Anda di halaman 1dari 3

1.

Karakteristik limbah
a. Karakteristik limbah
Limbah industri tahu tempe ada dua hal yang perlu diperhatikan
yakni karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi
padatan total, suhu, warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan
organik, bahan anorganik dan gas. Bahan-bahan organik yang
terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat
tinggi, Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat
berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa-
senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar
(Nurhasan dan Pramudyanto, 1997), yang mencapai 40% -60% protein,
25%-50% karbohidrat, dan 10% lemak (Sugiharto, 2005). Untuk
menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa
teknik pengujian seperti BOD (Biological Oxygen Demand), COD
(Chemical Oxygen Demand)dan TOM.Berdasarkan hasil studi Balai
Perindustrian Medan terhadap karakteristik air buangan industri tahu
Medan (Bappeda Medan, 2003), diketahui bahwa limbah cair industri
tahu rata-rata mengandung BOD (Biological Oxygen Demand) (4583
mg/l), COD (Chemical Oxygen Demand) (7050 mg/l), TSS (4743 mg/l)
dan minyak atau lemak 26 mg/l serta pH 6,1.Sementara menurut laporan
Emdi-Bapedal (2003) limbah cair industri tersebut rata-rata
mengandung BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical
Oxygen Demand) dan TTS (Total Suspendid Solid) berturut-turut sebesar
3250, 6520 dan 1500 mg/l. Kandungan unsur hara pada limbah tahu
cair dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Tahu
No Nama unsur hara Kandungan unsur hara (ppm)
1 Fe 3,52
2 Mn 0,35
3 Si 9,1
4 Cu 2,64
5 Zn 1,97
6 Mo 6,48
7 Ntotal 28,26
8 P 2,8
9 K 750,2
10 Mg 4,5
11 SO4 15,27
(Jamil, 2001)
Sementara parameter air limbah tahu yang sesuai dengan Perda
Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang baku mutu air
limbah industri dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Baku Mutu Air Limbah Tahu
No Parameter Kadar max (mg/lt)
1 Temperatur 38oC
2 BOD 150
3 COD 275
4 TSS 100
5 pH 6,0-9,0
6 Debit Max 20 m3/ton kedelai
(Lisnasari, 1995)
Menurut Lisnasari (1995) Jumlah kebutuhan air proses dan jumlah
limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut sebesar 45-43,5
liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Pada beberapa
industri tahu,limbah cair (khususnya air dadih) tersebut sebagian kecil
dimanfaatkan lagi sebagai bahan penggumpal. Lisnasari (1995)
melaporkan bahwa limbah cair industri tahu mengandung senyawa-
senyawa Pb, Ca, Fe, Cu dan Na dengan kadar yang tertinggi yaitu
Ca 34,1 mg/L seperti tertera pada Tabel 3
Tabel 3. Kandungan senyawa Kimia limbah Cair Tahu
No Senyawa Kadar (mg/lt)
1 Pb 0,24
2 Ca 34,1
3 Fe 0,19
4 Cu 0,12
5 Na 0,59
(Lisnasari, 1995)
Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang
digunakan. Pada umumnya konsentrasi ion hidrogen buangan industri
tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen terbesar dari limbah
cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai 434,78
mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan
akan meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut. Gas-gas yang
biasa ditemukan dalam limbah adalah gas nitrogen (N2), oksigen
(O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida
(CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi
bahan-bahanorganik yang terdapat di dalamair buangan.
Sebagaian besar dari nitrogen total dalam air dapat terikat
sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-bahan berprotein (Fitria,
2008). Bentuk utama nitrogen di air limbah adalah material protein
yang dipecah oleh bantuan enzim proteinase menjadi ammonia, nitrat
dan nitrit. Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam bentuk terlarut
atau sebagai bahan tersuspensi. Jenis nitrogen di air meliputi
nitrogen organik, amonia, nitrat dan nitrit. Nitrogen dapat berperan
sebagai pembentukan zat hijau daun atauklorofil pada tumbuhan.
Oleh karena itu dilakukan pengukuran konsentrasi nitrogen pada
limbah cair tahu, baik yang tidak ditambahkan EM4 atau ditambahkan
EM 4, dari analisa pada hari pertama hingga hari ke 20 menunjukkan
peningkatan pada hari ke 10 pada perlakuan P2 yaitu sebesar 1,61 % .
Pada hari ke 10 terjadi peningkatan pada perlakuan ke 2 hal
ini karena bahan makanan bakteri cukup sehingga mikroorganisme
bekerja efektif dalam menambah unsur hara. Pada hari ke 20
mengalami penurunan karena nitrogen yang berada dalam air limbah
mula-mula berasal dari nitrogen organik dalam bentuk protein.
Dengan bertambahnya waktu kadar nitrogen organik berkurang
karena dikonversi menjadi ammonia yang kemudian terlepas ke udara
dalam bentuk ammonia bebas sehingga konsentrasi nitrogen yang
terukur menjadi berkurang (Effendi, 2003). Konsentrasi nitrogen
untuk semua perlakuan pada hari ke 10-20 masih lebih dari 0,4% artinya
limbah cair tersebut baik tanpa ditambahkan EM4 maupun yang
ditambahankan berpotensi untuk bisa digunakan langsung sebagai nutrisi
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai