Anda di halaman 1dari 12

FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No.

01, Januari-Juni 2019


https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

MODERASI ISLAM (WASATHIYYAH)


DI TENGAH PLURALISME AGAMA INDONESIA

Busyro
IAIN Bukittinggi, busyro.pro18@gmail.com

Aditiya Hari Ananda


IAIN Bukittinggi, aditiyahariananda@gmail.com

Adlan Sanur Tarihoran


IAIN Bukittinggi, adlansanur@gmail.com

Diterima: 30 Januari 2019 Direvisi: 25 Mei 2019 Diterbitkan: 30 Juni 2019

Abstract
The State of Indonesia is a country that is plural in terms of religion, culture and ethnicity. This can be
a potential progress of the nation and vice versa can also threaten the existence of the State. The problem
that is often highlighted is religious pluralism, because religion is something that is more sensitive than
other differences. Islam in Indonesia is the majority religion which must take a role in stabilizing the life
of the state. A moderate view of religious diversity in Indonesia must always be fostered to make
Indonesia a peaceful country in diversity. Therefore, efforts are needed on how to make Islamic
moderation as a way to accommodate religious pluralism in Indonesia. From the discussion it can be
concluded that Islam does not consider all religions to be the same but treats all religions the same as
promoting tasamuh (tolerance), then shura (deliberation) between religions, and has a musawah attitude
(non-discriminatory).
Keywords: Islamic Moderation, Religious Pluralism, Plurality.

Abstrak
Negara Indonesia merupakan Negara yang majemuk dari sisi agama, budaya, dan suku. Hal ini
dapat menjadi potensi kemajuan bangsa dan sebaliknya juga dapat mengancam eksistensi Negara.
Persoalan yang sering menjadi sorotan adalah pluralisme agama, karena agama merupakan sesuatu
yang lebih sensitive dibandingkan dengan perbedaan lainnya. Islam di Indonesia merupakan agama
mayoritas yang harus mengambil peran dalam menstabilkan kehidupan bernegara. Pandangan yang
moderat tentang keragaman agama di Indonesia harus selalu dipupuk untuk menjadikan Indonesia
menjadi Negara yang damai dalam kemajemukan. Oleh karena itu diperlukan upaya bagaimana
menjadikan moderasi Islam sebagai cara untuk mengakomodir pluralisme agama di Indonesia. Dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Islam tidak menganggap semua agama itu sama tapi
memperlakukan semua agama itu sama dengan mengedepankan tasamuh (toleransi), kemudian syura
(musyawarah) antar agama, dan punya sikap musawah (tidak diskriminatif).
Kata Kunci: Moderasi Islam, Pluralisme Agama, Kemajemukan.

PENDAHULUAN akan kebijakan mengenai Islam nusantara tersebut.


Moderasi Islam (wasathiyyah) pada saat ini Walaupun Presiden Gusdur atau Abdurrahman
tengah menjadi arus utama dalam ke Islaman di Wahid sebelumnya pernah memberikan konsep
Indonesia. Pasalnya Presiden Jokowi mendukung

Busyro, Aditya, & Adlan 1 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

serupa yaitu pribumisasi Islam sekitar 2008 lalu.1 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).4 Terlebih lagi
Moderasi Islam ini dapat menjawab berbagai Indonesia merupakan contoh model relasi negara
problematika dalam keagamaan dan peradaban dan agama yang berhubungan selaras dan dipahami
global. Yang tidak kalah penting bahwa muslim saling membutuhkan secara timbal balik.
moderat mampu menjawab dengan lantang disertai Akan tetapi keberagaman ini menjadi
dengan tindakan damai dengan kelompok berbasis masalah terbesar nantinya jika tidak dihadapi
radikal, ekstrimis dan puritan yang melakukan dengan arif dan bijak, bahkan ini akan
segala halnya dengan tindakan kekerasan.2 menimbulkan perseteruan yang berkepanjangan
Tindakan berbasis radikal, ekstrimis dan dan dapat menganggu kestabilitasan negara
puritan salah satu penyebabnya keberagaman dalam Indonesia itu sendiri sekalipun antar pemeluk
beragama (Pluralis Beragama). Pluralis beragama ini agama yang sama.
merupakan pemikiran atau pemahaman tentang Maka pada tulisan ini, kajian yang hendak
keyakinan yang dianut oleh masyarakat di salah satu penulis sajikan untuk menjadikan keberagaman
tempat yang cendrung berbeda-beda. Salah satu agama sebagai aset yang penting bagi negara
negara yang memiliki keberagaman dalam beragama indonesia adalah bagaimana cara moderat yang
adalah Indonesia yang mempunyai beberapa agama ditawarkan oleh Islam dapat menjadi pemersatu
yang diakui. Di samping beragamnya agama, dalam dalam pluralisme agama di Indonesia?
satu agama pun terdapat keragaman yang terealisasi
pada berbagai bidang keilmuan dalam agama itu. PLURALISME AGAMA DI INDONESIA
Misalnya berbeda di dalam fiqih dan dalam Indonesia merupakan negara yang terdiri
pemahaman ketauhidan (ilmu kalam). dari beragam suku, agama dan budaya, atau sering
Indonesia sebagai negara yang memiliki dikenal oleh banyak orang sebagai negara yang
penduduk muslim terbanyak di dunia menjadi majemuk. Kemajemukan ini timbul di tengah-
sorotan penting dalam hal moderasi Islam.3 tengah masyarakat Indonesia yang bersifat
Kerukunan umat beragama di Indonesia yang serba heterogen ini. Hal ini dapat menimbulkan paham
pluralis ini ternyata telah dilirik oleh negara-negara pluralism (pluralisme) yang terealisasi dalam
seperti negara Arab Saudi, Mesir dan sebagainya, masyarakat dan salah satu bentuk dari pluralisme ini
sampai Indonesia mendapat peringkat kedua adalah Bhineka Tunggal Ika. Akan tetapi pluralisme
terbaik dalam kerukunan antar-umat beragama ini kurang mendapat perhatian masyarakat dan
(World Interfaith Harmony Week) 2018 yang sering dipandang sebelah mata.
diselenggarakan atas amanat Majelis Umum Jika ditelaah dari pengertian pluralisme itu,
berasal dari bahasa Inggris: pluralism, terdiri dari
dua kata plural berarti beragam dan isme berarti
paham yang apabila digabungkan memiliki arti
beragam pemahaman, atau bermacam-macam
1 Muhammad Labib Syauqi, ‘Islam (Di) Nusantara;
Esensi, Genealogi Serta Identitasnya Islam (In) Archipelego; paham. Sebutan pluralisme adalah termasuk kata
Its Essence, Genealogy, And Identify’, ANALISIS: Jurnal yang ambigu dan memiliki banyak pengertian oleh
Studi Keislaman 15, no. 2 (2015): 321.
2 Khaled Abou El-Fadl, Selamatkan Islam Dari Muslim

Puritan (Jakarta: Serambi, 2005). 343


3

https://support.muslimpro.com/hc/id/articles/11500200608 4 https://www.merdeka.com/peristiwa/indonesia-raih-

7-Top-10-Populasi-Umat-Muslim-Terbesar-di-Dunia. Diakses juara-dua-program-kerukunan-beragama-pbb.html.Diakses 16


16 Desember 2018 Des 2018

Busyro, Aditya, & Adlan 2 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

para ahli.5 Franzz Magnis-Suseno menganggap suku besar di antaranya suku Koto dan Piliang yang
pluralisme sebagai penjelasan keadaan sosial, tetapi dibawa oleh Datuak Katumangguangan, kemudian
menolak kalau pluralisme dijadikan sebagai sikap suku Bodi dan Caniago yang dibawa oleh Datuak
teologis.6 Hal ini hampir serupa dengan pandangan Parpatiah Nan Sabatang. Dan setelah empat suku
Moh. Shofan yang menyatakan bahwa pluralisme besar itu lahir timbul juga keberagaman suku
itu adalah upaya untuk membangun kesadaran lainnya yang menimbulkan kemajemukan di tengah
sosial dan tidak hanya tentang teologis saja.7 masyarakat Sumatra Barat di antaranya suku Guci,
Adapun maksud pluralisme itu sendiri secara istilah Pisang dan sebagainya.10 Akan tetapi kemajemukan
umum adalah pandangan, pikiran, sikap dan bukan berarti mencampuradukkan semuanya, tetapi
pendirian yang dipunyai seseorang terhadap pada kemajemukan terlihat perbedaan yang khas
berbagai realita dan fakta dari perbedaan tersebut.8 antara yang satu dengan yang lainnya.
Pluralisme menghendaki sebuah tatanan Pluralisme sebenarnya tidak memukul rata
yang baik dalam bermasyarakat, sebagaimana bahwa semua Agama di Indonesia itu sama. Fatwa
disebutkan oleh Abdul Aziz Sachedina dalam buku MUI tahun 2005 telah membantah tentang
Pluralisme Perspektif Agama-Agama bahwa istilah pengertian pluralisme yang mengajarkan bahwa
pluralisme merupakan salah satu kata yang paling semua agama itu sama dan kebenaran terhadap
ringkas untuk menyebut suatu tatanan dunia baru di agama itu relatif.11 Pendapat MUI ini menimbulkan
mana perbedaan budaya, sistem kepercayaan, dan kontradiksi karena maksud dari pluralisme itu
nilai-nilai perlu disadari agar warga negara tidaklah seperti yang dimaksud oleh MUI untuk
terpanggil untuk hidup berdamai dalam perbedaan menyamaratakan semua agama itu sama. Oleh
dan keragaman.9 karena itu banyak media massa menyajikan tema
Pada hakikatnya pluralisme itu tidak selalu pluralisme di rubrik opininya dikarenakan tidak
hanya berhubungan dengan agama akan tetapi suka dengan fatwa MUI tersebut.12
berarti juga sebagai suatu pandangan yang Sementara itu Abdurrahman Wahid (Gus
menyatakan keberagaman atau kemajemukan dalam Dur), yang dikenal sebagai tokoh pluralisme,
suatu masyarakat baik itu adat, suku dan budaya. menyatakan bahwa pluralisme merupakan
Misalnya kemajemukan yang ada di Sumatera Barat, pandangan keterbukaan untuk menemukan
meskipun dalam satu wilayah tapi terdapat kebenaran, karena dari keterbukaan akal fikiran
keberagaman adat, suku dan agama di masing- akan menimbulkan sifat toleransi.13 Dari pernyataan
masing daerahnya. Suku yang ada di Sumatera Barat Gus Dur ini dapat dipahami bahwa masyarakat
memiliki suku induk pada dahulunya yaitu suku harus bersifat terbuka dengan kondisi Indonesia
Minangkabau, kemudian terpecah menjadi empat yang majemuk dari segala sisi termasuk
kemajemukan dalam beragama. Keterbukaan dalam
5 Fatonah Dzaki, ‘Meluruskan Pemahaman Pluralisme

Dan Pluralisme Agama Di Indonesia’ 9, no. 1 (2014): 79–94.


6 Ibid 10 Asal Usul Suku di Minangkabau,
7 http://sorotindonesia.com/suku-minang-sumatera-barat/.
http://www.academia.edu/17106614/Pluralisme_menuru_pa Diakses 21 Des 2018
ra_ahli . Diakses 21 Des 2018 11 Firdaus M. Yunus, ‘Agama Dan Pluralisme’, Jurnal
8 Nur Said, ‘Nalar Pluralisme John Hick Dalam Ilmiah Futura 13, no. 2 (2014): 213–19,
Keberagaman Global’, Fikrah: Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah Dan https://doi.org/10.22373/jiif.v13i2.72.
Studi Keagamaan 3, no. 2 (2015): 22. 12 Umi Sumbulah, Pluralisme Agama: Makna Dan Lokalitas
9 Umi Sumbulah, Pluralisme Agama: Makna Dan Lokalitas Pola Kerukunan Antar Umat Beragama.
Pola Kerukunan Antar Umat Beragama, 4th ed. (Malang: UIN 13 Fatonah Dzaki, ‘Meluruskan Pemahaman Pluralisme

Maliki Press, 2013). 33 Dan Pluralisme Agama Di Indonesia’. 86

Busyro, Aditya, & Adlan 3 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

menerima perbedaan itulah yang melahirkan benar-benar beriman kepada Allah, hari
toleransi dan kedamaian di bumi Indonesia. kemudian dan beramal shalih, mereka akan
Menurut Nucholis Majid pluralisme agama menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran bagi mereka dan tidak pula
itu adalah sebuah aturan Tuhan yang tidak mungkin
bersedih hati.”
dilawan dan tidak mungkin diingkari,14 dan Menurut Said Aqiel Siradj, secara tekstual
pendapat ini selaras dengan pernyataan Djohan ayat itu memberikan indikasi atas beragamnya
Effendi. Menurutnya agama, terutama yang agama. Dalam Al quran agama ini sering disebut
bersumber pada wahyu, diyakini sebagai bersifat dengan al-dien atau al-millah, sekali pun berbeda
ilahiyah. Agama memiliki nilai mutlak. Namun, redaksi kata tetapi maksud dari kata tersebut sama.19
ketika agama itu dipahami oleh manusia, maka Kemudian dalam QS al-Maidah [5]: 6920
kebenaran agama itu tidak bisa sepenuhnya dinyatakan;:
ditangkap dan dijangkau oleh manusia, karena “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang
manusia sendiri bersifat nisbi dan kebenaran agama Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa
yang dikatakan oleh manusia itu juga nisbi.15 Dari saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh,
pernyataan Djohan di atas bahwa agama Islam Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
khususnya adalah agama yang benar dengan sumber dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
utamanya al-Qur`an dan Sunnah. Akan tetapi dalam Tokoh pluralisme menafsirkan dua ayat
memahami kedua sumber tersebut terdapat tesebut bahwa pemeluk agama Yahudi, Nasrani,
kerelatifan. Shabi’in bila beriman kepada Allah swt. dan
Akan tetapi secara khusus, pluralisme beriman kepada hari kemudian dan beramal
agama menurut Syamsuddin Arif adalah shalih,semua akan selamat. Bahkan pemeluk agama
pandangan, pikiran, keyakinan bahwa agama-agama apapun mendapat keselamatan dalam
21
yang bermacam-macam dan berbeda-beda itu kehidupannya.
mempunyai kesamaan dari segi ontologi, dan Akan tetapi menurut penafsiran Buya
epistemologi.16 Untuk mempertegas gagasan ini Hamka, ayat ini menjelaskan janjian yang adil dari
tokoh pluralisme mencoba menarik kesimpulan dari Tuhan kepada seluruh manusia, tidak pandang
ayat-ayat Alquran yang berhubungan dengan itu. dalam agama yang mana mereka hidup, namun
Setidaknya ada 2 ayat dalam Alquran yang mereka masing-masing akan mendapat ganjaran
berkenaan dengan pluralisme17 ini yaitu pertama QS atau pahala di sisi Tuhan, sepadan dengan iman dan
Al Baqarah [2]: 62; amal shalih yang telah mereka kerjakan itu.22 Akan
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman,orang- tetapi, Hamka melanjutkan pendapatnya dengan
orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang- mengatakan ayat tersebut (Surat Almaidah ayat 69)
orang Shabi’in,18 siapa saja diantara mereka telah dimansukh oleh Q.S Ali Imran ayat 85 dengan

14 Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni dianggapnya lebih sempurna. “…dan orang-orang Nashara,”
Kristen Ke Dominasi Sekular-Liberal (Jakarta: Gema Insani Press, adalah kaumnya Nabi Isa as. (Jurnal pluralisme dalam
2005). Hal. 337 problema)
15 Fatonah Dzaki, ‘Meluruskan Pemahaman Pluralisme 19 Ruslan, ‘Etika Islam Dan Semangat Pluralisme Agama

Dan Pluralisme Agama Di Indonesia’. 86 Di Era Global’.


16 Said, ‘Nalar Pluralisme John Hick Dalam 20 Achmad, ‘Pluralisme Dalam Problema’, Jurnal Sosial

Keberagaman Global’. 317 Humaniora 7, no. 2 (2014): 189–204.


17 Idrus Ruslan, ‘Etika Islam Dan Semangat Pluralisme 21 Ibid

Agama Di Era Global’, Al-AdYan 5, no. 1 (2010): 7. 22


18 Shabi’in itu berasal dari kata Shabi’ yang artinya yang http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2012/04/hamka
keluar dari agamanya dan membuat agama baru yang -tentang-ayat-62-al-baqarah-dan.html. Diakses 22 Des 2018

Busyro, Aditya, & Adlan 4 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

alasan untuk memperkuat penafsiran ayat tersebut, demokrasi, semakin warna-warni keyakinan dan
bahwa agama Islam adalah agama yang paling pemikiran seseorang dan kelompok.25
benar. Bunyi dari Q.S Ali Imran ayat 85;: Di Indonesia pluralisme agama menuai
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, kontroversi yang hangat diperbincangkan. Ada
Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama kelompok yang menyatakan pro dengan pluralisme
itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk agama dan ada juga yang kontra dengan pluralisme
orang-orang yang rugi.
agama. Pasalnya bagi orang yang kontra dengan
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
pluralisme agama mereka beranggapan bahwa
pluralisnya agama ini sesuai dengan yang dikutip
pluralisme agama ini cendrung liberalis dan
dari Fatonah Dzakie,23 di antaranya; yang pertama,
sekularistik, dikarenakan pluralisme ini lahir dari
faktor internal yaitu keyakinan seseorang yang
dua paham tersebut. Kemudian kelompok yang
mutlak dan absolut terhadap apa yang diyakini dan
kontra juga beranggapan bahwa pluralisme dapat
diimaninya merupakan hal yang wajar. Sikap
mengakibatkan bercampur baurnya satu agama
absolutisme agama tak ada yang
dengan agama yang lain.26Dan bagi kelompok yang
mempertantangkannya hingga muncul teori tentang
pro dengan pluralisme agama ini beranggapan
relativisme agama. Pemikiran relativisme ini
bahwa pluralisme agama ditujukan untuk
merupakan sebuah sikap pluralisme terhadap
kerukunan antar umat dalam bernegara.
agama.
Kemudian yang kedua, dari faktor eksternal
MODERASI ISLAM
munculnya pemikiran mengenai masalah liberalisme
Islam merupakan agama yang paling
yang menyuarakan kebebasan, toleransi, kesamaan, diridhoi oleh Allah swt. dan agama yang rahmathan
dan pluralisme. Liberalisme inilah yang menjadi
lil alamin (rahmat buat semesta alam) yang dibawa
cikal bakal pluralisme ini. Karena pada hakikatnya oleh Nabi Muhammad Saw.27 Sesuai dengan Q.S Al
konsep pluralisme ini berasal dari dunia barat yang
Anbiya ayat 107;
berpaham liberal dan sekularistik. Bagi mereka
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu
orang-orang barat kebenaran akan suatu agama itu (muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat
bersifat relatif.24 bagi semesta alam”.
Faktor ketiga adalah maraknya studi-studi Tafsir Ibnul-Qoyyim al-Jauziyah
ilmiah modern terhadap agama-agama dunia, atau menerangkan bahwa semesta raya mendapat
yang sering dikenal dengan perbandingan agama. manfaatnya dengan diutusnya Muhammad Saw, dan
Diantara temuan dan kesimpulan penting yang orang-orang yang mengikuti beliau dapat meraih
telah dicapai adalah bahwa agama di dunia hanyalah kemuliaan dunia akhirat. Oleh karena itu, orang-
merupakan ekspresi atau manifestasi yang beragam. orang munafik dan non muslim pun mendapat
Maksud dari temuan itu bahwa setiap agama itu manfaat berupa terjaga darahnya, hartanya, keluarga
tidak terlepas dari kemajemukan masyarakat yang dan kehormatannya, serta memperoleh perlakuan
hidup di dunia. Terlebih lagi di era keterbukaan dan
25 https:/www.uinjkt.ac.id/id/ragam-ekspresi-
beragama/. Diakses 29 Des 2018
26

https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20180115100508
-454-268836/pluralisme-adalah-aset-bangsa-indonesia.
23 Fatonah Dzaki, ‘Meluruskan Pemahaman Pluralisme Diakses 29 des 2018
Dan Pluralisme Agama Di Indonesia’. 82-83 27 Abd. Malik Usman, ‘Islam Rahmah Dan Wasathiyah
24 Baco Sarluf, ‘Pluralisme Adalah Fundamentalisme’, (Paradigma Keberislaman Inklusif, Toleran Dan Damai)’,
Dialektika 11, no. 2 (2018): 66–74. Humanika 15, no. 1 (2015): 1–12.

Busyro, Aditya, & Adlan 5 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

sama dengan kaum muslimin. Jadi, Islam adalah dunia timur, termasuk Indonesia.32 Kemudian teori
rahmat buat semua, namun buat orang beriman, ini juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta dengan
akan mendapat manfaat dunia dan akhirat.28 menemukan bukti batu nisan Sultan Malik Al-
Sedangkan dalam Fathul Qadir, shaleh di Pasai, Aceh.
Muhammad bin Ali as-Syaukany menafsirkan Kedua, teori Persia, bahwa Islam dibawa
bahwa satu-satunya alasan Allah mengutus Nabi oleh pedagang dari Persia bukan dari Gujarat.
Muhammad Saw adalah sebagai rahmat yang luas, Dibuktikan dengan tradisi di Indonesia yang
karena Allah mengutusnya dengan membawa dianggap memiliki kesamaan. Contohnya saja
sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan dunia- peringatan 10 Muharram yang bernama Tabuik
akhirat.29 (tabut) di beberapa wilayah Sumatra (Seperti
Agama Islam sebagai rahmatan lil alamin ini Sumatera Barat dan Jambi).33
pastinya membawa perubahan yang sangat besar ke Ketiga, teori Makkah atau teori arab,
atas bumi ini, contohnya saja pada saat Islam mulai menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada
berkembang di bumi nusantara ini. Pada dahulunya abad ke 7 M, dibawa oleh orang-orang arab yang
Indonesia merupakan negara yang mayoritas memiliki semangat dalam menyebarkan agama
beragama Hindu dan Budha karena pada masa itu Islam. Dengan salah satu bukti otentik dari
kerajaan-kerajaan hindu menguasai satu persatu kerajaan Samudra Pasai, yang pada kala itu
wilayah di Indonesia. Salah satu diantarannya bermazhab Syafi`i yang merupakan mazhab
kerajaan Majapahit yang hampir menguasai daratan populer di Arab dan Mesir. Pendapat ini didukung
nusantara pada masa itu. Kerajaan yang dpimpin oleh tokoh Van Leur, Anthony H. Johns dan Buya
oleh Hayam Wuruk ini, dengan Mahapatih Gajah hamka.34
Mada yang menjadi simbol dari peradaban lahirnya Terakhir yaitu teori Cina yang dicetuskan
nusantara ini. oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby,
Pasca runtuhnya kerjaan Majapahit ini dengan salah satu bukti di antaranya catatan Cina
kemudian lahirlah kerajaan Islam seperti kerajaan yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di
Demak yang dianggap sebagai salah satu kerajaan Nusantara pertama kali diduduki oleh Pedagang
Islam terbesar di Indonesia pada saat itu.30 Sebelum China.35
kerajaan Islam mulai membumi di Indonesia, Islam Memang menurut kajian sejarah bahwa
tidak terlepas dari tiga teori atau pendapat Islam masuk ke Nusantara pertama kali tercatat
mengenai masuknya Islam ke Indonesia sudah sejak abad ketujuh, pendapat ini banyak
Pertama, teori Gujarat, yang menyatakan didukung oleh di antaranya Harry W. Hazard,
bahwa Islam ke Indonesia pada abad ke 13 M yang Naquib al-Attas, S.Q. Fatimy, W.P. Groeneveld dan
dikemukakan oleh J.Pijnapel,31 ia berpendapat yang lainnya, akan tetapi Islam di Nusantara
bahwa yang membawa Islam itu ialah pedagang dari perkembangannya menjadi massif adalah ketika
Gujarat yang memeluk Islam dan berdagang ke sebagian besar penduduk Champa yang beragama

