Anda di halaman 1dari 38

SEDIAAN BEDAK PADAT UNTUK KULIT KERING

(Makalah)

Diajukan utuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Formulasi


Kosmetika I

Oleh :
Nur Aji, S. Farm., Apt
NIM. 5413220025

PROGRAM MAGISTER FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul ” SEDIAAN BEDAK
PADAT UNTUK KULIT KERING”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Kimia Bahan Alam ibu Prof. Dr. Teti Indrawati, MS. Apt, dan bapak Dr. rer.
nat. Deni Rahmat, Apt, yang telah membantu kami dalam mengerjakan tugas ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
karya ini. 
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada institusi dan
masyarakat dari hasil karya ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
   

Jakarta, April 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal.
KATA i
PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ii
ISI………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..…. 1
… 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………. 1
…. 2
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………. 3
……
1.3. Manfaat Makalah……………………………………..
………………
1.4. Tujuan
Makalah………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………….. 3
……. 3
2.1. Anatomi dan Fisiologi 4
Kulit…………………………………………. 5
2.1.1. Epidermis 6
…………………………………………………… 6
2.1.2. Dermis……………………………………………...……... 7
… 7
2.1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin…………………………. 9
… 10
2.1.4. Kelenjar Sebasea dan 10
Sebum………………………………… 16
2.1.5. Kelenjar Keringat dan Perspirasi………………………….. 16
… 16

ii
2.1.6. Fisiologi dan Biokimia 17
Kulit………………………………… 21
2.2. Kondisi Kulit Wajah……………………………………………. 21
…… 21
2.3. Metode Pemeriksaan Kulit………………………………………... 22
… 22
2.4. Bedak (Face Powder)…………………………………………... 22
…… 22
2.5. Bedak Padat (Pressed Powder/ Compack Face Powder) 23
…………… 29
2.5.1. Binding
Agents………………………………………………..
2.5.2. Komposisi Umum Bedak
Padat………………………………
2.5.3. Metode Pembuatan
Bedak……………………………………
2.6. Evaluasi……………………………………………………………

2.6.1. Shade control dan
Lighting………………………………......
2.6.2. Dispersi
Warna……………………………………………….
2.6.3. Pay
Off………………………………………………………..
2.6.4. Uji
Tekanan…………………………………………………..
2.7. Praformulasi Bedak Padat untuk Kulit Kering
………………………
2.7.1. Formula…………………………………………………….

2.7.2. Monografi………………………………………………….

iii
BAB III
PEMBAHASAN…………………………………………………...
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………... 32
….
DAFTAR 33
PUSTAKA……………………………………………………….

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang


Berpenampilan lebih baik dan menarik merupakan dambaan setiap orang
selaku mahluk insani yang menyukai keindahan. Namun dilihat kenyataan bahwa
tidak ada manusia yang sempurna. Salah satunya adalah problem kondisi kulit wajah
kering dimana kulit akan terlihat kusam, bersisik dan berkerut. Salah satu
menanggulangi kekurangan tersebut adalah dengan menutupi/ memperbaiki
penampilan menggunakan sediaan kosmetika yaitu bedak.
Bedak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia,
khususnya wanita. Sejak berabad- abad silam bedak sudah dikenal. Awalnya
manusia memakai bedak bukan untuk tujuan estetika atau mempercantik diri. Akan
tetapi lebih kepada alasan spiritual.
Konsumsi bedak terus meningkat dari tahun ketahun. Seiring dengan
perkembangan tren kosmetik dan gaya hidup dikalangan masyarakat. Sekarang
bedak sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi wanita khususnya dan manusia
secara umum.
Bedak adalah suatu jenis produk kosmetik dekoratif yang berfungsi untuk
menutupi kekurangan pada wajah secara visual, sehingga warna kulit tampak lebih
seragam. Pada masa sekarang bedak menjadi lebih beragam jenisnya seperti bedak
padat, cair, serbuk, two-way- cake, bedak ringan, normal dan berat. Yang menjadi
pertanyaan adalah bedak jenis apa yang paling cocok untuk kondisi kulit kering.
Pertanyaan seperti inilah yang akan menjadi bahasan dalam makalah ini.

1.6. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bedak jenis apa yang paling
cocok untuk kondisi kulit kering dan bagaimana komposisi formulanya ?”
1.7. Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah diperoleh gambaran formula bedak padat
untuk jenis kulit kering.

1.8. Tujuan Makalah


Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentang sediaan bedak.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Gambar. 2.1. Skema Penampang Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, kulit
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16
% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, dan bahu.1

3
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat. 1 Kulit terbagi atas 2 lapisan, yaitu :

2.1.1. Epidermis
Epidermis dikenal juga dengan kulit ari, yaitu lapisan kulit paling. Lapisan
ini bertanggung jawab terhadap interaksi dan komunikasi kulit dengan dunia luar dan
melindungi lapisan kulit di bawahnya. 2
Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian luar hingga ke dalam
menjadi lima lapis, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan paling atas tersusun dari bebrapa lapisan sel yang
pipih, mati tidak memiliki inti tidak mengalami metabolisme tidak berwarna dan
sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis
protein yangvtidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan- bahan
kimia. Hal ini berkaitan dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari
pengaruh luar. Secara alami sel- sel mati yang berada pada permukaan kulit akan
melepaskan diri untuk regenerasi. Permukaan stratum korneum dilapisi oleh
suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut mantel asam
kulit.3
b. Lapisan jernih (stratum lucidum)
Terletak dibawah stratum corneum merupakan lapisan tebal sel berbentuk
gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan
mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan sehingga
terlihat pada bagian tersebut lebih tebal. 3
c. Lapisan butir –butir (stratum granulosum)
Ditandai oleh 3-5 lapis sel keratinosit yang berbentuk polygonal gepeng
yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin.1

d. Lapisan malpigi (stratum spinosum)

