Anda di halaman 1dari 15

TUGAS # 1 SCADA

[Industri Gas Kimia]

SISTEM KONTROL REMOTE DAN TELEMETRI APLIKASI


SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION)
DI PT PGN (PERUSAHAAN GAS NEGARA)

Disusun oleh :

Fiqi Fatih Muhammad : C.431.18.0009


Kukrit Abi Wicaksono : C.431.18.0057

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga proposal ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Proposal ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah SCADA di Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Elektro Universitas Semarang (USM). Dalam penyusunan proposal ini,
tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari Dosen pengampu. Maka kami penulis
ucapkan rasa hormat dan banyak terima kasih.

Kami sangat berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan proposal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Maka
dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini.

Semarang, Juni 2021

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.2 PERUMUSAN MASALAH.............................................................................................4
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4
1.4 MANFAAT.......................................................................................................................4
1.5 BATASAN MASALAH...................................................................................................5
BAB 2 DASAR TEORI...................................................................................................................6
2.1 SISTEM SCADA..............................................................................................................6
2.2 [JUDUL PROPOSAL]......................................................................................................6
2.3 PROCESS FLOW DIAGRAM.........................................................................................6
2.4 PEMILIHAN MEDIA KOMUNIKASI............................................................................6
2.5 AKUISISI DATA / ALARM & EVENT MANAGEMENT............................................6
2.6 SISTEM MANAJEMEN DATABASE............................................................................6
2.7 ASPEK AVAILABILITY & RELIABILITY TERHADAP SINYAL DATA................6
2.8 ASPEK AVAILABILITY & RELIABILITY TERHADAP SUPLAI LISTRIK.............6
BAB 3 RANCANGAN SISTEM SCADA......................................................................................7
2.1 P&ID.................................................................................................................................7
2.2 CONTROL ARCHITECTURE........................................................................................7
2.3 SPESIFIKASI FIELD INSTRUMENT............................................................................7
2.4 SPESIFIKASI RTU / LOCAL CONTROLLER..............................................................7
2.5 SPESIFIKASI PLC / DCS................................................................................................7
2.6 WIRING / PENGKAWATAN DIAGRAM.....................................................................7
2.7 LOGIC DIAGRAM..........................................................................................................7
2.8 HMI...................................................................................................................................7
BAB 4 RENCANA KERJA IMPLEMENTASI..............................................................................8
2.1 DIAGRAM ALIR.............................................................................................................8
2.2 JADWAL KEGIATAN.....................................................................................................8
2.3 RENCANA ANGGARAN BIAYA (dikira-kira saja, asalkan masuk akal).....................8
2.4 KESIMPULAN.................................................................................................................8
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


.
SCADA (Singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem
kendali industry berbasis komputer yang berbasis komputer yang dipakai untuk pengontrolan
suatu proses, seperti : proses industri (manufaktur, pabrik, produksi, generator tenaga listrik),
proses infrastruktur ( penjernihan air minum dan distribusinya, pengolahan limbah, pipa gas dan
minyak, distribusinya, pengolahan limbah, pipa gas dan minyak, distribusi tenaga listrik, sistem
telekomunikasi yang kompleks, sistem peringatan dini dan sirine), proses fasilitas (gedung,
bandara, pelabuhan dan stasiun ruang angkasa). Beberapa contoh lain dari SCADA ini banyak
dijumpai di lapangan produksi minyak dan gas (Upstream), Jaringan Listrik Tegangan Tingi dan
Tegangan Menengah (Power Transmission and Distribution) dan beberapa aplikasi yang dipakai
untuk memonitor dan mengontrol areal produksi yang cukup luas. Suatu sistem SCADA
biasanya terdiri dari antarmuka manusia mesin (Human-Machine Interface), unit terminal jarak
jauh yang menghubungkan beberapa sensor pengukuran dalam proses-proses sebelumnya, sistem
pengawasan berbasis komputer untuk pengumpulan data, infrastruktur komunikasi yang
menghubungkan unit terminal jarak jauh dengan sistem pengawasan, dan PLC atau
Programmable Logic Controller. Pengaturan sistem tenaga listrik yang komplek, sangat
bergantung kepada SCADA. Tanpa adanya sistem SCADA, sistem tenaga listrik dapat
diibaratkan seperti seorang pilot membawa kendaraan tanpa adanya alat instrumen
dihadapannya. Pengaturan sistem tenaga listrik dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis.
Pada pengaturan secara manual, operator mengatur pembebanan pembangkit dengan melihat
status peralalatan listrik yang mungkin dioperasikan misalnya Circuit Breaker ( CB ), beban
suatu pembangkit, beban trafo, beban suatu transmisi atau kabel dan mengubah pembebanan
sesuai dengan frekuensi sitem tenaga listrik. Pengaturan secara otomatis dilakukan dengan
aplikasi Automatic Generating Control ( AGC ) atau Load Frequency Control ( LFC ) yang
mengatur pembebanan pembangkit berdasar setting yang dihitung terhadap simpangan frekuensi.
Kemudian pada papper berikut, akan dibahas bagaimana aplikasi SCADA pada PT Perusahaan
Gas Negara (PGN)..
1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk kondisi sekarang ini, masalah yang sedang
terjadi pada industry ini adalah :
1. Bagaimana sistem SCADA bekerja dalam industry gas
2. Memberikan kesimpulan dan solusi pada industri kedepannya tentang penggunaan
SCADA ini