28 muslim.or.id/Alquran lisan-rahmatan lil-alamin.html. 32 http://m.kumparan.com/muhamad-alief-


Diakses 22 des 2018 raflie/sejarah-masuknya-Islam-di-indonesia.amp. Diakses 22
29 Usman, ‘Islam Rahmah Dan Wasathiyah (Paradigma des 2018
Keberislaman Inklusif, Toleran Dan Damai)’. 33 4 Teori Masuknya Islam ke Nusantara,
30 https://umrohhajiwisata.com/kerajaan-Islam-di- Blog.ruangguru.com. Diakses 22 Des 2018
indonesia/amp/ Diakses 22 Des 2018 34 Teori Masuknya Islam ke Indonesia, wordpress.com
31 Tokoh sarjana dari Belanda dari Universitas Leiden Diakses 22 Des 2018
abad ke-19 M 35 Ibid

Busyro, Aditya, & Adlan 6 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

Islam berbondong-bondong menuju ke wilayah Islam Moderat atau yang dimaksud juga
Nusantara berbarengan dengan momentum Wali Islam Wassatiyah, berasal dari dua kata Islam dan
Songo yang mensyi’arkan Islam secara serentak dan wassatiyah. Islam sebagaimana yang diketahui
terang-terangan yaitu sekitar abad 15 Masehi.36 adalah agama yang penuh dengan keberkahan,dan
Dari fakta-fakta yang tertuang di atas dapat agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
dijadikan bukti bahwa peradaban Islam di Islam merupakan agama mayoritas yang ada di
Indonesia itu mulai dibawa oleh orang-orang dari Indonesia dengan penduduk terbanyak di dunia
Gujarat, Arab, Persia dan Cina, dan pada saat ini menurut situs Muslim Pro.40
hakikatnya Islam yang dibawa oleh orang-orang Sedangkan Wassatiyah berasal dari kata wa-
tersebut tidaklah mengarah pada titik Islam yang sa-ta yang mengandung arti kebajikan, keadilan dan
beraliran keras atau radikal seperti yang kita ketahui kebaikan. Menurut Muhammad Qutb berarti
saat ini yaitu Islam radikal. Terlebih lagi Wali Songo keseimbangan, maksudnya keseimbangan diantara
sebagai icon penyebar Islam di pulau Jawa keimanan dan realita yang dapat dirasai dengan
mengedepankan prinsip wasathiyah atau sering panca indra.41
diterjemahkan dengan kata moderat.37 Jadi di sini Menurut istilah wassatiyah menurut Yusuf
menurut Wan Kamal Mujani, timbul istilah al-Qaradhawi ialah Pertengahan antara dua pihak
penyebaran Islam yang mengedepankan prinsip yang saling berlawanan dan saling menyingkirkan
moderat ini dengan nama Islam Moderat.38 Sesuai satu sama lain dan setiap pihak tidak mengambil
dengan firman Allah QS Al Baqarah [2]:143; lebih dari hak-hak yang sepatutnya. Dan
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan ditambahkan lagi oleh Yusuf Qaradhawi bahwa
kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan39 manhaj wassatiyah, kesederhanaan dalam sesuatu,
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) baik itu akidah, muamalat, dan sebagainya.42
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
Ibnu ‘Asyur mendefinisikan kata ”wasath”
saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu dengan dua makna. Pertama, definisi menurut
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui etimologi, kata wasath berarti sesuatu yang ada di
(supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan tengah, atau sesuatu yang memiliki dua belah ujung
siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan yang ukurannya sebanding. Kedua, definisi menurut
kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang- terminologi bahasa,makna wasath adalah nilai-nilai
orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Islam yang dibangun atas dasar pola pikir yang
Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia”.

36 Muhammad Labib Syauqi, ‘Islam (Di) Nusantara;

Esensi, Genealogi Serta Identitasnya Islam (In) Archipelego; 40

Its Essence, Genealogy, And Identify’, ANALISIS: Jurnal https;//support.muslimpro.com/hc/id/articles/11500200608


Studi Keislaman 15, no. 2 (2015): 328. 7-Top-10-Populasi-Umat-Muslim-Terbesar-di-
37 Syauqi. 328 dunia?mobile_site=true. Diakses 15 Des 2018
38 Wan Kamal Mujani, Ermy Azziaty Rozali, and Nor 41 Mohd Annuar Ramli, Muhamad Sayuti Mansor, and

Jamaniah Zakaria, ‘The Wasatiyyah (Moderation) Concept: Its Lutfi Juwaini, ‘Pendekatan Wasatiyyah Bagi Menangani
Implementation In Malaysia’, Mediterranean Journal of Social Ikhtilaf Fiqh Dalam Kalangan Masyarakat Islam Nusantara’
Sciences 6, no. 4 (2015): 66–72, (Seminar Antarabangsa “Islam di Alam Melayu kali ke-V.”
https://doi.org/10.5901/mjss.2015.v6n4s2p66. College of Islamic Studies Prince of Songkla University,
39 Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, Pattani Thailand: UM Research Repository, 2015),
karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang http://eprints.um.edu.my/14748/.
menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat. 42 Ramli, Muhamad Sayuti Mansor, and Lutfi Juwaini.

Busyro, Aditya, & Adlan 7 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

lurus dan pertengahan, tidak berlebihan dalam hal 4. Selalu mengkorelasikan nash-nash agama dengan
tertentu.43 realita-realita yang kongkrit dan kontemporer.
Mengenai Islam moderat bila Mengacu 5. Selalu mengedepankan yang termudah dan
pada makna etimologisnya, kategorisasi Islam mengambil yang termudah.
moderat sebetulnya bisa saja dilakukan secara 6. Keterbukaan (inklusifisme) dan toleran
simplifikatif. Dari sejumlah gerakan Islam di (tasammuh) dengan kelompok yang berbeda
Indonesia sejak pra kemerdekaan hingga kini, pendapat.
terdapat kelompok yang dapat digolongkan sebagai Adapun ciri-ciri lain tentang wassatiyah
lunak dan tidak ekstrem (moderat). Dalam sejarah yang disampaikan oleh Afrizal Nur dan Mukhlis:47
kolonialisme di Indonesia, Muhammadiyah dapat 1. Tawassuth (mengambil jalan tengah), yaitu
disebut moderat, karena lebih menggunakan pemahaman dan pengamalan yang tidak ifrath
pendekatan pendidikan dan transformasi budaya.44 (berlebih-lebihan dalam beragama) dan tafrith
Begitu pun juga dengan Nahdathul Ulama yang (mengurangi ajaran agama).
merupakan moderat yang tidak jauh berbeda 2. Tawazun (berkeseimbangan), yaitu pemahaman
dengan Muhammadiyah. Pada Nahdathul Ulama dan pengamalan agama secara seimbang yang
sering mengedepankan prinsip Ahlul Sunnah Wal- meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi
Jamaah yang mencakup disegala bidang. maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan
Ciri-ciri dari Islam Wassatiyah ini menurut prinsip yang dapat membedakan antara inhira,
Yusuf Qaradhawi, sebagaimana dikutip oleh Muhd. (penyimpangan,) dan ikhtilaf (perbedaan).
Nashiruddin antara lain;45 3. I’tidâl (lurus dan tegas), yaitu menempatkan
1. Meyakini adanya hikmah di balik syari’at serta sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak
kandungannya untuk kemaslahatan makhluk. dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
2. Selalu menginterkoneksikan antara satu 4. Tasamuh (toleransi), yaitu mengakui dan
nash/hukum dengan nash/hukum yang lainnya menghormati perbedaan, baik dalam aspek
atau mendukung pemahaman Islam yang keagamaan dan berbagai aspek kehidupan
46
komprehensif, karena apabila tidak lainnya.
komprehensif maka moderat yang dimaksudkan 5. Musawah (egaliter), yaitu tidak bersikap
akan menyeleweng menjadi radikalisme dan akan diskriminatif pada yang lain disebabkan
berubah posisi dari pertengahan menjadi berat perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul
sebelah. seseorang.
3. Bersikap moderat (pertengahan) pada setiap 6. Syura (musyawarah), yaitu setiap persoalan
perkara agama dan dunia. diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk
mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan
kemaslahatan di atas segalanya.
43 Afrizal Nur and Mukhlis Lubis, ‘Konsep Wasathiyah 7. Ishlah (reformasi), yaitu mengutamakan prinsip
Dalam Al-Quran; (Studi Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrir
Wa At-Tanwir Dan Aisar At-Tafasir)’, An-Nur 4, no. 2 (2015): reformatif untuk mencapai keadaan lebih baik
208. yang mengakomodasi perubahan dan kemajuan
44 Rahmatullah, ‘Islam Moderat Dalam Perdebatan’,
zaman dengan berpijak pada kemaslahatan
Dialog 71, no. 1 (2011): 42–43.
45 Muhd. Nashiruddin, FIKIH MODERAT DAN VISI

KEILMUAN SYARI’AH DI ERA GLOBAL (Konsep Dan


Implementasinya Pada Fakultas Syari’ah IAIN Surakarta) 47 Nur and Mukhlis Lubis, ‘Konsep Wasathiyah Dalam

(Surakarta: IAIN Surakarta, n.d.). 36 Al-Quran; (Studi Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrir Wa At-
46 Rahmatullah, ‘Islam Moderat Dalam Perdebatan’. 46 Tanwir Dan Aisar At-Tafasir)’. 212

Busyro, Aditya, & Adlan 8 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

umum (mashlahah ‘ammah) dengan tetap tuhan. Setiap agama percaya bahwa ada sesuatu zat
berpegang pada prinsip al-muhafazhah ‘ala al- yang menciptakan dunia ini, dan ada sesuatu yang
qadimi al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadidi al-ashlah harus disembah.
(melestarikan tradisi lama yang masih relevan, Kemudian persamaan kedua yaitu sama-
dan menerapkan hal-hal baru yang lebih sama memiliki kitab suci dan tempat ibadah.
relevan). Tujuan dari adanya kitab suci bagi setiap umat
8. Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), yaitu beragama yaitu sebagai pedoman dalam mengatur
kemampuan mengidentifikasi hal ihwal yang jalannya kehidupan manusia yang terkadang
lebih penting harus diutamakan untuk menyimpang dari yang sudah dimaktubkan dalam
diterapkan dibandingkan dengan yang kitab mereka masing-masing. Selain itu agama juga
kepentingannya lebih rendah. memiliki tempat ibadah, yang tentunya membantu
9. Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan inovatif), yaitu mereka dalam menjalankan ibadah-ibadahnya,
selalu terbuka untuk melakukan perubahan- seperti agama Islam dalam menjalankan Ibadah
perubahan kearah yang lebih baik. Sholat Berjamaah, mereka membutuhkan mesjid
Jika kita bandingkan antara ciri-ciri yang atau musholla dalam menjalankan ibadah tersebut.
dikemukakan oleh Yusuf Qaradhawi dengan Afrizal Pandangan yang dikemukan oleh Nurcholis
Nur, ciri-ciri yang lebih memperlihatkan wajah dari Madjid dan Djohan mengenai pluralisme agama ini
Islam wasattiyah itu adalah pendapat dari Afrizal sepertinya selaras dengan Islam, karena Islam
Nur, karena ciri-ciri yang disebutkan oleh Afrizal, menganggap bahwa agama itu adalah sunatullah
banyak mempunyai relevansi dengan arti Islam dan bersifat mutlak49. Islam merupakan agama yang
wassatiyah itu sendiri yang cendrung toleransi, membawa keberkahan serta agama yang
egaliter, musyawarah dan lain sebagainya. menjunjung tinggi kedamaian diatas muka bumi ini.
Sebagai agama yang mayoritas di Indonesia pastinya
MODERASI ISLAM DALAM PLURALISME Islam membawa berkah terhadap agama yang
AGAMA DI INDONESIA minoritas. Buktinya dapat terlihat dalam kehidupan
Pluralisme tidak dapat dikaitkan dengan bebangsa dan bernegara. Islam selalu toleransi
adat, budaya, dan suku yang ada dimasing-masing terhadap kaum minoritas yang melakukan
daerahdi Indonesia. Tidak mungkin adat yang ada ibadahnya masing-masing, seperti perayaan Natal,
disuatu daerah semisal yang berada di Sumatera perayaan hari raya waisak dan lain sebagainya.
Barat sama dengan adat yang berada didaerah Jawa Dibalik toleransi yang disuguhkan oleh agama Islam
tengah. Akan tetapi istilah pluralisme hanya cocok dalam kehidupan ini, Islam juga tidak pernah
jika dikaitkan dengan agama, karena sesuai dengan memaksa orang-orang untuk memeluk agama Islam
konsep diatas bahwa agama itu memiliki beberapa itu sendiri, karena sesuai dengan firman allah Q.S
kesamaan baik itu dari ontologi maupun Al Baqarah ayat 256
epistimologi sesuai dengan pendapat yang diajukan “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
oleh Syamsuddin Arif.48 (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
Adapun beberapa kesamaan yang dimiliki daripada jalan yang sesat”.
oleh agama-agama yang berada di Indonesia antara
lain yang pertama, bahwa semua agama memiliki
49