4
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamenfilamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi
sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malpigi. 1
e. Lapisan basal (stratum germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam
pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari
untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Stratum
germinativum merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit, yaitu sel- sel
yang tidak mengalami keratinisasidan fungsinya hanya membentuk pigmen
melanindan memberikannya pada sel- sel karatinosit melalui dendrit- dendritnya . 1,3

2.1.2. Dermis,
Dermis adalah lapisan kulit dibawah epidermis. Lapisan ini
bertanggungjawab terhadap elastisitas dan kehalusan kulit. Selain itu lapisan dermis
juga berperan menyuplai nutrisi bagi epidermis. 2
Dermis terdiri dari dua lapisan 3:
a. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Dermis, biasanya 40 kali lebih tebal dari epidermis dan tersusun dari bahan
mukopolisakarida. Pada dermis terdapat sel-sel mast dan fibroblast. Sel mast
memiliki situs reseptor untuk immunoglobulin E dan mengandung sejumlah senyawa
penting, seperti zat yang bereaksi lambat pada proses anafilaksis, prostaglandin E2,
dan histamin.4
Fibroblast mensintesis komponen penunjang struktural dari kulit (yaitu:
serat-serat elastik, kolagen, dan serat retikulum). Serat elastik (jaringan elastik)
diberi nama demikian karena serat ini yang member sifat elastisitas pada kulit.
Komponen utama dari serat ini adalah elastin, suatu protein amorf/tanpa bentuk
tertentu. Kolagen, suatu protein fibrosa (berbentuk serat), merupakan komponen
utama kulit, mencakup lebih dari 70% total beratnya. Dikenal sebagai jaringan
penghubung, kolagen memberikan kekuatan yang diperlukan ligamen dan tendon

5
untuk menahan otot dan tulang ke tempat perlekatannya. Dan dengan demikian juga
mendukung tulang rangka untuk dapat berfungsi. Selain itu, kolagen bertanggung-
jawab untuk member resistensi/ketahanan pada kulit terhadap cedera akibat kekuatan
eksternal. Serat-serat retikulum, yang juga merupakan bagian dari sistem jaringan
penghubung, berukuran lebih kecil dibandingkan kolagen tetapi berfungsi kurang
lebih sama.4
Vaskularisasi kulit berakhir pada dermis. Arteriol dan pembuluh-pembuluh
limfatik yang berasal dari jaringan subkutan menyuplai keseluruhan dermis, dan arteriol-
arteriol ini menjadi kapiler-kapiler yang menyuplai bagian lebih atas (area papilari).
Selain pembuluhpembuluh darah, dermis mengandung sejumlah besar saraf yang
berkontribusi terhadap sensasi nyeri, suhu, gatal, dan tekanan.4

2.1.3. Susunan Kimia Kulit dan Keratin 3


Struktur kimia dari sel- sel epidermis manusia memiliki komponen sebagai
berikut: protein 27%; lemak 2%; garam mineral 0,5%; air dan bahan –bahan larut
air 70,5%. Protein terpenting dalam kulit adalah albumin, globulin, musin, elastin,
kolagen, dan keratin. Secara kasar 40 persen dari bahan- bahan yang larut air terdiri
dari asam- asam amino bebas.

2.1.4. Kelenjar Sebasea dan Sebum 3


Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau
trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel
rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang jenis kulit berminyak maka
sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya
tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga
terjadi pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi
(pemindahan) kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada
gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah
kanannya terdapat kelenjar keringat).3

2.1.5. Kelenjar Keringat dan Perspirasi 3

6
Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu3:
a. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95 -97% air dan mengandung beberapa mineral.
b. Kelenjar keringat apokrin lebih besar dari pada ekrin. Menghasilkan cairan yang
agak kental serta berbau khas pada tiap orang. Terletak hanya pada daerah
tertentu seperti ketiak.

2.1.6. Fisiologi dan Biokimia Kulit 3


a. Pernafasan Kulit3
Kulit juga bernafas (respirasi) menyerap oksigen dan mengeluarkan CO2.
Namun respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang
diambil dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil dari lingkungan
langsung. Respirasi kulit dipengaruhi oleh: Temperatur udara; Komposisi gas
disekitar kulit; Kelembaban udara; Kecepatan aliran darah ke kulit; Dilatasi
pembuluh darah kulit; Penyakkit –penyakit kulit; Usia; Keadaan hormon dan
vitamin; Perubahan dalam netabolisme kulit; Pemakaian bahan kimia pada kulit.
Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5 %, dari yang
dilakukan oleh paru- paru, dan kulit hanya membutuhkan 7 % dari kebutuhan
oksigen tubuh (4 % untuk epidermis dan 3% untuk dermis).

b. Mantel Asam Kulit 3


Lapisan mantel asam kulit terbentuk dari asam asam karboksilat organik
yang membentuk garam dengan ion –ion Na, K, NH4+ serta dari hasil eksresi
kelenjar sebase ,kelenjar keringat,dan asam amino dari reruntu hankreatin sel
kulit yang sudah mati. Fungsi mantel asam kulit, yaitu :
- Sebagai buffer, yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam
atau terlalu alkalais yang masuk ke dalam kulit.
- Membunuh dengan sifat asamnya atau setidaknya menekan pertumbuhan
mikroorganisme yang membahayakan kulit.
- Dengansifat lembabnya mencegah kekeringan kulit.

c. Mantel Lemak Kulit 3

7
Sebun di permukaan kulit merupakan lapisan lemak yang dihasilkan oleh
kelenjar sebasea dan sebagian kecil berasal dari sel lemak epidermis disebut
”mantel lemak” kulit yang terdiri atas triglisrida ,asam –asam lemak, sequalene,
wax, cholesterol, dan ester –esternya, fosfolipida, dan parafin.

d. Sistem Pengaturan Air Kulit 3


Permeabilitas kulit terhadap air sangat terbatas. Barrier yang mengatur
keluarnya air dari kulit tidak terletak langsung dibawah permukaan kulit, tetapi
ada di bawah lapisan stratum corneum yang diberi nama Barrier Rein.
Untuk fungsi fisiologisnya, kulit memerlukan lemak dan air, keduanya
berhubungan secara erat. Lapisan lemak dalam kulit dan bahan- bahan dalam
stratum corneum yang bersifat higroskopis dapat menyerap air dan berada dalam
hubungan yang fungsional disebut Natural Moisturaizing Factor (NMF). NMF
terdiri atas :
- Tujuh belas asam amino (termasuk glisin serin, aspargin, ornitin,
sitrulin, prolin dan lain- lain)………………………………………....... 40 %
- Asam pirolidon karboksilat (Predomain sebagai garam- garam
Natrium)……………………………………………………………….. 12 %
- Urea………………………………………………………..................... 7%
- Laktat (sebagai garam natrium)………………………………………... 12 %
- Asam laktat, asam urokanat, glukosamin, kreatinin…………………… 12 %
- Natrium……………………………………………………………….... 5%
- Kalium…………………………………………………………………. 4%
- Kalsium……………………………………………………………...…. 1,5 %
- Fosfat- fosfat………………………………………………………….... 0,5 %
- Klorida…………………………………………………………………. 6%
- Sitrat, format, serta residu lain yang belum diketahui susunannya……. 0,5 %
e. Permeabilitas dan Penetrasi Kulit 3
Reaksi positif kulit terhadap pemakain kosmetik merupakan hal yang
sangat diinginkan oleh pembuat dan lemakai kosmetik.

8
Berbagai cara penetrasi yang mungkin ke dalam kulit, yaitu: lewat antar
sel stratum corneum, melalui dinding saluran folikel rambut, melalui kelenjar
keringat, melalui keenjar sebasea, menembus sel –sel stratum corneum.

2.2. Kondisi Kulit Wajah 3,4


Pada umumnya, keadaan kulit dibagi menjadi 5 jenis yaitu kulit kering, kulit
normal, kulit berminyak, campuran dan kulit sensitif.
a. Kulit kering adalah kulit dengan kadar air kurang atau rendah. Ciri –ciri fisik
yang terlihat pada kulit kering 3 :
- Kulit kusam bersisik
- Mulai tampak keritan –kerutan
- Pori –pori tidak kelihatan

b. Kulit normal adalah kulit yang memiliki kadar air tinggi kadar minyak rendah
sampai normal. Ciri –ciri fisik yang terlihat pada kulit normal 3:
- Kulit tampak srgar dan cerah
- Cukup tegang dan bertekstur halus
- Pori –pori kelihatan, tapi tidak terlalu besar
- Kadang terlihat berminyak didaerh dahi, dagu, dan hidung.

c. Kulit berminyak adalah kulit dengan kadar air dan kadar minyak tinggi. Ciri –
cirri fisik yang terlihat pada kulit berminyak 3 :
- Tekstur kulit kasar dan berminyak
- Pori –pori besar
- Mudah kotor dan berjerawat

d. Kulit campuran yaitu memiliki cirri- cirri seperti :daerah bagian tengah atau
dikenal dengan istilah daerah “ T ” (dahi, hidung dan dagu) terkadang berminyak
atau normal. Sementara bagian kulit laincenderung lebih normal bahkan kering.
Kulit jenis ini bisa dimiliki oleh semua umur tetapi sering ditemukan pada usia
35 tahun keatas.4

9
e. Kulit sensitif, sensitif dengan produk kosmetik dan pada kondisi tertentu,
misalnya jika terkena sinar matahari akan memerah, pada suhu dingin akan
timbul bercak-bercak merah, dan lain-lain.5

2.3. Metode Pemeriksaan Kulit 3


Untuk mengethui keadaan kulit dengan lebih detali, saat ini dapat dengan
menggunakan beberapa alat moderen seperti :
a. Skin-pH-meter : mengukur pH kulit
b. Corneometer : mengukur kadar air kulit
c. Sebumeter : mengukur kadar minyak kulit
d. Cutometer : mengukur elastisitas kulit
e. Tewameter : mengukur penguapan air kulit
f. Skin Visiometer : mengukur tekstur kulit
g. Mexameter : mengukur kadar melanin dan kemerahan
h. Chromameter : mengukur indeks warna kulit
i. 3D connfiguration with ultrasound system: pengamatan dan pengukuran anatomi
kulit dengaan pencitraan ultrasound.

2.4. Bedak (Face Powder)


Bedak termasuk dalam kosmetik dekoratif yang ditujukan untuk
menyembunyikan kekurangan pada kulit wajah.3 Seperti digunakan untuk menutupi
kekurangan kecil pada kulit (minor imperfections) dan mengurangi kilauan yang
muncul akibat produksi minyak pada kulit atau keringat. Hal yang diinginkan dari
bedak adalah tidak membuat wajah tampak berminyak, lembut pada kulit untuk
waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus dapat menempel dengan baik
pada kulit. Pada zaman sekarang, tren fashion telah berubah dari “painted clown”
atau putih seperti badut menjadi terlihat alami seperti warna kulit, namun dapat
menutupi noda.6
Ada dua bentuk umum face powder, yaitu3 :
a. Loose powder (bedak bubuk).
b. Compact powder (bedak padat).
Apapun bentuknya, bedak harus memiliki karakteristik sebagai berikut 6:

10
a. Bedak harus memiliki kemampuan untuk menutupi meliputi minor terlihat
ketidak sempurnaan kulit.
b. Harus menempel pada kulit dan tidak boleh sepenuhnya hilang dalam waktu
singkat waktu, sehingga menghindari sering re-powdering.
c. Selesai diberikan kepada kulit harus melengkapi warna kulit.
d. Harus dapat menyebar dengan baik tanpa adanya gumpalan, hingga dapat
melicinkan dan menghaluskan kulit.
e. Harus dapat memberikan perasaan yang lembut, lunak dan halus.
Komposisi umum bedak yaitu :
a. Talk6
Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini
merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang
sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.
Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu
saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar
kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak
lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana
ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk
termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan.
Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.
b. Kaolin6
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar
harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak
murni dan partikel kasar.
Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin,
namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama
( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.
Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya
tidak melebihi 25%.

11
c. Kapur (Kalsium Karbonat) 6
Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan
memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan
juga tahan lemak. Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk
memberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan.
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak
mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara
berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang layak
adalah sangat membantu dalam formula bedak wajah.
d. Magnesium karbonat6
Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum digunakan
dalam bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang
baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Kerapatannya
adalah bagian dari lapisan magnesium karbonat, kualitas yang mana memberikan
perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.
e. Logam stearat 6
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling
sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki
kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak
diinginkan.
Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat
adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki
efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek
jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan
sifat adheren pada bedak wajah.
f. Zink Oksida, Titanium oksida6
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak
wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini
dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu
sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.

12
Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan
membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.
g. Pati beras6
Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling
sering digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat
“peach like”pada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa lembut pada
kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang baik.
Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah,
memberikan tampilan yang kurang menyenangkan. Bahan ini juga dapat menjadi
lengket. Pati jagung juga sering digunakan dan memiliki sifat yang sama pada
pati beras. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada produk.
Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya
terdekomposisi oleh bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk
bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang diberikan dari amilum
yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan senyawa
lain dalam formula bedak wajah.
h. Silika dan Silikat6
Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat
mengalir bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat juga
berfungsi sebagai pembawa parfum.
Penggunaan dari silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu
dalam bedak karena mereka memiliki sifat menyerap yang sangat baik terhadap
air dan minyak.
i. Bahan pemberi efek pencerahan6.
Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk
menggantikan guanin. Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida
cukup dapat beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk
memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.

13
j. Pewarna6
Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang
mana menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan
dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.
Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe
yang digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi
dari talk sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.
k. Pengharum6
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam
bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki peranan
yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum
yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang
sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan
bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus,
wangi yang dipilih akan lebih sedikit daripada masalah dalam penyelesaian
formulasi bedak wajah.
Ini sangat penting bahwa parfum yang digunakan harus tidak mengiritasi,
stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi atau menguap
dengan cepat. Pengharum harus tercampurkan dengan semua bahan penyusun
bedak karena masalah dengan keasaman, heterogen dari bau dan diskolorasi
dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak cocok.
l. Metallic soap6
Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang
sangat penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal
pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake tetap
melekat pada “godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal soap
juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan produk yang
lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar
dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga akan mengurangi sifat
“slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat jumlah penggunaan yang
tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya alirnya yang berpengaruh pada
proses pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan,

14
karena minyak akan berpindah karena terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga
tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat penting; adanya residu asam
lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat menyebabkan
ketengikan pada hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai
karena memiliki sifat menyejukkan.
m. Bahan-bahan lain6
Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan
bedak pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril
monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly atau
mineral oil pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%.
Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang baik, bahan-
bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat digunakan.
n. Mica6
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium
sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
o. Pengawet6
Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan
dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat
mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau dari
alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas
dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat susah
terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti
ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin dihindari
(ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol
penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di sekitar daerah
mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang
digunakan dalam produk ini.
p. Antioksidan
Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan
tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy

15
anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus
digunakan ketika diperlukan.

