Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS PKK I TENTANG DISPEPSIA

DIRUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)


RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO

Dosen Pembimbing :
Yocy Efrarianti,SST,M.Kes
Lilis Kholisah,STr.Keb,MKM

Disusun Oleh :
Kelompok V
1. Partilah (NPM : 1913210008)
2. Rika Meilani (NPM : 1913210011)
3. Sinta Wati (NPM : 1913210013)

AKADEMI KEBIDANAN AMANAH MUARA BUNGO


TAHUN AJARAN 2021/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena
dengankaruniaNya, saya dapat menyelesaikan laporan ”DISPEPSIA”
mahasiswa DIII Kebidanan Amanah Muara Bungo di RSUD H.
HANAFIE.Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat tugas laporan
PKK I DI RSUD H.HANAFIE dan juga laporan ini diharapkan dapat
menjadi tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi pendidikan kesehatan
khususnya bidang kebidanan. Semoga dengan adanya laporan ini bisa
memberikan banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
Saya menyadari banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menyusun
laporan ini. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak, terutama dari seluruh akademi kebidanan dimanapun berada dan juga
bagi institusi kesehatan lainnya baik itu RSUD H.HANAFIE maupun yang pihak
lainnya demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, saya ucapkan terimakasih
kepada seluruh pihak hingga laporan ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Muara Bungo, 18 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pegantar ...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................1
1.3 Manfaat...............................................................................................1
Bab II Tinjauan Teori..................................................................................3
2.1 Definisi.............................................................................................. 3
2.2 Etiologi...............................................................................................3
2.3 Patofisiologi........................................................................................4
2.4 Manifestasi klinik.............................................................................. 4
2.5 Komplikasi .........................................................................................4
2.6 Pencegahan........................................................................................5
2.7 Penatalaksana .....................................................................................5
Bab III Paparan Kasus.................................................................................6
3.1 Status Pasien......................................................................................6
Bab IV Penutup............................................................................................8
4.1 Kesimpulan........................................................................................8
4.2 Saran ..................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran pencernaan,
khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak enak di
perut bagian tengah ke atas. Rasa nyeri tidak menentu, kadang menetap atau
kambuh. Dispepsia umumnya diderita oleh kaum produktif dan kebanyakan
penyebabnya adalah pola atau gaya hidup tidak sehat. Gejalanya pun
bervariasi mulai dari nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa penuh di ulu hati,
sebah, sendawa yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan diare dengan
segala komplikasinya. Secara umum dispepsia terbagi menjadi dua jenis,
yaitu dispepsia organik dan dispepsia non organik atau dispesia fungsional.
Dispepsia dapat disebut dispepsia organik apabila penyebabnya telah
diketahui secara jelas. Dyspepsia fungsional atau dispepsia non-organik,
merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan
kelainan fungsi dari saluran makanan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
Ny.K . dengan Dispepsia di ruangan IGD RSUD H.Hanafie tahun
2021..
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klienNy.K dengan
DIspepsia di ruangan IGD RSUD H.Hanafie tahun 2021.
2. Mahasiswa dapat merumuskan diagnose pada klien Ny. dengan
Dispepsia di ruangan IGD RSUD H.Hanafe tahun 2021.
3. Mahasiswa dapat membuat perencanaan pada klien Ny.K dengan
Dispepsia di ruangan IGD RSUD H. Hanafie tahun 2021.
1.3 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis khususnya dalam pelaksanaan
pada pasien dengan kasus Dyspepsia.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Kata ‘dyspepsia’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘dys’ (poor) dan
‘pepse’ (digestion) yang berarti gangguan percernaan. Awalnya gangguan ini

2
dianggapi sebagai bagian dari gangguan cemas, hipokondria, dan histeria
(Purnamasari, 2017). Istilah ‘dispepsia’ bukan diagnosis, melainkan
kumpulan gejala yang mengarah ipada penyakit atau gangguan saluran
pencernaan atas (British Society of Gastroenterology (BSG), 2019). Istilah
dispepsia sendiri mulai gencar dikemukakan sejak akhir tahun 1980-an, yang
menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, rasa penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di
dada. Sindrom iatau keluhan ini dapat disebabkan atau didasari oleh berbagai
penyakit, tentunya termasuk juga di dalamnya, penyakit yang mengenai
lambung, atau yang lebih dikenal sebagai penyakit maag (Djojodiningrat,
2009).
Dispepsia merupakan kumpulan/gejala klini yang terdiri dari rasa tidak
enak /sakit di perut bagian atas yang menetap / mengalami kekambuhan
(arif,2000).Dispepsiamerupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri
dari nyeri uluhati, Mual, Munta, kembung, rasa penuh, atau cepat kenyang
dan sendawa. (dahrmika,2001).
2.2 Etiologi
Seringnya, dyspepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid
reflu asam lambung terdorong keatas menuju esofangus (saluran muskulo
membranosa yang membentang dari faring kedalam lambung. Hal ini
menyebabkan nyeri di dada.
Beberapa obat-obatan, seperti anti-inflammatory dapat menyebabkan
dyspepsia.
Terkadang penyebab dyspepsia belum dapat ditemukan. Penyebab
dispepsia antara lain :
a. Perubahan pola makan. 
b. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama.
c. Alkohol dan nikotin rokok. 
d. Stress, kecemasan dan depresie.
e. umor atau kanker saluran pencernaan.

3
f. iritasi lambung
2.3 Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi keji'aan stress,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang di medulla
oblongata membrane implus muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
2.4 Manifestasi klinik
a. Nyeri perut (abdominal discomfort) 
b. Rasa perih di ulu hati.
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
d. Nafsu makan berkurang.
e. .rasa lekas kenyang.
f. Nyeri saat lapar. 
g. Perut kembung.
h. rasa panas di dada dan peruti.
i. regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
2.5 Komplikasi
Penderita sindrom dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Adapun komplikasi dari dispepsia adalah
sebagai berikut:
a. Pendarahan
b. Banker lambung
c. Muntah darah
d. 1lkus peptikum
2.6 Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang
dengan kebutuhan dan jadwal makn yang teratur, sebaiknya tidak
mengkomsumsi makanan yang terkadar asam tinggi, cabai, alkhohol, dan

4
pantang rokok,bila harus makan obat karenasesuatu penyakit, misalnya sakit
kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
2.7 Penatalaksaan medik
a. Penatalaksaan non medik
 Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.
 Menghindari faktor resiko seperti alcohol, makanan yang pedas, obat-
obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stress.
 Atur pola makan.
b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan
terutama dalammengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengert
karena proses patofisiologisnya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa
sampai 70% kasus DF (Dendue Fever) demam akut reponsif terhadap
placebo (obat palsu, bentuknya dibuat mirip dengan obat asli). Obat-
obatan yang diberikan meliputi antacid (meneralkan asam lambung).
Golongan antikolinergik (menghabat pengeluaran asam lambung) dan
prokinetik (mencegah terjadinya muntah).

BAB III
PAPARAN KASUS
Hari/tanggal : jumat, 18 juni 2021
Ruangan : IGD

5
Jam : 17.00 WIB
No. RM : 195764

4.1 STATUS PASIEN


I. IDENTITAS
Nama : Kalsum Binti Kafi
Umur : 81 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bungo
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Agama :Islam
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Sekarang : Nyeri ulu hati (3 hari), mual (2 hari), muntah (3x tadi
pagi), dan nyeri kepala (3 hari).
B. Riwayat Dahulu : Hipertensi pada 3 tahun yang lalu (TD : 150/90 mmhg)
III. ANAMNESA
A. Keluhan Utama :
Nyeri ulu hati : ada
Mual : ada
Muntah : 3x dipagi tadi
Nyeri kepla + nyeri ulu hati : skala nyeri 4-6 (sedang)
B. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. TTV :
1. TD : 117/46 mmhg
2. S : 37,2 C
3. N : 103 x/i
4. Rr : 24 X/i
5. Spo2 : 89 %
d. Nyeri :
 Nyeri tekan pada ulu hati,
 Nyeri kepala berskala 4-6

6
C. Penunjang :
Melakukan pemeriksan gula darah : 205 mg/DL

D. Terapi :
 Infus RL 20 tts/i
 Clarithromycin tab 250 mg 2x1
 Ranitidin tab 150 mg 2x1
 Omeprazole kaps 20 mg 1x1
 Domperidon tab 10 mg 1x

IMPLEMENTASI
No Diaxnosa Tindakan yang dilakaukan

1. Dispepsia 1 Melakukan pengkajian klien mengeluh nyeri ulu


Ulu hati, pada saat ditekan.
2 Mengukur TTV
TD : 110/ 43 mmhg
N : 103 x/i
S : 37,4 x/i
RR : 24 x/i
SPO2 : 89 %
3 Mengkaji skala nyeri : 4-6
4 Memasangkan Nasal : Canul 2-3 tts/i (terpasang)
5 Mengajari teknik relaksasi : Dengan menarik
nafas dari hidung.
6 Menganjurkan minum air hangat kuku.
7 Memberi terapi sesuai intruksi dokter :
Infus RL 20 tts/i
Clarithromycin tab 250 mg 2x1
Ranitin tab 150 mg 2x1
Omeprazole kaps 20 mg 1x1
Domperidon tab 10 mg 3x1
EVALUASI

1 klien datang dengna SPO2 89%, setelah diberi nasal menjadi 97 %.


2 Skla nyeri pada pasien berkurang yang awalnya 4-6 sekarang 2.
3 Klien sudah bisa menarik nafas dari hidung.

7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian ditemukan pasien mengeluh nyeri di bagian ulu hati, nyeri
yang dirasakan seperti pedis, nyeri timbul saat pasien mengkonsumsi
makanan yang asam dan pedas, nyeri,.
2. Diagnosa yang ditegakkan adalah nyeri akut, risiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dan kurang pengetahuan orang tua
3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien
pada saat dilakukan pengkajian serta kemampuan keluarga dalam kerja
sama. Fokus perawatan pasien adalah mengurangi nyeri dan
meningkatkan asupan nutrisi serta memberikan penyuluhan kesehatan.
4.2 Saran
1. Bagi klien dengan diagnosa dyspepsia dari utamakan pememriksaan
SPO2 terpenuhi kebutuhan o2.
2. Menyarankan pada klien untuk menjaga pola makan dengan menghindari
atau mengurangi makanan yang merangsang nyeri pada ulu hati.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, K. (2018). Keperawatan Gawat darurat dan Bencana Sheehy. Jakarta:


ELSEVIER.

Ida, M. (2016).Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem


pencernaan. Jakarta: Pustaka Baru Press.

Purnamasari, L. (2017). Faktor risiko, klasifikasi, dan terapi sindrom dispepsia..


870.

Anda mungkin juga menyukai