Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI


PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Fasilitator : Dr. H. Yasip, MPd.

Nama : Fransisco Sandia Prastama

Nim : A1R21019

Prodi : D3 Keperawatan

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan proposal ini. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas laporan proposal ini yang tentunya jauh dari
kata sempurna. Karena itu kami selalu membuka diri untuk setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Semoga laporan proposal ini dapat
menambah pengetahuan kami dan khususnya para pembaca.

Tulungagung, 13 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................II

DAFTAR ISI...................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

Latar Belakang..................................................................................................4

Rumusan Masalah.............................................................................................5

Tujuan Penelitian..............................................................................................5

Manfaat Penelitian............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7

Teoritis..............................................................................................................7

Hipotesis Penelitian..........................................................................................8

Definisi Operasional.........................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN................................................................10

Desain Penelitian..............................................................................................10

Populasi dan Sampel.........................................................................................10

Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................................10

Data dan Sumber Data......................................................................................11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................12

Kesimpulan dan Saran .................................................................................... 12

BAB V DAFTAR PUSTAKA........................................................................13

Daftar Pustaka ..................................................................................................13


BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan perekembangan IPTEK perbaikan status sosial ekonomi dan
peningkatan pelayanan kesehatan maka berdampak terhadap peningkatan populasi usia lanjut
(lansia). Hal ini tergambar dari jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas terus
meningkat. Indonesia adalah termasuk Negara yang memasuki era penduduk berstruktur
lanjut usia atau Aging Struktured Population karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun
ke atas sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar ± 19
juta. Pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%) dengan usia lansia harapan
hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia
harapan hidup 71 tahun (Depkes, 2012). Peningkatan jumlah populasi lansia akan berdampak
terhadap berbagai masalah kesehatan, dimana akan terjadi kemunduran sel-sel karena proses
penuaan yang dapat berakibat pada penurunan fungsi dan kelemahan organ, kemunduran
fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan
menimbulkan masalah kesehatan, fisik dan psikologis lansia (Depkes, 2008).

Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut adalah hipertensi
atau tekanan darah tinggi. Bahkan pada tahun 2013 Hipertensi merupakan penyakit utama
dari 10 penyakit terbanyak pada lansia (Kemenkes, 2013). Universitas Sumatera Utara 2
Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia
maupun dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikkan kasus hipertensi terutama terjadi di
Negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah
ini diperkirakan meningkat menjadi 1.15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan
pada angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah, 2012).
Berdasarkan Riset kesehatan Dasar (Riskedas) angka kejadian hipertensi mencapai 25,8%
dan terjadi peningkatan pravalensi hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun
2013 (Depkes, 2013). Kondisi yang sama terjadi di Sumatera Utara bahwa jumlah penderita
hipertensi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari data Dinas
Kesehatan dalam Laporan Tahunan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara
tentang jumlah kunjung penderita sepuluh penyakit utama di Medan tahun 2002-2006.
Penderita hipertensi pada tahun 2002 sebanyak 44.660 orang, dan pada tahun 2005 sudah
mencapai 82.715 orang (BPS, 2007).
Data pada 2015 menunjukkan terdapat jumlah penderita hipertensi di Puskesmas
Medan Johor adalah sebanyak 1.809 penderita. Menurut Depkes RI (2010), bahwa hipertensi
merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai
6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi seringkali disebut
sebagai pembunuh gelap (silent killer), tanpa disertai dengan gejala dan keluhan berarti lebih
dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya. Kalaupun ada, gejala tersebut seringkali
dianggap gangguan biasa, Universitas Sumatera Utara 3 sehingga klien terlambat menyadari
akan penyakit yang diderita (Shanty, 2011). Sampai pada suatu waktu terjadi komplikasi di
sistem kardiovaskular, otak, ginjal, mata, pembuluh darah atau organ-organ vital lainnya
(Susilo, 2011). Menurut Ningsih (2008 dalam Jufri, dkk., 2012) salah satu penyebab kejadian
hipertensi adalah gaya hidup yang kurang sehat. Gaya hidup dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa komponen yang berkaitan dengan kejadian hipertensi yaitu terdiri dari aktifitas
fisik, pola makan, kebiasaan istirahat, dan riwayat merokok (Muhammadun, 2010).

Puspitorini (2009), juga menyatakan bahwa sesungguhnya gaya hidup merupakan


faktor terpenting yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan gaya hidup yang
tidak sehat, dapat meyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. Pada studi penelitian usia
lanjut tentang gaya hidup lansia dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor gaya hidup seperti
kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok
terutama lansia lakilaki, kebiasaan minum kopi dan stres, merupakan faktor resiko timbulnya
penyakit hipertensi pada lansia (Fitriani, 2005). Berdasarkan data yang ada dan meningkatnya
hipertensi di Indonesia, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Gaya
Hidup dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan
Johor.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya “Bagaimana Hubungan


antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Medan Johor.

