Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG


Alamat: Jl. Tajoin Tuan, Kel. Naimata Kec. Maulafa - Kota Kupang-NTT Telp. (0380) 824911
E-Mail : staknkupang@kemenag.go.id & subbagaakstaknkpg@kemenag.go.id Website :www.staknkupang.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Nama : Esterina Bunga


NIM : 01.2019.0446
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Semester/Kelas : V/M-Non Reguler
Mata Kuliah : Teologi Agama-Agama
Dosen Pengampuh : Yakobus Adi Saingo, M.Pd

1. Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang:

a. Pengertian Teologi Agama-Agama secara umum?

Jawaban :

Secara umum Teologi Agama-agama adalah cabang dari ilmu teologi yang

membahas bagaimana kekeristenan memberi respons teologis terhadap kenyataan

adanya pluralitas agama di luar dirinya.

b. Fokus studi Teologi Agama-Agama?

Jawaban :

Fokus studi teologi agama-agama adalah bagaimana umat Kristen

memandang dan menilai agama-agama lain, serta bagaimana hubungan yang

positif antar-agama dimungkinkan melalui teologi yang dikonstruksi.

2. Dalam mempelajari model Teologi Agama-Agama, Alan Race merupakan tokoh yang

dikenal dengan Model Tipologi Tripolarnya. Sebutkan dan jelaskanlah masing-

masing model tipologi tersebut?

Jawaban :
1. Eksklusivisme

Eksklusivisme merupakan pandangan yang mengatakan bahwa kebenaran dan

keselamatan hanya ada di dalam agama Kristen, sedangkan tradisi agama lain di

luar Kristen tidak mendatangkan keselamatan

2. Inklusivisme

Inklusivisme merupakan sikap atau pandangan yang melihat bahwa agama-agama

lain di luar kekristenan juga dikarunia rahmat dari Allah dan bisa diselamatkan,

tetapi pemenuhan keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Dalam

pandangan ini, orang-orang dari agama lain, melalui anugerah atau rahmat

Kristus, diikutsertakan dalam rencana keselamatan Allah.

3. Pluralisme

Pluralisme merupakan padangan bahwa Allah, yang disebut sebagai "Yang Nyata"

(The Real) dapat dikenal melalui bermacam-macam jalan. Yesus Kristus

dipandang sebagai salah satu dari jalan keselamatan di antara jalan-jalan

keselamatan lain, bukan satu-satunya jalan keselamatan.

3. Jelaskanlah fungsi agama secara umum?

Jawaban :

 Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok

 Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan

manusia

 Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah

 Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan

 Pedoman perasaan keyakinan


 Pedoman keberadaan

 Pengungkapan estetika (keindahan)

 Pedoman rekreasi dan hiburan

 Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama

4. Sebutkan dan jelaskanlah apa saja yang termasuk dalam 5 (lima) pendekatan Teologi

Agama-Agama?

Jawaban :

1. Pendekatan Kritisisme, yaitu keyakinan bahwa pertimbangan atau keputusan pada

waktu seseorang memikirkan tentang sejarah masa lalu ia harus melakukannya

dengan pendekatan benar atau salah. Maksudnya, tidak ada penelitian sejarah

yang dapat menetapkan segala sesuatu melampaui garis yang disebut garis

probabilitas. Yang dapat terjadi secara maksimal adalah suatu probabilitas yang

lebih besar atau yang lebih kecil, tetapi itu adalah tetap probabilitas bukan

keabsolutan.

2. Pendekatan Analogi, yaitu pendekatan-pendekatan yang berdasarkan pada

keyakinan akan garis probabilitas di atas di mana ia melihat bahwa pengalaman

yang dialami sekarang inipun secara radikal tidak berbeda dari pengalaman orang-

orang di masa lampau. Alasannya, sejarah keagamaan yang ada di mana-mana

selalu berada pada satu garis lurus yang sama, sebagai akibatnya, semua doktrin

atau ajaran yang paling esensial dalam kekristenan pun pasti memiliki padanan

atau analoginya di dalam agama-agama lain, artinya vis-a-vis berbanding lurus,

berelasi dengan agama lain.