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan proposal ini adalah:


1. Mempelajari bagaimana penggunaan SCADA di industri gas
2. Memahami perkembangan SCADA yang ada di industry gas

1.4 MANFAAT

Kegiatan pembuatan proposal ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi mahasiswa
maupun akademisi di lingkungan Universitas Semarang.Adapun hasil FEED yang diharapkan
adalah mahasiswa mampu merancang sistem SCADA pada Industri Gas Kimia yang memiliki
sistem antarmuka berbasis HMI pada plant.
1.5 BATASAN MASALAH

Proyek SCADA tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi ini sangat luas
cakupannya, oleh karena itu dalam proposal ini ini penulis membatasi permasalahan hanya pada
perancangan sistem SCADA Pembangkit Listrik Tenaga panas bumi dengan peralatan input-
outputnya adalah :

 Perancangan sitem antarmuka berbasis HMI sebagai penerapan sistem SCADA di PT PGN
( Perusahaan Gas Negara).
 Menguji keandalan dari sistem antarmuka berbasis HMI untuk sistem SCADA di PT PGN (
Perusahaan Gas Negara).
BAB 2 DASAR TEORI

2.1 SISTEM SCADA

SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang


mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri dari pengumpulan informasi,
mentransfer kembali ke pusat kendali, melakukan analisis yang diperlukan dan kontrol, dan
kemudian menampilkan data ini pada sejumlah operator display. SCADA digunakan untuk
memantau dan mengendalikan pabrik atau peralatan. Kontrol mungkin dapat otomatis atau dapat
dimulai dengan perintah Operator.
Telemetri biasanya dikaitkan dengan sistem SCADA. Ini adalah teknik yang
digunakan dalam transmisi dan menerima informasi atau data melalui media. Informasi dapat
berupa pengukuran, seperti tegangan, kecepatan atau aliran. Data-data tersebut dikirimkan ke
lokasi lain melalui media seperti kabel, telepon atau radio. Informasi dapat berasal dari berbagai
lokasi. Sebuah cara menangani tempat-tempat yang berbeda yang tergabung dalam sistem. Data
akuisisi mengacu pada metode yang digunakan untuk mengakses dan mengontrol informasi atau
data dari peralatan yang dikendalikan dan dipantau. Data tersebut kemudian diakses diteruskan
ke sistem telemetri siap untuk transfer ke tempat yang berbeda. Itu dapat berupa informasi
analog dan digital yang dikumpulkan oleh sensor, seperti flowmeter, ammeter, dll juga dapat
menjadi data untuk mengontrol peralatan seperti aktuator, relay, valve, motor, dll. Mirip dengan
sistem SCADA adalah Distributed Control System (DCS).
DCS biasanya digunakan di pabrik-pabrik dan terletak di dalam daerah yang lebih
terbatas. Menggunakan media komunikasi berkecepatan tinggi, seperti jaringan area lokal
(LAN). Sebuah jumlah yang signifikan dari kontrol loop tertutup hadir pada sistem SCADA
system meliputi daerah yang besar (secara geography). Ini mungkin mengandalkan berbagai link
komunikasi seperti radio dan telepon. Kontrol loop tertutup bukan merupakan prioritas utama
dalam sistem ini. Sistem pemantauan dan kontrol industri biasanya terdiri dari sebuah host pusat
atau master (biasa dinamakan sebagai master station, master terminal unit atau MTU), satu atau
lebih unit-unit pengumpul dan kontrol data lapangan (biasa dinamakan remote stattion, remoter
terminal unit atau RTU) dan sekumpulan perangkat lunak standar maupun customized yang
digunakan untuk memantau dan mengontrol elemen-elemen data-data di lapangan. Sebagian
besar sistem SCADA banyak memiliki karakteristik kontrol kalang-terbuka (open-loop) dan
banyak menggunakan komunikasi jarak jauh, walaupun demikian ada beberapa elemen
merupakan kontrol kalang-tertutup (closed-loop) dan/atau menggunakan komunikasi jarak dekat.
Sistem yang mirip dengan sistem SCADA juga bisa kita jumpai di beberapa pabrik proses,
perawatan dan lain-lain. Sistem ini dinamakan DCS (Distributed Control Systems). DCS
memiliki fungsi yang mirip dengan SCADA, tetapi unit pengumpul dan pengontrol data biasanya
ditempatkan pada beberapa area terbatas. Komunikasinya bisa menggunakan jaringan lokal
(LAN), handal dan berkecepatan tinggi

