KABUPATEN GRESIK
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
NIM : 18130142
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Guru adalah orang tua ke dua yang tugasnya mendidik dan mengajar, namun
tugas guru sebenarnya bukan itu saja. Seorang guru yang memiliki jiwa profesional
dalam mengantarkan peserta didik menuju sebuah kesuksesan, itu pasti memiliki
sebuah tugas yang guru lakukan. Tugas seorang guru tentunya sudah di tetapkan
2005 di jelaskan, bahwa tugas seorang guru itu bukan hanya mendidik dan mengajar
bahwa seorang guru itu adalah selain menjadi tenaga pedidik, guru juga menjadi
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
Upaya guru dalam menjadikan dirinya sebagai fasilitaor itu sangat penting,
karena peserta didik saat ini sangat kesulitan dalam memahami pelajaran atau berfikir
1
Undang-undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosesn, Bab 1 pasal 1.
2
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 pasal 1.
kritis. Dari itu seorang guru harus berusaha dalam mendorong terciptanya keaktifan
peserta didik dalam berfikir kritis, Dalam proses pembelajaran guru hasus mampu
membagun jiwa kritis siswa, yang dapat menciptkan kondisi kelas yang interaksif,
aktif dan partisipatif. Hal ini dapat menumbuhkan mental, dan kepribadian serta
sangat baik dengan persentase 81,2%.3 Tapi problem yang muncul pada saat ini
sering sekali di dunia pendidikan seorang guru yang menjadikan dirinya sebagai
atasan dan peserta didik di jadikan sebagai bawahan yang menuntut peserta didik
pembelajaran di kelas. Usaha guru dalam memberikan sebuah pelayanan yang baik
untuk peserta didik pasti memiliki sebuah hambatan, bukan hanya itu guru harus
berupaya memperhatikan apasaja aspek berfikir kritis yang sering muncul dalam
proses pembelajaran, agar aspek ini di jadikan sebuah landasan untuk peserta didik
Salah satu sekolah swasta yang berbasis pesantren yaitu MTs Miftahul Ulum
yang peserta didiknya masih sangat kurang dalam berfikir kritis pada pelajaran
apalagi pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, oleh karna itu di perlukan sebuah
3
Esi, dkk, Peranan Guru Sebagai Fasilitator dan Motivator dalam Meningkatkan Hasil Belajar di Kelas XI SMK,
Skripsi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
tenaga pendidik yang berupaya menjadikan dirinya sebagai fasilitator dalam
yang berjudul “Upaya Guru IPS Sebagai Fasilitator Dalam Mendorong Siswa
peserta didik dan guru yang memegang mata pelajaran IPS di MTs Miftahul Ulum
mengetahui upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong peserta didik mampu
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uaraikan, maka fokus penelitian ini
adalah membahas terntang “ Upaya Guru IPS dalam Mendorong Siswa Berfikir Kritis
2. Apa saja aspek berfikir kritis peserta didik yang sering muncul saat guru
siswa berfikir kritis pada pembelajaran IPS di MTS Miftahul Ulum Kareteng
C. Tujuan Penlitian
1. Untuk mengetahui upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong siswa
2. Untuk mengetahui apa saja aspek berfikir kritis peserta didik yang sering
Kabupaten Gresik
D. Manfaat Penelitian
pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian
2. Manfaat Praktis
motivasi bagi guru agar lebih maksimal dalam mengetahui tugas fasilitaor dalam
Kabupaten Gresik : sebagai masukan atau informasi bagi MTs Miftahul Ulum
Fasilitator untuk mendorong siswa berfikir kritis dalam proses pembelajaran IPS
dapat berkembang.
E. Originalitas Penelitian
mengenai beberapa skripsi dan karya ilmiah yang sudah ada. Dalam melakukan
penelusuran skripsi dan karya ilmiah, penulis belum menemukan penelitian yang
sama dengan apa yang di teliti peneliti. Namun ada beberapa karya ilmiah yang
memiliki suatu kaitan dengan apa yang di tulis dan dibahas dalam penelitian
diantaranya adalah :
mengetahui sikap guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial sebagai fasilitator
Hasil dari penelitian ini adalah (1) sikap guru, sebagai fasilator sudah memenuhi
sayarat, (2) aspek berfikir kritis belum sepenuhnya muncul saat proses pembelajaran,
(3) dan upaya guru terhadap peserta didik yang belum tumbuh daya kritisya sudah
terjun secara langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data tentang suatu proses
penelitian, kemudian sama-sama guru IPS yang mengajar mata pelajaran Ilmu
2. Rizaldi dengan judul “ Peran Guru Mata Pelajaran Ekonomi sebagai Fasiltaor
peneltian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru mata pelajaran Ekonomi sebagai
menjelaskan bahwa peran guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4 Pekanbaru
kualitatif, untuk tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui peran guru
Kabupaten Pakalongan serta faktor penghambat peran guru sebagai fasilitator dalam
pada satuan pendidikannya, mata pelajaran dan fokus penelitian yang di bahas,
secara detail apakah berpikir kritis itu, serta bagaimana peran guru dalam
dikelolanya. Untuk hasil yang diperoleh oleh peneliti ialah menjelaskan berpikir kritis
merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki peserta didik. Untuk
menciptakan suasana dalam kelas serta strategi yang tepat. Strategi yang dapat
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah dengan menciptakan proses
terjadi pada peserta didik, serta memberikan arahan pada peserta didik dalam melatih
bakat menulis. Persamaan yang diteliti ialah peran guru. Sedangkan perbedaannya
Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan peran guru sebagai fasilitator
pada pembelajaran IPS di kelas V SDN 12 Kota Bengkulu. Dalam penelitian ini
fasilitator dalam proses pembelajaran IPS, terlihat guru sudah (1) subyek
pembelajaran sudah berfokus pada peserta didik (2) ilmu yang akan di pelajari pada
peserta didik sudah menguasai (3) menarik dan melihat pada minat peserta didik.
Hasil yang terkandung dalam penelitian ini adalah peran guru sebagai fasilitator pada
dan penggunaan media pembelajaran bisa lebih di tingkatkan kembali agar proses
sama-sama membahas tentang peran guru sebagai fasiltator dan jenis peniltiannya
penelitian ini terlihat jenjang pendidikan yang di teliti yaitu jenjang pendidikan
tingkat SD.
di tulis yang berkaitan dengan penelitian ini ada persamaan dan juga perbedaan dalam
N Nama Peneliti,
Judul, Bentuk
o (S/T/Dis), Penerbit,
Tahun Peneliti Persamaan Perbedaan Orisinalitas
terdahulu, sebagaimana yang sudah di lakukan oleh salah satu peneliti terdahulu
sebagai berikut: pertama Izzatul Masfufah berfokus pada sikap guru sebagai fasilitor
pada proses pembelajaran, berbeda dengan penelitian ini yang memfokuskan pada
upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong siswa berfikir kritis dalam proses
pembelajaran. Kedua, Rizaldi berfokus pada peran guru fasilitator dalam proses
pembelajaran Ekonomi, berbeda dengan penelitian ini yang fokus penelitian upaya
guru IPS dalam mendorong siswa berfikir kritis dalam proses mata pelajaran IPS.
Ketiga, Muhammad Nurul Farih berfokus pada suatu proses pembelajaran Sejarah,
berbeda dengan penelitian yang di lakukan penelitian ini yang berfokus pada upaya
guru IPS dalam mendorong siswa berfikir kritis dalam proses mata pelajaran IPS.
Keempat, Dede Nuraida, dalam penelitiannya yang berfokus pada peran guru dalam
lakukan penelitian ini yang memfokuskan pada upaya guru IPS sebagai fasilitor
dalam mendorong siswa berfikir kritis di MTs Miftahul Ulum Kareteng Kecamatan
Sangkapura Kabupaten Gresik. Yang kelima, Novi Yani dalam penelitiannya yang
fokus pada peran guru sebagai fasilitaor pada pembelajaran IPS di jenjang SD,
sedangkan Fokus penitian ini berfokus pada upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam
mendorong siswa berfikir kritis pada pembelajaran IPS di jenjang MTs/ SMP.
F. Definisi Istilah
Upaya guru sebagai fasilitator adalah usaha sadar seorang guru yang
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan sebuah bakat dan minat siswa
Mendorong siswa berfikir kritis adalah sebuah usaha yang di lakukan oleh
guru untuk mejadikan peserta didik dapat merespon stimulasi berfikir kritis,
jawabnya.
G. Sistematika Pembahasan
dengan upaya guru sebagai fasilitator untuk mendorong siswa berfikir kritis.
Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini menjelaskan sebuah metode penelitian
pengumpulan data, lokasi penelitian, teknik penentuan informasi dan teknik analisis
data.
Bab IV Paparan Data dan Hasil Penelitian. Bab ini, peneliti nanti akan
memaparkan sebuah data yang di peroleh baik dari awal pelaksanaan penelitian
Bab V Pembahasan, di Bab V ini menjelaskan tentang sebuah analisis data yang
sudah digalih dan diolah untuk menjawab pertanyaan di rumasan masalah yang sudah
di paparkan di bab 1.
Bab VI Penutup. Dalam bab yang terhir ini berisikan tentang sebuah kesimpulan
dari semuah hasil penelitian dengan cara menyeluruh dan di bab penutup ini di
lanjutkan dengan memberi saran-saran serta perbaikan dari segala kekurangan dalam
penelitian ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepektif Teori
a. Pengertian Guru
Sejatinya guru adalah orang tua ke dua bagi peserta didik, yang berupaya
memberikan jalan yang baik untuk mengantarkan peserta didik pada pintu ke
Kurniawan adalah orang yang sudah berumur lebih dewasa, yang menyebabkan
guru berkewajiban memberikan suatu ilmu atau pendidikan kepada peserta didik.
sebagai ayah atau ibu, guru, ustadz atau ustadzah, dosen ulama dan lain-lain.4
seorang guru yang bertugas sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang
b. Peran Guru
4
Asrori Mizan, Rimba Kurniawan Agung. Peran Gurur Dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan. Artikel
Ilmiah: PGSD, FKIP, Universitas Jambi.
5
UU Nomer 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat (2)
Dalam dunia pendidikan guru menjadi penentu bagi kesuksesan peserta
didiknya, oleh sebab itu peran seorang guru menjadi hal yang sangat wajib bagi
tenaga didik yang sering di sebut guru seperti jiwa tampa jantung. Jadi artinya
suatu pendidikan tidak akan berjalan tampa peran dari seorang guru. Menurut
Habel (2015: 15) Peran adalah aspek dinamis dari kependudukan atau status.6
Seseorang yang menjalankan peran yang telah menjadi kewajibannya atau atas
dasar kedudukannya, maka berarti orang tersebut telah mejalankan peran yang
telah dia dapatkan. Contohnya seperti tenaga didik atau yang sering kita sebut
dengan guru. Kehadiran guru dalam dunia pendidikan sangat berperan sekali,
dan bakat yang peserta didik punya. Tampa adanya peran seorang guru sangat
mustahil kalau peserta didik dapat mengoptimalkan bakat dan minat yang ia
punya, oleh karna itu guru akan menjadi jambatan bagi kesuksesan peserta
didiknya. Hal ini akan berdasar pada suatu pemikiran mansia yang hidup sebagai
mahluk sosial, yang membutuhkan bantuan dan dorongan dari orang lain untuk
Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki peran yang harus di
1. Korektor
6
Habel. 2015. Peran Guru Kelas Membangun Prilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar 05 di Desa Setarap
Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupaten Malinau. E- Journal Sosiatri-Sosiologi Vol. 3 No.2 Hal : 14-2.
Samarinda : Universitas Mulawarman .
Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingah laku, dan
2. Inspirator
3. Informator
4. Organisator
5. Motivator
6. Inisiator
7. Fasiltator
Peran guru yang selanjutnya adalah guru harus berperan sebagai fasilitaor,
8. Pembimbing
Dalam peran ini guru harus mampu berperan sebagai pembimbing bagi
9. Demostrator
ajarkan dengan peragaan yang bersifat mendidik, sehingga peserta didik bisa
Guru dalam perannya harus bisa mengelolah kelas dengan baik, karna kelas
11. Mediator
pembelajaran.
12. Supervisor
Guru dituntut dapat mambantu, menilai dan memperbaiki nilai secara kritis
13. Evaluator
Seorang guru hendaknya mampu menilai produk pembelajaran serta proses
pembelajaran.7
materi pembelajaran dan bakat minat peserta didik , telah di di tetapakan dalam
Peraturan Pemerintah yang tercantum dalam di nomer 19 tahun 2005 Pasal 20,
pembelajaran. Dalam Al- Qur’an juga di jelaskan mengenai peran seorang guru
yang tugasnya menjadi tenaga didik. Firman Allah dalam susrat Al-Baqarah ayat
كما اسولنا فيكم سوول منكم يتلو عليكم ايا تنا ويزكيكم ويعلمكم الكتاب والحكمة ويعلمكم ما
ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu
Al Kitab dan Al- Hikamah (As Sunah), serta mengajarkan kepadamu apa yang
Ayat di atas menjelasakan bahwasanya peran bagi seorang guru yang paling
utama adalah bisa mentrasfer ilmu kepada peserta didik. Uzer Usman
berkaitan dengan yang di lakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan
7
Amri. Sofan (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakakarya.