2.5. Bedak Padat (Pressed Powder/ Compack Face Powder)


Bedak padat adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi padatan dan
biasanya digunakan dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur,
tapi efeknya pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung
dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses
pengepresan, ukuran partikel rata-rata umumnya lebih besar pada bedak padat
daripada bedak tabur ; efek kasar dari butiran-butiran tersebut tentu sangat tidak
diinginkan. Bedak padat harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak,
dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak pecah atau patah dengan
penggunaan normal.6

2.5.1. Binding Agents6


Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah
bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang
digunakan6 :
a. Pengikat kering
Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering
dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.
b. Pengikat minyak
Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan
lanolin, dapat sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai
pengikat. Mereka ditemukan digunakan secara luas dalam banyak formula bedak
padat.
c. Pengikat larut air
Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah
larutan gum seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik
seperti PVP (Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil selulosa juga
telah digunakan dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gum

16
dan berguna dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi
pertumbuhan bakteri.
d. Pengikat tidak larut air
Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak
mineral, lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan
dicampur dengan jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak
padat yang halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu
untuk menyeragamkan distribusi kelembaban bedak.
e. Pengikat emulsi
Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak
larut air dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat
emulsi yang sekarang digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mengizinkan
distribusi yang seragam baik pada fase minyak maupun fase air, yang mana
penting dalam kepuasan pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan
kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut air, penggunaannya
mengizinkan prosedur pembuatan yang lebih halus. Penggunaan dari minyak
dalam bentuk emulsi bermaksud untuk mencegah penggumpalan yang dapat
muncul ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah.

2.5.2. Komposisi Umum Bedak Padat8


Secara umum komposisi bedak padat hampir sama dengan bedak tabur yang
membedakannya adalah pengikat dan proses formulasiya, adapun komponen umum
dalam bedak dapat dilihat pada Tabel 2.1. dan jenis pengikat pengikat bedak padat
dapat dilihat pada Tabel 2.2.

17
Tabel 2.1. Komposisi Bedak (Face Powder)8
Komposisi Fungsi
Covering prop (Pelapis) Titanium dioxide,zno,kaolin,zn stearate
Adhesion prop (Pmemberi efek perlekatan) Mg.stearate,talc,mg & ca salt of myristic acid
Slip & Softness (Pelincir & pelembut) Zn/mg undecanate,aluminium hydrosilicate
Absorbency prop Starch, colloidal kaolin,bentonite,pptd chalk
Peach like finish (Efek sentuhan Finishing) Rice starch,silica,powdered silk
Frosted look Guanine, bismuth oxychloride,mica,Zn,Al
Color & perfumes Iron oxides

Tabel 2.2 Jenis Pengikat Pada Bedak Kompak8


Type of binder Examples
1) Dry binder Zn/Mg.stearate
2) Oil binder (water repellant ) Mineral oil, isopropyl myristate, Lanolin
derivative
3) Water soluble binder PVP, CMC, Cellulose, Acacia,
Tragacanth
5) Emulsion binder Triethanolamine stearate, Glycerol
monostearate
Penggolongan bedak berdasarkan jenis kulit, bedak dapat dibagi menjadi 8:
1. Bedak jenis ringan (light) digunakan untuk kulit kering
2. Bedak jenis medium digunakan untuk kulit normal
3. bedak jenis berat (heavy) digunakan untuk kulit berminyak
Contoh perbedaan formulanya dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Contoh Perbedaan Formula Bedak Berdasarkan Jenis Kulit8


Light Powder Medium Powder Heavy Powder
Talc ---------63 mg Talc---------39.7 mg Talc---------20.0 mg
Kaolin --------20 mg Kaolin-------39.5 mg Kaolin(light)-20.0 mg
Cal. carbonate(l) 5 mg Cal. carbonate(l) 5 mg . Cal. carbonate(l) 39 g
Zinc oxide ---5.0 mg Zinc oxide ---7.0 mg Zinc oxide ---15.0 mg
Zinc stearate-5.0 mg Zinc stearate-7.0 mg Mg.stearate—5.0 mg
Mg.carbonate—1.0 mg Mg.carbonate—1.0 mg Color ------0.5 mg
Light Powder Medium Powder Heavy Powder
Color ------0.5 mg Color ------0.2 mg Perfume------0.5 mg
Perfume------0.5 mg Perfume------0.6 mg

2.5.3. Metode Pembuatan Bedak

18
Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan
adalah sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada
tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfum.
a. Penambahan Warna
Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah
disperse pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada
efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan dalam campuran bedak.
Homogenitas dispersi pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk
melalui hammer mill. Alat ini akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian
distabilkan dengan pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis
peralatan yang mengganti keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical
vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel.
Selain itu, high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device6.
b. Pembuatan Dasar Bedak
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-
type. Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung
jenis mixer, kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan
pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk hingga
homogen. Pada bedak tabur, penambahan parfum ditambahkan pada saat
terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan penyemprotan pada
pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat juga ditambahkan pada
tahap ini. Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an dilakukan perbaikan,
jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka
diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses
pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil
dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai.
Kemudian ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji warna
kembali6.
Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada
kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak yang
halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya, untuk
bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compct powder6.

19
c. Proses Pengempaan
Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh
compct powder: Wet moulding (pelelehan basah), damp compressing
(pengempaan lembap), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering
digunakan adalah pengempaan kering.6
Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin yang sering digunakan
yaitu pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite, tipe ram
yang ditekan pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press
dimana penekan dapat mencampur.6
Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan dalam industri pembuatan
bedak padat :
1) Kempa Basah7
Proses kempa basah sekarang tidak dipakai lagi di USA, dan
kebanyakan perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab atau
proses kering dalam pembuatan bedak padat.
Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta dengan air dan dicetak
dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan suatu
pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran
cocok atau plat gelas di mana tablet melekat. Tablet tersebut kemudian
dikeringkan dan dilepaskan dari cetakan.
2) Kempa Lembab7
Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur
sampai seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat,
kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis yang sesuai. Serbuk
kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi
dikeringkan pada temperatur yang sesuai.
3) Kempa Kering7
Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur
dan campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat ; campuran
kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

2.6. Evaluasi

20
2.6.1. Shade control dan Lighting8
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam
pengendalian mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat
dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru dapat menjadi pilihan komersil
walau kadang-kadang sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi harus
sedemikan rupa sehingga shade-nya tidak berbeda dari yang baku.
Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada dasarnya melibatkan
dua prosedur. Pertama adalah perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika
diratakan pada suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara kedua yaitu
mengevaluasi warna adalah dengan membandingkan pada warna standard warna
kulit wajah. Harus ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade
control, dan juga cara pemakaian dan evaluasi konsumen.
Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari warna
bedak memudar.

2.6.2. Dispersi Warna8


Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada
dispersi bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna
keseragaman pada bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya
pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman
yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna
maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

2.6.3. Pay Off8


Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake
terlalu besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan
akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan terhadap tekanan. Jika tekanannya
terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi
remuk dan pecah.

21
2.6.4. Uji Tekanan8
Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan
adanya kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah.
Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer.
Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan
bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan seragam.

2.6.5. Tes Keretakan8


Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah
adalah dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada
ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa
kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak
memuaskan.

2.7. Praformulasi Bedak Padat untuk Kulit Kering


2.7.1. Formula
Rancangan formula bedak kompak untuk kulit kering dapat dilihat pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Formula Dedak Padat untuk Kulit Kering
Bahan Jumlah (%) Keterangan
Talkum 63 Pengisi
CaCO3 5 Pengisi dan pembawa parfum
Titanium Oksida 10 Covering prop (Pelapis/ Penutup)
Kaolin 7 Pelincir
Bahan Jumlah (%) Keterangan
Zinc stearat 4 Adhesion prop (Pemberi efek
perlekatan)
Iron oxide black 0,05 Pewarna
Iron oxide yellow 1,2 Pewarna
Iron oxide red 0,6 Pewarna
Pengikat QS Binding agent
BHT 0,1 Anti Oksidan
Methyl Paraben 0.2 Pengawet
Prophyl Paraben 0.1 Pengawet
Parfum QS Fragrance

22
Tabel 2.5 Formula Bahan Pengikat Tipe Emulsi3
Bahan Jumlah (%)
Mineral Oil (Parafin Liq) 2
Lanolin 3
Cetil Alkohol 4
TEA-Lauryl sulfat 1
Sodium Alginat 1
Alkohol 4
Glycerol 2
Air 82

2.7.2. Monografi
a. Talkum
Pemerian : Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih
kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari
butiran debu.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut
organic dan air.
Fungsi : Pengisi
Stabilitas : -
Keamanan : -
b. CaCO3
Pemerian : Serbuk hablur. Tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air
yang mengandung karbohidrat.
Fungsi : Absorben
Stabilitas : -
Keamanan : -
c. Titanium dioksida
Pemerian : Serbuk berwarna putih
Kelarutan : Tidak larut dalam HCl, HNO3 dan aquaregia, tetapi larut
dalam asam sulfat pekat membentuk titanium sulfat
(TiSO4)
Fungsi : Pewarna opaque
Stabilitas : .
Keamanan : .
f.

d. Kaolin

23
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran
kasar,tidak atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral.
Fungsi : Pengisi, pelincir, absorben.
Stabilitas : -
Keamanan : -
e. Zinc stearat
Pemerian : Berupa serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah
khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol,dalam ethanol 95%
dan dalam eter. Sangat larut dalam benzene panas dan
ethanol (95%) panas.
Fungsi : Lubrikan
Stabilitas : Tidak tercampurkan dengan asam kuat, garam alkali dan
besi.
Keamanan :
f.

f. Iron oxide black (Ferroso ferric oxide, iron (II,III) oxide)


Iron oxide yellow (Hydrated ferric oxide, hydrated iron (III) oxide)
Iron oxide red (Iron sesquioxide, anhydrous ferric oxide, anhydrous iron (III)
oxide)
Pemerian : Serbuk
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam pelarut organic, larut
dalam
Fungsi : Coloring agent
Stabilitas : -
Keamanan : -
g.

g. BHT
Pemerian : Kristal padat atau serbuk berwarna putih atau kuning
pucat berbau lemah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol. Larut
dalam etanol(95%( dan minyak mineral )
Fungsi : Antioksidan
Stabilitas : pemaparan terhadap cahaya, lembab dan panas dapat
menyebabkan pemudaran dan kehilangan aktivitas.
Simpan di tempat tertutup dan terlindung dari cahaya
Keamanan : -
h.

h. Methyl paraben

24
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3.5 bagian etanol(95%) dan dalam3 bagian aseton
P, mdah larut dalam eter P dan dalam larutan
alkalihidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas
dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas. Jika
didinginkan larutan tetap jernih
Fungsi : Pengawet
Stabilitas : -
Keamanan : -
i.

i. Prophyl paraben
Pemerian : Hablur kecil tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas dan dalam
etanol
Fungsi : Pengawet
Stabilitas : -
Keamanan : -
j. Parafin Liq.
Pemerian : Transparan, tidak berwarna, cairan berminyak yang
viskos, tidak berfluoresensi pada siang hari. Tidak berasa,
tidak berbau saat dingin. Memiliki sedikit bau petroleum
saat dipanaskan.
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol 95%, gliserindan air.
Larut di dalam aseton, benzena, kloroform, karbon
disulfida, eter dan pertroleum eter. Larut dalam minyak
menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak
hangat.
Fungsi : Basis minyak, emollient, lubrikan
Stabilitas : Terkena cahaya dan panas secara langsung akan
teroksidasi
Keamanan : -
k. Lanolin/ Adeps lanae
Pemerian : Zat serupa lemak, liat, kuning muda atau kuning
pucat,agak tembus cahaya bau lemah dank has

25
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sukarlarut dalam etanol 95%
Fungsi : Basis krim
Stabilitas : Terhadap pemanasan, bakteri dan sinar matahari.
Keamanan : -
l. Cetil Alkohol
Pemerian : Massa berwarna putih atau krem, atau serpihan atau granul
yang berwarna hampir putih. Memiliki bau khas amis
yang sangat lemah. Pada pemanasan meleleh menjadi
cairan jernih tidak berwarna atau kuning pucat.
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) dan minyak, tidak larut dalam
air.
Fungsi : Basis fase minyak/ Surfaktan anionik.
Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan normal. Simpan di
tempat tertutup., dingin dan kering.
Keamanan : -
m. TEA-Lauryl sulfat
Pemerian : Larutan
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Fungsi : Surfaktan
Stabilitas : -
Keamanan : -
n. Sodium alginate
Pemerian : Natrium alginat berupa serbuk warna putih atau kuning-
coklat pucat, tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, kloroform,
dan etanol atau campuran air dimana kandungan etanol
lebih dari 30%. Selain itu, praktis tidak larut dalam pelarut
organik lain dan larutan asam encer dimana pH kurang
dari 3. Larut perlahan dalam air yang membentuk larutan
koloidal lengket.
Fungsi : Binding agent.
Stabilitas : -
Keamanan : -
o. Alkohol (etanol)
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudahmenguap.
Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

26
berasap.
Kelarutan : Bercampur dengan air, kloroform P dan dalam eter P
Fungsi : Pelarut, zat tambahan
Stabilitas : -
Keamanan : -
p. Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau
manis diikuti rasa hangat; higroskopik.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
Fungsi : Zat tambahan
Stabilitas : -
Keamanan : -
q. Air
Aquadest merupakan air yang dimurnikan yang diperoleh dengan
destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosi balik, atau proses lain
yang sesuai. Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum, tidak
mengandung zat tambahan lain.
Pemerian : Berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : Bercampur dengan larutan polar.
Fungsi : Pelarut
Stabilitas : -
BAB III
PEMBAHASAN

Tabel 3.1. Perbandingan Formula Bedak Padat

Bahan Jumlah % Keterangan


F19 F210 F311 F4
Talkum 47,5 36,6 83,7 63 Pengisi
CaCO3 5 Absorben
Titanium Dioksida 2 5 10 Pigment
Kaolin 7 Pelincir
Zinc stearat 11 4 Pengikat
Cl 77289 6 Pewarna
D&C Red #6 Barium Lake 3,40 Pewarna
FD&C Yelow #5 Aluminium 2 Pewarna
Lake

27
Iron oxide black 0,05 0,05 Pewarna
Iron oxide yellow 1,2 1,2 Pewarna
Iron oxide red 0,6 0,6 Pewarna
Pengikat QS
BHT 0,1 Anti
Oksidan
Methyl Paraben 0,2 0,2 Pegawet
Propil Paraben 0,1 0,1 Pengawet
Parfum 0,1 QS
Mica 9,90 8 Penyamar
kerut
Silica 4,93 Absorben
Na- Hyalorunat 10 Pelembab
Sunseri LL 5 Tabir surya
Suntitan –AS 6,93 Tabir surya
Mg-Stearat 2,97 Pengikat
Phenoxy etanol 0,16 Pengawet
Bahan Jumlah % Keterangan
9
F1 F210 F311 F4
Dimethycone 8,65 5 Pengikat
Shinju 100T White 11 Pewarna
Pearlite GBU 5 Penyamar
kerut
Flamenco Ultrasilk 2500 10 Penyamar
kerut
Lubrajel Oil 5 Pengikat/
Lubrikan
Cloisone Super Gold 6 Metalic
pigment
Fase pengikat emulsi
Mineral Oil (Parafin Liq) 2 Pengikat
fase minyak
Lanolin 3 Pengikat
fase lemak
Cetil Alkohol 4 Surfaktan
TEA-Lauryl sulfat 1 Surfaktan
Sodium Alginat 1 Pengikat
fase air
Alkohol 4 Humectants
Glycerol 2 Humectants
Air 82 Pelarut
Keterangan :
F1 : Formula dari SUNJIN Formulation.
F2 : Formula dari Ernest W. Flick
F3 : Formula dari Dow Cording
F4 : Formula Penulis

