1. Parlagutan 200106110027
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dengan segala nikmat,
rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Tidak lupa sholawat dan salam tercurahkan pada Baginda Rasulullah SAW yang kita
nantikan syafaatnya kelak. Selanjutnya ucapan terimakasih kami haturkan kepada, Ibu Dr.
Esa Nur Wahyuni, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling
yang telah memberikan tugas makalah ini untuk memperluas wawasan kami mengenai
perkembangan bimbingan dan konseling dalam kurun waktu tertentu.
Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga, kami menantikan kritik dan saran dari para pembaca terutama dari
Dr. Ibu Esa Nur Wahyuni, M.Pd untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian kata
pengantar yang dapat kami sampaikan.
Penulis
II
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
III
III
III
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
1. Apakah Pengertian teknik tes?
2. Apakah fungsi teknik tes?
3. Apa sajakah penggolongan/macam-macam teknik tes?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tekhnik tes
2. Mengetahui fungsi teknik tes
3. Mengetahui penggolongan/macam-macam teknik tes
D. Manfaat
Adanya makalah ini diharapkan mampu membantu pihak-pihak terkait
dalam memahami tujuan maupun tugas bimbingan dan konseling dalam kehidupan
siswa melalui pemahaman mengenai proses perkembangannya. Tidak hanya siswa
saja, namun para guru pada dasarnya juga harus mengetahui secara mendalam
mengenai keberadaan bimbingan dan konseling agar dapat mengubah pandangan
siswa mengenai bimbingaan dan konseling. Selain itu, penulis juga berharap
makalah ini mampu memberi manfaat, terlebih untuk para pembaca mengenai
perkembangan bimbingan dan konseling.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Arikunto tes adalah prosedur atau alat yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan aturan yang sudah
ditentukan.
2. Menurut yusuf tes adalah suatu prosedur yang spesifik dan sistematis untuk
mengukur tingkah laku seseorang atau suatu pengukuran yang bersifat objektif
mengenai tingkah laku seseorang, sehingga tingkah laku tersebut dapat
digambarkan dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem kategori.
3. Menurut Uno tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi
penetapan skor angka.1
Alat tes yang digunakan untuk pengumpulan data ( himpunan data) harus
yang di standarisasikan (standardiest test) dalam arti cara penyelenggaraan tes, cara
pemeriksaannya, dan penentuan norma penafsirannya seragam. Selain itu harus
memiliki validitas dalam arti ada kesesuaian antara apa yang diukur (diteliti) dalam
tes dangan aspek yang direncanakan untuk diukur melalui tes tersebut. Misalnya tes
intelegensi yang memiliki validitas tinggi berarti tes itu benar-benar mengukur
kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah atau madrasah.
1
“RIZAL LUTFI BAB II.Pdf,” n.d.
3
B. Fungsi Teknik Tes
Setelah kita mempelajari mengenai pengertian tes maka sekarang kita akan
membahas mengenai fungsi test, fungsi test itu sendiri dalam bimbingan konseling ada 13,
dapat kita ulas kembali Tes psikologi bisa diibaratkan sebuah kumpulan bahan diagnostik,
mulai dari diagnostik di dalam kegiatan belajar maupun di dalam hal yang bersifatnya
pribadi. di dalam tes psikologi juga bisa dibuat sebuah bahan informasi untuk sebuah
program, dalam pemilihan pekerjaan maupun di dalam sebuah penempatan lainnya.Di
dalam sebuah tes psikologi terdapat sebuah hubungan eksternal dan juga hubungan
internal. faktor tersebut bisa berupa di dalam lingkungan belajar, fasilitas , keluarga,
pengajar/ guru dan berbagai faktor lainnya.
Untuk faktor intenal bisa berupa sebuah kesehatan, motivasi, minat, bakat, maupun
intelegensi. di dalam lingkungan psikologi guru juga bisa dijadikan sebagai fasilitator
dimana hal tersebut dapat untuk mengembangkan sebuah potensi yang terdapat di dalam
diri seseorang, khusunya untuk seorang guru BK yang ada di sekolah, padahal memiliki
peranan yang sangat penting, namun seringkali perannya sendiri malah terpinggirkan.