tujuaannya.8 Tugas guru selain menjadi pengajar guru harus mampu menjadi
suri tauladan yang artinya semua tingkah laku yang di lakukan oleh guru akan
Dilihat dari uraian di atas, dapat di simpulkan banwa peran guru adalah
mengoptimalkan bakat serta kemampuan yang perserta didik punya, selain itu
peran guru yang selanjutnya adalah guru harus mampu menjadikan dirinya
proses pembelajaran. Guru juga di tuntut bisa menjadi suri tauladan yang semua
tingkah laku dan perkataannya menjadi contoh bagi perserta didik yang
memberikan dorongan untuk belajar dan juga bisa membangkitkan minat belajar
peserta didik.
saja belum cukup untuk menumbuhkan peserta didik dalam berfikir kritis. Hal ini
fasilitaor adalah guru berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa
yang menyebutkan upaya guru sebagai fasilitator adalah guru berupaya berperan
8
Uzer Usman, Menjadi Guru Proprsional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009, h 4
pembelajaran. 9
Teori ini menjelaskan guru harus berupaya menjadikan dirinya
Usaha guru sebagai fasilitator bisa berjalan dengan baik jika sudah
melaksanakan lima indikator, hal ini menurut Wina Senjaya yang menyebutkan
sebagai berikut:
Penenilaian)
peralatan belajar.
Undang-undang.
9
Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2016), hlm.42
10
Muhammad Nurul Farih, Peran Guru Sebagai Fasilitator Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Sejarah Di
SMA Negeri 1 Kajen Kabupaten Pakalongan, Sekripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
bubungan yang bersifat kemitraan.11 hal ini di tegaskan oleh Sindhunata,
hubungan yang seperti ini ( atas bawah) guru seringkali memposisikan peserta
didik sebagi bawahan dan mejadikan dirinya sebagai atasan yang harus di turuti
semua keinginannya, yang hal ini sama saja cenderung bersifat otoriter, intruksi
bergaya birokat.
fasilitator yang tujuannya untuk memberi aharan pada peserta didik dalam proses
Jadi intinya, menurut teorinya Wina Senjaya dan Sindhunata upaya guru
rencanakan. Yang perlu kita ketahui bawasanya tugas dari guru sebagai fasilitaor
bukan hanya menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, tetapi membina,
peserta didik agar pendidikan yang kita harapkan dapat berjalan seoptimal
mungkin.
peranan guru dalam dunia pendidikan bukan hanya sekedar memberi pelajaran
11
Sindhunata, Pendidikan : Kegelisahan Sepanjang Zaman( Yogyakarta : Kanisius, 2005), hlm.8
saja, tetapi dapat memfasilitasi semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran.
1. Mendia pelajaran
bagi seorang guru, karna guru harus menyediakan media pembelajaran baik
media pembelajaran visual maupun audio visual, jadi guru harus bisa
2. Sumber Belajar
efektif.
3. Bahan Ajar
sangat pentig, karna pemilihan bahan ajar yang tidak sesuai akan
siswa mengantuk, berbicara sendiri dan lain-lain. Pemilihan bahan ajar yang
di maksud disini adalah seorang guru harus bisa menfasilitasi sumber belajar
apa yang di minati peserta didik agar proses pembelajaran menjadi efektif.12
menjawab pertanyaan.
fasilitator
Yang hal ini akan berdampak pada perannya yang nantinya guru akan
12
Junnah,M., & Junaidi, J (2020). Faktor Penghambat Guru Sebagai Fasilitator Dalam Pembelajaran Sosiologi
Di SMA 2 Batusangkar. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran. 1(3).
Fasilitas sekolah yang lengkap menjadi faktor pendukung terlaksananya
sebagai fasilitator dengan cara ceramah dan tanya jawab, maka harus di
fasilitator, jika semisal tidak tersedia buku yang relevan dengan tugas
Faktor ini sangat mempengaruhi gaya guru saat belajar, jika guru sering
Jika guru masih menggunakan caranya sendiri seperti guru masi terbiasa
lamanya memang masih kurang. Oleh karna itu perlu adanya usaha yang
sangat kuat.13
adalah berfikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu
13
Muhammad Nurul Farih, Peran Guru Sebagai Fasilitator Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Sejarah Di
SMA Negeri 1 Kajen Kabupaten Pakalongan, Sekripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
yang di anggap tidak tepat dengan cara yang baik.14 berfikir kritis sangat penting
dalam proses pembejaran, peserta didik yang memiliki kemampuan berfikir kritis
dia akan terus menanyakan dan akan memikirkan sencara matang segala sesuatu
yang dia anggap kurang tepat. Berfikir kritis memiliki nilai penting dan bersifat
kemampuan berfikir kritis lebih pekah, agresif, tanggap dan tajam cara
berfikirik kritis. Menurut Desmita ada lima karakteristik indikator yang dapat di
kuat.15
Konsep berfikir kritis yang telah di uraikan di atas dapat di simpulkan bahwa
siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis akan lebih mudah memberi
kesimpulan, akan menanyakan hal yang menurutnya kurang benar, dan peserta
14
Rahardjo, Mudjia. 2010. melatih Berfikiri Kritis. http://mudjiarahargjo.com/artikel/169.html1?task=view.
diakses 12 September 2021
15
Desmita. (2010). prikologi Perkembangan Peserta Didik ; Panduan Bagi Orang Tuan dan Guru dalam
Memahami Psikologi Ana, Usia SD,SMP, dan SMA. Bandung: Resmeja Rosdakarya.
didik akan lebih tajam, pekah, agresif, tanggap dalam berfikir, dan mengomentari
Mendorong peserta didik berfikir kirtis itu adalah sebuah kewajiban yang
lain sebagainya. Yang sekiranya siswa dapat tampil aktif saat proses
berfikir kritis merupakan keterampilan berfikir tingkat tinggi dan telah di ketahui
1. Mengenal masalah
16
Zubaidah Siti. Berfikir Kritis : Kemampuan Berfikir Tigkat Tinggi yang Dapat di Kembangkan Melalui
Pembelajaran Sains. Universitas Negeri Malang. 2010
4. Mengenal asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan
8. Menarik kesimpulan
yang lebih17
kritis pada peserta didik. Upaya guru untuk mengembangkan kemampuan berfikir
kritis pada siswa dapat di lakukan dengan berbagai cara, semisal dengan
17
Kowiyah,” Kemampuan Berfikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar. 3(6) pp 175-179
dalam prakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolah dan
perguruan tinggi. 18
Jika kita menganalisis dan amati arti dari Sosial Studies adalah sebagai
berikut:
tumbuh dan juga berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Dan dapat
masyarakat di masa lampau atau masa sekarang dan bisa juga membahas
18
Nasution, todi, dan Maulana Arifat Lubis (2018). Konsep Dasar IPS. Yogyakarta : Samudra Biru
19
Nasution, todi, dan Maulana Arifat Lubis (2018). Konsep Dasar IPS. Yogyakarta : Samudra Biru
pelajaran IPS ini di harapkan peserta didik dapat mengetahui dan paham apa
arti cinta terhadap tanah air, dapat menjadi warga negara yang mematuhi
lingkungan sekitarnya agar dalam hubungan ini dapat terarah dengan baik.
peserta didik pentingnya menjadi warga negara yang demoratis dan patuh
terhadap undang-undang.
(tema) tertentu.
multidisiplinier.
keamanan.20
Tujuan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial itu sangat luas sekali,
tapi paling penting tujuan dari adanya mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial adalah peserta didik bisa menerapkan rasa cinta pada tanah air, dapat
berfikir secara rasional dan bisa menjadi orang yang memilki jiwa
demogratis.
sebagai berikut :
lingkungan.
20
Sudrajat, Akhamad. (2011) Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). diakses pada tanggal
14 September 2021, dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
sosial.
kemanusiaan.
B. Kerangka Berfikir
Masalah kurangnya peran guru sebagai fasilitator di dunia pendidikan yang dapat
didiknya menuju kesuksesan. Hal ini di perlukan adanya upaya guru yang
Berangkat dari masalah yang terjadi pada saat ini, peneliti memfokuskan
penelitiaannya tentang upaya guru IPS sebagai fasilitator dengan menggunakan teori
yang di utarakan oleh Wina Senjaya dan Sindhunata, yang nantinya akan diketahui
bagaimana upaya guru sebagai fasilitator yang di diterapkan di MTS Miftahul Ulum
21
Nofiaturrahma, Fifi (2015). Pembelajara Ilmu Pengetahuan Sosial untuk MI yang Menyenangkan. Jurnal: IAIN
Kudus.
mengamati apa saja aspek berfikir kritis peserta didik yang sering muncul saat guru
menggunakan indikator yang di utarakan oleh Desmita, yang nantinya bisa dikatahui
aspek berfikir seperti apa yang muncul dan yang tidak muncul pada pembeljaran IPS.
guru IPS sebagai fasilitator , yang di jelaskan oleh Muhammad Nurul Farih mengenai
Dari penjelasan yang telah di uraikan di atas mengenai kerangka berfikir, maka
mempermudah memahaminya :
Upaya Guru IPS sebagai Fasilitator dalam Mendorong Siswa Berfikir Kritis
pada Pembelajaran IPS di MTS Miftahul Ulum Kareteng Kecamatan
Sangkapura Kaupaten Gresik
Sumber
Upaya guru sebagai fasilitator
Wina Senjaya (2016)
&
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul tentang upaya guru IPS sebagai
fasilitator dalam mendorong siswa berfikir kritis pada pembelajaran IPS di MTS
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.22 Penelitian kualitatif merupakan suatu
penelitian yang lebih menekankan pada pemahaman secara mendalam dan dapat
Dalam penelitian ini peneliti nanti akan memulai dengan observasi kemudian data
apakah sama dari hasil wawancara dengan realita yang ada di lapangan dan untuk
Dalam penelitiannya peneliti meneliti tentang upaya guru IPS sebagai fasilitator
dalam mendorong siswa berfikir kritis pada pembelajaran IPS di MTS Miftahul
22
Suwendera, I wayan. (2018) . Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan,
dan Keagamaan. Bandung: Nilacakra Publishing House.
di golongkan pada penelitian kualitatif deskriptif yang artinya penelitian ini
karna itu peneliti berusaha keras untuk mendaptkan hasil penelitian yang baik
dengan cara meneliti secara rinci, intens, lengkap dan juga secara mendalam
mengenai upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong siswa berfikir kritis
B. Kehadiran Peneliti
data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan dari apa yang di temukan
dilapangan.23
Kehadiran peneliti ketika penelitian, sangat berperan sekali karena peneliti selain
mata pelajaran IPS untuk melakukan kerjasama. Selain itu peneliti bertugas
mengamati aktifitas peserta didik dalam proses pembelajaran serta bertugas menjadi
pewawancara dengan subyek penelitian yaitu guru mata pelajaran IPS dan peserta
didik.
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat penuh yang artinya
bagaimana upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong perserta didik
berfikir kritis pada pembelajaran IPS, aspek berfikri apa yang sering muncul dan
23
Afrita syari, I, Imron, A, & Arifin, I. (2018) Manajemen Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha Industri
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Vokasional: JAMP. Volume 1 Nomer 3
September 2018, Hal : 313-319
agar dapat mengetahui kesulitan atau hambatan guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai fasilitator dalam mendorong siswa berfikir kritis pada pembelajaran IPS.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksana di MTS Miftahul Ulum Kareteng, yanng berlokasi di Jl.
pelosok desa, dan juga terdapat masalah tentang tugas guru sebagai fasilitator, dan
berfikir kritis siswa yang rendah. Berangkat dari permasalahan ini peneliti tertarik
ingin melakukan penelitian tentang masalah yang terjadi di sekolah tersebut yaitu
tentang bagaimana upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong siswa
berfikikir kritis pada pembelajaran IPS di MTS Miftahul Ulum Kareteng Kecamatan
sebuah proses pembelajaran menjadi hal yang paling utama untuk mewujudkan
Sumber data yang di peroleh dalam peroses penelitian ini mengambil data yang
bersumber pada guru dan peserta didik di MTS Miftahul Ulum Kareteng Kecamatan
hal-hal penelitian.
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana peneliti
mendaptkan data yang di peroleh, sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang
mengajar pelajaran IPS dan peserta didik. Data yang dimaksud ialah data yang
berkaitan dengan upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong siswa berfikiri
kritis pada pembelajaran IPS. Oleh karena itu dalam penelitian ini di perlukan
sebuah keterangan yang berkaitan dengan penelitian ini. Jenis data yang terkumpul
Data primer adalah data yang diperoleh dari narasumber dengan cara
langsung, atau data yang di peroleh dari wawancara yang menjadi hal yang utama
dalam sumber data di catat melalui sebuah catatan berupa tulisan, di rekam atu difoto.
Sumber data yang digunkan peneliti dalam penelitian ini pada saat di lapangan
foto-foto terkait tentang upaya guru IPS sebagai Fasilitator dalam mendorong siswa
b) . Data Sekunder
Data skunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung dari data
primer, yang artinya data sekunder itu data yang didapatkan dari pihak kedua.
Sumber data yang di dapatkan dari data sekunder melalui sumber tulisan, arsip dan
dokumen yang di dalamnya terdapat visi misi sekolah, tujuan, program kegiatan dan
lain-lain. Data sekunder cara mendapatkannya langsung dari berbagai literatur yang
penelitian terdahulu, jurnal penelitian, situs internet, dan artikel.25 Dalam penelitian
24
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : ALFABETA,2012), hal. 139.
25
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung : ALFABETA,2017), hal. 137.
ini saat ada di lapangan sumber data sekunder yang di dapatkan berasal dari visi misi
pengumpulan data pada penelitian itu tergantung pada jenis penelitian yang di
gunakan. Penelitian kualitatif dalam pengumpulan data yang diperoleh pada saat
1) . Observasi
suatu obyek dengan cara terjun langsung kelapangan yang tujuannya untuk
mengetahui masalah yang ada dilapangan secara langsung. Data yang di hasilkan
dalam teknik pengumpulan data ini adalah berupa data kualitatif. Data yang di
data yang di dapatkan saat melakukan observasi berupa gambaran sifat, prilaku,
26
Raco, R, Metode Peenelitian Kualitatif Jenis, Karakter, dan Keunggulannya (Jakarta : PT. Grasindo, 2010) hal,
112.
kelakuan, keseluruhan interkasi antar manusia, interkasi dalam sebuah organisasi
atau lembaga. 27
Bentuk obsevasi dalam penelitian kualitatif menurut Ratchliff dalam bukunya ada
Artinya peneliti ikut langsung atau terlibat dalam kegiatan di tempat penelitian.
3. Observasi Sistematik
terencana dan terarah sebelum terjun langsung pada tempat penelitian. (Ratchilff
D, 2001:75)
penelitian untuk menggalih data dan mengamati semua problematika yang ada di
tempat penelitian tetapi dalam proses kegiatan di tempat penelitian peneliti hanya
27
Ibid,
mengamati semua aktivitas yang ada di MTS Miftahul Ulum Kareteng
Peneliti dalam penelitian ini mengamati semua kegiatan yang ada di tempat
salah satu lembaga pendidikan yang di naungi oleh yayasan pondok pesantren.
Kabupaten Gresik untuk memperoleh data yang berkaitan dengan upaya guru IPS
sebagai fasilitator dalam mendorong siswa berfikir kritis, kemudian aspek berfikir
kritis apa yang muncul saat guru menerapkan tugasnya sebagai fasilitaor dan
hambatan apa yang di hadapi guru saat melakukan tugasnya sebagai fasilitator.
2) . Wawancara
dilakukan dengan face to face yang bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih
wawancara, yang mana dilkukan pada guru mata pelajaran IPS dan peserta didik.
Hal yang di tanyakan pada saat wawancara peneliti memberi pertanyaan terkait
dengan upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong sisiwa berfikir kritis
3) Dokumentasi
28
Fadhallah, Wawancara. (Jakarta Timur: APPTI, 2020) hal, 1
Dokumentasi merupakan cara mendapatkan data dengan cara menghimpun
semua data baik data berupa tulisan, gambar, rekaman atau bisa di sebut dengan
eletronik.29 dalam penelitian ini nanti peneliti bisa mengumpulkan data melalui
sejarah sekolah, visi dan misi, struktur organisasi, geografis, kualitas tenaga
F. Analisis Data
Analisi data ialah sebuah cara yang digunakan dalam penelitian untuk
mengelolah data menjadi sebuah informasi sehingga sifat dari data tersebut dapat
dipahami dan bisa menjadi solusi dalam permasalahan penelitian. Analisis data
merupakan usaha mencari dan menata data dengan cara sistematis hasil dari
tujuan untuk mempermudah peneliti dalam mencari makna dalam masalah yang ada
Penelitian ini menggunakan analisa yang di kemukakan oleh teori Miles dan
beberapa langka-langkah.31
29
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Romaja Rosdakarya,2010,) hal
2211
30
Rijali Ahmad, (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Aladhara: Vol. 17 No. 33 Januari – Juni 2018
31
Miles,M.B. Huberman,A.M, dan Saldana,J, Qualitative Data Analisi, Amethods Sourcebook, edition, 3. USA:
Sage Publication. Terjemahan Tjetjep Rohindi, ( UI-Press, 2014), hal.14
Data collection Data display
Data Conelusions:
condasation drawing/verifyi
ng
a) Pengumpulan Data
dapatkan tentang apa yang di amati saat di lapangan seperti dilihat, didengar,
dan juga yang dialamin sendiri oleh peneliti saat penelitian di lapangan
tampa bantuan penafsiran dan tanggapan dari peneliti pada apa yang dialami.
Untuk catatan reflektif adalah sebuah catatan yang diperoleh dari sebuah
dan pserta didik mengenai upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam
b) Kondensasi Data
Penyederhadaan atau kondensasi data adalah sebuah proses
yang artinya data yang tidak sesuai dengan penelitian dibuang dengan ini
penelitian.
lebih memfokuskan pada batasan peneliti mengenai masalah upaya guru IPS
IPS. Peneliti dalam tahap ini bisa merekam data yang di peroleh agar lebih
c) Penyajian Data
Penyajian data atau display data adaah langkah selanjutnya dalam proses
menganalisis data. Pada tahap ini data yang di dapatkan di upayakan dapat
bersifat naratif.
Proses ini akan lebih mempermuda peneliti untuk memahami apa yang
singkat mengenai upaya guru IPS sebagai fasilitator dalam mendorong siswa
berfikir kritis pada pembelajaran IPS, aspek berfikir kritis apa yang sering
muncul saat guru menjalankan tugasnya sebagai fasilator, dan kendala apa
sebab akibat, hal-hal yang sering timbul, dan hubungan yang di temukan saat
semua hal yang di temukan saat penelitian, tetapi semua yang di uraikan di
atas bila di simpulkan tampa adanya data masi bersifat tentatif, maksunya
simpulkan.
dalam penelitian yang akan menjamin dan akan meyakinkan orang lain mengenai
penelitian yang dijalankan ini benar-benar absah. Dalam pengecekan keabsahan data
mengenai penelitian ini memerlukan suatu teknik, teknik yang bisa di gunakan untuk
membuktikan bahwa temuan yang di lakukan peneliti benar-benar absah bisa dengan
keabsahan data yang menggunakan suatu diluar data untuk keperluan pengecekan
data atau sebagai perbandingan yang di gunakan sebagai pengecekan data itu.32
1) Triangulasi Sumber
apakah data itu kridibel atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti bisa
melibatkan guru IPS dan peserta didik untuk mendapatkan data yang valid.
2) Triangulasi Teknik
keabsahan data dalam penelitian ini bisa menggunakan tiga teknik dalam
dokumentasi.
H. Prosedur Penelitian
32
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 327
Proses prosedur dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah sebagai
berikut :
1. Tahap Pra-lapangan
a. Dalam tahap ini peneliti nanti bisa melakukan observasi awal untuk
Kabupaten Gresik.
ajukan kepada pihak fakultas dan nantinya pihak sekolah tempat penelitian
didik.
dalam mendorong siswa berfikir kritis pada pembelajaran IPS dan lembar
Pada tahap ini pada saat peneliti terjun kelapangan peneliti memulai
penelitian di lakukan. Pada saat ini peneliti mulai menggali data yang
berkaitan dengan penelitian dengan menggunakan teknik wawancara
teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi peneliti juga bisa
Tahap analisis data yang di dikumpulkan oleh peneliti berupa data yang
masih mentah, yang mana data yang di peroleh saat di lapangan masi campur
radur dan tidak terarah. Maka dari itu peneliti melakukan tahap analisis data
dengan menggunkan pedoman yang telah di uraikan di atas, agar data yang di
Pada tahap ini, yaitu tahap penulisan laporan peneliti mulai mengkaji
laporan yang berisi semua hal yang di peroleh saat melakukan penelitian