28
Pada formula ke satu sampai ke empat dapat dikategorikan sebagai bedak
ringan karena jumlah talkum sebagai basis relatif banyak, pengabsorben dan zat peng
–adstringennya lebih sedikit dibandingkan dengan bedak berat (untuk perbandingan
dalam Tabel 2.3.). Sehingga empat formula tersebut di atas dapat dikategorikan
sebagai bedak untuk kulit kering.
Selain itu dalam proses pembuatannya dari ke empat formula tersebut
terdapat perbedaan pada formula satu sampai tiga memungkinkan untuk dikempa
dalam kondisi kering dan lembab sedangkan formula empat memungkinkan untuk di
kempa secara lembab dan basah hal ini disebabkan karena perbedaan perbedaan tipe
pengikat. Pada formula satu dan tuga pengikatnya menggunakan dimetikon yang
merupakan tipe pengikat golongan minyak silikon. Kemudian pada formula ke dua
digunakan Lubrigel Oil yang merupakan tipe pengikat minyak. Sedangkan pada
formula ke empat digunakan pengikat tipe emulsi.

29
BAB IV
KESIMPULAN

Dari makalah ini ada beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Bedak secara umum diklasifikasikan berdasarkan bentuknya menjadi dua yaitu
bedak tabur dan bedak kompak.
2. Sedangkan berdasarkan penggunaan tipe kulit bedak diklasifikasikan menjadi
bedak tipe ringan untuk kulit kering, bedak normal untuk kulit normal, dan bedak
berat untuk tipe kult berminyak.
3. Dalam formulasi bedak untuk tipe kulit kering maka sebaiknya dipilih formula
dengan komposisi basis yang lebih banyak dan absorben serta adstringen yang
lebih sedikit.

30
Daftar Pustaka

1. Perdanakusuma, DS. Anatomi Fisiologi Kulit Dan Penyembuhan Luka.


Airlangga University School of Medicine. 2007.
Tersedia :http://www.fk.unair.ac.id/attachments/1705_ANATOMI
%20FISIOLOGI%20KULIT%20DAN%20PENYEMBUHAN%20LUKA
%20Agustus%202007.pdf. Diakses pada [8 April 2014].

2. Muliyawan, D. dan Suriana, N. A-Z Tentang Kosmetik. Penerbit PT Eleksmedia


Komputindo. Jakarta. 2002

3. Tranggono, RI, dan Latifah, F. Buku Pengantar Ilmu Pengetahuan Kosmetik.


PT. Gramedia. Jakarta. 2007.

4. Goeser, AL. Kulit, Rambut dan Kuku. Tersedia :


http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/kulit-rambut-kuku-goeser-
yohan.pdf. Diakses pada [8 April 2014]

5. Administrator. Satu Polesan Begitu Berarti .


Tersedia :http://www.chem.itb.ac.id/ index.php?
view=article&catid=1:news&id=44:bedak&format=pdf&option=com_content&l
ang=en. Diakses [8 April 2014].

6. Jonh. Poucher’s. Perfume’s, Cosmetics and Soap’s .Kluer Academic Publisher’s.


USA. 2000.

31
7. Aurel. Teknologi Kosmetik Bedak (Makalah).Tersedia :
http://pharmacyaurel.blogspot.com/2010/06/teknologi-kosmetik-bedak.html.
Diakses pada [10 April 2014].

8. ________. Formulation and Evaluation of Various Cosmetic And Dental.


Tersedi:http://pharmaquest.weebly.com/uploads/9/9/4/2/9942916/formulation__e
valuation_of_cosmetic_pdts.pdf. Diakses pada [08 April 2014]

9. ________. Moisturizing Pressed Powder. SUNJIN Formulation_SJF-1106 Ver.


1.0. 2011. Tersedia : http://sunjinchem.co.kr/eng/ cosmetics/cosmetics_
pdf5/%EC%88%98%EB%B6%84%EA%B0%90%20%EB%B0%8F%20%EB
%B3%B4%EC%8A%B5%EB%A0%A5%EC%9D%84%20%EC%9C%84%ED
%95%B4%20%ED%9E%88%EC%95%84%EB%A3%A8%EB%A1%A0%EC
%82%B0%EC%9D%84%20%EC%A0%81%EC%9A%A9%ED%95%9C
%20%ED%94%84%EB%A0%88%EC%8A%A4%20%ED%8C%8C%EC%9A
%B0%EB%8D%94%20%EC%B2%98%EB%B0%A9.pdf. Diakses [8 April
2014]

10. Flick, E W. Cosmetic & Toiletry Formulation 2nd Edition, Vol. 8. New York,
USA. Noyest Publication. 2001

11. _________. Pressed Powder: Cold Processing. Dow Corning Company. 2002.
Tersedia : http:// www. dowcorning. com/ content/ publishedlit/
FORMUL_00141.pdf. Diakses pada [11 April 2014].

32
33

Anda mungkin juga menyukai