Blok 8 Skenario 2
Dosen Fasilitator
Oleh
Kelompok 6 :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial
Skenario 2 blok 8
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
kami, semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Makalah Skenario 3
Blok 8 ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan para pembaca umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II............................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................4
BAB III........................................................................................................39
PENUTUP...................................................................................................39
3.1 KESIMPULAN...................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi
pada anak-anak, yang disebabkan oleh produksi asam dari bakteri mulut,
seperti Streptococcus mutans. Gigi sulung lebih rentan terhadap karies
daripada gigi permanen karena daya tahan terhadap keasaman lebih
rendah. Tindakan preventif perlu dilakukan untuk mengurangi terjadinya
karies gigi pada anak terhadap proses demineralisasi permukaan gigiyang
utuh dan mendukung terjadinya prosesremineralisasi pada tahap awal
kerusakan gigi.Aplikasi bahan restorasi sebagai tindakan kuratifharus
segera dilakukan begitu lesi karies terbentuk.Penggantian bahan restorasi
juga dilakukan saat karies sekunder terbentuk, terutama apabila lesi karies
berdekatan dengan bahan restorasi sebelumnya. Untuk menangani karies
sekunder itu dapat dibuatkan restorasi rigid.
9. Apa saja alasan pada scenario dianjurkan restorasi rigid oleh dokter
kepada pasien dipakai saat mengunyah makanan ?
10. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggunaan restorasi rigid ?
PEMBAHASAN
Skenario 3
1. Karies Sekunder
2. Restorasi Sekunder
19. Berdasarkan scenario, Bahan tumpatan atau jenis restorasi apa yang
digunakan oleh pasien, dan apa yang menjadi alasan tambalan
tersebut tidak bocor lagi ?
20. Apa saja alasan pada scenario dianjurkan restorasi rigid oleh dokter
kepada pasien dipakai saat mengunyah makanan ?
21. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggunaan restorasi rigid ?
- Sikat gigi secara teratur menggunakan sikat gigi berbulu lembut dan
pasta gigi berflouride setiap pagi, sore, dan malam hari sebelum
tidur
- karies class VI, karena karies pada scenario ini menunjukkan pada
gigi 36, karies pada ujung cusp gigi posterior, atau pada tepi insisal
gigi anterior.
- Salah satu yang utama ialah berkaitan dengan kebersihan oral yang
kurang baik. Tidak hanya itu, kebiasaan makan makanan yang
mengandung tinggi karbohidrat dan kontrol gigi yang kurang teratur
ke dokter gigi juga rentan menyebabkan kondisi ini.
10. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penggunaan restorasi rigid ?
- Kelebihan :
- Gigi dikatakan vital apabila terasa kesemutan, geli, atau hangat dan
gigi dikatakan non vital jika sebaliknya. Tes elektris tidak dapat
dilakukan pada gigi restorasi, karena stimulasi listrik tidak dapat
melewati akrilik, keramik, atau logam.
Restorasi Rigid
Pada Tahap ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari
web journal, buku, maupun dari pakarnya secara langsung.
- Jenis bahan material restorasi : Bahan pengisi yang saat ini lebih
banyak digunakan secara klinis adalah resin komposit, perak
merkuri dan glass ionomer. Sebuah studi menemukan bahwa
tambalan resin komposit lebih rentan terhadap karies sekunder,
sedangkan tambalan amalgam perak menghasilkan lebih sedikit
karies sekunder;
- Jangka waktu bahan tambalan di mulut : semakin lama tambalan
di mulut semakin rentan terjadi karies sekunder. Namun hal ini tidak
terlalu mendasari yang terpenting penggantian bahan tambalan
apabila terjadi keausan, lepas, atau adanya karies sekunder sehingga
harus memeriksakan kondisi gigi setiap 6 bulan sekali.
Pemeriksaan perkusi dilakukan dengan memberi tekanan yang sama baik gigi
sehat maupun yang bermasalah. ketukan dilakukan pada gigi sehat terlebih
dahulu agar rasa sakit pada gigi yang bermasalah tidak menjalar ke gigi sehat
sehingga hasil pemeriksaan lebih pasti. arah perkusi dibagi menjadi 2, arah
vertikal dengan melakukan ketukan dibagian oklusal atau insisal dan arah
horizontal yaitu ketukan pada bagian bukal atau lingual gigi. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada rasa sakit atau tidak.
Inlay
Tahapan pekerjaan :
9) Pola malam. Ada dua cara membuat pola malam, secara langsung
(cetak pola malam di dalam rongga mulut) maupun tidak langsung
(cetak pol malam diluar rongga mulut). Untuk cetak pola malam
digunakan inlay wax.
Onlay
Tahapan pekerjaan :
Kunjungan pertama
Anastesi pada gigi yang akan dilakukan perawatan, kemudian
isolasi daerah kerja dengan rubber dam untuk memberi visibilitas
yang baik, lakukan tissue retraction dan gunakan saliva ejector untuk
menghindari kontaminasi saliva. (Garg, 2015)
Tahap preparasi :
Kunjungan pertama
Prosedur laboratorium
a. Memodel malam
Malam onlay dilunakkan diatas lampu spiritus, kemudian
kemudian ditekan-tekan pada kavitas sampai penuh dan
dimodel, baik tonjol maupun fisur sesuai bentuk anatomis
semula. Kawat spru yang dibuat dari penjepitkertas/ paper clip
ditusukkan pada daerah tepi (marginal ridge) dekat titik kontak.
Spru ditarik keluar dengan arah vertical. Apabila malam tidak
dapat keluar atau masih terdapat sisa malam dalam kavitas,
menandakan preparasi kavitas masih kurang atau asih ada
undercut. Preparasi diperbaiki dengan menghilangkan bagian-
bagian yang merupakan undercut. Bevel dilihat pada model
malam, batasnya harus jelas dan tegas.
b. Menanam dalam moffel
Investment gip diaduk dalam gip snap dengan konsistensi
yang tidak terlalu kental. Model malam dan spru yang telah
dilengkapi dengan reservoir diulasi dengan kuas ang telah
dicelupkan ke dalam adonan investment, kemudian difiksasi
pada moffel hood. Moffel diletakkan di atas moffel hood,
kemudian moffel diisi dengan gip investmen yang telah diaduk
sambil moffel diketuk-ketuk, sehingga tidak ada gelembung
udara. Setelah gip investment mengeras moffel hood dilepas.
c. Menghilangkan malam
Kawatsprudiambildengan memanaskan pada lampu spiritus.
Setelah gip investment keras, letakkan moffel dengan posisi
terbalik (bekas spru di bawah) pada tungku, dengan maksud
untuk mencairkan malam yang ada pada investment sehingga
malam keluar seluruhnya, sampai investment dan lubang bekas
spru terlihat merah membara. Kemudian moffel diletakkan pada
alat slinger dan di slinger.
d. Pengepasan onlay
Sprudipotongdengan discus carborondum. Jika ada
gelembung logam dihilangkan dengan bur (bagian dalam onlay
jangan dibur). Kavitas didisinfeksi, onlay dicoba dimasukkan
dan dikeluarkan dari kavitas harus stabil dan tidak goyang,
hubungan tepi harus baik, tidak ada trauma tekanan oklusi
dengan gigi antagonisnya dan pada bagian proksimal tidak ada
over hanging.
e. Pemolesan
a. Inlay
Indikasi :
Mengembalikan estetik gigi posterior (apabila menggunakan resin
komposit atau porselen)
Karies yang tidak cukup dalam dan lebarnya tidak melebihi
puncak cups
Memerlukan kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
Kavitas yang kuat melebar ke arah proksimal
Kontraindikasi :
Frekuensi karies yang tinggi
Oklusi berlebihan ke dalam kavitas
Bruxism
Tidak didukung jaringan periodontal yang sehat
Oral Hygiene yang buruk
PH yang asam (tingkat karies tinggi)
b. Onlay
Indikasi :
Rekonstruksi gigi yang luas yaitu satu cups atau lebih
Gigi posterior yang bertekanan yang kuat
Abrasi gigi posterior yang kuat
Lebar isthmus lebih dari sepertiga intercups
Restorasi amalgam yang rusak
Pasca perawatan endodontik
Pengganti karies interproksimal pada gigi posterior
Karies posterior masih terdapat dinding bukal dan dinding lingual
Mahkota klinis cukup pendek
Pengganti inlay
Kontraindikasi :
Mahkota klinis pendek
Gigi yang pada gambar radiografinya terlihat adanya kalsifikasi
pada saluran akar
Kavitas kecil
Dinding bukal dan dinding lingual rusak
I. Restorasi Ekstrakoronal
Salah satu contoh restorasi ekstrakoronal yaitu mahkota penuh atau
complete crown. Complete crown merupakan restorasi yang menutupi
seluruh permukaan mahkota klinis dari suatu gigi asli. Terdapat
berbagai jenis complete crown,
diantaranya:
Mahkota ini sering disebut dengan mahkota tuang penuh atau full cast
crown. Merupakan suatu restorasi yang menyelubungi permukaan gigi
dari logam campur yang dituang.Indikasinya yaitu untuk gigi molar dan
premolar rahang atas dan bawah, penderita dengan oklusi dan artikulasi
yang berat, tekanan kunyah besar, tidak memerlukan estetik, gigi
dengan karies cervikal, dekalsifikasi, dan enamel
hipoplasi.Kontraindikasinya yaitusisa mahkota gigi tidak cukup
terutama pada gigi dengan pulpa vital, memerlukan estetik pasien
dengan OH buruk sehingga restorasi mudah
A. Mahkota Pasak
Kerusakan mahkota gigi asli pada gigi posterior maupun anterior yang
cukup parah akan menimbulkan masalah retensi, permasalahan ini dapat
ditanggulangi dengan menggunakan pasak. Tetapi Pada kebanyakan kasus
gigi sudah dirawat saluran akar, khususnya pada gigi-gigi dengan saluran
akar tunggal yang lurus. Keadaan ini sebaiknya harus diantisipasi terlebih
dahulu sebelum melakukan pengisian saluran akar, sehingga dapat
digunakan teknik pengisian yang memungkinkan untuk membantu retesi.
Pasak
Nah Pita fiber pada sistem FRC (pasak fabricated fiber reinforced
composite) dapat menigkatkan kekuatan mekanis pada resin
komposit tanpa mengurangi estetikanya. penggunaan FRC yang
diikuti dengan restorasi resin komposit hanya diindikasikan untuk
kasus dengan sisa jaringan keras mahkota gigi dengan tinggi yang
masih banyak atau maksimal sisa jaringan keras mahkota giginya
tidak kurang dari 2-4 mm serta memiliki ketebalan dinding saluran
akar maupun mahkota minimal 2 mm setelah dipreparasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
karies sekunder terjadi pada sekeliling atau bawah tumpatan gigi
yg disebabkan oleh kebocoran tepi dan beberapa hal lainnya, dan
karies sekunder ini dapat diatasi dengan pembuatan restorasi
rigid. untuk penggunaan restorasi rigid terdapat beberapa indikasi
dan kontra indikasinya
perawatan saluran akar sebelum dilakukan restorasi. Selain
restorasi rigid bisa juga digunakan FCR yang diikuti oleh resin
komposit.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.pdgimakassar
Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit Nevi Yanti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 2014
http://jurnal.pdgimakassar
Yanti, Nevi. 2004. Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin
Komposit. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara