Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SPRINGBACK PADA KASUS PLAT TEKUK (BENDING)

Paper
Diajukan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Teknik Pembentukan Logam yang
diampu oleh Haipan Salam, M.Si. Ph.D. dan Drs. Aan Sukandar, M.Pd.

Disusun Oleh:

Diana Fitria 1807108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan paper yang berjudul “Pengaruh Springback pada Kasus Plat Tekuk
(Bending)”.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberi kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan paper ini. Serta kami sampaikan beribu-ribu terima kasih kepada
informasi dari internet dan perpustakaan yang sangat membantu kami dalam proses
pengerjaan paper ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya paper ini. Kami berharap semoga paper ini bisa
menambah ilmu dan bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya dan semoga penulis sumber informasi ini diberi balasan yang setimpal oleh
Allah SWT.

Bandung, November 2020

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar belakang .................................................................................................. 1
1.2.Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
1.3.Manfaat Penulisan ............................................................................................ 2
BAB 2. PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1.Hubungan Sudut Punch Pada V-Bending terhadap Springback ...................... 3
2.2.Hubungan Radius Punch terhadap Springback ................................................ 3
2.3.Springback Pada Pembentukan Plat Baja dengan Air Vee Bending ............... 4
BAB 3. PENUTUP................................................................................................ 7
3.1.Kesimpulan ...................................................................................................... 7
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 8
2

BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan teknologi manufaktur memiliki peran sangat penting
dalam peningkatan hasil produksi yang berkualitas dalam dunia industri. Hampir
disemua proses produksi menggunakan kemajuan teknologi ini. Terobosan untuk
selalu memakai teknologi yang terdepan menjadi suatu keharusan bagi setiap
perusahaan yang ingin tampil progresif dan eksistensinya tetap terjaga. Proses
manufaktur dikenal berbagai macam proses, salah satunya adalah proses
pembentukan logam. Proses pembentukan logam dalam manufaktur adalah proses
pemberian tekanan pada plat datar menurut permukaan desain die sampai pada titik
deformasi plastis plat tersebut, sehingga terbentuklah komponen yang baru sesuai
dengan desain permukaan die (Siswanto,2003).
Dari berbagai macam teknik pembentukan logam, bending merupakan
metode yang cukup luas penggunaannya misalnya pada industry otomotif dan
produksi peralatan rumah tangga. Bahan baku berupa lembara plat dibentuk
menggunakan bending dies. Bending merupakan proses peregangan seragam
(uniform strainning) di sekitar sebuah straight axis dari material yang berbentuk
lembaran datar. Pada tiap titik yang ditinjau, bending akan menghasilkan tegangan
yang arahnya normal terhadap penampang bidang hasil kali lebar dan tebal dari
plat. Terdapat dua tipe proses bending yaitu V bending yang umum digunakan dan
U bending. Selama bending, batas elastis bahan akan terlampaui namun tidak
melebihi batas kekuatan luluhnya (Tekiner, 2004).
Hasil dari proses bending untuk bahan plat biasanya disertai oleh
fenomena springback. Springback merupakan masalah yang tidak dapat dihindari
atau dicegah. Dengan semakin luasnya penggunaan plat high strength steel dan
alumunium, masalah deviasi springback semakin besar. Namun demikian,
sprongback bisa diminimalisisr dengan berbagai cara. Sebagai contoh adalah
dengan menggunakan radius punch yang lebih kecil dan kompensasi sudut
(Banabic, 2010, p.282). oleh karena itu pemahaman atas fenimena springback perlu
diperdalam misalnya dengan oenelitian-penelitian sehingga kedepannya akan
dihasilkan teknik-teknik lanjutan untuk mengatasinya.

1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui fenomena springback yang terjadi pada kasus plat tekuk (bending).
2. Memprediksi fenomena springback pada area benda kerja
2

1.3.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah penulisan paper ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui wawasan tentang proses pembuatan sheet metal
forming di industri manufaktur.
2. Mahasiswa mengetahui keakuratan dalam proses forming.
3. Sebagai bahan sumbangan bagi mata kuliah teknik pembentukan logam di
kalangan mahasiswa DPTM dalam bidang manufaktur tentang proses sheet
metal forming.
2

BAB 2.
PEMBAHASAN
2.1.Hubungan Sudut Punch Pada V-Bending terhadap Springback
Fenomena springback yang terjadi dari hasil eksperimen proses tekuk
pelat bentuk V bahan St. 60 ketebalan 4 mm dengan panjang garis bending 60 mm
terhadap pengaruh sudut punch dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Grafik hubungan springbak dengan sudut punch


Gambar 2.1. yang merupakan grafik hubungan antara sudut punch dan
springback dimana springback yang terjadi adalah positif dan negatif. Springback
positif menunjukkan sudut yang terbentuk lebih dari 90o dan springback negatif
berati sudut tekuk yang terbentuk kurang dari 90o. Gambar 2.1. diatas juga
memperlihatkan springback terkecil untuk ketiga dimensi radius punch semuanya
terjadi pada sudut punch terbesar (sudut 90o), namun untuk radius punch 2 dan 6
mm springbacknya positif dan radius 4 mm negatif.
2.2.Hubungan Radius Punch terhadap Springback
Fenomena springback yang terjadi dari hasil eksperimen proses tekuk
pelat bentuk V bahan St. 60 ketebalan 4 mm dengan panjang garis bending 60 mm
terhadap pengaruh radius punch dapat dilihat pada gambar berikut:
2

Gambar 2.2. Grafik hubungan springback dengan untuk radius punch


Pada gambar 2.2. menunjukkan penomena springback yang terjadi juga
terdapat springback positif dan negatif. Dimana springback positif berarti sudut
yang terbentuk lebih dari 90o dan springback negatif (-) berarti sudut bending yang
terbentuk kurang dari 90o. Pada sudut punch 80o dan 85o untuk radius punch 2, 4,
dan 6 mm menunjukkan bahwa semakin besar radius punch maka sudut springback
yang dihasilkan cenderung semakin kecil dimana springback yang terjadi negatif.
Sedangkan pada sudut punch 90o dengan radius punch 2, 4, dan 6 mm
menunjukkan bahwa semakin besar radius punch maka sudut springback yang
dihasilkan juga cenderung semakin kecil, akan tetapi baik radius punch 2 mm
maupun 6 mm springback yang terjadi positif sedangkan untuk radius 4 mm
springback yang terjadi negatif.
2.3.Springback Pada Pembentukan Plat Baja dengan Air Vee Bending
Dari hasil pengujian pada benda kerja diperoleh nilai sudut springback
yang cukup rendah yaitu hanya 20 hingga 30. Pada rentang nilai variasi yang diuji,
sudut tekuk, tebal plat dan kecepatan punch tidak menunjukkan pengaruhnya
dengan jelas (Gambar 2.3.). Namun apabila ditinjau dari aspek rasio antara die gap
per sheet thickness (w/t) maka pengaruhnya terhadap sudut springback nampak
pada kecepatan punch yang rendah (0,25 mm/menit). Semakin tinggi rasio w/t,
sudut springback akan menurun (Gambar 2.4.a). Sedangkan pada kecepatan punch
tinggi (2,5 mm/menit), rasio w/t tidak mempengaruhi sudut springback (Gambar
2.4.b). Penyelidikan pengaruh rasio w/t ini dilakukan karena peneliti lain
melaporkan besarnya pengaruh rasio tersebut terhadap springback (Inamdar et al,
2002, p.462).
2

Gambar 2.4. Sudut springback pada plat 2 mm dan 3 mm, sudut tekuk 60o, 90o dan
120o dan kecepatan punch 0,25 mm/menit (low speed) dan 2,5 mm/menit (high speed)

Gambar 2.5. pengaruh rasio w/t terhadap sudut dpringback pada (a) low speed punch
displacement dan (b) high speed punch displacement
Proses bending akan menghasilkan deformasi. Deformasi menyebabkan
terjadinya dislokasi pada bahan plat. Dislokasi ini berhubungan dengan efek
Bauschinger, yaitu ketika karakteristik tegangan regangan bahan berubah sebagai
akibat dari distribusi tegangan mikroskopik pada bahan tersebut. Efek ini umum
terjadi pada logam polikristal. Menurut Yilamu et al (2010, p.277), efek
2

Bauschinger dapat mengurangi flow stress pada reverse deformation sehingga


springback terjadi atau lebih besar (sudutnya).
Sudut springback yang cukup kecil pada eksperimen ini patut diduga
karena telah terjadi deformasi permanen (Tekiner, 2004, p.117). Springback
melibatkan regangan kecil setara dengan regangan pada deformasi elastis bahan
logam (Wagoner et al, 2013, p.3). Namun apabila deformasi permanen tersebut
cukup dominan maka akan mengurangi deformasi elastis yang dibutuhkan oleh
fenomena springback. Deformasi plastis terletak pada bending region yang berubah
bentuk karena tekanan dari punch.
Berikutnya mengenai die gap yang ikut menentukan springback. Dapat
dijelaskan bahwa semakin besar die gap dan sudut 𝜃 maka semakin besar pula
momen bending dan springback–nya (Inamdar et al, 2002, p.462). Pada kecepatan
𝑤 21,2𝑚𝑚
gerak punch yang rendah, untuk plat 3 mm maka 𝑡 = = 7,07 sehingga
3 𝑚𝑚
sudut springback nya lebih besar pula (Gambar 2.4a). Namun pada kecepatan
gerak punch yang tinggi, fenomena serupa tidak terlihat. Kemungkinan rentang
pengujian perlu dilakukan pada nilai w/t yang lebih lebar.
2

BAB 3.
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Dari analisis hasil eksperimen, dapat disimpulkan bahwa radius punch dan
sudut punch mempengaruhi springback secara signifikan. Springback
cenderung menurun dengan peningkatan sudut dan radius punch.
Springback terkecil (bernilai nilai positif) terjadi pada radius punch terbesar
(r = 6 mm) dan sudut punch terbesar (90o). Sehingga dalam proses
penekukan, radius punch dan sudut punch adalah factor yang sangat penting
untuk dipertimbangkan.
2. Dengan teknik air vee bending pada plat baja karbon rendah, untuk variasi
yang diamati yaitu ketebalan plat 2 mm dan 3 mm, sudut tekuk 600, 900
dan 1200, serta kecepatan punch 0,25 mm/menit dan 2,5 mm/menit, maka
sudut springback–nya relatif sama dengan kisaran 20 hingga 30. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh springback tidak nampak jelas
pada rentang nilai dari variasi – variasi yang diuji.
3. Pengaruh rasio die gap per sheet thickness (w/t) terhadap springback
nampak pada kecepatan punch yang rendah (0,25 mm/menit). Semakin
tinggi rasio w/t maka sudut springback akan menurun. Sedangkan pada
kecepatan punch tinggi (2,5 mm/menit), rasio w/t tidak mempengaruhi
sudut springback.
2

Daftar Pustaka
Benediktus Tulung Prayoga, S.T., M.T.. Springback Pada Pembentukan Plat Baja
dengan Air Vee Bending. ISBN: 978-979-95620-9-8.
Muhammad Arsyad Suyuti, Rusdi Nur, dan Muh. Iswar. Springback Hasil Proses
Tekuk Bentuk “V” Pelat Baja Karbon St. 60 Ketebalan 4mm. Prosiding
Seminar Hasil Penelitian (SNP2M) 2018 (00. 30-34)

Anda mungkin juga menyukai