4
Biasanya seblum mmeutuskan untuk memulai sebuah pendiidkan yang leih tinggi,
pihak sekolah akan memberikan sebuah tes psikologi, sehingga dalam hal ini bisa
mendapatkan kecocokan yang tepat, diantara anak tersebut untuk masuk ke dalam
sebuah psikologi pendidikan yang jauh lebih tinggi. dan biasanya setiap sekolah
memang mewajibkan membuat tes psikologi ini.
4. Untuk program bimbingan karir
Tes psikologi juga biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan untuk bimbingan karir
para calon karyawannya, hal ini juga bisa mendapatkan hasil yang tepat apakah
calon karyawan tersebut cocok ditempatkan pada sebuah tempat tertentu apakah
tidak. karena memang akan sangat mempengaruhi untuk setiap hasil yang nantinya
diberikan.
5. Untuk memahami kemmapuan yang siswa miliki
Di dalam tes psikologi juga biasanya dilakukan untuk lebih memahami kemmapuan
yang dimiliki oleh siswa pelajar, karena di dalam hal ini juga bisa membantu untuk
para siswa juga mengetahui sebenarnya minat apa saja yang dimilikinya. sehingga
akan terlihat dengan jelas setiap kemampuan yang dimilikinya.
6. Untuk membantu mengenal karakter dirinya sendiri.
Dalam mengenal karakter yang dimilikinya, biasanya setiap guru BK pasti akan
memebrikan tes psikologi, sehingga di dalam tes tersebut bisa terlihat mengenai
karakter yang dimiliki oleh siswa tersebut. untuk itu biasanya tes ini dilakukan oleh
setiap siswa.
7. Untuk pemilihan jabatan
Tes ini juga biasanya dilakukan apabila seseorang akan dipromosikan untuk
mendapatkan sebuah jabatan tertentu, dan biasanya memang akan dilakukan
terlebih dahulu tes, di dalam tes juga bisa terlihat, apakah jabatan tersebut cocok
dan sesuai ataukah tidak. sehingga biasanya setiap perusahaan memang
menetapkan dilakukan tes psikologi untuk setiap orang yang akan di promosikan.
8. Untuk prestasi belajar
dalam peningkatan sebuah prestasi belajar, atau melihat seberapa besar minat orang
tersebut terhadap prestasi belajar yang dimilikinya.
9. Untuk Mengetahui tes bakat
5
Setiap orang pasti memiliki bakat dan juga minatnya masing-masing, hal tersebut
juga tergantung dari diidkan dan dari anak itu sendiri, dan biasanya untuk melihat
menganai bakat apa saja yang dimiliki oleh anak tersebut biasanya diketahui
melalui tes yang dilakukan, tes ini bisa berupa tes psikologi dan juga tes lainnya.
hal ini juga dilakukan untuk cara mengetahui abkat anak sehjak dini
10. Tes psikologi untuk tujuan sebuah riset
Biasanya tes yang seperti ini memang bisa bermacam-macam dan juga dilakukan
untuk melihat penyusunan sebuah riset yang dilakukan di dalam seuah tes
psikologi, misalnya untuk sebuah pemecahan masalah sosial, atau hal lainnya yang
bisa berhubungan dengan peran riset di dalam psikologi pendidikan yang
dilakukan.
11. Tes kecerdasan
Setiap orang pastilah memiliki tingkat kecerdasanannya masing-masing, untuk itu
biasanya agar bisa terlihat seberapa besar kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang
tersebut, akan dilakukan tes yang nantinya akan terlihat dari hasil yang dimiliki.Tes
ini juga biasanya dilakukan pada berbagai sekolah yang ditujukan untuk melihat
kecerdasan yang dimiliki oleh anak didiknya.
12. Untuk mengetahui kepribadian
Tes ini bisanya memiliki tujuan agar nantinya dapat melihat dari berbagai
kecenderungan kepribadian seseorang, dalam hal ini bisa dalam bentuk tes
proyektif, dimana dilakukan sebuah media yang di dalamnya bisa memproyeksikan
sebuah perasaan yang sentimen dan tipe kepribadian melankolis.
13. Untuk penjurusan IPA atau IPS
Setiap sekolah pasti akan menyelenggarakan tes psikologi yang biasanya dilakukan
oleh guru BK, tes ini bisa bermacam-macam tujuannya, salah satunya adalah
sebuah tes yang dilakukan untuk penjurusan IPA ataukah IPS untuk seorang
anak.Untuk itu biasanya dilakukan pada siswa yang sudah menduduki kelas dua,
sebelum kenaikan kelas pastilah ada tes yang dinamakan penjurusan IPA atau IPS.