2.2 SISTEM KONTROL REMOTE DAN TELEMETRI APLIKASI SCADA


(SUPERVISORY CONTROL AND DATA ACQUISITION) DI PT PGN (PERUSAHAAN
GAS NEGARA)

Perusahaan Gas Negara (PGN) adalah perusahaan nasional Indonesia terbesar di bidang
transportasi dan distribusi gas bumi yang berperan besar dalam pemenuhan gas bumi domestik.
Kami telah bertransformasi menjadi perusahaan yang berdedikasi pada satu tujuan : Memberikan
keahliannya, energi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia secara jangka panjang. PGN secara berkesinabungan mengintegrasikan rantai bisnis
gas bumi dari hulu sampai hilir demi melayani masyarakat. Sebagai salah satu sumber energi
alternative, Gas mengalami peningkatan penggunaan yang sangat signifikan beberapa tahun
belakangan ini. Saat ini ada banyak perusahaan penyedia gas yang sudah berdiri beberapa puluh
tahun di Indonesia dengan beragam produk seperti Gas Alam (Natural Gas), LNG (Liquid
Natural Gas), CNG (Compressed Natural Gas), dan LPG (Liquified Petroleum Gas). PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. atau yang sering dikenal dengan ‘PGN’ (dengan logo
perusahaan seperti pada Gambar 2.1) merupakan salah satu penyedia jasa transmisi dan distribusi
gas yang telah berdiri sejak tahun 1965 dan insting di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 1963
dengan kode PGAS. Perusahaan ini terus meningkatkan layanan bagi pelanggan gas alam dengan
membangun jaringan yang tersebar luas di Indonesia melalui moda transportasi pipa. PT PGN
juga menyuplai gas bumi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi milik PT PLB dan
pembangkit listrik untuk industri swasta. Dalam pembangkitan energi listrik, gas bumi
menghasilkan emisi yang lebih rendah dan dapat menghemati biaya hingga triliunan rupiah.
Jaringan transmisi dan distribusi yang luas menuntut agar PGN membagi wilayah kerjanya
menjadi beberapa perusahaan (Seperti Transgasindo, PGN COM, PGN SOLUTION, Nusantara
Regas, PGN SAKA, PGN GAGAS) dan SBU (Strategic Business Unit) agar pelayanan kepada
pelanggan eksternal dapat dilakukan secara maksimal. Adapun pembagian wilayahnya terdiri
atas SBU Distiribusi Wilayah I, SBU Distiribusi Wilayah II, SBU Distiribusi Wilayah III, dan
SBU Transmisi. Tiap-tiap unit usaha dan anak perusahaan merupakan unit bisnis yang
berorientasi laba dan saling mendukung satu sama lain untuk mendukung pendapatan korporasi
secara umum. SBU Distiribusi Wilayah I merupakan SBU yang paling luas cakupan wilayahnya
yakni dari Jawa Barat ssmpai dengan Sumatra Selatan, yang meliputi penjualan dan layanan area
Banten, Jakarta-Bogor, Bekasi-Karawang, dan Palembang. Pada tahun 29 SBU I menyalurkan
gas sebanyak 561 mmscfd (million metric standard cubic feet per day) yang meningkat menjadi
578 mmscfd pada tahun 2010. Jumlah tersebut merupakan 70% dari volume distribusi PGN
secara keseluruhan. Pada tahun 2010 jumlah pelanggan PGN adalah 88.134 yang terdiri dari
97% pelanggan rumah tangga dan 3% pelanggan komersial dan industri. Namun dari sisi
volume, pelanggan industri menyerap sekitar 9% dari total volume, pelanggan industri menyerap
sekitar 98% dari total volume yang tersedia, sedangkan sisanya, yakni sekitar 2% diserap oleh
pelanggan rumah tangga dan komersial. Perusahaan jumlah pelanggan paling banyak terjadi di
SBU Distribusi Wilayah I yakni dari 55.291 pelanggan pada tahun 2009 menjadi 56.789
pelanggan pada tahun 2010