3. Pendekatan Korelasi, yaitu keyakinan Troeltsch bahwa fenomena dari kehidupan

sejarah manusia dapat dikatakan memiliki relasi dan interdependensi satu dengan
yang lainnya, sehingga tidak ada perubahan radikal yang berlangsung pada titik

sejarah tanpa memberikan efek perubahan pada sejarah manusia di sekitarnya.

Dengan demikian, dalam rangka menjelaskan tentang sejarah (termasuk sejarah

iman atau keagamaan), seseorang juga harus menjelaskan tentang sejarah yang

berlangsung sebelum dan sesudahnya beserta dengan segala keterisolasian dari

ruang dan waktu yang terkondisi oleh sejarah disekitarnya.

4. Pendekatan Universalisme, yaitu pendekatan yang menekankan kasih kepada

sesama manusia selain kasih kepada Allah. Kasih kepada manusia adalah esensial

karena hal itu adalah suatu pemikiran yang mengandung unsur revolusioner dan

bersifat murni keagamaan. Yang dimaksud dengan revolusioner adalah bahwa

kasih kepada manusia akan secara universal merembes kedalam masyarakat serta

mempengaruhi kehidupan komunitas manusia, kebudayaan, bahkan keluarga,

yaitu unit terkecil di populasi. Karena konsep universal yang satu inilah,

kekristenan menjadi satu agama yang berbeda. Walaupun demikian kekristenan

harus mengakui adanya kemungkinan timbulnya kasih yang universal itu di antara

keyakinan iman yang lain.

5. Pendekatan akomodasi, yaitu upaya adaptasi dan kompromi yang dilakukan oleh

gereja sepanjang sejarah mula-mula sampai hari ini. Tipologi gereja (church type)

yang dimaksud adalah satu jenis adaptasi yang selalu dilakukan oleh gereja dalam

rangka menyesuaikan keberadaan dan misinya di dalam dunia. Menurut Troeltsch,

tipologi gereja yang melakukan akomodasi terindentifikasikan pada ajaran dan

misiologi dari rasul Paulus. Gereja dalam tipologi ini walaupun berada pada posisi

konservatif dalam hal etika sosial, namun demikian gereja yang diwakili mulai
dari rasul Paulus ini senantiasa menerima atau merangkul sebanyak mungkin

strata-strata sosial yang sekuler.

5. Jelaskanlah secara garis besar, apa yang menjadi korelasi Teologi Agama-Agama dan

Filsafat Agama?

Jawaban :

 Telah diketahui bahwa filsafat dan agama adalah dua pokok persoalan yang

berbeda, namun memiliki hubungan. Agama banyak berbicara tentang

hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa, sedangkan filsafat

seperti yang dikemukakan di atas bertujuan menemukan kebenaran.

 Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan keyakinan-keyakinan

dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan apabila seorang

penganut agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha memahami dan

menghayati secara rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan kepercayaan

agamanya.

 Agama adalah salah satu materi yang menjadi sasaran pembahasan filsafat.

Dengan demikian, agama menjadi objek materia filsafat. Ilmu pengeta-huan

juga mempunyai objek materia yaitu materi yang empiris, tetapi objek materia

filsafat adalah bagian yang abstraknya. Dalam agama terdapat dua aspek yang

berbeda yaitu aspek pisik dan aspek metefisik. Aspek metafisik adalah hal-hal

yang berkaitan dengan yang gaib, seperti Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan hubungan

manusia dengan-Nya, sedangkan aspek pisik adalah manusia sebagai pribadi,

maupun sebagai anggota masyarakat.

6. Jelaskanlah seluas-luasnya, apa yang anda pahami tentang Soteriosentrisme?


Jawaban :

Soteriosentrisme berasal dari kata bahasa Yunani soter yang berarti keselamatan.

Dengan demikian, soteriosentris secara etimologis berarti 'berpusat pada keselamatan'.

