Pokok-Pokok Pengaturan
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Jasa
Konstruksi
Agar diperoleh gambaran secara utuh tentang industri jasa konstruksi nasional dalam rangka
pengaturan pembinaan dan pengembangan usaha jasa konstruksi diperlukan suatu pendekatan
sistem untuk dapat mengenal hubungan saling keterkaitan dan saling ketergantungan baik antar
subsistem, di dalam sistem maupun di luar sistem
Subsistem terkait digambarkan secara lebih rinci pada gambar 2 sehingga dapat lebih
dikenali simpul-simpul interaksi sebagai dasar untuk mengenali permasalahan, perumusan
kebijakan pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri jasa konstruksi nasional.
Permasalahan dan keterkaitannya diuraikan pada gambar 3.
A. Hubungan dan Permasalahan Antarsimpul
• Asosiasi perusahaan
• Asosiasi profesi
• Sistem informasi
• Manajemen
• Alih teknologi
• Kerjasama pengusahaan
• Sistem informasi
• Sistem prakualifikasi
• Sistem pengadaan
• Persyaratan kontrak
• Pangsa pasar
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Sewa
• Sewa beli
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Alih teknologi
• Kerjasama pengusahaan
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Sewa
• Sewa beli
• Optimasi pemanfaatan depo-depo peralatan
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Sistem informasi
• Jenis Teknologi
• Sistem informasi
• Jenis teknologi
• Sistem informasi
Semua hal tersebut di atas diarahkan untuk mencapai tujuan jangka panjang tentang
pengembangan dunia usaha jasa konstruksi yakni peningkatan efisiensi dan efektifitas sumber daya
dalam pembangunan prasarana dan sarana fisik untuk menunjang pencapaian sasaran-sasaran
berbagai sektor pembangunan secara optimal, melalui peningkatan kemampuan profesional
kontraktor dan konsultan nasional.
Sebagai landasan hukum usaha jasa konstruksi selama ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perizinan perusahaan
- izin usaha
- Prakualifikasi
2. Pra pelaksanaan :
- prosedur pengadaan/pelelangan
- administrasi kontrak
3. Pelaksanaan :
- kinerja
- konsiliasi
Standar sistem itu bukan bersifat teknik spesifik, tetap merupakan aturan main, pola-pola sistem
dengan kriteria-kriteia tertentu.
Standar sistem yang dikenal dengan ISO 9000 terdiri atas enam seri, yaitu :
1. ISO 9000 adalah guidance untuk perusahaan yang memerlukan sertifikasi apakah akan
memiliki ISO 9001, ISO 9002, atau ISO 9003.
2. ISO 9001 adalah standar sistem untuk perusahaan yang kegiatannya bersifat menyeluruh
yakni sejak proses. sebelum produksi, proses produksi. sampai pada pelayanan konsumen
dengan purna jual. Sebagai cantoh untuk bidang jasa konstruksi adalah perusahaan
yangmelakukan disain, suatu Konstruksi (konsultan) dan kemudian membangunnya
(kontraktor) umumnya disebut sebagai perusahaan EPC (Engineering Prourecement
Construction).
3. ISO 9002 adalah standar sistem untuk perusahaan, yang kegiatannya dimulai pada
saat proses produksi saja, di bidang jasa konstruksi adalah kontraktor.
4. ISO 9003 adalah standar sistem untuk perusahaan yang tidak melakukan
perencanaan dan pelaksanaan tetapi hanya menerima, memeriksa, dan melakukan test.
6. ISO 8042 adalah seri yang berisi sejenis kamus guna membantu kita membaca ISO
yang lainnya.
Standar yang memerlukan sertifikasi hanya ISO 9001, ISO 9012 dan ISO 9003, sedangkan yang
lainnya adalah sebagai penuntun (guidance).
ISO 9000 memiliki kekuatan antara lain karena segala sesuatu yang dilakukan dalam, proses
kerja itu didokumentasikan, karena segala aktivitas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
(prosedural), maka banyak memiliki keuntungan sebab prosesnya ada dokumennya sehingga orang
dapat menelusuri kembali prosedur kerja.
ISO 9000 mempunyai badan, yang dapat melakukan sertifikasi secara internasional dengan
jalan melakukan suatu penilaian (assesment) terhadap prosedur yang diterapkan perusahaan dalam
mencapai produknva. Penilai (assesor) adalah perusahaan yang mempunyai wewenang untuk
merekomendasikan kepada badan ISO 9000.
Sertifikasi dikeluarkan oleh badan ini selama 3 tahun, perusahan yang telah mempunvai
sertifikat ISO harus memiliki mekanisme pemeriksaan secara intern yang disebut intenal Quallty
Audit (IQA). Tiap enam bulan badan sertifikasi akan melakukan pemeriksaan ulangan setiap 3 tahun
dilakukan lagi pemeriksaan menyeluruh untuk memperbaharui sertitikat yang sudah habis masa
berlakunya.