2.3 PROCESS FLOW DIAGRAM

2.4 PEMILIHAN MEDIA KOMUNIKASI

Media komunikasi sistem SCADA dalam penyaluran listrik, tentu  pemilihan jenis media
transmisi data juga penting. Dari banyak jenis dan   produk media seperti kabel optik, kabel
tembaga (pilot cable), radio RFseluler hingga satelit. saya cenderung memilih kabel optik dan
radio sebagai  jenis yang harus ditumbuh kembangkan. kabel optik punya keunggulan dalam hal
kapasitas dan kecepatan data, dengan memanfaatkan prinsip pantulan sempurna dan kecepatan
cahaya. Data digital dari device pengirim dikonfersi menjadi gelombang radiasi cahaya yang
merambat dalam kabel yang terbentuk sedemikian rupa dari serbuk kaca. Menghasilkan pantulan
sempurna dalam kabel tersebut dalam kecepatan cahaya kemudian sampai di tujuan data diubah
lagi ke dalam bentuk digital, dan siap untuk dibaca dan diproses oleh oleh device  penerima.

Gambar Media Komunikasi yang digunakan pada PT PGN

Jaringan Transmisi yang digunakan PT PGN adalah Fiber Optic, GPRS (General Packet
Radio Service), VSAT (Very Small Aperture Terminal). Pada sistem SCADA, Communication
System sangat diperlukan, kecepatan pengiriman data sangat diperhatikan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Saat ini PT PGN wilayah SBU I (Sumatera – Batam – Pemping –
Border Liner atau 49 Km) menggunakan media transfer data berupa kabel fiber optic yang
dipasang sepanjang jalur pipa, selain untuk keperluan sendiri, jaringan internet serat optic ini
juga dikomersilkan dan dikelola oleh PGNCOM. Sedangkan untuk SBU wilayah lain masih
menggunakan jaringan GPRS dan VSAT pada setiap RTU-nya. Untuk suplai listrik ke stasiun
offtake, PR PGN menggunakan listrik dari PT PLN, sedangkan untuk RTU, suplailistrik didapat
dari panel surya. Adapun standar komunikasi serial transmisi yang digunakan, yaitu RS232 dan
RS485. RS232 adalah suatu transmisi data antar dua peralatan elektronik. RS232 dibuat pada
tahun 1962 oleh Electronic Industry Association dan Telecommunication Industry Association
da nada dua hal pokok yang diatur oleh RS232 , yaitu bentuk sinyal dan level tegangan yang
dipakai. Sedangkan RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun
1983 dimana dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup jauh
yaitu 1,2 Km. Berbeda dengan komunikasi serial RS232 yang mampu berhubungan secara one to
one, maka komunikasi RS485 selain dapat digunakan untuk komunikasi multidrop yaitu
berhubungan secara one to many dengan jarak yang jauh teknik ini juga dapat digunakan untuk
menghubungkan 32 unit beban sekaligus hanya dengan menggunakan dua buah kabel saja tanpa
memerlukan referensi ground yang sama antara unit yang satu dengan unit lainnya.