https://www.uin.malang.ac.id/blog/post/read/131101/relati
48 Said, ‘Nalar Pluralisme John Hick Dalam vitas-dalam-ajaran-agama-agenda-kerukunan-antarumat-dan-
Keberagaman Global’. 379 interumat-beragama.html. Diakses 29 des 2018

Busyro, Aditya, & Adlan 9 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata konsep Syura (musyawarah), ketika terjadi sesuatu
tentang sebab diturunkannya ayat ini, “Ayat ini persengketaan atau perselisihan antar umat
diturunkan berkaitan dengan salah seoarang Anshar beragama, akan lebih baik diselesaikan dengan cara
(sahabat Nabi dari Madinah) dari Bani Salim bin musyawarah tanpa adanya perkelahian. Konsep
Auf. Al-Hushaini mengatakan, ‘Sahabat ini syura ini juga digunakan dalam kehidupan pluralis
memiliki dua orang anak laki-laki yang beragama ini akan dapat menyelesaikan semua masalah yang
Nasrani dan dia seorang muslim. Lalu ia berkata ada nantinya.
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bolehkah Kemudian konsep terakhir yang diberikan
aku memaksa keduanya karena mereka menolak oleh Islam yaitu musawah (egaliter), yaitu tidak
agama kecuali agama Nasrani. Allah pun bersikap diskriminatif pada yang lain disebabkan
menurunkan ayat ini.” (Tafsir Ibnu Katsir).50 perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul
Dari pernyataan Islam itu selaras dengan seseorang. Dengan konsep-konsep yang ada ini
pernyataan umum tentang hak asasi manusia oleh pastinya dapat mempererat hubungan silaturahmi
Majlis Umum PBB (Universal Declaration of antar umat beragama, sekalipun berbeda dalam
Human Rights), yang salah satu isinya mengenai keyakinan.
kebebasan dalam beragama.51Dari fakta diatas
terlihat bahwa Islam merupakan agama yang tidak PENUTUP
memaksa dan tidak menuntut orang untuk masuk Islam tidak menganggap semua agama itu
dalam ajarannya. sama tapi memperlakukan semua agama itu sama,
Selain dari pada agama Islam di Indonesia dan ini sesuai dengan konsep-konsep dari Islam
juga terdapat berbagai agama lainnya yaitu agama wasattiyah itu sendiri yaitu konsep egaliter atau
Kristen, Hindu, Budha, Konghucu dan lain tidak mendiskriminasi agama yang lain. Dan adapun
sebagainya, karena itu Indonesia disebut juga cara-cara moderat yang dimaksudkan itu adalah
dengan pengakuan terhadap banyak agama. Islam Konsep yang pertama yaitu konsep tasamuh
menawarkan beberapa konsep yang akan (toleransi), sesuai dengan ciri-ciri moderasi Islam di
meningkatkan kualitas seseorang dalam kehidupan atas dapat dipastikan jika antar umat beragama di
beragama. Indonesia sudah hidup berdampingan dan saling
Konsep yang pertama yaitu konsep toleransi, akan menjaga kestabilitasan antar umat
tasamuh (toleransi), sesuai dengan ciri-ciri moderasi beragama dan menjaga kerukunan antar umat
Islam di atas dapat dipastikan jika antar umat beragama.
beragama di Indonesia sudah hidup berdampingan Konsep kedua yang ditawarkan oleh Islam
dan saling toleransi, akan menjaga kestabilitasan terhadap kehidupan pluralisme agama ini yaitu
antar umat beragama dan menjaga kerukunan antar konsep Syura (musyawarah), ketika terjadi sesuatu
umat beragama. persengketaan atau perselisihan antar umat
Konsep kedua yang ditawarkan oleh Islam beragama, akan lebih baik diselesaikan dengan cara
terhadap kehidupan pluralisme agama ini yaitu musyawarah tanpa adanya perkelahian. Konsep
syura ini juga digunakan dalam kehidupan pluralis
ini akan dapat menyelesaikan semua masalah yang
50 https://aslibumiayu.net/11944-tidak-ada-paksaan-
untuk-memeluk-Islam-lalu-kenapa-terjadi-peperangan.html. ada nantinya.
Diakses 29 des 2018 Kemudian konsep terakhir yang diberikan
51

https://id.wikipedia.org/wiki/Pernyataan_Umum_tentang_H oleh Islam yaitu musawah (egaliter), yaitu tidak


ak-Hak_Asasi_Manusia. Diakses 29 Des 2018 bersikap diskriminatif pada yang lain disebabkan