Jikalau pendekatan pluralisme menjadikan Satu Realitas Ilahi (disebut The Real oleh

John Hick) atau Tuhan dalam bahasa agama Abrahamik, maka soteriosentrisme

menjadikan konteks penderitaan umat manusia dan penderitaan alam (krisis ekologis)

sebagai pusat. Penderitaan yang dialami umat manusia dan kerusakan alam haruslah

menjadi fokus perhatian dan sasaran dari agama-agama yang ada. Manusia dan alam

yang menderita perlu mendapatkan keselamatan yakni terbebas dari derita yang

mereka alami. Di sini, paham keselamatan dalam kekristenan diberikan pemaknaan

baru oleh Paul Knitter. Dengan demikian, Knitter mengkritik pendekatan pluralisme

yang langsung menyatakan bahwa agama-agama adalah jalan menuju Tuhan. Menurut

Knitter, agama-agama yang ada di dunia perlu dinilai kebenarannya melalui kriteria

soteriosentris tersebut, yakni seberapa besar agama-agama mau berfokus dan berjuang

bagi keselamatan umat manusia dan bumi yang sedang menderita (Penderitaan

Global). Knitter melihat bahwa kekristenan akan mengalami perkembangan yang

evolutif, yakni dari : Eklesiosentrisme (berpusat pada gereja), melalui kristosentrisme

(berpusat pada Kristus), hingga ke teosentrisme (berpusat pada Allah), dan

selanjutnya adalah soteriosentrisme.

7. Sebutkanlah empat model dalam tipologinya Paul F. Knitter terkait Teologi Agama-

Agama?

Jawaban :
1. Model Konservatif-Injili, di mana hanya ada satu agama yang benar yakni agama

Kristen. Menurut Knitter, salah seorang pendukung model ini adalah Karl Barth.

2. Model Protestan Arus-Utama, yang memandang bahwa keselamatan hanya ada di

dalam Kristus. Pendekatan-pendekatan yang termasuk di dalam model ini

menyatakan bahwa penyataan Allah memang dapat ditemukan di banyak agama,

namun keselamatan hanya ada dalam Kristus. Beberapa teolog yang dimasukkan

oleh Knitter ke dalam model ini adalah Paul Althaus, Emil Brunner, dan Wolfhart

Pannenberg.

3. Model Katolik, yang menyatakan bahwa ada banyak jalan menuju Allah tetapi

Kristus berfungsi secara normatif atau menentukan di dalam kepelbagaian jalan

tersebut. Knitter menyebutkan Hans Kung dan Karl Rahner sebagai contoh

pemikir model ini.

4. Model Teosentris, yang mana merupakan posisi yang dianut Knitter sendiri.

Model teosentris percaya bahwa ada banyak jalan menuju pusat yang satu, yaitu

Allah sendiri. Dengan demikian, peran agama-agama non-Kristen sebagai jalan

keselamatan diafirmasi oleh pendukung dari model ini. Selain Knitter, beberapa

teolog lain yang diposisikan di dalam model ini adalah John Hick, Raimundo

Panikkar, dan Stanley Samartha.

8. Jelaskanlah apa yang menjadi dasar konsep keselamatan dari 6 (enam) agama yang

ada di Indonesia berdasarkan pemahaman Teologi Agama-Agama.

Jawaban :

Konsep Keselamatan dalam Agama-Agama:

1. Kristen
 Menurut ajaran Kristen, keselamatan sebagai anugrah dari Allah dan bukan

usaha dari manusia. Jadi perbuatan sebaik apapun dari seseorang tidak

menjamin orang itu selamat atau masuk surga.

 Beragama Kristen juga tidak dapat menjamin orang masuk surga. Karena

menurut ajaran Kristen, yang dapat menyelamatkan bukanlah agama. Namun

yang menjadi syarat pasti adalah mengakui dengan hati dan iman serta

menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.

Namun demikian, bukan berarti orang bolehmelakukan tindakan

sesuka hati. Sebab jika orang menerima Yesus sebagai Tuhan, maka semua

ajaranNya secara otomatis juga akan dilakukan. Jadi iman dan ketaatan tetap

menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan.

 Dalam kristen Yang dipentingkan adalah iman dan ketaatan orang tersebut.

Sehingga sebenarnya yang lebih pantas disebut orang Kristen adalah orang

yang mengikuti ajaran Kristus bukanmereka yang hanya sekedar beragama

Kristen saja.