Gambar Kunci Karakteristik Dari RS-232 dan RS 485

2.5 AKUISISI DATA / ALARM & EVENT MANAGEMENT

Gambar AMR(Automatic Meter Reading)

Data Acquisition atau akuisisi data pada PT PGN yang berupa AMR (Automatic Meter
Reading) untuk pembacaan penggunaan gas pada pelanggan dan sensor tekanan yaitu PSDV
(Pressure Shutdown Valve ), PIT (Pressure Inlet Transmitter) dan PCV (Pressure Control Valve).
AMR (Automatic Meter Reading) adalah teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis.
Umumnya, pembacaan dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan media komunikasi.
Parameter yang dibaca pada umumnya terdiri dari Stand, Max Demand (penggunaan tertinggi),
Instantaneous, Load Profile (load survey) dan Event (SMILE). Parameter-parameter tersebut
sebelumnya didefinisikan terlebih dahulu di meter elekronik, agar meter dapat menyimpan data-
data sesuai dengan yang diinginkan. .
PSDV (Pressure Shutdown Valve) berfungsi untuk memblok aliran gas jika terjadi over
pressure sesuai dengan set point yang di setting, selain itu berfungsi untuk mengamankan system
yang ada dibelakangnya. Dilengkapi degnan sistem manual pneumatic dan hidraulik.
PCV (Pressure Control Valve) berfungsi untuk mengatur tekanan outlet. Dilengkapi
dengan sistem manual dan auto, juga dengan hand wheel untuk membuka valve secara manual
mekanik.

Gambar PSDV (Pressure Shutdown Valve ), PIT (Pressure Inlet Transmitter)


dan PCV (Pressure Control Valve).

2.6 SISTEM MANAJEMEN DATABASE

Data yang di buat dalam database digunakan sebagai inisialisasi awal dalam proses
pembuatan manajemen sistem. Dapat dianalogikan bahwa tabel tersebut adalah tempat
dimana data yang akan disimpan. Sedangkan proses pengaksesan, dan manipulasi data
melalui interface CX-Supervisor. Perancangan basis data yang akan digunakan dalam sistem
database aplikasi sistem SCADA pada plant electrical management system. Dalam
Manajemen data diperlukan tempat penyimpanan data yang membutuhkan ruang cukup
dalam implementasi pengambilan data pata RTU sehingga membutuhkan web server yang
mengatur bagaimana data disimpan dan diambil. Fungsi dasar database dijalankan oleh
database engine. Menggunakan aplikasi Microsoft Jet dan Microsoft SQL Server 6.5.

2.7 ASPEK AVAILABILITY & RELIABILITY TERHADAP SINYAL DATA

Keamanan Jaringan Komputer adalah proses untuk mencegah dan


mengidentifikasi penggunaan yang tidak sah dari jaringan komputer. Langkah-langkah
pencegahan membantu menghentikan pengguna yang tidak sah yang disebut “penyusup” untuk
mengakses setiap bagian dari sistem jaringan komputer .
Tujuan Keamanan Jaringan Komputer :
1. Availability / Ketersediaan
User yg mempunyai hak akses / authorized users diberi akses tepat waktu dan
tidak terkendala apapun .
2. Reliability / Kehandalan
Object tetap orisinil, tidak diragukan keasliannya, tidak dimodifikasi dalam
perjalanannya dari sumber menuju penerimanya.
3. Confidentiality / Kerahasiaan
Object tidak dibocorkan kepada subject yang tidak seharusnya berhak terhadap
object tersebut.
Keamanan Jaringan yang di gunakan :
• Privacy / Confidentiality
Inti utama aspek privacy atau confidentiality adalah usaha untuk menjaga informasi dari orang
yang tidak berhak mengakses. Privacy lebih kearah data-data yang sifatnya privat sedangkan
confidentiality biasanya berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan
tertentu (misalnya sebagai bagian dari pendaftaran sebuah servis) dan hanya diperbolehkan untuk
keperluan tertentu tersebut.

• Authentication
Aspek ini berhubungan dengan metode untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli,
orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud, atau
server yang kita hubungi adalah betul-betul server yang asli.
• Availability
Aspek availability atau ketersediaan berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika
dibutuhkan. Sistem informasi yang diserang atau dijebol dapat menghambat atau meniadakan
akses ke informasi.

Jaringan Komunikasi mengacu pada peralatan komunikasi yang diperlukan untuk


mentransfer data ke dan dari lokasi yang berbeda. Media yang digunakan dapat berupa kabel,
telepon atau radio. Penggunaan kabel biasanya dilakukan di dalam  pabrik. Hal ini tidak praktis
untuk sistem yang mencakup wilayah geografis yang luas karena biaya kabel tinggi, saluran
dan tenaga kerja yang luas untuk menginstalnya.