Dan di setiap tes psikologi pastilah diperlukan berbagai syarat biasanya syarat ini
berupa:
1. Valid
6
Yang dimaksdu disni adalah kecocokan atau ketidak sesuaian, sehingga bisa
dilakukan dengan benar- benar untuk dilakukan pengukuran gambaran
mengenai berbagai hal yang perlu untuk diukur.
2. Reliable
Yang dimaksud disini adalah dapat dipercaya, sehingga jika suatu tes dilakukan
haruslah bisa dipercaya untuk hasil yang akan di dapatkan, sehingga nantinya
bisa menunjukan berbagai perubahan yang terjasi meskipun sebuh tes tersebut
hanya dilakukan sebanyak 1 kali saja.
3. Objektive
Setiap tes yang dilakukan haruslah meiliki tingak objektivitas yang cukup
tinggi, agar bisa dilakukan berbagai perimbangan yang nantinya bisa
berpengaruh ke dalam hasil testing.
4. Diskriminatif
Dalam hal ini sebuah tes dilakukan apabila terdapat berbagai perbedaan yang
bersifat atau memiliki faktor tertentu untuk seorang individu yang dilakukan
secara berbeda-beda.
Hasil tes ini dapat digunakan oleh guru, sekolah, atau institusi kependidikan
lainnya untuk mengambil keputusan atau umpan balik bagi perbaikan proses belajar
mengajar. Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika
ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi belajar
dapat dibagi dua tipe yaitu pengukuran yang menggunakan tes yang dibuat guru dan
pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru di kelas
tentunya berbeda dengan bentuk tes standar.
Bentuk tes yang dibuat guru bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes
lisan, tes kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan
informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari. Sedangkan bentuk tes standar,
soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan sehingga pada
umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu tes tertulis, Kususnya
bentuk soal pilihan ganda. Hal ini disebabkan tes standar digunakan untuk keperluan
yang lebih luas dan umum, misalnya tes untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya, tes untuk melihat daya serap siswa, tes pemantauan mutu siswa, dan lain
sebagainya.
2
Drs. Tohirin, M. Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah (Berbasis Integrasi), (jakarta: PT raja
Grafindo Persada 2007, hal 224
8
dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok
bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
b) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya
serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif
ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan
dalam menentukan nilai rapor.
c) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau satu catur
wulan. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar
siswa dalam suatu periode belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
2. Tes Bakat
Tes bakat adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan
kemampuan inteligensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka proses
9
pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga akan lebih
mudah mencapai hasil.
Tes bakat dilakukan dengan tujuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan
industry. Dalam bidang pendidikan, dengan mengetahui bakat siswa maka ia dapat
diarahkan sesuai dengan bakatnya tersebut agar siswa dapat mencapai prestasi sesuai
dengan bakat tersebut agar siswa dapat mencapai prestasi sesuai dengan bakat yang
dimilikinya.
Hasil dari tes bakat ini sangat bermanfaat khususnya pada penjurusan, baik di
SMA maupun SMK, dan untuk menentukan pilihan fakultas atau jurusan yang
diinginkan di perguruan tinggi. Dalam bidang industri, bakat seseorang perlu
diketahui apakah ia tepat menduduki jabatan tertentu. Hasil tes bakat bisa membantu
suatu perusahaan atau lembaga untuk menempatkan karyawan atau calon calon
karyawan pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
Dengan tes bakat dapat diramalkan bakat-bakat seseorang dalam berbagai bidang
atau dalam hal pelajaran, pekerjaan yang dipilihnya, serta kesuksesan-kesuksesan
bekerja di masa datang. Oleh karena itu apabila tes bakat itu diberikan pada awal
sebelum seseorang individu memilih suatu jurusan sekolah atau pekerjaan tertentu
maka akan dapat dipastikan akan dapat menghemat biaya dan waktu terbuang akibat
tidak tepatnya seseorang individu memilih suatu sekolah atau lapangan pekerjaan.
