
kekurangan. Hal itu tak lepas dari penulis masih dalam tahap pembelajaran dan peningkatan
pengetahuan serta keterbatasan kemampuan penulis.
Namun demikian, penulis tetap berharap agar tugas ataupun tulisan ini dapat berguna
kepada seluruh pembaca, atau paling tidak bagi penulis sendiri. Dengan kesadaran dan hati yang
tulus, penulis menyadari bahwa sejak awal penulisan ini sampai dengan selesai, penulisbanyak
dibantu oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN INDUSTRI
B.PERDAGANGAN INTERNASIOANL
A.KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
1. Apa Itu industri dan perdagangan Internasional?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Perdagangan Internasional?
3. Apa Manfaat,Teori, Dampak dan Jenis-Jenis Perdagangan Internasioanal
C. Tujuan
Yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah hal-hal sebagai berikut:
1. Menjelaskan bagaimana Industri
2. Menjelaskan Bagaimana Perdagangan Internasional
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk menegetahui bagaiman itu industry.
2. Untuk mengetahui perdagangan intrenasional.
3. Menyelesaikan tugas dari dosen Perekonomian Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INDUSTRI
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan
keterampilan dan tenaga kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di
bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Maka industri
umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi
kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian,
perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri
semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. Industri
merupakan bagian dari proses produksi dan kegiatan proses produksi dalam industri itu
disebut dengan perindustrian.
Kebijakan industri dari suatu negara usaha strategis secara resmi untuk
mendorong pembangunan dan pertumbuhan dari sebagian atau seluruh sektor
perindustrian dan sektor-sektor lainnya dari perekonomian. Pemerintah memiliki tujuan
dalam meningkatkan daya saing dan kemampuan dari perusahaan-perusahaan domestik
dan memajukan transformasi struktural. Infrastruktur suatu negara (transportasi,
telekomunikasi dan industri energi) adalah bagian penting dari sektor manufaktur yang
seringkali memiliki peran kunci dalam kebijakan industri.
Kebijakan industri adalah sektor yang spesifik, tidak seperti kebijakan makro
ekonomi yang sifatnya lebih luas. Contoh dari kebijakan makro ekonomi, yang sifatnya
horizontal, termasuk kepada kebijakan ekonomi secara luas, adalah mengetatkan kredit
dan mempajaki keuntungan modal, sementara contoh dari kebijakan industri, yang
sifatnya vertikal, kebijakan sektor yang spesifik, termasuk memproteksi tekstil dari impor
dan mensubsidi industri ekspor.
Banyak tipe dari kebijakan-kebijakan industri mengandung elemen-elemen
mendasar dengan tipe lain dari praktek intervensi seperti kebijakan perdagangan dan
kebijakan fiskal. Dengan secara selektif memproteksi industri-industri tertentu, industri-
industri ini diberi waktu untuk belajar dan melakukan peningkatan. Setelah cukup
kompetitif, batasan-batasan ini dicabut untuk mengenalkan industri-industri yang terpilih
kepada pasar internasional.
Salah satu pertanyaan kunci adalah jenis kebijakan industri yang mana yang
paling efektif dalam mempromosikan pembangunan ekonomi. Contohnya, para ekonom
berdebat apakah negara-negara maju harus berfokus kepada keunggulan komparatif
mereka dengan mempromosikan produk-produk dan jasa-jasa yang intensif secara
sumber daya dan tenaga kerja, atau berinvestasi dalam industri dengan produktivitas lebih
tinggi, yang mungkin hanya akan menjadi kompetitif dalam jangka waktu yang lebih
lama.