Penggunaan saluran telepon (misalnya leased atau dial-up) merupakan solusi murah
untuk sistem dengan cakupan yang besar. Leased line digunakan untuk sistem on-line yang
membutuhkan koneksi dengan stasiun terpencil. Ini mahal karena satu saluran telepon akan
dibutuhkan per lokasi. Selain lease line lebih mahal daripada saluran telepon biasa. Dial-up
lines dapat digunakan pada sistem yang membutuhkan update secara berkala (misalnya, update
per jam). Saluran telepon di sini biasa dapat digunakan. Host station dapat menghubungi nomor
tertentu dari sebuah situs remote untuk mendapatkan pembacaan dan mengirim perintah. Situs
remote biasanya tidak dapat diakses oleh saluran telepon. Penggunaan radio menawarkan solusi
ekonomis. Modem radio digunakan untuk menghubungkan situs remote ke host. Sebuah
operasi on-line juga dapat diterapkan pada sistem radio. Untuk lokasi di mana link radio
langsung tidak dapat dibuat, repeater radio digunakan untuk menghubungkan lokasi lokasi
tersebut.

• Access Control
Aspek ini berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi. Hal ini biasanya
berhubungan dengan klasifikasi data (public, private, confidential, top secret) & user (guest,
admin, top manager, dsb.), mekanisme authentication dan juga privacy.

B. Aspek Reliability
Pada ketahanan sinyal data di sistem Scada SISTEM KONTROL REMOTE
DAN TELEMETRI APLIKASI SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA
ACQUISITION) DI PT PGN (PERUSAHAAN GAS NEGARA) ini sangat mengandalkan
beberapa aspek, seperti menggunakan kabel fiber optic yang mengandalkan kecepatan
transfer rate sinyal data dari sensor / actuator dilapangan di transmisikan ke rtu dan akan
diteruskan menuju PLC serta ditampilkan di HMI. Karena menggunakan serat optic
(kaca) dalam proses transimisnya menghasilkan kecepatan yang tinggi sehingga data
yang di dapat secara real time seperti yang terjadi dilapangan. Tetapi ada beberapa aspek
kekurangan dalam penggunaan kabel fiber optic ini yaitu yang pertama medan tanah yang
harus stabil dan terhindar dari retakan tanah dan gangguan eksternal lainnya karena dapat
merusak kabel serta transmisi data jika kabel fiber optic tersebut putus.

Sedangkan jika menggunakan wireless atau pun gps sangat mengandalkan


provider yang digunakan karena sinyal yang stabil dapat mempertahankan pengiriman
data dari sensor / actuator dilapangan kemudian di transmisikan ke RTU kemudian
diteruskan ke PLC yang nantinya akan ditampilkan di HMI . Jika wilayah tersebut
memiliki ketahanan sinyal yang buruk, maka harus di bangun sebuah tower sinyal
sebagai repeater sinyal sehingga dapat memperkuat sinyal wireless atau gps dalam
transmisi data di lapangan.

2.8 ASPEK AVAILABILITY & RELIABILITY TERHADAP SUPLAI LISTRIK

A. Aspek Availability
Ketersediaan suplai listrik pada Scada SISTEM KONTROL REMOTE DAN
TELEMETRI APLIKASI SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND DATA
ACQUISITION) DI PT PGN (PERUSAHAAN GAS NEGARA) tidak diragukan lagi
karena suplai nya selalu tersedia dikarenakan proses konversi panas bumi menjadi
energi listrik berlangsung selama 24 jam sehingga suplai listrik yang digunakan
oleh Scada akan selalu terjamin ketersediaannya. Dan akan sangat jarang terjadi
gangguan suplai listrik seperti hilang daya, drop tegangan dan konsleting listrik.
B.Aspek Realiability
Pada aspek ini Suplai Listrik yang didapat pada Scada SISTEM KONTROL
REMOTE DAN TELEMETRI APLIKASI SCADA (SUPERVISORY CONTROL AND
DATA ACQUISITION) DI PT PGN (PERUSAHAAN GAS NEGARA) sangat bisa
diandalkan kekuatannya karena diambil langsung dari pembangkit panas bumi nya,
sehingga suplai akan selalu terjaga ke stabilannya. Disuplai dari Trafo Distribusi yang
meskipun memiliki jarak yang jauh dari peralatan yang disupali, tetapi tetap maksimal
dikarenakan menggunakan kabel urat tunggal berdiameter 4mm dengan kemampuan
hantar arus sebesar 34A.

Anda mungkin juga menyukai