Orang yang dapat memilih, menyesuaikan dengan pekerjaan yang sesuai dengan
bakatnya akan membuat seseorang tersebut mempunyai semangat kerja yang tinggi
dan kepuasan kerja akan tercapai. Sebaliknya seseorang individu yang dipaksa atau
terpaksa bekerja tidak sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan kelesuan kerja,
semangat kerja rendah, ketidakpercayaan pada diri sendiri, banyak membuat
kesalahan-kesalahan dan menimbulkan frustasi bagi individu yang bersangkutan.
Tes bakat memiliki tujuan antara lain :
a) Untuk membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan
maupun pekerjaan
b) Untuk mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang
c) Sebagai sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
3. Tes Minat
10
Pada dasarnya para ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang sebagai
aspek non kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif. Sebagai
konsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrument (yang
antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek kognitif, yang biasanya
disebut kemampuan. Tes ini digunakan untuk mengukur taraf kemampuan seseorang
untuk berhasil dalam mata pelajaran tertentu.Program pendidikan vokasional tertentu,
atau bidang karier tertentu.Tes ini lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan
tertentu.
Tujuan dari tes minat adalah :
a) Untuk menunjukkan jabatan-jabatan bagi study lebih lanjut. Jabatan-jabatan ini
meliputi tipe kerja yang disukai, atau yang ditampilkan oleh seseorang siswa. Tetapi
disamping itu siswa harus memperhatikan tentang kemampuan yang dimilikinya.
b) Untuk mengecek pilihan karier sebelum meningkat lebih lanjut. Mengetahui derajat
kedalaman.
c) Untuk mengecek pilihan karier sebelum meningkat lebih lanjut. mengetahui derajat
kedalaman minat sehingga dapat dopergunakan sebagai kontribusi untuk mencapai
hasil pendidikan.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan dari makalah yang kami susun di atas
1. Pengertian teknik tes menurut Arikunto tes adalah prosedur atau alat yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
dan aturan aturan yang sudah ditentukan.
2. Setelah kita mempelajari mengenai pengertian tes maka sekarang kita akan
membahas mengenai fungsi test, fungsi test itu sendiri dalam bimbingan konseling
ada 13.
3. Ada beberapa macam teknik tes untuk mengetahui perkembangan peserta didik
atau anak, namun disini akan dijelaskan dua bagian yaitu teknik tes yang pertama
yang bisa dilakukan oleh guru mata pelajaran di sekolah, dan yang kedua teknik
tes yang hanya bisa dilakukan oleh konselor dan seorang psikolog.
B. SARAN
Keberadaan bimbingan dan konseling yang terkadang masih sering diabaikan oleh
beberapa pihak, memberikaan dampak yang kurang baik terhadap 13 perkembangannya.
Hal ini akan menyebabkan turunnya eksistensi bimbingan dan konseling dalam kehidupan
manusia seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini diharapkan dapat sedikit membantu
memahamkan masyrakat terhadap pentingnya bimbingan dan konseling bagi manusia,
terutama siswa. Dengan begitu, permasalahan yang berkaitan dengan jiwa, psikologis atau
mental serta pemahaman mengenai diri sendiri dapat berkurang. Sehingga generasi masa
depan akan semakin berkualitas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Andi Komalasari, Gantina dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling, Jakarta PT
Indeks
Arifai, Ahmad. “PROBLEMATIKA DAN LAYANAN GURU BIMBINGAN
DAN KONSELING.” Raudhah Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah 1,
no. 1 (March 5, 2020): 1–7. https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.1.
Bukhori, Baidi. “Dakwah Melalui Bimbingan Dan Konseling Islam.” Jurnal
Konseling Religi 5, no. 1 (2014): 1–18. https://doi.org/10.21043/kr.v5i1.1057.
Gibson, Robert L dan Marianne H Mitchell 2011 Bimbingan dan Konseling,
Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Putra, Muhammad Adi, and Nurida Shofaria. “INOVASI LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI MASA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN
MASA PANDEMI COVID-19.” Bikotetik (Bimbingan Dan Konseling: Teori Dan Praktik)
4, no. 2 (2020): 55–61.
Sujadi, Eko. “KODE ETIK PROFESI KONSELING SERTA PERMASALAHAN
DALAM PENERAPANNYA.” Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan 14, no. 2 (December 10,
2018): 69–77. https://doi.org/10.32939/tarbawi.v14i2.298.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling (Study dan karir). Yogaykarta:
Andi Offset
13