BAB I
PENDAHULUAN
dengan teknologi yang moderen dan sedang gencar dikembangkan di PLN untuk
sebagai tempat pengolahan data yang terpusat. Sistem SCADA ini harus mampu
melakukan fungsi-fungsi tersebut secara kontinu dan pada peralatan yang secara
geografis terletak jauh dari pusat sistem. Dalam prosesnya, sebuah sistem SCADA
terdiri dari Master Station, media komunikasi, dan Remote Terminal Unit. Tanpa
ketiga bagian utama ini, sistem scada tidak berfungsi utuh, disamping beberapa
lamanya waktu penanganan gangguan atau biasa disebut dengan SAIDI (System
merupakan tugas pokok untuk membuat durasi gangguan yang terjadi sesingkat
mungkin karena segala informasi data distribusi berasal dari sini. SCADA sebagai
teknologi yang handal dituntut untuk menopang dan membantu kinerja operasi
distribusi agar gangguan dapat diatasi dengan cepat, aman dan meminimalisir
pekerja untuk datang ke lapangan dan mengatasi gangguan secara real time
proteksi. Apabila terdapat suatu gangguan maka relay proteksi akan memberi
input kepada annunciator pada kubikel lewat PLC untuk mengeluarkan alarm
buzzer dan indikasi lampu. Apabila annunciator sudah bekerja maka otomatis
akan terjadi interlock pada PMT dan alarm akan terus berbunyi. Oleh sebab itu,
dibutuhkan reset annunciator agar indikasi alarm mati dan PMT pada kubikel
dapat dinormalkan kembali. Selain itu, akan terjadi penumpukan status gangguan
yang lama dengan gangguan yang baru pada HMI (Human Machine Interface)
apabila annunciator belum direset. Hal ini dapat menyulitkan petugas Dispatcher
Operasional Prosedur) yang berlaku saat ini, untuk penormalan gangguan pada
Saat ini, kubikel dengan annunciator yang terhubung dengan PLC mempunyai
tiga tombol yang harus ditekan secara berurutan; yaitu ‘Silence, Acknowledge, dan
Reset’ sehingga untuk reset panel pada HMI harus dilakukan dengan tiga kali
dilakukan dari HMI dan dilakukan hanya dengan sekali tekan untuk pengefektifan
2
kinerja dari sisi operasi. Melihat dan menimbang kebutuhan kecepatan pada
sistem operasi distribusi, diperlukan suatu terobosan dan inovasi pada sisi
SCADA agar hal tersebut dapat tercapai. Mengingat keadaan I/O pada SCADA
bagaimana pemanfaatan dari alat Sequencer Module sebagai alat bantu kontrol
1. Sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar Ahli Madya dan
Diponegoro.
masalah yang ada di PT. PLN (Persero) APD Jateng & DIY.
3. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru didunia kerja yang tidak kita
5. Mempraktekan dan mengembangkan ilmu yang telah kita dapat saat kuliah.
3
Manfaat Kerja Praktek
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman nyata tentang dunia kerja dan cara kerja di PT.
yang sesungguhnya.
komponennya.
a. Menjalin kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan PT. PLN
mengembangkan pendidikan.
sesungguhnya.
pendidikan.
4
c. Mengenalkan perusahaan kepada masyarakat melalui kerjasama antara
yang dimulai dari tanggal 19 Januari 2014 sampai dengan 19 April 2014 di PT.
direset.
2. Karena keterbatasan jumlah Digital Output (DO) pada I/O Logik sehingga
5
1.5 METODE PENGUMPULAN DATA
1. Cara Langsung
a. Observasi
annunciator.
b. Interview
Metode ini mencakup wawancara atau tanya jawab secara langsung dan
bidangnya.
dan memilih data yang didapatkan dari PT PLN (Persero) APD Semarang
BAB I : PENDAHULUAN
6
permasalahan, metode pengumpulan data, serta sistematika
penulisan laporan.
SCADA.
Sequencer Module.
7
BAB V : PENUTUP