2. Islam

Islam mempercayai untuk masuk ke dalam kehidupan yang kekal dalam

kebahagiaan, atau yang dikenal dengan surga, jalannya sangat sulit sehingga

kadang digambarkan seperti melewati titian rambut dibelah tujuh. Tapi syaratnya

memang sederhana yaitu mengimani Allah SWT sebagai Tuhan danMuhammad

SAW sebagai nabi-Nya. Ajaran Islam juga mengharuskan umatnyamengikuti

perintah-perintah yang telah diperintahkan Allah SAW dan nabi Muhammad.

Secara singkat, konsep keselamatan islam ada 2 hal yaitu rukun iman dan rukun

islam.
Konsep Keselamatan dalam Agama Islam, harus mampu mewujudkan 2 perkara

mendasar yaitu:

1. Rukun Iman:

 Percaya keberadaan Allah

 Percaya keberadaan Malaikat

 Percaya Kitab-kitabnya

 Percaya kepada para utusanNya

 Percaya adanya hari kiamat

 Percaya adanya takdir

2. Rukun Islam:

 Kalimat syahadat

 shalat 5 waktu

 melaksanakan zakat

 berpuasa di bulan ramadhan

 naik haji bila mampu

3. Hindu

 Hindu meyakini bahwa dunia ini tidak bermakna karena dunia ini

hanyasementara dan satu-satunya realitas adalah sesuatu yang dapat ia lihat

sekilasmelalui disiplin dan meditasi yang intensif.

 Mereka percaya bahwa jiwa merekatelah melalui lingkaran kelahiran,

kematian, kelahiran kembali yang panjangdan akan terus begitu sampai

menemukan kelepasan di nirwana (keabadian).


 Orang Hindu percaya bahwa Upanishad memberi mereka hikmat yang mereka

perlukan untuk menolak dunia agar jiwanya dapat mencapai "paramatman"

yang kekal

4. Budha

 Ajaran Buddha tidak mengenal surga sebagai tempat hidup yang kekal.

Menurut ajaran Buddha, surga juga merupakan tempat yang tidak kekal karena

surga sama seperti kehidupan manusia.

 Buddha juga mengenal adanya 31 alam kehidupan. Sehingga Buddha

mengenal keselamatan dengan konsep yangberbeda dari kebanyakan agama

lain. Menurut ajaran Buddha, “keselamatan” adalah kondisi di mana seorang

manusia sudah mencapai kondisi tak ada kemelekatan atau yang disebut

nibbana. Kondisi ini tercapai saat seseorang sudah terpisah dengan sifat-sifat

keduniawian.

 Nibbana dapat dicapai dengan mejalani Jalan Tengah beruas 8 yang dapat

dikelompokkan jadi 3 yaitu Sila (pantangan), Samadhi, & panna(bijaksana).

Ketiga hal ini tidak bisa dijalankan secara bertahap namun harus bersama-

sama. Keadaan nibbana juga bukan dicapai setelah manusia meninggal.

 Jadi jiwa manusia tidak akan hilang setelah meninggal, melainkan akan

terlahir di salahsatu dari 31 alam yang dipercayai ajaran Buddha. Proses ini

berlangsung terus sampai seseorang sampai ke pada keadaan nibbana.

9. Secara substansi, apa tujuan dari Teologi Religianum?

Jawaban :
Theologia religionum secara substansial bertujuan untuk membangun suatu

jembatan kerjasama, perspektifnya adalah mengarah pada kesimpulan yang bukan

hanya prinsipal dan teoritis, melainkan menyangkut langkah nyata.

10. Jelaskanlah 6 (enam) persamaan antara filsafat dengan agama berdasarkan substansi

keilmuan Teologi Agama-Agama?

Jawaban :

1. Baik filsafat dan agama bertujuan sekurang-kurangnya berusaha berurusan dengan

hal yang sama, yaitu kebenaran.

2. Filsafat dan agama mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek

selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya.

3. Filsafat dan agama memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren

yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan

sebab-akibatnya.

4. Filsafat dan agama hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang

bergandengan.

5. Filsafat dan agama mempunyai metode dan sistem untuk memahami substansi

pemikiran dan tujuannya.

6. Filsafat dan agama hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya

timbul dari hasrat manusia (obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.

-Sekian dan Terima Kasih-

Anda mungkin juga menyukai