Busyro, Aditya, & Adlan 10 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul Ruslan, Idrus. ‘Etika Islam Dan Semangat
seseorang. Dengan konsep-konsep yang ada ini Pluralisme Agama Di Era Global’. Al-
pastinya dapat mempererat hubungan silaturahmi AdYan 5, no. 1 (2010): 7.
antar umat beragama, sekalipun berbeda dalam Said, Nur. ‘Nalar Pluralisme John Hick
keyakinan. Dalam Keberagaman Global’. Fikrah:
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi
DAFTAR KEPUSTAKAAN Keagamaan 3, no. 2 (2015): 22.
Achmad. ‘Pluralisme Dalam Problema’. Jurnal Sosial Sarluf, Baco. ‘Pluralisme Adalah Fundamentalisme’.
Humaniora 7, no. 2 (2014): 189–204. Dialektika 11, no. 2 (2018): 66–74.
El-Fadl, Khaled Abou. Selamatkan Islam Dari Muslim Syauqi, Muhammad Labib. ‘Islam (Di) Nusantara;
Puritan. Jakarta: Serambi, 2005. Esensi, Genealogi Serta Identitasnya Islam
Fatonah Dzaki. ‘Meluruskan Pemahaman (In) Archipelego; Its Essence, Genealogy,
Pluralisme Dan Pluralisme Agama Di And Identify’. ANALISIS: Jurnal Studi
Indonesia’ 9, no. 1 (2014): 79–94. Keislaman 15, no. 2 (2015): 321–30.
Husaini, Adian. Wajah Peradaban Barat: Dari Sumbulah, Umi. Pluralisme Agama: Makna Dan
Hegemoni Kristen Ke Dominasi Sekular-Liberal. Lokalitas Pola Kerukunan Antar Umat
Jakarta: Gema Insani Press, 2005. Beragama. 4th ed. Malang: UIN Maliki Press,
Mujani, Wan Kamal, Ermy Azziaty Rozali, and Nor 2013.
Jamaniah Zakaria. ‘The Wasatiyyah Usman, Abd. Malik. ‘Islam Rahmah Dan
(Moderation) Concept: Its Implementation Wasathiyah (Paradigma Keberislaman
In Malaysia’. Mediterranean Journal of Social Inklusif, Toleran Dan Damai)’. Humanika
Sciences 6, no. 4 (2015): 66–72. 15, no. 1 (2015): 1–12.
https://doi.org/10.5901/mjss.2015.v6n4s2 Yunus, Firdaus M. ‘Agama Dan Pluralisme’. Jurnal
p66. Ilmiah Futura 13, no. 2 (2014): 213–19.
Nashiruddin, Muhd. FIKIH MODERAT DAN https://doi.org/10.22373/jiif.v13i2.72.
VISI KEILMUAN SYARI’AH DI ERA http://www.academia.edu/17106614/Pluralisme_
GLOBAL (Konsep Dan Implementasinya Pada menuru_para_ahli . Diakses 21 Des 2018
Fakultas Syari’ah IAIN Surakarta). Surakarta: http://sorotindonesia.com/suku-minang-sumatera-
IAIN Surakarta, n.d. barat/. Diakses 21 Des 2018
Nur, Afrizal, and Mukhlis Lubis. ‘Konsep http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2012/
Wasathiyah Dalam Alquran; (Studi 04/hamka-tentang-ayat-62-al-baqarah-
Komparatif Antara Tafsir Al-Tahrir Wa At- dan.html. Diakses 22 Des 2018
Tanwir Dan Aisar At-Tafasir)’. An-Nur 4, https:/www.uinjkt.ac.id/id/ragam-ekspresi-
no. 2 (2015): 21. beragama/. Diakses 29 Des 2018
Rahmatullah. ‘Islam Moderat Dalam Perdebatan’. https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20180
Dialog 71, no. 1 (2011): 40–48. 115100508-454-268836/pluralisme-adalah-
Ramli, Mohd Annuar, Muhamad Sayuti Mansor, aset-bangsa-indonesia. Diakses 29 des 2018
and Lutfi Juwaini. ‘Pendekatan Wasatiyyah muslim.or.id/Alquran lisan-rahmatan lil-
Bagi Menangani Ikhtilaf Fiqh Dalam alamin.html. Diakses 22 des 2018
Kalangan Masyarakat Islam Nusantara’. http://regional.kompas.com/read/2011/04/21/17
Pattani Thailand: UM Research Repository, 544955/Majapahit.Awal.Peradaban.Nusanta
2015. http://eprints.um.edu.my/14748/. ra. Diakses 22 Des 2018

Busyro, Aditya, & Adlan 11 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…


FUADUNA: Jurnal Kajian Kegamaan dan Kemasyarakatan Vol. 03 No. 01, Januari-Juni 2019
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/fuaduna/index

https://umrohhajiwisata.com/kerajaan-Islam-di-
indonesia/amp/ Diakses 22 Des 2018
http://m.kumparan.com/muhamad-alief-
raflie/sejarah-masuknya-Islam-di-
indonesia.amp. Diakses 22 des 2018
4 Teori Masuknya Islam ke Nusantara,
Blog.ruangguru.com. Diakses 22 Des 2018
wordpress.com. Teori Masuknya Islam ke
Indonesia, Diakses 22 Des 2018
https;//support.muslimpro.com/hc/id/articles/11
5002006087-Top-10-Populasi-Umat-
Muslim-Terbesar-di-
dunia?mobile_site=true. Diakses 15 Des
2018
https://www.uin.malang.ac.id/blog/post/read/131
101/relativitas-dalam-ajaran-agama-agenda-
kerukunan-antarumat-dan-interumat-
beragama.html. Diakses 29 des 2018
https://aslibumiayu.net/11944-tidak-ada-paksaan-
untuk-memeluk-Islam-lalu-kenapa-terjadi-
peperangan.html. Diakses 29 des 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Pernyataan_
Umum_tentang_Hak-Hak_Asasi_Manusia.
Diakses 29 Des 2018

Busyro, Aditya, & Adlan 12 Moderasi Islam (Wasathiyyah)…

Anda mungkin juga menyukai