Sebagai negara industri maju baru, sektor industri Indonesia harus mampu
memenuhi beberapa kriteria dasar antara lain:
Saat ini telah tersusun 35 Roadmap Pengembangan Klaster Industri Prioritas, yakni:
• Industri elektronika;
• industri telekomunikasi;
• Industri komputer dan peralatannya
• D.I. Yogyakarta,
• Sulawesi Tengah,
• Papua,
• Sumatera Barat,
• Sumatera Selatan,
• Lampung,
• Kalimantan Timur,
• Sulawesi Selatan,
• Gorontalo,
• Nusa Tenggara Timur,
• Nusa Tenggara Barat,
• Nanggroe Aceh Darussalam,
• Riau,
• Kepulauan Riau,
• Kepulauan Bangka Belitung,
• Kalimantan Barat,
• Sulawesi Tenggara,
• Sulawesi Utara.
B.PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Selama reses ada sering kali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif
dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama
Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam
depresi tersebut.
1. Dapat memperoleh barang atau jasa yang tidak bisa dihasilkan sendiri karena
adanya perbedaan sumber daya alam, kemampuan sumber daya manusia,
teknologi dan lainnya.
2. Dapat memperluas pasar untuk tujuan menambah keuntungan dari spesialisasi
3. Memungkinkan transfer teknologi modern untuk memahami teknik produksi yang
lebih efisien dan modern dalam hal manajemen.
4. Dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara
5. Menambah devisa negara dari hasil ekspor.
6. Perdagangan internasional dapat membuka lapangan pekerjaan di sebuah negara.
7. Menjalin persahabatan dengan negara lain.
8. Meningkatkan penyebaran sumber daya alam sebuah negara.
4.Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Saat ini untuk melakukan interaksi dengan negara lain tidak harus bertatap
muka, karena segala komunikasi sekarang bisa dilakukan dengan teknologi
informasi berbasis internet. Perkembangan digitalisasi dan peralatan komunikasi
memicu setiap negara untuk meningkatkan produksinya untuk dipasarkan negara
lain dengan asumsi bahwa di negara tersebut tidak dapat menyediakan barang
atau jasa tersebut.
• Menghemat Biaya
• Barter
Saat ini, barter atau pertukaran barang dengan barang masih sering
dilakukan dalam perdangan internasional. Jenisnya meliputi direct barter, switch
barter, counter purchase dan bay back barter.
• Konsinyasi
• Package Deal
• Border Brossing
Perdagangan yang timbul dari dua negara yang saling berdekatan untuk
memudahkan penduduknya saling melakukan transaksi. Perdagangan
internasional menjadi agenda penting dari suatu negara bukan hanya sekedar
keuntungan komersial saja, namun juga dari segi kerja sama antar bangsa.
Dalam era modern ini orang sering mengatakan bahwa dunia itu menjadi
tanpa batas. Sesuatu yang terjadi di negara lain dapat kita ketahui dan dapat dengan
cepat mempengaruhi masyarakat di negara kita, maka sering disebut era globalisasi.
Contoh :
• Mobil Jepang di Singapura di jual dengan harga 1 juta yen, sementara di Jepang
dijual dengan harga 1,4 juta yen.
• Mie instan di Malaysia di jual Rp 500,- sedangkan di dalam negeri di jual Rp
750.-
• Kerja sama bilateral Kerja sama bilateral adalah kerja sama antara dua negara.
Biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan dan
kebudayaan.
• Kerja sama regional adalah kerja sama oleh beberapa negara dalam suatu
kawasan. Biasanya karena ada kepentingan bersama dalam bidang politik,
ekonomi dan pertahanan.
• Kerja sama multilateral yaitu kerja sama yang dilakukan antara beberapa negara.
- Saling menghormati
- Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
- Penolakan penggunaan kekerasan
- Konsultasi dan mengutamakan konsensus dalam proses pengambilan
keputusan
Saat ini Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral dengan 162
negara serta satu teritori khusus yang berupa non-self governing territory.
Beberapa contoh kerja sama bilateral yang dilakukan Indonesia yaitu:
1. Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang
2. Kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Korea Selatan
3. Kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan Cina
4. Kerja sama bidang pertanian antara Indonesia dan Thailand Baca
juga: Kerja Sama Indonesia dengan Negara-negara ASEAN
• Kerja sama regional
Beberapa contoh kerja sama regional yang diikuti Indonesia yaitu:
1. Association of South East Asia Nations (ASEAN) adalah kerja
sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara
yang berdiri pada 8 Agustus 1967.
2. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah kerja sama
ekonomi antara 21 di kawasan Asia Pasifik yang berdiri pada
1989.
3. ASEAN Regional Forum (ARF) adalah forum yang dibentuk
ASEAN pada 1994 sebagai wahana untuk dialog dan konsultasi
mengenai hal-hal terkait politik dan keamanan di kawasan.
membahas dan menyamakan pandangan untuk memperkecil
ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.
• Kerja sama multilateral
Contoh kerja sama multilateral yang diikuti Indonesia antara lain:
1. United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
2. Internatinal Monetary Fund (IMF) bertujuan memajukan kerja
sama moneter internasional.
3. World Trade Organization (WTO) adalah organisasi perdagangan
dunia yang betujuan memajukan perdagangan internasional dengan
membatasi peraturan yang menghambat kelancaran pertukaran
barang-barang internasional dan meningkatkan volume
perdagangan dunia dengan cara meliberalisasikan perdagangan
internasional.
4. International Labour Organization (ILO) adalah organisasi buruh
sedunia dengan tujuan menciptakan perdamaian melalui keadilan
sosial, perbaikan nasib buruh, stabilitas ekonomi, sosial dan
menyusun hukum perburuhan.
5. Food and Agricultural Organization (FAO) adalah organisasi
pangan dan pertanian dengan tujuan memajukan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan, pengairan, sistem berocok
tanam dan lain-lain.
6. ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah organisasi perdagangan
bebas ASEAN dengan maksud mengantisipasi dalam menghadapi
era perdagangan bebas dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
Dengan di buatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran
pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://qyki.blogspot.com/2010/01/peranan-perdagangan-internasional-dalam.html
http://azthreenancy.blogspot.com/2010/01/efek-perdagangan-internasional-terhadap.html
https://www.gurupendidikan.co.id/perdagangan-internasional/
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/perdagangan-internasional.html) "Trade – Define Trade
at Dictionary.com". Dictionary.com.
S., Amir M. (1984). Seluk beluk dan teknik perdagangan luar negeri : suatu penuntun impor
[dan] ekspor. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
Smith, Adam (1791). An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (dalam
bahasa Inggris). Legrand. hlm. 1–2. ISBN 978-1-4499-9156-2.
Baumol, William J.; Blinder, Alan S. (2011-06-13). Economics: Principles and Policy (dalam
bahasa Inggris). Cengage Learning. hlm. 49. ISBN 978-0-538-45367-7.
Formaini, Robert L. (2004). "David Ricardo Theory of Free International Trade" (PDF).
Economic Insights. 9 (2).
Wood, John Cunningham (1991). David Ricardo: Critical Assessments (dalam bahasa Inggris).
Taylor & Francis. hlm. 312. ISBN 978-0-415-06380-7.
Blaug, Mark (1992). The methodology of economics, or, How economists explain. Cambridge
University Press. hlm. 185–186. ISBN 978-0-521-43678-6.
"Trade: Chapter 70-20: The Specific Factor Model - Overview". internationalecon.com. Diakses
tanggal 2020-10-20.
Anukoonwattaka, Witada (2016). Introduction to The Basic Gravity Model (PDF). Ulaanbataan:
ARTNeT. hlm. 8.
Dept, International Monetary Fund Research (1997-05-15). World Economic Outlook, May
1997: Globalization: Opportunities and Challenges (dalam bahasa Inggris). International
Monetary Fund. hlm. 113. ISBN 978-1-4552-7888-6.
Amadeo, Kimberly. "How a 1944 Agreement Created a New World Order". The Balance (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-21.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
https://artidanpengertian.blogspot.com/2016/02/penge
https://kemenperin.go.id/artikel/19/Kebijakan-Industri-Nasional