3. Tujuan penelitian
A. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.
B. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi aktifitas fisik dan kejadian hipertensi pada lansia di
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.
2. Mengidentifikasi pola makan dan kejadian hipertensi pada lansia di
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.
3. Mengidentifikasi kebiasaan istirahat/tidur dan kejadian hipertensi pada
lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.
4. Mengidentifikasi kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi pada lansia di
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.
4. Manfaat penelitian
A. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi tambahan dan wawasan mahasiswa jurusan keperawatan tentang
hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di Pelayanan
Kesehatan Primer Puskesmas Medan Johor. Universitas Sumatera Utara
B. Bagi Pelayanan Keperawatan Komunitas Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebagai sumber informasi dalam meningkatkan pelayanan Keperawatan
Komunitas terutama tentang hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi
pada lansia.
C. Bagi Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini juga dapat digunakan peneliti
selanjutnya sebagai bahan perbandingan dan referensi tambahan terkait dengan
kejadian hipertensi pada lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teoritis

A. Pengertian

Manusia usia lanjut usia, biasa disingkat MANULA, atau disebut saja
kelompok lanjut usia (LANSIA) (ageing/elderly) adalah kelompok penduduk berumur
tua. Golongan penduduk yang mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri ini
adalah populasi berumur 60 tahun atau lebih (Bustan, 2015). Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial sedikit sampai tidak melakukan tugasnya sehari-hari lagi hingga bagi
kebanyakan orang masa tua itu merupakan masa yang kurang menyenangkan
(R.Hasdianah, et al., 2014).

B. Batasan Lansia
Menurut Aspiani (2014), sampai saat ini belum ada kesepakatan batas umur
lanjut usia secara pasti, karena seseorang tokoh psikologis membantah bahwa usia
dapat secara tepat menunjukkan seseorang individu tersebut lanjut usia atau belum
maka merujuk dari bebragai pendapat di bawah ini. Menurut WHO dalam bukunya
Aspiani (2014) mengelompokkan usia lanjut atas tiga kelompok yaitu: Usia lanjut
yang berumur 60-74 tahun, usia tua yang berumur 75-89 tahun, dan usia sangat tua
yang berumur > 90 tahun. Universitas Sumatera Utara 7 Menurut UU No. 13 tahun
1998, batasan orang dikatan lansia berumur 60 tahun. Depkes dikutip dari Azis (1994)
lebih lanjut membuat penggolongan lansia menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : (1).
Kelompok lansia dini (55-64 tahun), yakni kelompok yang baru memasuk lansia (2).
Kelompok lansia (65 tahun keatas). (3). Kelompok lansia resiko tinggi, yakni lansia
yang berusia lebih 70 tahun (Aspiani, 2014).
Selain itu klasifikasi lansia juga diuraikan oleh Maryam (2008), yaitu
pralansia, lansia, lansia resiko tinggi, lansia potensial, dan lansia tidak potensial.
Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Lansia yaitu
seorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang
berusia 70 tahun atau lebih. Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu
melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa. Lansia
tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain/keluarga.
C. Penyakit yang Sering Dijumpai pada Lansia
Aspiani (2014), menyatakan dalam bukunya mengenai kondisi kesehatan
lanjut usia yang mempunyai kemiripin dari seluruh bangsa, dimana penyakit yang
sering menyertai adalah tidak muncul gejala, melainkan multiple symptom, tetapi
penyakit yang dapat teridentifikasi seperti: Gangguan sirkulasi darah (hipertensi dan
kelainan pembuluh darah), penyakit gigi dan mulut, tuberkulosa, diare, ginjal dan
saluran kemih, penyakit infeksi, dll.

2.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: Ada hubungan antara gaya hidup
dengan kejadian hipertensi pada lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor.

2.3 Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas gaya hidup (aktifitas fisik,
pola makan, kebiasaan istirahat, dan riwayat merokok). Sedangkan variabel terikat adalah
kejadian Hipertensi.

Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur
Hipertensi Kondisi di mana Kuesioner 1. Hipertensi: nominal
pada lansia tekanan darah ≥140/ 90 mmHg 2.
seseorang melebihi Tidak Hipertensi:
batas normal
sistoliknya ≥140
mmHg dan diastolik ≥
90 mmHg menurut
diagnose dokter
Gaya Hidup Kebiasaan sehari-hari kuesioner 1.Tidak baik ≤ 16 Ordinal
seseorang yang 2.Baik > 16
meliputi aspek
aktifitas fisik, pola
makan, istirahat dan
riwayat merokok.
Aktifitas fisik adalah Kuesioner 1. Tidak cukup ≤ 3 Ordinal
kegiatan yang biasa 2. Cukup >3
dilakukan setiap hari
untuk meningkatkan
kesehatan.
Pola makan adalah Kuesioner 1. Tidak baik ≤ 8 Ordinal
kebiasaan 2. Baik > 8
mengkonsumsi
makanan meliputi
jumlah, jenis dan
frekuwensi makan
sehari-hari.
Istirahat adalah Kuesioner 1. Tidak cukup ≤ 4 Ordinal
kebiasaan 2. Cukup > 4
istirahat/tidur yang
dilakukan baik siang
maupun malam hari.
Riwayat merokok Kuesioner 1. Ya merokok Ordinal
adalah kebiasaan 2. Tidak merokok
menghisap rokok
yang dapat merugikan
kesehatan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan

“cross sectional” dimana data yang menyangkut variabel independen dan variable

dependen dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2005).

3.2 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi dalam penelitian ini

adalah sejumlah lansia yang datang berkunjung ke Puskesmas Medan Johor dengan data

pada bulan JanuariSeptember 2015 sebanyak 3646 orang.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh proposal yang

digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil

semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam Universitas Sumatera Utara 36 penelitian ini adalah accidental

sampling yaitu dilakukan dengan mendatangi responden yang datang ke Puskesmas

sesuai dengan konteks penelitian. Sampel yang akan di ambil adalah yang memenuhi

kriteria yaitu: lansia yang datang berobat di puskesmas, berumur 55-70 tahun, dapat

mengerti bahasa Indonesia dan mampu membaca dan menulis, bersedia menjadi

responden.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Medan Johor yang memiliki jumlah kunjungan

lansia yang memenuhi untuk menjadi responden dalam penelitin ini dan peningkatan

hipertensi masih saja terus meningkat, selain itu jarak dari peneliti dekat dengan tempat

tinggal peneliti. Penelitian ini akan Universitas Sumatera Utara 37 dimulai pada bulan

November tahun 2015 - Juli tahun 2016 setelah terlebih dahulu melakukan survey awal.

3.5 Pengumpulan Data

Prosedur awal peneliti adalah dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan

penelitian ke Komisi Etik Kesehatan kemudian pada Fakultas Keperawatan, kemudian

izin yang diperoleh dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan, setelah mendapat

izin selanjutnya menyerahkan surat penelitian kepada Puskesmas Medan Johor dan

langsung melakukan survey awal untuk mengambil populasi dan menentukan sampel.

Kemudian melakukan penelitian dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta

memberikan surat persetujuan (informed consent) kepada responden, setelah mendapat

persetujuan peneliti langsung membagikan kuesioner untuk diisi. Setelah pertemuan

tersebut peneliti menunggu hasil pengisian kuesioner sambil menjelasakan hal-hal mana

yang belum bisa dimengerti. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan proses analisa

data dengan menggunakan program komputerisasi.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa: Ada hubungan yang

bermakna antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di Pelayanan

Kesehatan Puskesmas Medan Johor dengan kekuatan korelasi cukup/sedang. Aktifitas

fisik dan hipertensi pada lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor

berkategori tidak cukup. Pola makan dan kejadian hipertensi pada lansia di Pelayanan

Kesehatan Puskesmas Medan Johor berkategori tidak baik. Kebiasaan istirahat/tidur dan

kejadian hipertensi pada lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor

berkategori tidak cukup. Kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi pada lansia di

Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor berkategori tidak merokok.

4.2 Saran

A. Bagi Pendidikan Keperawatan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi untuk semua umur dan perlu

dilakukan penelitian untuk hubungan macam-macam gaya hidupnya.

B. Bagi Pelayanan Keperawatan Komunitas Petugas pelayanan kesehatan khususnya

bagian keperawatan komunitas untuk lebih proaktif memberikan penyuluhan

mengenai gaya hidup sehat dan melakukan kunjungan secara berkala untuk

mengobservasi secara langsung penerapan gaya hidup sehat.

C. Bagi Penelitian Keperawatan Penelitian berikutnya sampel lebih ditingkatkan

untuk hasil yang lebih representative dan untuk peneliti berikutnya diharapkan

untuk meneliti faktor-faktor gaya hidup yang lainnya, untuk mengetahui apakah

ada hubungannya atau tidak terhadap kejadian hipertensi.


BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2008). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas

Kesehatan. Jakarta: depkes RI. http://depkes.go.id/en/downloads/profil/pro

vsumut 2008.pdf. Diakses tanggal 25 September 2015.

Jufri, Z., dkk. (2011). Jurnal Hubungan antara Gaya Hidup Dengan Kejadian

Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Panaikang Kecamatan Sinjai

Timur Kabupaten Sinjai. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai